Share

134. JANGAN AMBIL SANTO DARIKU

Aku yang terbangun, langsung mendapati lelaki yang tidak mengatakan apapun tentang kepergianku dari rumahnya.

Lelaki sama yang juga tidak bertanya kemana diriku yang meninggalkannya di rumah sakit, rasanya tahu jika liburan yang jadi protes dua adik kembarnya hanya alasanku untuk keluar dari rumahnya ini.

(Nuri Aliyah Efendi, ayo kita menikah)

Sementara kalimat lelaki yang membuat mataku tak berkedip, ucapannya kembali terdengar. Menggema dalam diriku yang mulutnya rapat tertutup. Memandangi wajah lelap lelaki di hadapan.

Mas Rendra yang tertidur dengan posisi duduk, menjadikan sofa tempatku berbaring sebagai bantalan tubuh.

Bahkan, wajahku bisa merasakan nafasnya teratur meski posisi tidurnya tampak tak nyaman.

Apa yang sedang kupikirkan? Rasanya lebih baik aku menyimpannya untuk diriku sendiri.

Karena mengunci rapat-rapat apa yang kupikir dan rasakan, adalah hal yang sudah begitu mengerak dalam jiwaku.

Tapi, meskipun begitu, perlahan tanganku menyusuri garis wajah mas Rendra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status