Saskia dan Pandu serta Indra masih membahas tentang rekaman video yang dikirim Indra pada Pandu. Saskia merasa berterima kasih sekali pada Indra dan juga Pandu situan muda sepupunya itu. Bukti rekaman itu sudah dipindahkan Pandu ke sebuah flashdisk yang akan digunakan sebagai bukti perselingkuhan Alan dan Monika jika Saskia akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan.
"Kia,sebaiknya kamu hubungi ayah dan bunda dahulu sebelum kamu menggugat cerai Alan.Biar bagaimanapun juga mereka harus tahu persoalan yang tengah kamu hadapi. Yang lebih baik lagi jika kita mengundang kedua orang tua Alan,agar mereka juga mengerti sudah sejauh mana kelakuan anak mereka",saran Pandu.
"Oh ya pak Pandu,nanti biar anggota kita saja yang menjemput orang tua Alan,biar mereka tidak banyak drama'ucap Indra tiba - tiba. Bukan tanpa alasa Indra berucap seperti itu,karena selama ini Indra selalu mengikuti kemana Pandu pergi termasuk untuk urusan rumah tangga Saskia. Sedikit banyaknya Indra mengetahui latar belakang keluarga Alan.
Sementara itu ditempat kediaman keluarga Alan terlihat ibunya lagi berbicara dengan Maya kakak tertua Alan. Mereka membahas tentang rekaman video pembicaraan Alan dan Monika yang dikirimkan Pandu dengan menggunakan nomor ponsel yang lain.
"Maya,bagaimana sebaiknya menurut kamu nak?,apa tidak sebaiknya ibu kerumah adikmu Alan?" tanya bu Nanik pada Maya anak tertuanya.
"Menurut aku memang sebaiknya ibu kerumah Alan.Untuk menanyakan perihal hubungan Alan dengan perempuan yang ada di video itu. Ku rasa perempuan itu memang selingkuhan Alan bu.Karena aku juga sudah pernah dapat kiriman foto Alan dengan perempuan itu".
"Kasihan Airin jika sampai tahu ayahnya bersama perempuan lain selain ibunya. Dan ibu rasa Saskia sudah tidak peduli dengan kelakuan Alan,karena dia tidak lagi pernah memberitahu ibu tentang kelakuan Alan belakangan ini. Malu ibu jadinya May".
"Aku juga heran bu,bukankah dulu Alan mencintai Kia? tapi mengapa dia juga menduakan Kia ya bu?".
"Entah lah Maya,semoga saja keluarga Kia masih memberi maaf pada adikmu Alan!".
"Bu, ku rasa kita jangan terlalu banyak berharap .Sebaiknya kita serahkan pada yang menjalani rumah tangga saja. Dan ini juga menjadi salah satu alasan aku mengapa sampai detik ini aku belum menikah.Aku takut ketiban hukum karma perbuatan Alan".
Seminggu sudah berlalu,saat ini bu Nanik dan Maya tengah diperjalanan menuju rumah Alan.Indra yang datang menjemput bu Nanik dan Maya kerumah mereka. Bukan tanpa alasan Pandu meminta Indra menjemputnya. Jika sampai bu Nanik bertemu terlebih dahulu dengan Alan tanpa adanya Saskia maka Alan akan membuat cerita versi dirinya seolah - olah Alan adalah orang yang tersakiti.
Dan saat ini disinilah kedua keluarga bertemu.Baik keluarga Wijaya maupun keluarga Alan yang saat ini di hadiri oleh bu Nanik,Maya serta Alan sendiri. Alan merasa heran diundang oleh keluarga Wijaya,tetapi bukan kerumah mereka melainkan di sebuah kafe. Alan sendiri di jemput oleh Pandu ke kantornya. Walaupun merasa heran tetapi Alan tidak berani banyak bertanya.
Saat bertemu ibunya dan Maya bertambah heranlah Alan karena bu Nanik dan Maya tidak seramah biasanya saat mereka bertemu. Pak Surya sendiri jangan ditanya,perasaannya berkecamuk.Dia tidak menyangka jika kali ini Alan semakin perah saja kelakuannya.
Pertemuan keluarga kali ini berjalan sangat alot.Alan tetap menyangkal hubungannya dengan Monika.Dan Alan malah memutar balikkan fakta bahwa Saskia lah yang tidak becus menjadi seorang istri. Pandu dan Indra terlihat sangatlah murka,terlihat dari wajahnya yang sudah memerah menahan emosinya. Saat bu Nanik memperlihatkan video pertengkaran Alan dan Monika sejenak Alan terdiam. Otak Alan sedang bekerja mencari celah agar orang - orang tidak mempercai Saskia.
Karena Alan terus menyangkal dan membantah,akhirnya Pandu menghadirkan Monika tanpa sepengerahuan Alan.Akhirnya Alan bungkam dan tertunduk lesu.Dia sama sekali tidak menyangka jika Monika akan dihadirkan di pertemuan keluarga kali ini. Bu Nanik dan Maya juga tidak pernah menyangka jika akhirnya Monika dihadirkan oleh Pandu. Saskia menatap Alan dan Monika dengan dingin. Kia tidak ingin memberi sedikit pun celah pada Alan. Sementara pak Surya telah memberikan keputusan pada Saskia untuk memilih jalannya sendiri.
Tiga bulan telah berlalu. Hari ini Saskia sudah mantap untuk menggugat Alan ke pengadilan agama. Ya Saskia menggugat cerai Alan karena kasus perselingkuhan. Sebelum melangkah Saskia terlebih dahulu berbicara dengan Airin putinya juga kedua orang tuanya beserta seluruh keluarganya. Semua keluarga mendukung Saskia untuk berpisah dengan Alan,karena rumah tangga mereka sudah tidak sehat lagi di mata keluarganya.Dan ini bukan tanpa sebab,sudah banyak bukti - bukti yang memperlihatkan perselingkuhan Alan,terlebih lagi Airin juga pernah melihat ayahnya jalan bersama perempuan lain. Airin terluka sampai - sampai dia tidak ingin bertemu dengan ayahnya lagi. Bahkan menurut laporan Dinda,disekolah Aira juga sering sekali terlihat murung dan menyendiri tidak ingin bermain bersama teman - temannya. Hal ini membuat Saskia merasa sedih dan terpukul."Kia,apakah semua berkas - berkas sudah kamu kumpulkan? agar bisa segera diserahkan pada pak Nyoman pengacara kita" tanya Pandu pada Saskia begitu melih
Dua minggu setelah Saskia mendaftaran gugatan perceraiannya,saat ini dia sudah berada di pengadilan agama untuk mengikuti agenda sidang pertama perceraiannya. Saskia hanya didampingi oleh pengacara keluarga mereka pak Nyoman,sementara Alan sendiri belum kelihatan datang. Sampai sidang akan dimulai Alan belum juga datang ke ruang tunggu pengadilan. Saskia sudah merasa mantap dengan keputusannya untuk berpisah dengan Alan.Bagi Saskia cukup sudah selama sebelas tahun membina rumah tangga bersama Alan,tetapi Alan tidak pernah mau berusaha merubah sikapnya. Sejujurnya jika ditanya bagaimana perasaaan Saskia tentu saja Saskia akan menjawab sedih dan kecewa. Menurut Saskia hanya dia yang setengah mati mempertahankan rumah tangga mereka sementara Alan tetap sibuk dengan dunianya. Andai Monika tidak dalam kondisi hamil,sudah pasti Alan akan meninggalkannya dan mencari mangsa yang baru. Alan sudah masuk dalam jerat Monika tanpa dia sadari, Monika pintar memasang jeratnya hingga Alan tidak bis
"Ai,kamu kesekolah sama siapa?"tanya Putri yang pagi ini singgah kerumah Saskia saat akan berangkat ke kantor."Ai berangkat sendiri aunty,karena bunda akan pergi kan bersama aunty,dan arah tujuan kita berlainan"."Kalau begitu aunty minta tolong om Indra aja ya,biar dia yang antar dan jemput Ai hari ini"."Wah... padahal tadi Ai sudah telepon om Pandu buat antar Ai kesekolah"."Ya sudah,berangkatnya sama om Pandu,terus nanti pulangnya dijemput om Indra ya!.Jangan lupa pulangnya kerumah oma atau kerumah eyang"."Ai kerumah eyang aja,karena eyang janji mau buat kue nastar hari ini,jadi Ai mau belajar sekalian". Saat lagi asik berbincang bersama Putri ,Saskia keluar dari kamar dan langsung memeriksa barang bawaan Airin. Setelah dirasa cukup Saskia membawa tas Airin ke depan dan diletakkan di kursi yang ada diteras depan."Bunda Ai berengkat,om juragan muda sudah datang"ucap Airin setengah berbisik. Saskia terkikik geli mendengar ucapan Airin. Dengan tergesa - gesa Saskia menghampiri Pan
Alan tidak berputus asa menunggu saat yang tepat untuk berjumpa dengan Airin anaknya.Hingga suatu sore tanpa disengaja Alan bertemu dengan Airin saat anaknya itu berada di salah satu store alat tulis yang ada di kotanya. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada Alan.Dengan sedikit keberanian Alan menghampiri Airin yang sedang memilih beberapa alat melukis yang akan dibelinya. Perlahan Alan mendekat agar Airin tidak menyadari dan merasa terkejut dengan kehadirannya. Tetapi yang namanya naluri seorang anak pastilah bekerja dengan sangat baik,Airin menoleh kesamping dan mendapati ayahnya berdiri tepat disamping nya. "Ayah?"Alan hanya terkesima saat mendengar suara Airin menyapanya,Alan sampai tidak tahu harus berkata apa."Ayah sudah kembali kesini lagi?"Airin mengulang pertanyaan menyapa ayahnya untuk kedua kalinya."Ya,ayah sudah kembali bekerja di kantor ayah yang dulu lagi.Airin sehat?""Ai baik - baik saja ayah.Kabar ayah bagaimana?""Ayah baik,terus kabar bunda kamu bagaimana?""
Namaku Monika Aprilia.Aku lahir dan besar dilingkungan yang kurang bersahabat dan kurang nyaman menurut sebagian orang.Sejak kecil aku tidak tahu siapa kedua orang tuaku,aku hanya diasuh oleh seorang nenek tua yang mengaku kalau dia adalah nenek kandungku,walaupun aku yakin dia bukanlah nenek kandungku.Sampai saat ini aku belum pernah melihat dan mengenal siapa kedua orang tuaku.Dan aku juga tidak pernah punya niat untuk mencari mereka selain tidak punya modal yang banyak aku juga minim informasi tentang mereka.Aku berkenalan dengan mas Alan saat bekerja di rumah makan yang ada didepan kantornya.Sejak pertama bertemu aku sudah terpesona dan jatuh hati padanya. Banyak diantara temannya yang berkata kalau Alan sudah beristri dan punya satu anak. Tetapi entah apa yang membuat aku tertarik padanya,mungkin karena ketampanan nya atau karena tutur katanya yang lembut,ah entahlah.Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan.Mas Alan menyambut baik rasa cintaku padanya,bahkan dia juga tidak
Mas Alan mengatakan jika ia diminta kantornya pindah ke Sulawesi.Ini sebagai bentuk hukuman atas tindakan mas Alan yang mempunyai perempuan lain selain istrinya. Terus terang saja aku tidak mau ikut dengan mas Alan, aku masih tetap minta mas Alan menikahiku karena kehamilanku."Mas kalau kamu mau pindah ke Sulawesi aku mau ikut,tapi kita menikah dulu"pinta ku dengan nada manja."Tidak ada pernikahan Monik.Kamu sudah menipuku,karena kamu ssekarang tidak dalam keadaan hamil. Apa maksudmu berbuat begitu?"Tentu saja aku bingung dan gelagapan dari mana mas Alan tahu kalau aku tidak hamil?"Kamu jangan asal bicara mas,aku benar hamil" sanggah ku. Terlihat mas Alan mendekati ku dengan wajah memerah ."Ini buktinya kalau kamu tidak hamil.Aku menemukan hasil tes kesehatan kamu sebulan yang lalu. Kamu berhasil membuat ku buta Monik,kamu sukses memisahkan aku dengan anak juga istriku. Masih kurang kah itu Monik?" sarkas mas Alan.Entah dari mana mas Alan mendapati hasil tes kesehatan itu ,padah
Hari berganti dengan begitu cepat menuju bulan kemudian berujung ketahun .Saat ini hampir empat tahun Saskia hidup dengan status janda.Menyandang status janda bukanlah suatu yang enak banyak sekali suka duka yang Saskia rasakan,terlebih lagi saat dia dan Putri harus menangani pekerjaan yang berada di luar daerah. Seperti saat ini Saskia baru saja memutuskan kontrak kerjasama dengan sebuah perusahaan yang lumayan besar hanya karena sang direksi memandang rendah status Saskia. Dan tetntu saja cerita ini sudah sampai ditelinga Pandu,tetapi Pandu malah menanggapinya dengan cukup santai."Pak Pandu,adik bapak telah memutus kontrak kerja sama dengan pihak pak Bram ",lapor sekretaris pak Bram."Saya tahu,pasti ada salah satu pihak yang telah menyinggung adik saya itu.Dan itu sepenuhnya hak dia membela kehormatannya",jawab Pandu. "Oh ya satu lagi saya juga akan mencoret nama perusahaan kalian dari mitra kami,tolong sampaikan ini pada pak Bram" ucap Pandu sambil memutuskan sambungan teleponnya
Pesta pernikahan Pandu dan Popy sudah selesai digelar,kedua keluarga besar terlihat begitu berbahagia,begitu juga dengan sepasang pengantin baru yang sedang menikmati indahnya cinta. Saat ini Pandu dan Popy sedang berlibur ke Bali. Mereka sepakat mengatakan jika ini liburan bukan bulan madu. Menurut Pandu setelah sekial lama merasakan penat karena menghadapi persiapan pernikahan yang begitu banyak dan melelahkan,maka ia pantas untuk berlibur. Memang tuan muda itu boleh dibilang aneh."Jadi kita pulang besok mas?" tanya Popy saat mereka berdua jalan - jalan ditepi pantai kala senja hari."Kalau di tanya jadi ya harus jadi dong,tapi kalau boleh aku sih maunya lebih lama lagi disini sama kamu berdua saja" jawab Pandu santai."Mas sih bisa aja,kalau aku nggak enak juga sama kawan - kawan mas. Kalau bisa sih kita tetap profesional saat berada di kantor. Dan satu lagi mas nggak usah mindahkan aku jadi sekretaris mas ya,cukup aku di posisiku saat ini aja",pinta Popy."Mas sih maunya kamu pin
Tanpa terasa kehamilan Popy sudah sampai pada saat - saat terakhir menjelang kelahiran, semua keluarga dalam keadaan waspada menghadapi saat - saat kelahiran anggota keluarga baru mereka. Anggota keluarga baru ini berjenis kelamin laki-laki, semua anggota keluarga menyambut dengan gembira dan suka cita. Terkhusus Pandu yang begitu gembira karena dia sudah punya dua jagoan yang akan membuat harinya semakin berwarna dan bermakna. "Bunda, nanti sore Ai pulang agak lama karena Ai akan menemani si kembar ke toko buku. Tadi mami sudah meminta Ai buat mengantarkan mereka", pamit Airin pada Saskia. " Bukan kah hari ini jadwal mami kamu masuk rumah sakit Ai? " tanya Saskia"Justru itu bunda, kata mami biar nanti si kembar tidak badmood jika mereka tau mami tidak ada dirumah"." Ai yang akan jemput mereka disekolah hari ini? "" Iya bun. Tadi Ai juga sudah minta si mbak buat mempersiapkan bekal mereka. Mungkin malam ini si kembar akan bermalam di sini bun. Nanti aunty Putri juga akan kesini.
Airin mematikan laptopnya kemudian dia meregangkan badannya agar sedikit lebih enak.Sore tadi Airin membawa beberapa pekerjaan yang masih tertunda dikantornya untuk dilanjutkan dirumah. Jarang sekali Airin membawa pekerjaannya jika pulang kerumah,ia lebih memilih mengerjakan dikantor dari pada harus membawa kerumah. Jika dikerjakan dirumah maka waktu Airin bersama bundanya agak sedikit berkurang,tetapi mau bagaimana lagi sekali ini tuntutan tugasnya sedikit agak ekstrim disebabkan kehilangan beberapa data keuangan yang dijual Dadang beberapa waktu yang lalu."Sudah malam Ai,sebaiknya kamu istirahat dulu lanjut besok pagi lagi"tegur bundanya saat mengantarkan cokelat panas ke kamar Airin."Ini baru selesai bun.Niatnya sih mau ngobrol sama bunda,eh taunya bunda udah disini aja"jawab Airin sambil menerima cangkir cokelat panasnya."Bagaimana keadaam kantor? sudah mulai membaik kan?""Alhamdulillah sudah bunda. Beberapa orang karyawan yang dicurigai sudah mulai di pindahkan ke bagian lain
Airin membaca dengan seksama laporan keuangan yang ia terima dari sekretarisnya,ada perbedaan yang signifikan dalam laporan itu. Sudah berulang kali Airin membaca dan meneliti dimana letak perbedaan itu,tetapi Airin belum juga menemukan di mana letak salahnya. Kepala nya terasa berdenyut dengan kencang,hingga menimbulkan rasa nyeri yang tak tertahankan, perlahan dicobanya untuk mengurangi rasa nyeri itu dengan mencoba tenang dan menarik napas dengan perlahan. Setelah merasa sedikit tenang Airin mencoba menelpon Pandu untuk meminta pendapatnya terkait perbedaan laporan keuangan perusahaan mereka." Siapa ya Ai yang telah mencuri data dari perusahaan kita ya Ai,atau kamu ada mencurigai seseorang di kantor ini?" tanya Pandu saat dia menerima Airin diruangannya. "Ada sih om yang Ai curigai,tetapi karena belum tertangkap tangan Ai tidak bisa menuduh nya"."Siapa orangnya Ai?"" Sebaiknya kita minta penjelasan terlebih dahuli pada operator ruangan mengapa cctv di ruangan Airin tiba 0 tiba
Hari sudah menjelang pagi perlahan Kokok ayam menyambut pagi mulai terdengar bersahutan ,Saskia baru saja selesai melaksanakan sholat tahajud dan selesai berdo'a. Dengan langkah perlahan Saskia berjalan menuju ranjang besar di kamarnya lalu membaringkan tubuhnya untuk beristirahat sebelum waktu Subuh datang. Dua tahun belakangan ini Saskia sudah mulai susah tidur di malam hari. Waktu istirahat malamnya belakangan ini jadi berantakan. Terkadang ia bisa tertidur setelah selesai sholat Isya tetapi lebih sering dia tidur ketika hari menjelang subuh. Ada banyak suara dalam kepala nya jika malam hari dan suara - suara itu yang membuat ia tidak dapat memejamkan matanya."Bunda ,nanti sore sepulang kerja Ai mau mampir kerumah ayah. Bunda tidak apa - apa kan jika Ai tinggal sampai sholat Isya?""Tidak masalah,kebetulan nanti sore bunda juga mau jumpa sama mami Popy kamu. Ada hal penting yang akan bunda bicarakan dengan mami Popy"."Kalau begitu salam buat mami ya bun,mungkin nanti hari Minggu
Sejak pulang dari Singapura bersama Alan dan Rania jadwal kegiatan Airin semakin padat. Pandu sudah menyerahkan pengelolaan keuangan perusahaan sepenuhnya pada Airin.Otomatis hal tersebut membuat jadwal kerja Airin menjadi begitu padat. Di mulai dari pagi hari sampai di sore hari bahkan terkadang sampai malam hari Airin dan tim nya masih bekerja . Airin mencoba membagi waktunya sebaik mungkin,perhatian pada keluarga besarnya juga keluarga baru ayahnya harus tetap berimbang. Airin tidak ingin kesibukannya mengurangi waktu nya bersama kedua keluarganya. "Ai , bunda lihat belakangan ini kamu sibuk terus. Apa nggak capek Ai?" tanya Saskia suatu malam."Capek sih bun,tapi Ai masih enjoy menjalaninya"."Ingat umur Ai,kamu sekarang bukan lagi gadis remaja,tetapi seorang wanita dewasa dengan segudang prestasi dan kesibukan. Apa tidak kepikiran untuk memperkenalkan seseorang pada bunda?"" Bundaaaaa kan bunda tau kalau Ai masih mau fokus kerja.Sabar dulu ya bunda ku sayang,nanti ada waktunya
Proses pengobatan Alan di Sinagpura berjalan lancar ,ternyata ada sedikit perbedaan hasil pemeriksaan antara rumah sakit kita dengan rumah sakit di Singapura. Jika menurut hasil pemeriksaan medis yang di temukan Airin ayahnya mengidap kanker paru,maka setelah sampai di Singapura dan di lakukan pemeriksaan dengan teliti Alan mengalami kelebihan cairan di paru - paru . Tindakan medis yang dilakukan adalah menyedot cairan yang ada di paru-paru Alan dan Alhamdulillah tindakan itu sudah berhasil dilakukan. Selama di Singapura Alan dan Rania ditemani oleh Airin dan didampingi Dandi sahabat Airin yang berprofesi sebagai dokter. Saat berada di Singapura Alan baru menyadari betapa tulusnya hati Airin dalam menyayangi dirinya. Terlihat bagaimana sabar nya Airin menemani di setiap proses pengobatan Alan selama di rumah sakit. Airin dengan sabar menghadapi Alan dan Airin lebih memilih menjaga Alan di rumah sakit karena kasihan melihat Rania. Rania juga merasakan jika Airin begitu menyayangi
Entah apa yang dirasakan oleh Alan belakangan ini,berat badannya menurun drastis nafsu makannya berkurang jauh. Sudah beberapakali dia ke dokter langganan nya untuk memeriksa kan penyakitnya. Sudah beberapa kali melakukan tes urine dan cek darah tetapi penyakit Alan belum terdeteksi. Terhitung hampir satu bulan lamanya Alan tidak bekerja karena sakit. Dan sudah hampir sepuluh hari Alan dirawat di rumah sakit karena Alan tiba-tiba jatuh di rumah nya."Ma tolong hubungi Airin,minta dia untuk datang kesini"pinta Alan pada Rania "Si kakak udah dijalan pa,mungkin sebentar lagi sampai . Sebaiknya papa makan dulu ya,dari tadi mama lihat papa belum makan ".Alan hanya mengangguk lemah sambil mendudukkan tubuhnya di tempat tidurnya."Oh ya ma,ibu sama mbak Maya sudah mama kabari kalau papa di rawat di sini?"."Sudah pa,kata mbak Maya ibu tidak bisa datang, lututnya sakit,tapi mbak Maya nanti sore akan datang.Papa jangan terlalu banyak berfikir yang macam - macam ya. Pokoknya semua yang papa s
Saat ini Airin sudah bekerja di perusahaan Pandu. Popy meminta agar Airin menjadi sekretarisnya.Dan ini semua bukan tanpa sebab.Popy sudah semakin repot dengan dua buah hatinya yang kembar yang sedang dalam masa pertumbuhan dan lasak - lasaknya. Pandu sudah meminta istrinya itu untuk berhenti bekerja agar fokus pada buah hatinya,tetapi karena Airin belum selesai kuliahnya Popy masih memilih bekerja walaupun harus di barengi dengan segudang drama di pagi hari. Dan untuk saat ini sudah resmi Popy mengundurkan diri dari kantor karena Airin sudah mulai bekerja. Dia mendampingi Pandu menggantikan Popy yang manager keuangan. Airin mengubur cita - cita masa kecilnya menjadi perancang busana terkenal demi menyelamatkan usaha keluarganya agar tidak terjadi kebangkrutan. Selama ini Pandu beserta istrinya di bantu Saskia dan Putri sudah mampu membuat usaha keluarga mereka bertahan bahkan maju pesat,tentu saja dengan komitmen rarusan karyawan yang bekerja dengan gigih untuk mencapai target prod
Jadwal keberangkatan Airin ke Jakarta sudah semakin dekat. Persiapan juga sudah bisa dikatakan sempurna di persiapkan oleh Saskia.Airin juga sudah meminta pada ayahnya agar dapat mengantarkan nya ke Jakarta."Ai tiket kamu sudah di cetak belum?""Sudah bunda,tadi om Indra yang antar"."Sudah semua sama tiket ayah dan ibu kamu juga?""Sudah bun.Ibu juga sudah telpon Ai tadi kalau kita besok jumpa di bandara aja,karena Ai kan diantar sama mami dan om Pandu"."Iya,tadi mami kamu juga sudah bilang sama bunda,kalau dia yang antar kamu besok,tapi om Pandu tidak jadi ikut karena malam ini om Pandu sudah harus berangkat ke Manado"."Om Pandu ke Manado bun? Terus uang Airin bagaimana?""Ampun deh bunda lihat kamu,sudah jadi calon mahasiswa masih saja suka minta uang jajan sama om Pandu. Sudah bisa di kurangi Ai,malu nanti"."Eh, bunda tau nggak? pernah Ai nggak minta uang jajan sama juragan muda,eh si juragan malah uring - uringan.Dia bilang ke mami kalau Ai sudah tak sayang lagi sama dia.Lucu