Sudah dua hari ini Saskia melihat perubahan pada sikap dan tingkah laku Airin anaknya. Saskia merasa heran atas perubahan sikap Airin. Akhirnya Saskia minta bantuan Pandu untuk menanyakan perubahan sikap Airin. Siang hari saat makan siang Saskia meminta Pandu untuk menjemput Airin kesekolahnya. Baik Airin dan Saskia tidak akan heran jika Pandu menjemput Airin kesekolahnya. Airin akan senang hati mengikuti pamannya itu.Karena sudah pasti akan banyak jajan dan hadiah yang Pandu berikan.
"Airin ,om lihat Airin kurang bersemangat,Ai sakit ya?" tanya Pandu ber basa basi.
"Ai nggak sakit om,tapi Ai kecewa sama ayah".
"Oh ya? memangnya ayah Ai kenapa?"
"Om mau janji ? tidak akan bilang sama bunda?"
"Memangnya ada apa Ai?"
"Ai kecewa sama ayah om. Waktu hari Jum'at kemaren,saat kami semua pergi ke taman di alun - alun,Ai melihat ayah lagi jalan bersama seorang tante - tante.Ai jadi sedih om,Ai kecewa,Ai jadi kasihan sama bunda", Airin terisak dan memeluk Pandu.
"Kalau sekiranya Ai dibawa bunda pindah dan pisah sama ayah,Ai mau?"tanya Pandu hati - hati.
"Kalau bunda mau,Ai nggak mau bilang lagi kasihan ayah".
"Om kan punya rumah baru, Ai mau tinggal disana?"
"Ayah tau nggak rumah baru om Pandu?"
"Ayah Ai tidak tahu rumah baru om. Kalau Ai mau,nanti om Pandu bilang ke bunda kalau Ai mau tinggal dirumah baru om,bagai mana?"
"Tapi .. om jangan sampaikan ke bunda ya,kalau Ai melihat ayah sama perempuan lain" Airin ragu - ragu
" Beres,yang paling penting Ai merasa nyaman tinggal disana.Oh ya rumahnya sebelah rumah aunty Dinda ".
Saskia termangu saat mendengar cerita Pandu tentang perubahan sikap Airin putrinya. Dia tidak menyangka jika putrinya itu bisa menjadi dewasa sebelum waktunya. Saskia dapat merasakan bagaimana rasa kecewa Airin atas perbuatan ayahnya yang telah dilihatnya tanpa sepengetahuan siapapun.Miris sekali memang,anak sekecil itu harus merasakan kekecewaan karena perbuatan ayahnya.
"Pandu,sepertinya aku harus menerima tawaran yang kamu berikan pada Airin. Kami akan menempati rumah baru yang kamu katakan pada Airin. Kasihan Airin yang harus kecewa dan malu karena perbuatan ayahnya. Nanti kamu bantu aku untuk memindahkan Airin kesekolah lain yang dekat dengan rumahmu itu".
"Oke,nanti aku akan minta bantuan Dinda.Kebetulan saat ini Dinda sudah mulai ikut dalam pengelolaan sekolah yang didirikan mama sama teman - temannya itu. Kalau untuk kepindahan kalian nanti kamu dan Airin tidak perlu membawa banyak barang,cukup bawa barang - barang pribadi kalian saja.Karena rumah itu sudah lengkap isinya".
"Sekali lagi terima kasih Pandu. Aku tidak tahu dengan cara apa harus membalas kebaikan kamu pada ku".
"Ya ampun Kiaaaaa,kita ini saudara .Kurasa kamu masih ingat akan hal itu.Jika kamu sudah melupakannya maka aku akan mengingatkannya kembali untuk mu. Aku dan kamu terlahir dari keluarga Wijaya,nah ayahmu dan papaku adalah dua orang saudara kandung dan didunia ini mereka hanya dua bersaudara. Kemudian kamu adalah anak tunggal dari ayah Surya dan aku mempunyai satu orang adik yang boleh dibilang sebaya dengan kamu yang saat ini lebih suka menetap di kampung orang ketimbang dikampung sendiri ikut membantu usaha Wijaya . Kurasa sampai sini kamu paham kan?".
"Ha ha ha ha,maaf ya kalau aku sering melupakan hal itu. Kurasa karena kita selalu berada dalam satu wilayah kerja,jadinya kamu tetap sebagai tuan muda yang baik hati".
"Berhenti menyebutku tuan muda Kia.Aku eneg dengan sebutanmu itu yang sedari dulu sudah kamu sebutkan".
Dua hari setelah perbincangan Pandu dan Saskia,akhirnya Saskia dan Airin pindah kerumah baru Pandu.Tak ada drama yang Saskia dapati ketika ia meminta Airin untuk mempersiapkan barang - barang yang akan mereka bawa. Alan sendiri sudah empat hari tidak pulang kerumah. Dia hanya menyampaikan pesan pada Saskia jika ia ada tugas diluar daerah selama satu minggu. Dan Pandu sudah mencari informasi ke tempat Alan bekerja bahwa dia tidak sedang tugas diluar daerah.
Airin sangat senang berada dirimah barunya.Terlihat dia begitu nyaman menempati rumah itu.
"Bunda.kita tinggal disini hanya berdua kan? Maksud Ai ayah tidak akan tinggal disini kan bunda?"
Saskia menatap putrinya dengan tatapan yang sulit diartikan,sebagai jawaban dia hanya mengangguk kan kepalanya saja. Hal itu saja sudah membuat Airin merasa senang.
Alan kembali kerumahnya setelah empat hari lamanya dia tidak pulang keerumah. Saat memasuki rumahnya Alan merasa heran karena dia tidak menjumpai Saskia dan Airin.Rumah terasa sunyi dan Alan mencoba mencari mereka ke seluruh ruangan dirimahnya.Tetapi Saskia dan Airin tetap ditemukan.Alan mengecek handphone nya melihat pesan dari Saskia,lagi - lagi Alan kecewa karena tidak ada satu pesan pun yang diterima Alan.
"Kia dan Airin kemana ya?"batin Alan. Karena tidak biasanya Saskia seperti ini.Selama ini Alan merasa bebas pergi meninggalkan Saskia dan Airin dengan alasan tugas diluar daerah,yang sebenarnya adalah Alan tinggal bersama perempuan selingkuhannya diluar kota. Jika harus bekerja maka Alan akan melaju dari tempat tinggal selingkuhannya itu. Selama ini Saskia tahu akan tingkah laku Alan yang kerap menjual nama kantor untuk kesenangannya. Saskia hanya diam karena tidak ingin Airin tahu seperti apa ayahnya.
"Apa mereka sudah tahu kalau selama ini aku selalu membohongi mereka? Atau jangan - jangan Kia dan Airin sudah pernah berjumpa dengan ku tanpa sepengetahuanku? Akhhhhhhh ,kenapa jadi seperti ini? Lalu bagaimana aku akan mempertanggung jawabkan semuanya pada mertuaku jika Saskia sudah melihatku bersama perempuan lain? " batin Alan.
Saat ini Alan benar - benar bingung dengan perubahan Saskia dan Airin. Perlahan tapi pasti kehancuran akan segera berjalan kearah Alan mulai saat ini.
Sudah hampir satu bulan Alan tidak mendapat kabar dan bertemu dengan Saskia dan Airin putrinya. Saat ini Alan benar - benar putus asa.Dan sudah hampir satu bulan ini juga Alan tidak pernah mengunjungi Monika perempuan selingkuhannya itu. Alan juga memblokir nomor kontak Monika untuk saat ini karena Alan belum siap kehilangan Saskia dan Airin. Berulang kali juga Monika menghubungi Alan dengan menggunakan nomor telepon yang lain,tapi usaha Monika tetap sia - sia karena Alan tidak mau menerima panggilan dari Monika. Dan bukan Monika namanya jika ia hanya diam saja dengan perlakuan Alan yang mendiamkannya. Monika nekat datang ke kantornya Alan,walaupun sebatas menunggu di luar gerbang kantor. Beberapa teman Alan terheran - heran melihat penampilan Monika yang terlihat sangat mencolok.Bahkan para karyawan laki - laki terlihat ngeri melihat penampilan Monika."Siapa sih perempuan itu?"tanya seorang satpam yang lagi jaga di pos satpam."Aku belum pernah melihatnya sebelum ini"jawab temannya
Saskia dan Pandu serta Indra masih membahas tentang rekaman video yang dikirim Indra pada Pandu. Saskia merasa berterima kasih sekali pada Indra dan juga Pandu situan muda sepupunya itu. Bukti rekaman itu sudah dipindahkan Pandu ke sebuah flashdisk yang akan digunakan sebagai bukti perselingkuhan Alan dan Monika jika Saskia akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. "Kia,sebaiknya kamu hubungi ayah dan bunda dahulu sebelum kamu menggugat cerai Alan.Biar bagaimanapun juga mereka harus tahu persoalan yang tengah kamu hadapi. Yang lebih baik lagi jika kita mengundang kedua orang tua Alan,agar mereka juga mengerti sudah sejauh mana kelakuan anak mereka",saran Pandu."Oh ya pak Pandu,nanti biar anggota kita saja yang menjemput orang tua Alan,biar mereka tidak banyak drama'ucap Indra tiba - tiba. Bukan tanpa alasa Indra berucap seperti itu,karena selama ini Indra selalu mengikuti kemana Pandu pergi termasuk untuk urusan rumah tangga Saskia. Sedikit banyaknya Indra mengetahui latar belaka
Tiga bulan telah berlalu. Hari ini Saskia sudah mantap untuk menggugat Alan ke pengadilan agama. Ya Saskia menggugat cerai Alan karena kasus perselingkuhan. Sebelum melangkah Saskia terlebih dahulu berbicara dengan Airin putinya juga kedua orang tuanya beserta seluruh keluarganya. Semua keluarga mendukung Saskia untuk berpisah dengan Alan,karena rumah tangga mereka sudah tidak sehat lagi di mata keluarganya.Dan ini bukan tanpa sebab,sudah banyak bukti - bukti yang memperlihatkan perselingkuhan Alan,terlebih lagi Airin juga pernah melihat ayahnya jalan bersama perempuan lain. Airin terluka sampai - sampai dia tidak ingin bertemu dengan ayahnya lagi. Bahkan menurut laporan Dinda,disekolah Aira juga sering sekali terlihat murung dan menyendiri tidak ingin bermain bersama teman - temannya. Hal ini membuat Saskia merasa sedih dan terpukul."Kia,apakah semua berkas - berkas sudah kamu kumpulkan? agar bisa segera diserahkan pada pak Nyoman pengacara kita" tanya Pandu pada Saskia begitu melih
Dua minggu setelah Saskia mendaftaran gugatan perceraiannya,saat ini dia sudah berada di pengadilan agama untuk mengikuti agenda sidang pertama perceraiannya. Saskia hanya didampingi oleh pengacara keluarga mereka pak Nyoman,sementara Alan sendiri belum kelihatan datang. Sampai sidang akan dimulai Alan belum juga datang ke ruang tunggu pengadilan. Saskia sudah merasa mantap dengan keputusannya untuk berpisah dengan Alan.Bagi Saskia cukup sudah selama sebelas tahun membina rumah tangga bersama Alan,tetapi Alan tidak pernah mau berusaha merubah sikapnya. Sejujurnya jika ditanya bagaimana perasaaan Saskia tentu saja Saskia akan menjawab sedih dan kecewa. Menurut Saskia hanya dia yang setengah mati mempertahankan rumah tangga mereka sementara Alan tetap sibuk dengan dunianya. Andai Monika tidak dalam kondisi hamil,sudah pasti Alan akan meninggalkannya dan mencari mangsa yang baru. Alan sudah masuk dalam jerat Monika tanpa dia sadari, Monika pintar memasang jeratnya hingga Alan tidak bis
"Ai,kamu kesekolah sama siapa?"tanya Putri yang pagi ini singgah kerumah Saskia saat akan berangkat ke kantor."Ai berangkat sendiri aunty,karena bunda akan pergi kan bersama aunty,dan arah tujuan kita berlainan"."Kalau begitu aunty minta tolong om Indra aja ya,biar dia yang antar dan jemput Ai hari ini"."Wah... padahal tadi Ai sudah telepon om Pandu buat antar Ai kesekolah"."Ya sudah,berangkatnya sama om Pandu,terus nanti pulangnya dijemput om Indra ya!.Jangan lupa pulangnya kerumah oma atau kerumah eyang"."Ai kerumah eyang aja,karena eyang janji mau buat kue nastar hari ini,jadi Ai mau belajar sekalian". Saat lagi asik berbincang bersama Putri ,Saskia keluar dari kamar dan langsung memeriksa barang bawaan Airin. Setelah dirasa cukup Saskia membawa tas Airin ke depan dan diletakkan di kursi yang ada diteras depan."Bunda Ai berengkat,om juragan muda sudah datang"ucap Airin setengah berbisik. Saskia terkikik geli mendengar ucapan Airin. Dengan tergesa - gesa Saskia menghampiri Pan
Alan tidak berputus asa menunggu saat yang tepat untuk berjumpa dengan Airin anaknya.Hingga suatu sore tanpa disengaja Alan bertemu dengan Airin saat anaknya itu berada di salah satu store alat tulis yang ada di kotanya. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada Alan.Dengan sedikit keberanian Alan menghampiri Airin yang sedang memilih beberapa alat melukis yang akan dibelinya. Perlahan Alan mendekat agar Airin tidak menyadari dan merasa terkejut dengan kehadirannya. Tetapi yang namanya naluri seorang anak pastilah bekerja dengan sangat baik,Airin menoleh kesamping dan mendapati ayahnya berdiri tepat disamping nya. "Ayah?"Alan hanya terkesima saat mendengar suara Airin menyapanya,Alan sampai tidak tahu harus berkata apa."Ayah sudah kembali kesini lagi?"Airin mengulang pertanyaan menyapa ayahnya untuk kedua kalinya."Ya,ayah sudah kembali bekerja di kantor ayah yang dulu lagi.Airin sehat?""Ai baik - baik saja ayah.Kabar ayah bagaimana?""Ayah baik,terus kabar bunda kamu bagaimana?""
Namaku Monika Aprilia.Aku lahir dan besar dilingkungan yang kurang bersahabat dan kurang nyaman menurut sebagian orang.Sejak kecil aku tidak tahu siapa kedua orang tuaku,aku hanya diasuh oleh seorang nenek tua yang mengaku kalau dia adalah nenek kandungku,walaupun aku yakin dia bukanlah nenek kandungku.Sampai saat ini aku belum pernah melihat dan mengenal siapa kedua orang tuaku.Dan aku juga tidak pernah punya niat untuk mencari mereka selain tidak punya modal yang banyak aku juga minim informasi tentang mereka.Aku berkenalan dengan mas Alan saat bekerja di rumah makan yang ada didepan kantornya.Sejak pertama bertemu aku sudah terpesona dan jatuh hati padanya. Banyak diantara temannya yang berkata kalau Alan sudah beristri dan punya satu anak. Tetapi entah apa yang membuat aku tertarik padanya,mungkin karena ketampanan nya atau karena tutur katanya yang lembut,ah entahlah.Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan.Mas Alan menyambut baik rasa cintaku padanya,bahkan dia juga tidak
Mas Alan mengatakan jika ia diminta kantornya pindah ke Sulawesi.Ini sebagai bentuk hukuman atas tindakan mas Alan yang mempunyai perempuan lain selain istrinya. Terus terang saja aku tidak mau ikut dengan mas Alan, aku masih tetap minta mas Alan menikahiku karena kehamilanku."Mas kalau kamu mau pindah ke Sulawesi aku mau ikut,tapi kita menikah dulu"pinta ku dengan nada manja."Tidak ada pernikahan Monik.Kamu sudah menipuku,karena kamu ssekarang tidak dalam keadaan hamil. Apa maksudmu berbuat begitu?"Tentu saja aku bingung dan gelagapan dari mana mas Alan tahu kalau aku tidak hamil?"Kamu jangan asal bicara mas,aku benar hamil" sanggah ku. Terlihat mas Alan mendekati ku dengan wajah memerah ."Ini buktinya kalau kamu tidak hamil.Aku menemukan hasil tes kesehatan kamu sebulan yang lalu. Kamu berhasil membuat ku buta Monik,kamu sukses memisahkan aku dengan anak juga istriku. Masih kurang kah itu Monik?" sarkas mas Alan.Entah dari mana mas Alan mendapati hasil tes kesehatan itu ,padah