MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH

MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Oleh:  TrianaR  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
26 Peringkat. 26 Ulasan-ulasan
52Bab
51.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Batal menikah dengan sang kakak, Safira harus rela menikah dengan adik calon suaminya yang masih bocah. Aaahhh, ini benar-benar gilaaa! "Dasar bocah, jangan deket-deket dong! Sanaan dikit lagi, hiiih!" "Mbak, berhenti panggil aku bocah! Bocah ini juga punya nama tau!" "Ck! Lah emang kamu masih bocah! Umur kita aja beda lima tahun! Aku lebih tua dari kamu jadi--" "Umur gak menjamin kedewasaan seseorang, Mbak!" "Ish ... dasar bocah ngeselin!" "Gak apa bocah yang penting kan setia."

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1. Malam Pertama

PART 1"Hei bocah, stooopp! Jangan mendekat!""Apaan sih, Mbak, kita kan sudah sah suami istri!""Iya tetep aja kamu itu cuma bocah! Lebih baik jangan macem-macem deh!""Mbak, biarpun aku bocah tapi punyaku lebih besar lho.""Hiiih dasar mesum!""Eh siapa coba yang mesum, otak Mbak kali yang omes!"Safira mendelik. "Lah tadi bilang punyaku lebih besar, apa maksudnya coba?""Hahaha, ada-ada aja Mbak ini. Iya dong punyaku kan banyak maknanya. Yang kumaksud adalah aku punya rasa cinta yang begitu besar untuk Mbak Safira sekarang dan juga nanti." Pipi Safira merona, bisa-bisanya dia tersipu dengan ucapan bocah tengil di hadapannya ini. Mendadak tanpa kompromi lagi, Abiyya mengecup keningnya sekilas, membuat Safira makin salah tingkah."Mbak, aku bisa ngobatin luka hati mbak lho, please jangan pikirin lagi mantan calon suami mbak yang brekele itu!"'Etdah nih bocah edyaaan, kakak sendiri dibilang brekele.'Safira mencebik kesal mendengar mantannya disebut-sebut, sedangkan Abiyya menahan t

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Nur Azizah
bagus, cuma kapan update lagi, masak ngegantung ceritanya, hhmm..
2024-03-08 15:58:53
2
default avatar
Yasmin Adhitama
lanjutin lg dong ka sampai tamat
2024-02-09 23:31:22
1
user avatar
roiza fa
updatenya kok lama banget sih kak... aku suka lho ma novel ini.
2024-02-07 00:47:00
3
user avatar
Kusnadi kusnandar Kusnandar
ceritanya menarik ............
2023-12-28 17:36:46
0
user avatar
yuni saraswati
cerita nya menarik
2023-10-25 22:21:10
0
user avatar
amel
tamat sdh ka..??
2023-09-26 11:51:39
0
user avatar
Fadila Aprial
harus ada lanjutannya sih kak
2023-09-14 20:38:00
0
user avatar
Neng Hera
gak ada lanjutannya lagi ini kka
2023-09-13 21:25:19
0
user avatar
MOON
belum ada lanjutannya???
2023-08-24 17:56:09
0
user avatar
Luluk Latem
syg klu tk d teruskan.... ;(
2023-08-17 14:22:10
0
user avatar
Nanda Ajach
q kalau baca ini,,inget novel yg ello sma tere,,kisah hampir kyak gini,,yg cowok masih ABG yg cwek uda dewasa
2023-08-17 01:46:53
0
user avatar
Sintia Isabella
cerita nya bagus hanya saja menunggu apdate lama betul
2023-08-13 08:05:13
0
user avatar
toni tono
cerita nya sangt bagus
2023-08-01 22:41:00
0
user avatar
toni tono
sangat bagus cerita nya
2023-07-28 23:18:13
0
user avatar
Ahmad Alwie
sangat bagus
2023-07-27 23:01:18
0
  • 1
  • 2
52 Bab

Bab 1. Malam Pertama

PART 1"Hei bocah, stooopp! Jangan mendekat!""Apaan sih, Mbak, kita kan sudah sah suami istri!""Iya tetep aja kamu itu cuma bocah! Lebih baik jangan macem-macem deh!""Mbak, biarpun aku bocah tapi punyaku lebih besar lho.""Hiiih dasar mesum!""Eh siapa coba yang mesum, otak Mbak kali yang omes!"Safira mendelik. "Lah tadi bilang punyaku lebih besar, apa maksudnya coba?""Hahaha, ada-ada aja Mbak ini. Iya dong punyaku kan banyak maknanya. Yang kumaksud adalah aku punya rasa cinta yang begitu besar untuk Mbak Safira sekarang dan juga nanti." Pipi Safira merona, bisa-bisanya dia tersipu dengan ucapan bocah tengil di hadapannya ini. Mendadak tanpa kompromi lagi, Abiyya mengecup keningnya sekilas, membuat Safira makin salah tingkah."Mbak, aku bisa ngobatin luka hati mbak lho, please jangan pikirin lagi mantan calon suami mbak yang brekele itu!"'Etdah nih bocah edyaaan, kakak sendiri dibilang brekele.'Safira mencebik kesal mendengar mantannya disebut-sebut, sedangkan Abiyya menahan t
Baca selengkapnya

Bab 2. Menikah dengan bocah

Part 2"Bagaimana malam pertama dengan adikku?" tanyanya mencemooh Safira."Lepaskan Mas, bukan urusanmu!" Tetiba Abiyya muncul dari balik pintu, melihat mereka tengah berseteru. "Mas Adit, tolong lepasin tangan istriku!" Keduanya menoleh, Safira langsung mengibaskan tangan. Adit menatap tajam apalagi saat melihat adiknya hanya mengenakan celana pendek dan handuk yang disampirkan ke lehernya. Rambutnya pun terlihat basah. Abiyya berjalan mendekat, langsung merangkul pundak Safira."Mas, kenapa kamu menanyakan malam pertama kami? Itu privasi pengantin baru, Mas gak perlu kepo."Abiyya tersenyum melihat ekspresi kekesalan kakaknya. "Bagaimana Sayang, semalam aku tidak mengecewakanmu kan?" ucap Abiyya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya.Tangan Adit mengepal sambil menggertakkan giginya. Kesal."Abi, aku gak percaya kalau kamu melakukannya dengan baik. Safira itu hanya mencintaiku!""Dulu mungkin Mbak Safira pacar Mas Adit. Tapi, Mas harus sadar diri, sekarang Mbak Safira adalah is
Baca selengkapnya

Bab 3. Sama-sama seleraku

Part 3"Maksud ayah?""Kau akan menikah dengan Abiyya."Safira melirik pemuda di samping ayahnya. "Apaa? Menikah dengan bocah?"Safira terlihat sangat shock mendengar penuturan ayahnya."Apa ayah sudah gila? Masa aku disuruh menikah sama bocah ingusan seperti dia?!" tunjuk Safira ke arah bocah itu."Ayah gak gila, Nak. Ini demi kebaikanmu.""Kalau aku memang gila, Mbak. Tergila-gila denganmu, hehe!" celetuk Abiyya, membuat orang-orang tertawa kecil."Cih! Dasar bocah edyan! Pokoknya aku gak mau Yah, malu dong masa aku nikah sama brondong? Usia dia jauh di bawahku!" protes Safira.Sang ayah mendekat, memegang kedua bahu putrinya."Nak, usia tidak menjamin kedewasaan seseorang. Ayah punya keyakinan kau akan bahagia dengannya.""Tapi aku gak mau, Yah!""Safira, ini demi kebaikan dua keluarga. Percayalah, ini juga demi kebaikanmu, Nak.""Tapi--" Nada suara Safira mulai melemah. Haruskah hubungannya dengan Adit kandas begitu saja? Dan dia harus menikah dengan bocah ingusan itu?"Kami semua
Baca selengkapnya

Bab 4. Gara-gara kamu

Part 4"Mbak sayang, tau gak persamaan kamu sama indomie?" "Apa?""Sama-sama seleraku.""Hahaha ..."Pujian Abiyya disambut derai tawa ibu dan ayahnya. Sementara Safira hanya tersenyum malu. Sebenarnya dia masih kikuk tinggal bersama mertuanya. Dia terpaksa ikut sang suami. Walaupun sudah menolaknya berkali-kali. Masih terngiang dalam ingatannya kalau sang ayah menyuruhnya pergi bersama suami bocahnya."Safira, kamu sekarang adalah seorang istri. Jadi kau harus mengikuti kemanapun suamimu pergi.""Jadi ayah mengusirku?""Ayah tidak mengusirmu, Safira. Kamu bisa pulang ke rumah ini kapanpun juga. Tapi ini soal tanggung jawab, hak dan kewajibanmu sebagai seorang istri, jauh lebih mulia bila kamu ikut bersama suamimu, melayaninya dengan baik.""Tapi di sana kan ada Adit, Yah. Masa aku harus tinggal bersama dengan si pembohong besar itu?!""Safira, masa lalu hanya masa lalu, kuburlah dalam-dalam perasaanmu itu, sekarang waktunya kamu membuka lembaran baru bersama suamimu. Turuti semua p
Baca selengkapnya

Bab 5. Harusnya sadar diri!

Part 5Seketika Abi terdiam. Memang benar ucapan kakaknya, dia masih menumpang sama orang tua, lalu bagaimana caranya dia membahagiakan Safira?"Sudah sadar sekarang posisimu seperti apa? Sok-sokan janji mau bahagiakan Safira. Niiih ..." Adit mengacungkan jempol terbalik pada adiknya, mengejek serta menghina. "Ngimpiiii ...!" Aditya pun berlalu begitu saja meninggalkan adiknya yang masih termenung sendiri. Motornya sudah menjauh dari pelataran rumahnya dan berbelok ke jalan raya.Selama ini Abiyya memang hidup mengandalkan orang tua. Keluarganya bukan orang kaya, tapi masih dibilang mampu, dua orang anaknya punya motor sendiri-sendiri.Abiyya melajukan motornya usai mengunci pintu rumah. Motor melaju dengan kencang. Rasa nyeri yang berdenyut tak ia hiraukan lagi. Ia tak menyangka akan bersitegang dengan sang kakak gara-gara wanita. Wanita yang kini menjadi istrinya. Entah mulai kapan dia merasakan getaran cinta. Yang jelas awalnya ia merasa iba pada Safira, karena sudah dibohongi ment
Baca selengkapnya

Bab 6. Kesempatan dalam kesempitan

Part 6"Toloooongg ...!"Mata Abiyya terbelalak kaget saat melihat Safira tengah berada dalam bahaya. "Lho, itu kan Mbak Safira?!"Gegas, ia melajukan motornya dengan kencang, menghampiri sang istri. "Woi, lepasin dia woi!" teriak Abiyya. Ia melajukan motornya hendak menabrak mereka. Kedua orang pria berpakaian preman itu menoleh dan dengan sigap langsung bergegas kabur membawa tas Safira. "Hei tunggu! Balikin tas gue!" teriak Safira.Bruuuuummm ....! Motor dua orang preman itu melaju dengan kencang. Abiyya berusaha mengejarnya tapi kalah cepat. Abiyya kehilangan jejak para penjambret itu. Ia pun kembali menghampiri Safira yang tengah bersungut-sungut kesal. Memarkirkan motornya di pinggir jalan."Dasar preman gak tahu diri!" ketus Safira."Mbak tidak apa-apa?" tanya Abiyya menghampirinya."Aku tidak apa-apa, tapi tasku hilang! Semua barang-barangku ada di sana, hape, dompet, atm, uang. Aaarrrggh ...!" teriak Safira kesal."Duduk dulu mbak!" Abiyya menuntun Safira untuk duduk. Dia m
Baca selengkapnya

Bab 7. Terjebak Hujan

Part 7"Hahaha ..." Untuk pertama kalinya Safira tertawa lepas. "Dasar bocah, gombalanmu ini ada-ada aja.""Aku senang lihat Mbak Safira tertawa," sahut Abiyya. Ia tersenyum sambil menatap Safira dengan lekat.Safira duduk di atas rerumputan, menikmati indahnya pemandangan dari atas bukit. Sesekali ia melemparkan bebatuan kecil. Mereka mengeksplor bukit itu, berjalan-jalan kecil menikmati keindahan sang pencipta. Hingga tanpa terasa dua jam terlewati begitu cepat."Mbak, sholat dulu yuk, di bawah ada mushola kecil."Safira mengangguk. Mereka turun bersama, tangan Abiyya selalu menggandeng Safira, tak membiarkan wanita itu jatuh. Walaupun tempat wisata ini masih sepi pengunjung, tapi disediakan tempat salat, serta perlengkapannya. Hanya saja, tak ada pedagang yang berjualan karena sering merugi.Mereka melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, lalu berdoa dalam hatinya masing-masing.Kruyuuuuk ... Perut Safira berbunyi. Mereka saling berpandangan sejenak. "Mbak laper?"Safira men
Baca selengkapnya

Bab 8. Debat

Part 8"Bulan madu. Iya kan, Mbak?"Safira hanya mengedikkan bahunya kemudian berlalu ke dalam, disusul oleh Abiyya. "Kalian tuh gak mgehargain aku sebagai kakak ya?! Aku disuruh jagain kalian sama ayah dan ibu, tapi kalian malah kayak gini?!""Mas, gak usah marah-marah begitu deh. Lebay banget sih. Kami sudah sama-sama dewasa, gak perlu dijagain lagi. Mending Mas urus perempuan hamil itu yang masih tak jelas statusnya, dah dinikahi apa belum?!""Dasar kamu adik kurang ajar ya! Kurang kerjaan jadi gini nih!""Stooopp! Bisa diam gak kalian?! Pusing aku dengarnya!" Safira kini yang berteriak, seketika kakak beradik itu terbungkam."Nah, gitu. Berisik tau dengar kalian debat terus! Memangnya cuma kalian yang punya telinga dan mulut?!" ketus Safira, ia berlalu ke dapur untuk mengambil air minum. Abiyya terdiam, dia hanya memandang Safira yang tengah emosi. Lalu masuk ke dalam kamarnya. Sementara Aditya berjalan menghampiri Safira di dapur."Safira kenapa dari kemarin kamu susah sekali
Baca selengkapnya

Bab 9. Salah Sangka

Part 9"Maaf aku membangunkan mbak, aku cuma mau pamit aja. Hari ini aku mau cari kerjaan. Doa'in lancar ya."Safira menoleh lagi, lalu mengangguk pelan. Dia melihat kesungguhan di mata Abiyya. Tanpa permisi lagi Abi langsung mengecup kening Safira. Mulut Safira ternganga, sedang Abiyya hanya tersenyum senang."Kecupan di kening artinya tanda sayang," ujar Abiyya mantap. kemudian dia bangkit meninggalkan istrinya yang masih tercengang. Langkah kakinya makin menjauh. Pintu kamarpun segera ditutup kembali.Sementara itu, Safira membenamkan wajahnya di bantal, merasa malu dengan sikap spontanitas Abiyya tadi. Ia merasakan hawa panas di pipi bahkan telinganya. "Aduhai, bisa-bisanya aku tergoda dengan bocah tengil itu!" seru Safira dalam hatinya sendiri."Yah, Bu, Abi pamit mau cari kerjaan dulu. Minta doa restunya biar cepat dapat kerja," pamit Abiyya menghampiri kedua orang tuanya itu."Iya, Nak. Yang semangat ya!" sahut ibunya sambil tersenyum.Abi mengangguk dan melesat menggunakan mot
Baca selengkapnya

Bab 10. Video Viral

Part 10Abiyya mengendarai motornya dengan kencang. Hatinya benar-benar kacau. Rasanya masih tak rela istrinya menerima ponsel pemberian sang kakak. Memang benar ucapan Adit, dia belum bisa membelikannya handphone baru untuk Safira.Dia menuju ke tempat tongkrongannya. Abi memarkirkan motor tak jauh dari sana. Sebuah bangunan mungil dari bilik bambu. Di depannya ada bekas empang ikan. Mereka biasa duduk dan nongkrong di sana. Eggy yang biasa berjaga di tempat itu. Bahkan tidur pun di tempat tongkrongan. "Lu kenapa, Bi? Gak dapat jatah dari istrimu?" tanya Eggy heran. Raut wajah Abiyya ditekuk sedemikian rupa. Ia masih jengkel dan kecewa. "Gitar, mana gitar?" tanya Abiyya. Ia langsung beranjak mengambil gitar itu dan langsung berlalu keluar. Duduk di rumput liar pinggir empang.Ia mulai memetik alat musik itu dan menyanyikan lagu. Lagu yang terdalam ia nyanyikan dari sudut hatinya.*"... Sumpah ku mencintaimu, sungguh ku gila karenamu, sumpah mati hatiku untukmu, tak ada yang lain ...
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status