Share

133. KEBOHONGAN YANG DIDUKUNG

"Mbak, kenapa liburannya gak ditunda sampe kita libur juga, sih?"

Tanya itu membuatku menoleh pada bocah lelaki yang ikut mengungsi di kamarku. "Karena saat kalian berdua libur, jatah cuti kuliah Mbak sudah habis."

Riris menghembuskan nafasnya kesal dan memelukku, "Kitta 'kan bisa liburan setiap Sabtu Minggu, Mbak. Kemana saja yang Mbak Runni mau aku pasti nurut." Dekapan tangan Riris terasa menguat di lenganku, "kenapa sih, Mbak Runni harus pergi liburan? Kitta selalu bissa liburan juga tiap sabtu minggu dan pasti lebih ramme."

Aku yang kebohongannya dikuatkan eyang, tidak menemukan apapun untuk menjawab ucapan remaja cantik yang terlihat begitu tidak senang dengan apa yang kami bicarakan saat makan malam tadi.

Kepergianku dari rumah yang penghuninya benar-benar menyambut kehadiranku, tidak disukai dua anak kembar yang masih tidak mau bertemu dengan ayah mereka sampai hari ini.

"Ah..., sate tiap Mbak pulang gak akan ada lagi, dong."

"Bissa gak sih, sekali aja lo gak ngomongin s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status