Beranda / Romansa / MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH / Bab 5. Harusnya sadar diri!

Share

Bab 5. Harusnya sadar diri!

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-24 21:56:00

Part 5

Seketika Abi terdiam. Memang benar ucapan kakaknya, dia masih menumpang sama orang tua, lalu bagaimana caranya dia membahagiakan Safira?

"Sudah sadar sekarang posisimu seperti apa? Sok-sokan janji mau bahagiakan Safira. Niiih ..." Adit mengacungkan jempol terbalik pada adiknya, mengejek serta menghina. "Ngimpiiii ...!" Aditya pun berlalu begitu saja meninggalkan adiknya yang masih termenung sendiri. Motornya sudah menjauh dari pelataran rumahnya dan berbelok ke jalan raya.

Selama ini Abiyya memang hidup mengandalkan orang tua. Keluarganya bukan orang kaya, tapi masih dibilang mampu, dua orang anaknya punya motor sendiri-sendiri.

Abiyya melajukan motornya usai mengunci pintu rumah. Motor melaju dengan kencang. Rasa nyeri yang berdenyut tak ia hiraukan lagi. Ia tak menyangka akan bersitegang dengan sang kakak gara-gara wanita. Wanita yang kini menjadi istrinya. Entah mulai kapan dia merasakan getaran cinta. Yang jelas awalnya ia merasa iba pada Safira, karena sudah dibohongi mentah-mentah oleh Aditya.

***

"Lu kenapa, Sob? Mukanya kok ditekuk gitu? Lagi bete lu ya?" tanya Eggy sambil menyikutnya.

Pemuda itu duduk di samping temannya yang sedang galau. Mereka duduk di tanah yang beralaskan rumput liar. Matanya memandang ke depan, sebuah genangan air bekas kolam ikan yang sudah tak terurus dan dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Abiyya masih asyik melemparkan kerikil kecil ke genangan air di hadapannya, hingga menimbulkan bunyi yang khas.

"Woi, ditanya diem aja!" senggolnya.

"Gy, menurut lu kerja apa yang bisa cepet hasilin uang?"

"Tumben tanya gitu, lu mau kerja? Bukannya lu anti banget gak pengen kerja, suruh lanjut kuliah aja lu gak mau, dasar Pe-A!"

"Ck! Gue serius Gy, gue harus cari kerjaan, ya masa istri gue gak dinafkahi."

"Tunggu-tunggu, istri? Lu udah kawin?"

"Bukan kawin tapi nikah!"

"Eh iya, maksud gue lu udah nikah?"

"Iya."

"Serius lu?"

"Dua rius malah."

"Abi! Gue nanya serius, lu beneran udah nikah?"

"Gue juga jawabnya dua rius dodol! Gue udah nikah, n-i-k-a-h, ni-kah!" sahut Abiyya mengeja begitu jelas.

Eggy melongo tak percaya. "Beneran lu udah nikah?"

Abi mengangguk seraya menjitak kepala temannya. Ia benar-benar kesal karena Eggy tak kunjung percaya.

"Kapan lu nikah?

"Kemarin."

"Gila lu, nikah kok gak ngundang-ngundang! Tega lu sama temen sendiri!"

Abiyya hanya menghela nafas panjangnya. "Dadakan, Gy."

"Maksud lu?"

"Gue bukannya tega. Tapi acaranya mendadak sekali, gue harus gantiin kakak gue saat ijab qobul. Acaranya juga sangat sederhana, cuma ijab qobul doang, terus syukuran, udah. Gak ada pesta mewah."

"Hah? Jadi maksudnya lu pengantin pengganti?"

"Ceritanya panjang. Mas Adit bikin masalah, istri simpanannya dateng tuh pas lagi mau ijab. Dia mencak-mencak sambil nangis. Semuanya shock sampai Mbak Safira hampir tertabrak. Tapi keluarga kami pengen dia tetep menikah, makanya gue maju."

"Ceileeeeh tumben jadi bocah gentleman nih ... Jadi namanya Mbak Safira?" ledeknya Eggy

Abiyya mengangguk.

"Jadi udah pencoblosan dong, gimana enak enggak? Pasti enak dong, kan katanya surga dunia!"

Abiyya langsung menyikut temannya yang tergelak dalam tawa.

"Pencoblosan, enak banget kalo ngomong, lu pikir ini pemilu? Ada yang dicoblos-coblos!"

"Hahahaha ..." Eggy makin terpingkal-pingkal.

"Udahlah jangan ketawa lagi, gue serius Gy, gue pengen cari kerja!"

"Hahaha, oke-oke. Jadi gimana Mbak Safira-mu cantik gak?"

"Banget."

"Ulalaaaa, jadi lu jatuh cinta beneran dong sama mantan calon kakak iparmu itu?"

Abiyya hanya nyengir.

"Lihat fotonya dong! Jadi pengen tau orangnya kayak apa!"

"Ya elah dimintai saran, pertanyaan lu malah melebar kemana-mana. Nih kalau lu pengen lihat foto Mbak Safira, gue pernah motret dia diem-diem," pungkas Abi seraya menyerahkan ponselnya.

"Cieee cieee, ternyata sebelumnya dah jadi pengagum rahasia," ledek Eggy lagi. Dia menatap layar ponsel Abiyya. "Waow, ini sih cantik banget gaes."

"Emang."

"Beruntung banget lu, Bi. Semalam habis mimpi apaan punya bini cakep gini!"

Abiyya hanya mengembuskan nafas panjangnya.

"Abi, gaspol dong! Masa punya bini cakep dianggurin."

Pletak. Abiyya kembali menjitak kepala Eggy, temannya yang rada somplak itu.

"Eh ngomong-ngomong, kakak lu br*ngs*k juga ya!"

"Sudahlah gak usah ngomongin dia lagi, benci gue. Gue pengen buktiin ke kakak gue, kalau gue pun bisa kerja, bukan dia aja yang bisa!"

Eggy tampak berfikir. "Hmmm ... Jadi persaingan kakak dan adik nih? Terus lu sekarang tinggal dimana?"

"Rumah lah."

"Iya, maksudnya rumah ortu lu atau rumah mertua?"

"Ortu gue."

"Serius?"

"Jadi lu sama Safira, terus Mas Adit tinggal serumah?"

Abiyya mengangguk.

"Waah, bisa bahaya!"

"Bahaya gimana?"

"Lu gak takut Safira bakal direbut ama kakak lu lagi? Secara kan mereka dulunya pacaran, pasti masih ada perasaan cinta diantara mereka. Dan takutnya kan khilaf gitu, godaan setan kan gak ada yang tau."

Abiyya terdiam sejenak, dia memang kurang nyaman kakaknya masih sering mengganggu istrinya. Pemuda itu kembali mengambil nafas dalam-dalam.

"Apa boleh buat, Gy. Gue gak punya uang buat ngajakin Mbak Safira ngontrak rumah."

"Kenapa gak tinggal bareng mertua lu aja?"

"Keluarganya malah nyuruh anaknya tuh tinggal sama gue. Seorang istri itu harus ikut suaminya."

"Edyaaan ...! Sabar ya, Sob," sahut Eggy seraya menepuk-nepuk pundak Abiyya.

Abiyya bangkit, mengambil batu kerikil yang lebih besar, lalu dilemparkannya ke tengah-tengah kolam. Plung! Terdengar pantulan suara batu yang tercebur tadi.

"Dah lah, gue mau kerja apa aja, yang penting nghasilin duit. Kasihan Mbak Safira kalau gue cuma nganggur dan jadi pajangan doang."

"Jadi penyanyi aja lu, suara lu kan bagus gitu kek vokalis band, dan lagi lu bisa main gitar, beuuuh mantep kan!"

"Elaah, ngimpi aja lu! Jadi penyanyi mah prosesnya lama. Iya kalau hoki ketemu produser musik, kalau kagak?"

Eggy cuma nyengir, menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Eh, lu kenapa gak buka sablonan aja?"

"Gak punya modal gue!"

"Minta bokap lah!"

"Paling diceramahi doang suruh cari sendiri, gue udah dewasa, dah punya istri, harus mandiri!"

"Hahaha, nasib lu asem bener!"

"Hush! Dah lah, gak ada gunanya gue ngomong panjang lebar ama lu, gak dapet pencerahan malah makin runyam pikiran gue!"

"Aiiih, marah nih!"

Abiyya bangkit, lalu menyambar kunci motornya.

"Mau kemana lu?" teriak Eggy.

Abiyya hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh lagi. Perasaannya memang masih kalut. Masih berpikir apa yang harus dia lakukan? Apa perlu ngojek online sementara waktu? Atau jadi pengamen jalanan?

Motornya melaju membelah jalanan. Dia masih keliling tak jelas, tak punya arah dan tujuan pasti. Tetiba di tempat yang sepi, dia mendengar suara teriakan meminta tolong.

"Toloooongg .... Toloooongg ..."

Abiyya memperlambat laju motornya, mendengarkan dengan seksama suara itu. Tak lama ia menatap bayangan seorang wanita tengah di kepung oleh dua orang pria, tengah memperebutkan sesuatu.

"Toloooongg ...!"

Mata Abiyya terbelalak kaget saat melihat Safira tengah berada dalam bahaya. "Lho, itu kan Mbak Safira?!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
waduh ulah sp
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 6. Kesempatan dalam kesempitan

    Part 6"Toloooongg ...!"Mata Abiyya terbelalak kaget saat melihat Safira tengah berada dalam bahaya. "Lho, itu kan Mbak Safira?!"Gegas, ia melajukan motornya dengan kencang, menghampiri sang istri. "Woi, lepasin dia woi!" teriak Abiyya. Ia melajukan motornya hendak menabrak mereka. Kedua orang pria berpakaian preman itu menoleh dan dengan sigap langsung bergegas kabur membawa tas Safira. "Hei tunggu! Balikin tas gue!" teriak Safira.Bruuuuummm ....! Motor dua orang preman itu melaju dengan kencang. Abiyya berusaha mengejarnya tapi kalah cepat. Abiyya kehilangan jejak para penjambret itu. Ia pun kembali menghampiri Safira yang tengah bersungut-sungut kesal. Memarkirkan motornya di pinggir jalan."Dasar preman gak tahu diri!" ketus Safira."Mbak tidak apa-apa?" tanya Abiyya menghampirinya."Aku tidak apa-apa, tapi tasku hilang! Semua barang-barangku ada di sana, hape, dompet, atm, uang. Aaarrrggh ...!" teriak Safira kesal."Duduk dulu mbak!" Abiyya menuntun Safira untuk duduk. Dia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 7. Terjebak Hujan

    Part 7"Hahaha ..." Untuk pertama kalinya Safira tertawa lepas. "Dasar bocah, gombalanmu ini ada-ada aja.""Aku senang lihat Mbak Safira tertawa," sahut Abiyya. Ia tersenyum sambil menatap Safira dengan lekat.Safira duduk di atas rerumputan, menikmati indahnya pemandangan dari atas bukit. Sesekali ia melemparkan bebatuan kecil. Mereka mengeksplor bukit itu, berjalan-jalan kecil menikmati keindahan sang pencipta. Hingga tanpa terasa dua jam terlewati begitu cepat."Mbak, sholat dulu yuk, di bawah ada mushola kecil."Safira mengangguk. Mereka turun bersama, tangan Abiyya selalu menggandeng Safira, tak membiarkan wanita itu jatuh. Walaupun tempat wisata ini masih sepi pengunjung, tapi disediakan tempat salat, serta perlengkapannya. Hanya saja, tak ada pedagang yang berjualan karena sering merugi.Mereka melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, lalu berdoa dalam hatinya masing-masing.Kruyuuuuk ... Perut Safira berbunyi. Mereka saling berpandangan sejenak. "Mbak laper?"Safira men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 8. Debat

    Part 8"Bulan madu. Iya kan, Mbak?"Safira hanya mengedikkan bahunya kemudian berlalu ke dalam, disusul oleh Abiyya. "Kalian tuh gak mgehargain aku sebagai kakak ya?! Aku disuruh jagain kalian sama ayah dan ibu, tapi kalian malah kayak gini?!""Mas, gak usah marah-marah begitu deh. Lebay banget sih. Kami sudah sama-sama dewasa, gak perlu dijagain lagi. Mending Mas urus perempuan hamil itu yang masih tak jelas statusnya, dah dinikahi apa belum?!""Dasar kamu adik kurang ajar ya! Kurang kerjaan jadi gini nih!""Stooopp! Bisa diam gak kalian?! Pusing aku dengarnya!" Safira kini yang berteriak, seketika kakak beradik itu terbungkam."Nah, gitu. Berisik tau dengar kalian debat terus! Memangnya cuma kalian yang punya telinga dan mulut?!" ketus Safira, ia berlalu ke dapur untuk mengambil air minum. Abiyya terdiam, dia hanya memandang Safira yang tengah emosi. Lalu masuk ke dalam kamarnya. Sementara Aditya berjalan menghampiri Safira di dapur."Safira kenapa dari kemarin kamu susah sekali

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 9. Salah Sangka

    Part 9"Maaf aku membangunkan mbak, aku cuma mau pamit aja. Hari ini aku mau cari kerjaan. Doa'in lancar ya."Safira menoleh lagi, lalu mengangguk pelan. Dia melihat kesungguhan di mata Abiyya. Tanpa permisi lagi Abi langsung mengecup kening Safira. Mulut Safira ternganga, sedang Abiyya hanya tersenyum senang."Kecupan di kening artinya tanda sayang," ujar Abiyya mantap. kemudian dia bangkit meninggalkan istrinya yang masih tercengang. Langkah kakinya makin menjauh. Pintu kamarpun segera ditutup kembali.Sementara itu, Safira membenamkan wajahnya di bantal, merasa malu dengan sikap spontanitas Abiyya tadi. Ia merasakan hawa panas di pipi bahkan telinganya. "Aduhai, bisa-bisanya aku tergoda dengan bocah tengil itu!" seru Safira dalam hatinya sendiri."Yah, Bu, Abi pamit mau cari kerjaan dulu. Minta doa restunya biar cepat dapat kerja," pamit Abiyya menghampiri kedua orang tuanya itu."Iya, Nak. Yang semangat ya!" sahut ibunya sambil tersenyum.Abi mengangguk dan melesat menggunakan mot

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 10. Video Viral

    Part 10Abiyya mengendarai motornya dengan kencang. Hatinya benar-benar kacau. Rasanya masih tak rela istrinya menerima ponsel pemberian sang kakak. Memang benar ucapan Adit, dia belum bisa membelikannya handphone baru untuk Safira.Dia menuju ke tempat tongkrongannya. Abi memarkirkan motor tak jauh dari sana. Sebuah bangunan mungil dari bilik bambu. Di depannya ada bekas empang ikan. Mereka biasa duduk dan nongkrong di sana. Eggy yang biasa berjaga di tempat itu. Bahkan tidur pun di tempat tongkrongan. "Lu kenapa, Bi? Gak dapat jatah dari istrimu?" tanya Eggy heran. Raut wajah Abiyya ditekuk sedemikian rupa. Ia masih jengkel dan kecewa. "Gitar, mana gitar?" tanya Abiyya. Ia langsung beranjak mengambil gitar itu dan langsung berlalu keluar. Duduk di rumput liar pinggir empang.Ia mulai memetik alat musik itu dan menyanyikan lagu. Lagu yang terdalam ia nyanyikan dari sudut hatinya.*"... Sumpah ku mencintaimu, sungguh ku gila karenamu, sumpah mati hatiku untukmu, tak ada yang lain ...

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 11. Sebuah Kesalahan

    Part 11"Bi ...""Hmmm.""Baksonya masih ada.""Lho, Mbak belum makan? Kenapa gak dibuang aja?""Sayang kan udah kamu beli.""Terus kenapa belum dimakan?"Safira menggeleng. "Aku nungguin kamu pulang, kita makan sama-sama ya. Biar kuhangatkan dulu."Mendengar ucapannya seketika hati Abiyya menghangat. Sejenak, Abi merasa tertegun dengan sikap istrinya itu. Apalagi Safira menawarkan senyuman yang begitu manis, membuat jantungnya makin berdegup tak menentu. Abi mengangguk berusaha menetralkan gejolak hatinya yang tengah berbunga-bunga. Apakah ini artinya sang istri sudah mulai menerimanya?"Mbak, terima kasih," sahutnya sambil senyum. Matanya menatap sosok istri itu dengan lekat."Jangan panggil mbak dong, kesannya aku tua banget!" seloroh Safira. Ya, memang sih umurnya lebih tua dari sang suami.Abi hanya mengusap tengkuknya sambil nyengir. "Oke, sa-yang ..."Safira mengulum senyum. "Boleh aku memanggil sayang?"Safira terdiam sejenak lalu mengangguk malu-malu. Pipinya seketika meron

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 12. Terpojok

    Part 12"Safira, tunggu!" panggil seseorang. Safira menoleh, melihat sosok lelaki itu berlari menyongsongnya.Ia hendak masuk, tapi tangannya segera ditarik."Fir, izinkan aku bicara sebentar denganmu," tukas lelaki itu penuh penekanan."Lepasin, Mas! Tak ada yang perlu dibicarakan lagi!" Tanpa sadar, suara Safira terdengar keras memenuhi ruangan, membuat beberapa orang staff yang lain memperhatikan mereka."Ssstt ... Lebih baik kalian selesaikan di luar kantor. Jangan buat keributan di sini," tegur salah seorang staff yang tak suka dengan keributan. Ia menegurnya karena ruangan jadi gaduh.Hal itu dimanfaatkan Safira untuk berlalu meninggalkan Adit dan menuju meja kerjanya.Ia mendengus, hari pertamanya bekerja lagi kenapa justru diganggu oleh sang mantan, membuat harinya begitu kesal dan badmood."Fir, lu sama Adit putus? Bukannya kemarin mau nikah ya?" tanya Dina yang duduk bersebelahan dengan Safira, hanya ada sekat di mejanya saja. Dina benar-benar penasaran, pasalnya, Adit dan S

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Bab 13. Merasa terhina

    Part 13"Ma-s, to-long lepasin aku!"Adit justru tersenyum melihat Safira. Sudut bibirnya tertarik ke atas dengan bentuk yang tidak simetris, seolah tengah mengejeknya.Butiran kaca di kedua mata Safira tampak mengembun tebal. Hampir saja bulir bening itu jatuh. Ia tak pernah menyangka kalau mantannya itu justru akan membuatnya merasa terhina seperti ini."Safira, tatap mataku!" pekik Adit. Safira bergeming, pikirannya terus berkecamuk, bagaimana caranya agar dia terlepas dari lelaki brengsek yang ada di hadapannya ini."Safira, aku takkan melakukan ini kalau kau menghargai perasaanku! Tapi dengan sengaja kau bermesraan dengan adikku. Aku tak bisa terima itu! Tidak bisa! Kau hanya milikku, Safira. Sampai kapanpun hanya milikku!" Aditya menjapit dagu Safira. Dilihatnya manik mata coklat itu tampak begitu ketakutan. "Mas, tolong lepaskan aku, Mas!" Safira memohon dengan pandangan berkaca-kaca."Tidak akan setelah aku puas denganmu. Kau yang membuatku jadi gila seperti ini!""Toloooongg

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12

Bab terbaru

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 52. ENDING

    Safira tersenyum, merasakan hangat pelukan Abiyya. “Aku senang kamu bisa menemukan jalan yang kamu cintai. Kita bisa menjalani ini bersama.” Abiyya melepaskan pelukannya, masih terlihat bersemangat. “Aku harus segera membalas pesan ini. Mereka ingin bertemu untuk membahas detailnya. Rasanya seperti mimpi, sayang!” Dengan semangat baru, Abiyya mulai mengetik balasan. Sementara itu, Safira mengamati suaminya, bangga dan penuh harapan. “Jangan lupa, kita juga harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran si kecil. Tapi, aku yakin kamu bisa membagi waktu.” “Pasti! Kita akan atur semuanya,” jawab Abiyya. “Setelah kontrak ini, aku berencana untuk lebih fokus, sehingga bisa memberi yang terbaik untuk kita nanti.” Keesokan harinya, Abiyya bertemu dengan produser yang menghubunginya. Ketika produser itu tiba, Abiyya langsung menyapa. “Hai, Pak! Senang bertemu denganmu.” “Senang juga, Abiyya. Say

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 51. Tawaran Menarik

    Ibu Safira tersenyum lebar, tetapi wajahnya tiba-tiba berubah khawatir saat melihat ekspresi Safira. "Kamu tidak enak badan ya, sayang?"Safira menggeleng, meski wajahnya sedikit pucat. "Iya, Bu. Sebenarnya aku ingin ngomong sesuatu.""Ngomong saja, Nak," jawab ibunya sambil memimpin mereka ke ruang tamu.Setelah duduk, Safira menarik napas dalam-dalam. "Bu, ada kabar baik. Sekarang, aku sedang hamil." "Hamil? Serius, Nak? Alhamdulillah!" Ia segera memeluk Safira dengan erat.Abiyya juga ikut tersenyum, merasa lega melihat reaksi positif dari ibu Safira. "Iya, Bu. Jadi Safira resign dari kerjaan. Kami ingin fokus pada kesehatanku dan si kecil."Ibu Safira melepaskan pelukan dan menatap mereka dengan penuh kasih. "Kalian sudah mengambil langkah yang tepat. Kesehatanmu dan bayimu lebih penting. Kami akan mendukung kalian sepenuhnya.""Iya Bu, sudah beberapa hari ini aku mual-mual terus, rasanya pengin muntah."

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 50. Resign

    Part 46Pagi itu, Abiyya dan Safira berdiri di depan pintu kafe tempat mereka bekerja. Cafe itu sudah ramai dengan rekan-rekan kerja Safira yang sedang memulai aktivitas pagi. Abiyya menggenggam tangan Safira erat, memberinya senyuman penyemangat.“Siap?” tanya Abiyya pelan.Safira mengangguk, meski ada sedikit kegugupan di wajahnya. “Siap, Abii.”Mereka melangkah masuk, dan suasana kafe yang semarak langsung berubah saat rekan-rekan kerja melihat Safira. Beberapa dari mereka melambai dan menyapa.“Hai, Safira! Dari mana saja kamu, baru berangkat sekarang? Kamu sakit ya?” sapa Lita, rekan kerjanya yang ceria.Safira tersenyum tipis. “Iya, Lita. Hari ini ada sesuatu yang mau aku omongin sama Bos Elang.”"Seperti biasa Mas Bos ada di ruangannya."Safira dan Abiyya mengangguk mereka langsung menuju ruangan Bos.“Safira, Abiyya, ada apa? Tumben pagi-pagi sudah barengan ke sini?"Safira menarik napa

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 49. Vitamin C

    “Kamu gimana, sayang? Masih mual?” tanya Abiyya, tangannya memegang tangan Safira erat. Safira mengangguk kecil, senyumnya masih mengembang. “Iya, masih mual, tapi rasanya beda. Ada perasaan senang yang nggak bisa dijelasin.” Abiyya terkekeh pelan. “Aku masih kayak mimpi, tahu nggak? Aku bakal jadi ayah dan kamu akan jadi ibu. Aku janji, aku bakal jadi suami yang lebih perhatian dan ayah yang paling keren buat anak kita.” Safira tertawa, matanya berkaca-kaca lagi. “Kamu udah cukup keren, Bi. Cuma, nanti kalau aku ngidam yang aneh-aneh, jangan protes ya,” candanya sambil menahan senyum. “Waduh, siap-siap deh aku! Makan mangga muda jam tiga pagi? Beli es krim di tengah hujan? Apa aja, aku siap!” Abiyya berlagak dramatis, membuat Safira tergelak. Matahari mulai mengintip di balik jendela, menandakan pagi sudah mulai menyapa. Keduanya saling pandang, merasakan detik-detik perubahan besar dalam hidup mereka. Pagi

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 48. Dua Garis Merah

    Part 45Safira terbangun di pagi buta dengan perasaan mual yang tiba-tiba menyerang. Ia bergegas menuju kamar mandi, mencoba menenangkan perutnya yang bergejolak. "Hueeek .... hueeekk ...."Abiyya, yang masih tertidur lelap di sampingnya, tersentak bangun mendengar suara lirih istrinya.“Sayang? Kamu nggak apa-apa?” tanyanya, setengah mengantuk dan khawatir.Safira keluar dari kamar mandi, wajahnya pucat namun matanya berbinar aneh. “Aku nggak tahu, Bi. Perutku mual banget, rasanya pengen muntah.""Semalam kamu makan apa? Jangan makan terlalu pedas lho!""Enggak kok, aku gak makan yang aneh-aneh. Mungkin aku masuk angin doang.""Kamu jangan kecapekan ya kerjanya. Aku gak tega kalau kamu sakit kayak gini."Safira mengangguk pelan. "Ayo kita sholat dulu, Bi. Kamu mandi dulu gih!""Okey, Sayang ...."Sembari menunggu sang suami selesai mandi, Safira memasak nasi di magiccom. Se

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 47. Semakin Kuat Cintaku

    ***Hari-hari berlalu .... Pagi itu tampak cerah, sinar matahari menyinari bumi dengan lembut, menciptakan suasana hangat yang menyenangkan. Burung-burung berkicau riang di pepohonan, seolah merayakan hari baru. Safira membuka jendela rumah kontrakannya, menghirup udara segar yang penuh aroma bunga dari taman di seberang jalan. Hari ini adalah hari liburnya, dan dia merasa bersemangat."Sayang, gimana kalau kita jalan-jalan hari ini? Cuacanya enak banget!” Tiba-tiba Abiyya muncul dari belakang sembari tersenyum.Senyum merekah di wajah Safira. Dia membalas dengan cepat, “Tentu! Mau kemana?”Abiyya menjawab, “Bagaimana kalau ke taman? Kita bisa refreshing sambil menikmati suasana pagi.”"Iya, Bi. Aku siap-siap dulu."Abiyya tertawa kecil melihat istrinya yang tampak begitu antusias ketika diajak jalan.Safira cepat-cepat bersiap, memilih pakaian yang nyaman dan menyenangkan. Ia juga memoles wajahnya tipis-tipis

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 46. Terlanjur Malu

    Part 44Regina terlihat terpojok, wajahnya memucat. “Aku… Aku hanya ......"Regina terdiam, kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. Semua mata tertuju padanya, menanti penjelasan. "Aku hanya ingin memastikan gelangku aman!” jawabnya, berusaha membela diri."Aman? Dengan memasukkannya ke tas orang lain? Semua itu kamu lakukan agar Safira terlihat buruk di mata orang lain bukan?" Abiyya ikut menambahkan.Regina menggeleng pelan. "Ti-tidak. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku, aku hanya--""Ini tidak bisa dibenarkan! kamu mengambil gelangmu sendiri dan menaruhnya di tas Safira, merekayasa keadaan agar kami menuduh Safira melakukan pencurian? Setelah dipikir berulang kali, kamu juga ingin menjatuhkan Safira. Apakah kamu punya maslaah pribadi dengannya hingga melampiaskannya di tempat kerja?” tanya Elang, nada suaranya datar, tetapi matanya penuh kekecewaan.Regina tertunduk malu. Gadis itu menggeleng pelan."S

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 45. Dituduh Mencuri

    Keesokan harinya .... jam pergantian shift Regina memeriksa tasnya. "Astaga! Kok gelangku hilang?" pekiknya terkejut membuat rekan yang lain menoleh."Gelang? Gelang apaan, Gin?" tanya salah satu rekannya. "Gelangku. Gelang pemberian ibu!""Lho, emangnya gak kamu pake?""Enggak selama ini aku selalu taruh di tas. Biasanya aman-aman saja, kok sekarang hilang. Siapa yang ngambil ini?" Regina mulai bersandiwara, menangis dan mengatakan hal itu dengan nada getir.Rekan-rekannya mulai khawatir. "Tenang, Regina. Kita bisa cari sama-sama," kata Rina, salah satu temannya, berusaha menenangkan.Regina menggelengkan kepala. "Tapi ini penting! Ibu memberikannya saat aku lulus sekolah. Aku tidak bisa kehilangan ini.""Kalau begitu, coba ingat-ingat terakhir kali kamu lihat," saran Dimas, yang dikenal sebagai orang yang jeli.Regina merenung. "Aku ingat betul, gelang itu ada di tas.""Mungkin aja jatuh di

  • MALAM PERTAMA DENGAN BOCAH   Part 44. Galau

    Part 43 “Dasar licik kamu!” Wanita itu menjawab, setengah terkejut tetapi juga terkesan dengan sikap sahabatnya. “Begitulah dunia kerja, sayang. Kita harus menggunakan cara apapun untuk mendapatkan yang kita inginkan. Safira sudah terlanjur jadi targetku, dan semua yang aku lakukan hanya untuk memastikan dia terlihat jelek di mata orang lain.” Regina menjelaskan dengan senyum licik. “Bagaimana kalau rencanamu terbongkar?” tanya wanita itu, sedikit khawatir. “Tidak mungkin! Tidak ada yang akan percaya Safira setelah semua ini. Lagipula, aku sudah merencanakannya dengan baik. Mungkin aku bisa menjebak dia sekali lagi untuk memastikan semua orang menganggap dia tidak bisa dipercaya,” jawab Regina penuh percaya diri. Namun, wanita itu mengingatkan, “Tapi, kalau Bosmu mulai menyelidiki lebih dalam, bisa-bisa semua ini terkuak.” Regina melambaikan tangannya, “Elang tidak akan mencari tahu lebih dalam

DMCA.com Protection Status