Saskia dan Pandu serta Indra masih membahas tentang rekaman video yang dikirim Indra pada Pandu. Saskia merasa berterima kasih sekali pada Indra dan juga Pandu situan muda sepupunya itu. Bukti rekaman itu sudah dipindahkan Pandu ke sebuah flashdisk yang akan digunakan sebagai bukti perselingkuhan Alan dan Monika jika Saskia akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan.
"Kia,sebaiknya kamu hubungi ayah dan bunda dahulu sebelum kamu menggugat cerai Alan.Biar bagaimanapun juga mereka harus tahu persoalan yang tengah kamu hadapi. Yang lebih baik lagi jika kita mengundang kedua orang tua Alan,agar mereka juga mengerti sudah sejauh mana kelakuan anak mereka",saran Pandu.
"Oh ya pak Pandu,nanti biar anggota kita saja yang menjemput orang tua Alan,biar mereka tidak banyak drama'ucap Indra tiba - tiba. Bukan tanpa alasa Indra berucap seperti itu,karena selama ini Indra selalu mengikuti kemana Pandu pergi termasuk untuk urusan rumah tangga Saskia. Sedikit banyaknya Indra mengetahui latar belakang keluarga Alan.
Sementara itu ditempat kediaman keluarga Alan terlihat ibunya lagi berbicara dengan Maya kakak tertua Alan. Mereka membahas tentang rekaman video pembicaraan Alan dan Monika yang dikirimkan Pandu dengan menggunakan nomor ponsel yang lain.
"Maya,bagaimana sebaiknya menurut kamu nak?,apa tidak sebaiknya ibu kerumah adikmu Alan?" tanya bu Nanik pada Maya anak tertuanya.
"Menurut aku memang sebaiknya ibu kerumah Alan.Untuk menanyakan perihal hubungan Alan dengan perempuan yang ada di video itu. Ku rasa perempuan itu memang selingkuhan Alan bu.Karena aku juga sudah pernah dapat kiriman foto Alan dengan perempuan itu".
"Kasihan Airin jika sampai tahu ayahnya bersama perempuan lain selain ibunya. Dan ibu rasa Saskia sudah tidak peduli dengan kelakuan Alan,karena dia tidak lagi pernah memberitahu ibu tentang kelakuan Alan belakangan ini. Malu ibu jadinya May".
"Aku juga heran bu,bukankah dulu Alan mencintai Kia? tapi mengapa dia juga menduakan Kia ya bu?".
"Entah lah Maya,semoga saja keluarga Kia masih memberi maaf pada adikmu Alan!".
"Bu, ku rasa kita jangan terlalu banyak berharap .Sebaiknya kita serahkan pada yang menjalani rumah tangga saja. Dan ini juga menjadi salah satu alasan aku mengapa sampai detik ini aku belum menikah.Aku takut ketiban hukum karma perbuatan Alan".
Seminggu sudah berlalu,saat ini bu Nanik dan Maya tengah diperjalanan menuju rumah Alan.Indra yang datang menjemput bu Nanik dan Maya kerumah mereka. Bukan tanpa alasan Pandu meminta Indra menjemputnya. Jika sampai bu Nanik bertemu terlebih dahulu dengan Alan tanpa adanya Saskia maka Alan akan membuat cerita versi dirinya seolah - olah Alan adalah orang yang tersakiti.
Dan saat ini disinilah kedua keluarga bertemu.Baik keluarga Wijaya maupun keluarga Alan yang saat ini di hadiri oleh bu Nanik,Maya serta Alan sendiri. Alan merasa heran diundang oleh keluarga Wijaya,tetapi bukan kerumah mereka melainkan di sebuah kafe. Alan sendiri di jemput oleh Pandu ke kantornya. Walaupun merasa heran tetapi Alan tidak berani banyak bertanya.
Saat bertemu ibunya dan Maya bertambah heranlah Alan karena bu Nanik dan Maya tidak seramah biasanya saat mereka bertemu. Pak Surya sendiri jangan ditanya,perasaannya berkecamuk.Dia tidak menyangka jika kali ini Alan semakin perah saja kelakuannya.
Pertemuan keluarga kali ini berjalan sangat alot.Alan tetap menyangkal hubungannya dengan Monika.Dan Alan malah memutar balikkan fakta bahwa Saskia lah yang tidak becus menjadi seorang istri. Pandu dan Indra terlihat sangatlah murka,terlihat dari wajahnya yang sudah memerah menahan emosinya. Saat bu Nanik memperlihatkan video pertengkaran Alan dan Monika sejenak Alan terdiam. Otak Alan sedang bekerja mencari celah agar orang - orang tidak mempercai Saskia.
Karena Alan terus menyangkal dan membantah,akhirnya Pandu menghadirkan Monika tanpa sepengerahuan Alan.Akhirnya Alan bungkam dan tertunduk lesu.Dia sama sekali tidak menyangka jika Monika akan dihadirkan di pertemuan keluarga kali ini. Bu Nanik dan Maya juga tidak pernah menyangka jika akhirnya Monika dihadirkan oleh Pandu. Saskia menatap Alan dan Monika dengan dingin. Kia tidak ingin memberi sedikit pun celah pada Alan. Sementara pak Surya telah memberikan keputusan pada Saskia untuk memilih jalannya sendiri.
Tiga bulan telah berlalu. Hari ini Saskia sudah mantap untuk menggugat Alan ke pengadilan agama. Ya Saskia menggugat cerai Alan karena kasus perselingkuhan. Sebelum melangkah Saskia terlebih dahulu berbicara dengan Airin putinya juga kedua orang tuanya beserta seluruh keluarganya. Semua keluarga mendukung Saskia untuk berpisah dengan Alan,karena rumah tangga mereka sudah tidak sehat lagi di mata keluarganya.Dan ini bukan tanpa sebab,sudah banyak bukti - bukti yang memperlihatkan perselingkuhan Alan,terlebih lagi Airin juga pernah melihat ayahnya jalan bersama perempuan lain. Airin terluka sampai - sampai dia tidak ingin bertemu dengan ayahnya lagi. Bahkan menurut laporan Dinda,disekolah Aira juga sering sekali terlihat murung dan menyendiri tidak ingin bermain bersama teman - temannya. Hal ini membuat Saskia merasa sedih dan terpukul."Kia,apakah semua berkas - berkas sudah kamu kumpulkan? agar bisa segera diserahkan pada pak Nyoman pengacara kita" tanya Pandu pada Saskia begitu melih
Dua minggu setelah Saskia mendaftaran gugatan perceraiannya,saat ini dia sudah berada di pengadilan agama untuk mengikuti agenda sidang pertama perceraiannya. Saskia hanya didampingi oleh pengacara keluarga mereka pak Nyoman,sementara Alan sendiri belum kelihatan datang. Sampai sidang akan dimulai Alan belum juga datang ke ruang tunggu pengadilan. Saskia sudah merasa mantap dengan keputusannya untuk berpisah dengan Alan.Bagi Saskia cukup sudah selama sebelas tahun membina rumah tangga bersama Alan,tetapi Alan tidak pernah mau berusaha merubah sikapnya. Sejujurnya jika ditanya bagaimana perasaaan Saskia tentu saja Saskia akan menjawab sedih dan kecewa. Menurut Saskia hanya dia yang setengah mati mempertahankan rumah tangga mereka sementara Alan tetap sibuk dengan dunianya. Andai Monika tidak dalam kondisi hamil,sudah pasti Alan akan meninggalkannya dan mencari mangsa yang baru. Alan sudah masuk dalam jerat Monika tanpa dia sadari, Monika pintar memasang jeratnya hingga Alan tidak bis
"Ai,kamu kesekolah sama siapa?"tanya Putri yang pagi ini singgah kerumah Saskia saat akan berangkat ke kantor."Ai berangkat sendiri aunty,karena bunda akan pergi kan bersama aunty,dan arah tujuan kita berlainan"."Kalau begitu aunty minta tolong om Indra aja ya,biar dia yang antar dan jemput Ai hari ini"."Wah... padahal tadi Ai sudah telepon om Pandu buat antar Ai kesekolah"."Ya sudah,berangkatnya sama om Pandu,terus nanti pulangnya dijemput om Indra ya!.Jangan lupa pulangnya kerumah oma atau kerumah eyang"."Ai kerumah eyang aja,karena eyang janji mau buat kue nastar hari ini,jadi Ai mau belajar sekalian". Saat lagi asik berbincang bersama Putri ,Saskia keluar dari kamar dan langsung memeriksa barang bawaan Airin. Setelah dirasa cukup Saskia membawa tas Airin ke depan dan diletakkan di kursi yang ada diteras depan."Bunda Ai berengkat,om juragan muda sudah datang"ucap Airin setengah berbisik. Saskia terkikik geli mendengar ucapan Airin. Dengan tergesa - gesa Saskia menghampiri Pan
Alan tidak berputus asa menunggu saat yang tepat untuk berjumpa dengan Airin anaknya.Hingga suatu sore tanpa disengaja Alan bertemu dengan Airin saat anaknya itu berada di salah satu store alat tulis yang ada di kotanya. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada Alan.Dengan sedikit keberanian Alan menghampiri Airin yang sedang memilih beberapa alat melukis yang akan dibelinya. Perlahan Alan mendekat agar Airin tidak menyadari dan merasa terkejut dengan kehadirannya. Tetapi yang namanya naluri seorang anak pastilah bekerja dengan sangat baik,Airin menoleh kesamping dan mendapati ayahnya berdiri tepat disamping nya. "Ayah?"Alan hanya terkesima saat mendengar suara Airin menyapanya,Alan sampai tidak tahu harus berkata apa."Ayah sudah kembali kesini lagi?"Airin mengulang pertanyaan menyapa ayahnya untuk kedua kalinya."Ya,ayah sudah kembali bekerja di kantor ayah yang dulu lagi.Airin sehat?""Ai baik - baik saja ayah.Kabar ayah bagaimana?""Ayah baik,terus kabar bunda kamu bagaimana?""
Namaku Monika Aprilia.Aku lahir dan besar dilingkungan yang kurang bersahabat dan kurang nyaman menurut sebagian orang.Sejak kecil aku tidak tahu siapa kedua orang tuaku,aku hanya diasuh oleh seorang nenek tua yang mengaku kalau dia adalah nenek kandungku,walaupun aku yakin dia bukanlah nenek kandungku.Sampai saat ini aku belum pernah melihat dan mengenal siapa kedua orang tuaku.Dan aku juga tidak pernah punya niat untuk mencari mereka selain tidak punya modal yang banyak aku juga minim informasi tentang mereka.Aku berkenalan dengan mas Alan saat bekerja di rumah makan yang ada didepan kantornya.Sejak pertama bertemu aku sudah terpesona dan jatuh hati padanya. Banyak diantara temannya yang berkata kalau Alan sudah beristri dan punya satu anak. Tetapi entah apa yang membuat aku tertarik padanya,mungkin karena ketampanan nya atau karena tutur katanya yang lembut,ah entahlah.Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan.Mas Alan menyambut baik rasa cintaku padanya,bahkan dia juga tidak
Mas Alan mengatakan jika ia diminta kantornya pindah ke Sulawesi.Ini sebagai bentuk hukuman atas tindakan mas Alan yang mempunyai perempuan lain selain istrinya. Terus terang saja aku tidak mau ikut dengan mas Alan, aku masih tetap minta mas Alan menikahiku karena kehamilanku."Mas kalau kamu mau pindah ke Sulawesi aku mau ikut,tapi kita menikah dulu"pinta ku dengan nada manja."Tidak ada pernikahan Monik.Kamu sudah menipuku,karena kamu ssekarang tidak dalam keadaan hamil. Apa maksudmu berbuat begitu?"Tentu saja aku bingung dan gelagapan dari mana mas Alan tahu kalau aku tidak hamil?"Kamu jangan asal bicara mas,aku benar hamil" sanggah ku. Terlihat mas Alan mendekati ku dengan wajah memerah ."Ini buktinya kalau kamu tidak hamil.Aku menemukan hasil tes kesehatan kamu sebulan yang lalu. Kamu berhasil membuat ku buta Monik,kamu sukses memisahkan aku dengan anak juga istriku. Masih kurang kah itu Monik?" sarkas mas Alan.Entah dari mana mas Alan mendapati hasil tes kesehatan itu ,padah
Hari berganti dengan begitu cepat menuju bulan kemudian berujung ketahun .Saat ini hampir empat tahun Saskia hidup dengan status janda.Menyandang status janda bukanlah suatu yang enak banyak sekali suka duka yang Saskia rasakan,terlebih lagi saat dia dan Putri harus menangani pekerjaan yang berada di luar daerah. Seperti saat ini Saskia baru saja memutuskan kontrak kerjasama dengan sebuah perusahaan yang lumayan besar hanya karena sang direksi memandang rendah status Saskia. Dan tetntu saja cerita ini sudah sampai ditelinga Pandu,tetapi Pandu malah menanggapinya dengan cukup santai."Pak Pandu,adik bapak telah memutus kontrak kerja sama dengan pihak pak Bram ",lapor sekretaris pak Bram."Saya tahu,pasti ada salah satu pihak yang telah menyinggung adik saya itu.Dan itu sepenuhnya hak dia membela kehormatannya",jawab Pandu. "Oh ya satu lagi saya juga akan mencoret nama perusahaan kalian dari mitra kami,tolong sampaikan ini pada pak Bram" ucap Pandu sambil memutuskan sambungan teleponnya
Pesta pernikahan Pandu dan Popy sudah selesai digelar,kedua keluarga besar terlihat begitu berbahagia,begitu juga dengan sepasang pengantin baru yang sedang menikmati indahnya cinta. Saat ini Pandu dan Popy sedang berlibur ke Bali. Mereka sepakat mengatakan jika ini liburan bukan bulan madu. Menurut Pandu setelah sekial lama merasakan penat karena menghadapi persiapan pernikahan yang begitu banyak dan melelahkan,maka ia pantas untuk berlibur. Memang tuan muda itu boleh dibilang aneh."Jadi kita pulang besok mas?" tanya Popy saat mereka berdua jalan - jalan ditepi pantai kala senja hari."Kalau di tanya jadi ya harus jadi dong,tapi kalau boleh aku sih maunya lebih lama lagi disini sama kamu berdua saja" jawab Pandu santai."Mas sih bisa aja,kalau aku nggak enak juga sama kawan - kawan mas. Kalau bisa sih kita tetap profesional saat berada di kantor. Dan satu lagi mas nggak usah mindahkan aku jadi sekretaris mas ya,cukup aku di posisiku saat ini aja",pinta Popy."Mas sih maunya kamu pin