Sudah hampir satu bulan Alan tidak mendapat kabar dan bertemu dengan Saskia dan Airin putrinya. Saat ini Alan benar - benar putus asa.Dan sudah hampir satu bulan ini juga Alan tidak pernah mengunjungi Monika perempuan selingkuhannya itu. Alan juga memblokir nomor kontak Monika untuk saat ini karena Alan belum siap kehilangan Saskia dan Airin. Berulang kali juga Monika menghubungi Alan dengan menggunakan nomor telepon yang lain,tapi usaha Monika tetap sia - sia karena Alan tidak mau menerima panggilan dari Monika. Dan bukan Monika namanya jika ia hanya diam saja dengan perlakuan Alan yang mendiamkannya. Monika nekat datang ke kantornya Alan,walaupun sebatas menunggu di luar gerbang kantor. Beberapa teman Alan terheran - heran melihat penampilan Monika yang terlihat sangat mencolok.Bahkan para karyawan laki - laki terlihat ngeri melihat penampilan Monika.
"Siapa sih perempuan itu?"tanya seorang satpam yang lagi jaga di pos satpam.
"Aku belum pernah melihatnya sebelum ini"jawab temannya yang seorang lagi.
Merasa jadi bahan omongan Monika malah nekat mendekati kedua satpam tersebut.
"Permisi mas,saya mencari mas Alan .Mas Alan nya apakah bekerja hari ini?
"Mbak nya siapa ya? ,soalnya saya belum pernah melihat mbak sebelumnya.Terus mbak sendiri siapanya mas Alan?"
"Kok ribet amat ya,banyak banget pertanyaannya.Saya minta mas panggilkan mas Alan,karena saya calon istrinya mas Alan".
"Bukannya istri pak Alan ibu Saskia ya? kok si mbak ngaku - ngaku calon istrinya".
"Sudah lah mas,jangan persulit saya.Cuma mau ketemu mas Alan saja kok ribet banget". Tanpa Monika sadari tingkah laku Monika terpantau dari cctv yang ada di gedung itu. Alan yang melihat rekaman lewat cctv tersebut merasa geram melihat tingkah laku Monika tersebut.
"Apa sih maunya Monika itu? malah nekat datangn ke kantor pula.Bisa kacau ini kalau Monika terus menerus dibiarkan",ucap Alan pelan sambil mengusap wajahnya. Akhirnya dengan segala pertimbangan Alan turun juga kebawah untuk menemui Monika. Dan tanpa basa - basi Alan menarik tangan Monika dengan kasar dan membawa Monika menjauh dari lokasi kantornya. Alan membawa Monika ke sebuah kafe yang berseberangan dengan kantor Alan. Begitu masuk kedalam kafe Alan merasa terkejut,karena ia melihat ada Pandu di dalam kafe tersebut bersama beberapa orang temannya. Salah satu dari mereka selain Pandu bahkan mengenal Alan dengan baik.
" Alan, yuk gabung sama kita di sini,kebetulan kita semua lagi ngopi!",ajak Bagas teman Alan.
"Maaf,aku buru - buru"Alan mencoba berkelit."
"Waduh,santai aja lah bro,kita hanya ngopi aja kok".
"Lain waktu aja ya Gas,soalnya aku lagi buru - buru nih".
Pandu menatap kepergian Alan dengan tatapan yang sulit untuk diartikan,sementara Alan keluar dari kafe dengan perasaan cemas dan ketakutan.Alan sangat takut jika Pandu akan memukul nya.Karena biar bagaimanapun juga Pandu pasti tahu persoalan rumah tangganya bersama Saskia.
"Monik,aku kan sudah bilang sama kamu untuk tidak datang kekantorku.Kenapa sih kamu susah sekali di kasi tahu?. Aku malu Monik kalau kamu begini terus,kalau kamu masih mau kita lanjut turuti semua peraturanku jangan membangkang"semprot Alan pada Monika.
"Habis nya kamu susah sekali dihubungi.Pakai blokir nomor aku lagi,kan aku jadi bingung,anak kita butuh perhatian kamu"ucap Monika dengan nada yang dibuat semanja mungkin.
"Jangan jadikan anak sebagai alasan.Kamu tahukan kalau kantor tempat ku bekerja sangat ketat aturannya.Kalau sampai mereka tahu kamu hamil,maka jangan salahkan aku jika suatu saat nanti aku diberhentikan bekerja,paham kamu. Lagi pula kenapa kamu pakai hamil segala,buat repot aja.Coba kalau kamu ikuti saranku untuk pakai pengaman,tentu semua tidak seperti ini.Atau jangan - jangan kamu sengaja untuk menjebak aku ya?"
"Mas,kenapa kamu jadi galak begini sih?"
"Cari sendiri jawabannya,mengapa aku jadi galak sama kamu. Sebaiknya kamu pulang sekarang sebelum banyak orang melihat kita berdua.Aku belum siap untuk tidak lagi bekerja karena ulahmu".
Dengan langkah gontai Monika pulang ke kontrakannya. Perasaannya jadi tidak menentu dia tidak menyangka Alan bisa sampai marah begitu karena selama mereka menjalin hubungan Alan belum pernah marah dan membuat Monika tersinggung.
"Mengapa mas Alan bisa semarah itu ya? . Apa kalau sama istrinya dia juga tukang marah - marah? Memangnya aku salah apa? "batin Monika.
Tanpa Alan dan Monika sadari ada seseorang yang telah merekam percakapan mereka berdua dan mengirimkan rekamannya pada Pandu. Ya,Pandu telah meminta seorang anggotanya untuk mengikuti Alan dan Monika dengan menyamar menjadi seorang pemulung barang bekas. Bukti rekaman itu akan Pandu perlihatkan pada Saskia mungkin nanti suatu saat dibutuhkan Saskia saat ia menggugat cerai suaminya itu.
"Terima kasih bro,untuk kerja bagusnya. Tunggu hadiah nya dikantor besok pagi ya!"
" Ah biasa aja lah pak .Kan sudah tugas saya untuk membantu bapak dalam menegakkan kebenaran dan keadilan,saya juga terima kasih pak.Karena berkat bapak saya jadi tahu berbagai karakter manusia yang ada disekitar kita".
"Oke,saya tunggu kamu besok pagi di ruangan saya ya Indra",ucap Bagas sambil berlalu meninggalkan Indra untuk kembali ke markasnya.
Saskia dan Pandu serta Indra masih membahas tentang rekaman video yang dikirim Indra pada Pandu. Saskia merasa berterima kasih sekali pada Indra dan juga Pandu situan muda sepupunya itu. Bukti rekaman itu sudah dipindahkan Pandu ke sebuah flashdisk yang akan digunakan sebagai bukti perselingkuhan Alan dan Monika jika Saskia akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. "Kia,sebaiknya kamu hubungi ayah dan bunda dahulu sebelum kamu menggugat cerai Alan.Biar bagaimanapun juga mereka harus tahu persoalan yang tengah kamu hadapi. Yang lebih baik lagi jika kita mengundang kedua orang tua Alan,agar mereka juga mengerti sudah sejauh mana kelakuan anak mereka",saran Pandu."Oh ya pak Pandu,nanti biar anggota kita saja yang menjemput orang tua Alan,biar mereka tidak banyak drama'ucap Indra tiba - tiba. Bukan tanpa alasa Indra berucap seperti itu,karena selama ini Indra selalu mengikuti kemana Pandu pergi termasuk untuk urusan rumah tangga Saskia. Sedikit banyaknya Indra mengetahui latar belaka
Tiga bulan telah berlalu. Hari ini Saskia sudah mantap untuk menggugat Alan ke pengadilan agama. Ya Saskia menggugat cerai Alan karena kasus perselingkuhan. Sebelum melangkah Saskia terlebih dahulu berbicara dengan Airin putinya juga kedua orang tuanya beserta seluruh keluarganya. Semua keluarga mendukung Saskia untuk berpisah dengan Alan,karena rumah tangga mereka sudah tidak sehat lagi di mata keluarganya.Dan ini bukan tanpa sebab,sudah banyak bukti - bukti yang memperlihatkan perselingkuhan Alan,terlebih lagi Airin juga pernah melihat ayahnya jalan bersama perempuan lain. Airin terluka sampai - sampai dia tidak ingin bertemu dengan ayahnya lagi. Bahkan menurut laporan Dinda,disekolah Aira juga sering sekali terlihat murung dan menyendiri tidak ingin bermain bersama teman - temannya. Hal ini membuat Saskia merasa sedih dan terpukul."Kia,apakah semua berkas - berkas sudah kamu kumpulkan? agar bisa segera diserahkan pada pak Nyoman pengacara kita" tanya Pandu pada Saskia begitu melih
Dua minggu setelah Saskia mendaftaran gugatan perceraiannya,saat ini dia sudah berada di pengadilan agama untuk mengikuti agenda sidang pertama perceraiannya. Saskia hanya didampingi oleh pengacara keluarga mereka pak Nyoman,sementara Alan sendiri belum kelihatan datang. Sampai sidang akan dimulai Alan belum juga datang ke ruang tunggu pengadilan. Saskia sudah merasa mantap dengan keputusannya untuk berpisah dengan Alan.Bagi Saskia cukup sudah selama sebelas tahun membina rumah tangga bersama Alan,tetapi Alan tidak pernah mau berusaha merubah sikapnya. Sejujurnya jika ditanya bagaimana perasaaan Saskia tentu saja Saskia akan menjawab sedih dan kecewa. Menurut Saskia hanya dia yang setengah mati mempertahankan rumah tangga mereka sementara Alan tetap sibuk dengan dunianya. Andai Monika tidak dalam kondisi hamil,sudah pasti Alan akan meninggalkannya dan mencari mangsa yang baru. Alan sudah masuk dalam jerat Monika tanpa dia sadari, Monika pintar memasang jeratnya hingga Alan tidak bis
"Ai,kamu kesekolah sama siapa?"tanya Putri yang pagi ini singgah kerumah Saskia saat akan berangkat ke kantor."Ai berangkat sendiri aunty,karena bunda akan pergi kan bersama aunty,dan arah tujuan kita berlainan"."Kalau begitu aunty minta tolong om Indra aja ya,biar dia yang antar dan jemput Ai hari ini"."Wah... padahal tadi Ai sudah telepon om Pandu buat antar Ai kesekolah"."Ya sudah,berangkatnya sama om Pandu,terus nanti pulangnya dijemput om Indra ya!.Jangan lupa pulangnya kerumah oma atau kerumah eyang"."Ai kerumah eyang aja,karena eyang janji mau buat kue nastar hari ini,jadi Ai mau belajar sekalian". Saat lagi asik berbincang bersama Putri ,Saskia keluar dari kamar dan langsung memeriksa barang bawaan Airin. Setelah dirasa cukup Saskia membawa tas Airin ke depan dan diletakkan di kursi yang ada diteras depan."Bunda Ai berengkat,om juragan muda sudah datang"ucap Airin setengah berbisik. Saskia terkikik geli mendengar ucapan Airin. Dengan tergesa - gesa Saskia menghampiri Pan
Alan tidak berputus asa menunggu saat yang tepat untuk berjumpa dengan Airin anaknya.Hingga suatu sore tanpa disengaja Alan bertemu dengan Airin saat anaknya itu berada di salah satu store alat tulis yang ada di kotanya. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada Alan.Dengan sedikit keberanian Alan menghampiri Airin yang sedang memilih beberapa alat melukis yang akan dibelinya. Perlahan Alan mendekat agar Airin tidak menyadari dan merasa terkejut dengan kehadirannya. Tetapi yang namanya naluri seorang anak pastilah bekerja dengan sangat baik,Airin menoleh kesamping dan mendapati ayahnya berdiri tepat disamping nya. "Ayah?"Alan hanya terkesima saat mendengar suara Airin menyapanya,Alan sampai tidak tahu harus berkata apa."Ayah sudah kembali kesini lagi?"Airin mengulang pertanyaan menyapa ayahnya untuk kedua kalinya."Ya,ayah sudah kembali bekerja di kantor ayah yang dulu lagi.Airin sehat?""Ai baik - baik saja ayah.Kabar ayah bagaimana?""Ayah baik,terus kabar bunda kamu bagaimana?""
Namaku Monika Aprilia.Aku lahir dan besar dilingkungan yang kurang bersahabat dan kurang nyaman menurut sebagian orang.Sejak kecil aku tidak tahu siapa kedua orang tuaku,aku hanya diasuh oleh seorang nenek tua yang mengaku kalau dia adalah nenek kandungku,walaupun aku yakin dia bukanlah nenek kandungku.Sampai saat ini aku belum pernah melihat dan mengenal siapa kedua orang tuaku.Dan aku juga tidak pernah punya niat untuk mencari mereka selain tidak punya modal yang banyak aku juga minim informasi tentang mereka.Aku berkenalan dengan mas Alan saat bekerja di rumah makan yang ada didepan kantornya.Sejak pertama bertemu aku sudah terpesona dan jatuh hati padanya. Banyak diantara temannya yang berkata kalau Alan sudah beristri dan punya satu anak. Tetapi entah apa yang membuat aku tertarik padanya,mungkin karena ketampanan nya atau karena tutur katanya yang lembut,ah entahlah.Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan.Mas Alan menyambut baik rasa cintaku padanya,bahkan dia juga tidak
Mas Alan mengatakan jika ia diminta kantornya pindah ke Sulawesi.Ini sebagai bentuk hukuman atas tindakan mas Alan yang mempunyai perempuan lain selain istrinya. Terus terang saja aku tidak mau ikut dengan mas Alan, aku masih tetap minta mas Alan menikahiku karena kehamilanku."Mas kalau kamu mau pindah ke Sulawesi aku mau ikut,tapi kita menikah dulu"pinta ku dengan nada manja."Tidak ada pernikahan Monik.Kamu sudah menipuku,karena kamu ssekarang tidak dalam keadaan hamil. Apa maksudmu berbuat begitu?"Tentu saja aku bingung dan gelagapan dari mana mas Alan tahu kalau aku tidak hamil?"Kamu jangan asal bicara mas,aku benar hamil" sanggah ku. Terlihat mas Alan mendekati ku dengan wajah memerah ."Ini buktinya kalau kamu tidak hamil.Aku menemukan hasil tes kesehatan kamu sebulan yang lalu. Kamu berhasil membuat ku buta Monik,kamu sukses memisahkan aku dengan anak juga istriku. Masih kurang kah itu Monik?" sarkas mas Alan.Entah dari mana mas Alan mendapati hasil tes kesehatan itu ,padah
Hari berganti dengan begitu cepat menuju bulan kemudian berujung ketahun .Saat ini hampir empat tahun Saskia hidup dengan status janda.Menyandang status janda bukanlah suatu yang enak banyak sekali suka duka yang Saskia rasakan,terlebih lagi saat dia dan Putri harus menangani pekerjaan yang berada di luar daerah. Seperti saat ini Saskia baru saja memutuskan kontrak kerjasama dengan sebuah perusahaan yang lumayan besar hanya karena sang direksi memandang rendah status Saskia. Dan tetntu saja cerita ini sudah sampai ditelinga Pandu,tetapi Pandu malah menanggapinya dengan cukup santai."Pak Pandu,adik bapak telah memutus kontrak kerja sama dengan pihak pak Bram ",lapor sekretaris pak Bram."Saya tahu,pasti ada salah satu pihak yang telah menyinggung adik saya itu.Dan itu sepenuhnya hak dia membela kehormatannya",jawab Pandu. "Oh ya satu lagi saya juga akan mencoret nama perusahaan kalian dari mitra kami,tolong sampaikan ini pada pak Bram" ucap Pandu sambil memutuskan sambungan teleponnya