Share

142. BAGAIMANA DENGAN CLARA?

"Tau gak, rasanya aku harus mandi kembang lagi sama cuci mata pake air mawar, ciin." Begitu serius ekspresi Toro yang tak mampu memancing senyumku.

Mendengar Cerita mereka ..., 'entahlah. Aku tidak yakin apa yang sedang kurasakan.'

Calista dipecat, begitupun pak Bram.

Apalagi keberadaan mereka tidak begitu berpengaruh padaku yang niat datang ke kota ini hanya untuk mencari adikku.

"Seharusnye lo bilang ame gue!" Balas Nora.

"Buat apaan?" Timpal Toro menenggak jus tomatnya habis separoh. "Biar jadi gosip baru?"

Nora mengangkat bahu, "kan bisa jadi bahan tertawaan kita kalo pak Bram lagi kumat."

"Kalian ketawa, sementara gue?" Toro kembali menenggak jus tomatnya lapar. Seolah tenggorokannya benar-benar butuh minum. "Asal tau aja, cin, tadinya gue mau ngomong sama Runi, diakan gak ember kayak lo. Tapi, lo keburu dateng dan gue milih gak jadi ngomong plus Pak Salim dateng nanya kita mau titip makan siang apa engak."

Dahi Nora berkerut, "kapan em- ... Oh, itu udah lama banget dong!" Ucap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status