Share

125. AKU MERAJUK PADANYA?

Membuka diri pada orang lain nyatanya begitu melelahkan. Tapi, aku tidak akan bohong jika sesuatu rasanya terangkat dari hatiku.

Rinduku masih sama, kesesakanku pun nyata adanya. Hanya saja, sesuatu dalam diriku rasanya berubah.

Apa yang berubah? Entahlah. Aku tidak yakin untuk jawban dari tanyaku ini.

Apalagi saat mas Rendra yang memelukku menunjukkan sorot yang juga tak berubah. Pandangan matanya sama sekali tidak menilai apalagi menghakimi.

Justru sebaliknya, penerimaan tanpa tapi-lah yang ia tunjukkan padaku yang memeluk lutut. Hal yang jadi kebiasaan saat aku merasa tidak nyaman.

"Kamu tahu, Runi." Ucapnya, "tidak perduli apa yang orang lain katakan, asal kamu percaya orang tuamu adalah manusia penuh kasih, tidakkah itu cukup?"

Jari mas Rendra yang besar bahkan mengusap pipi basahku, "orang lain bisa mengatakan apapun yang mereka mau. Pun, menyembunyikan yang mereka tahu, karena itu memang sudah sifat alami manusia."

"Hidupmu, aku ingin bertemu dengannya suatu saat nanti, Runi."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status