Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan

Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan

By:  Ema Ahman   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
14 ratings
160Chapters
46.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Anggraini dan Teguh menikah sudah lima tahun. Keduanya sepakat untuk menganut prinsip childfree. Hingga akhirnya Anggraini mendapati kalau suaminya itu telah menikah lagi dan memiliki anak dari pernikahannya itu. Sakit? Sudah pasti. Balas dendam? Tidak mungkin tidak. "Jika Mas Teguh memang ingin childfree, maka akan kuwujudkan. Dia tidak akan memiliki anak dari wanita manapun, dari aku dan tidak juga wanita itu!

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Siti Raehan
lanjut dong,,,
2024-07-16 14:57:09
0
user avatar
Neneng Enur Nurhayati
Semoga Teguh dan Merry mendapat karmanya....semangat Anggre
2024-05-05 01:43:11
0
user avatar
PiMary
Cerita yang menarik......semoga happy ending,tapi aku kok gak rela Anggre pisah sama Teguh,jd gimana dong????
2024-05-05 00:52:21
0
user avatar
Dwi Nur Setyo Rahayu
seru dan cerita tidak membosankan
2024-04-14 02:05:33
0
default avatar
yen429396
Bakalan panjang ya thor babnya.. Sdah smpe bab 73 tpi msih rahasia2n..
2023-10-30 15:11:59
0
user avatar
Upen Supenti
belum up lagiiii
2023-10-24 05:04:13
0
user avatar
amir mahmud
lanjut thor.....
2023-10-16 04:55:04
0
user avatar
Winwin Tri Winwin
update dong thoorrr
2023-10-16 01:39:28
0
user avatar
Winwin Tri Winwin
keren ga menye²
2023-10-07 01:21:51
1
user avatar
Upen Supenti
suka dengan karakter2 tokohnya...bikin greget
2023-10-02 21:56:40
1
user avatar
Upen Supenti
semakin penasaran
2023-10-02 06:10:04
2
user avatar
Erni Ernita
sukaaaaa..... novelnya beda dari yang lain
2023-09-30 19:30:06
2
user avatar
Ema Ahman
wokeee kak
2023-07-14 08:01:57
2
user avatar
Wahyuni
lanjuuut thor
2023-07-13 22:17:58
1
160 Chapters

Bab 1

"Ayah, ayah! Atu mau es kim yang laca clobeli saja, ayah!"Anggraini terpaku melihat pemandangan di hadapannya itu. Hatinya bagai teriris sembilu melihat bocah berusia kisaran dua tahun itu sedang memeluk leher seorang pria yang dia kenal adalah suaminya sendiri. Balita itu menatap pria itu dengan mesra, seakan takut orang yang dipanggilnya ayah itu berpaling darinya. "Eh, sepeltinya lebih enak coklat deh. Coklat aja deh," celoteh cadel gadis kecil dengan kuncir dua di kepalanya itu. "Shakila, cepat pilih! Masih banyak yang mau beli loh," tegur perempuan di sebelahnya sembari menunjuk ke arah antrian di belakang mereka. Sudah jelas dia adalah ibu anak itu.Fokus Anggraini kini berpaling ke wanita itu. Seorang wanita yang usianya terlihat sedikit lebih tua darinya. Wanita itu berhijab dengan baju sedikit longgar, namun bagian perutnya turut menarik perhatian Anggraini. Perempuan itu terlihat sedang hamil. Trisemester awal sepertinya. Atau mungkin usia kandungan empat atau 5 bulan.Gig
Read more

Bab 2

"Mas sudah pulang?" tanya Anggraini dengan senyum yang entah mengapa kali ini Teguh merasa seperti berbeda.Teguh tak langsung menjawab. "Apa ada yang salah? Apa mas melakukan suatu kesalahan?" tanya Teguh sembari menatap Anggraini dengan mata penuh selidik.Anggraini tersenyum mencibir sambil geleng-geleng kepala."Apa sih, Mas? Kesalahan apa maksudnya?" tanya Anggraini sembari melingkarkan tangannya di leher Teguh."Senyummu sedikit berbeda," jawab Teguh apa adanya.Anggraini semakin mengembangkan senyumnya. Lelaki yang hebat, sadar juga ternyata dia pada perubahan sikap Anggraini. Kebalikan dari Anggraini yang bahkan tak menyadari pengkhianatan Teguh selama ini."Berubah apanya?" tanya Anggraini semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Teguh dengan cara menggoda."Ehmm, ehmm. Apa istriku ini sedang ada maunya?" tebak Teguh sembari berdehem.Anggraini tersenyum."Kok tahu sih kamu, Mas?" tanyanya dengan nada merajuk."Ya, taulah. Masa nggak? Kenal kamu sudah berapa lama?" Anggraini mel
Read more

Bab 3

"Eh, Mama? Kenapa nggak bilang-bilang kalau Mama dan Riani mau datang?" Anggraini terkejut dengan kedatangan mertua dan iparnya."Justru sebaliknya Mama yang nanya dong? Kok Teguh pulang Mama nggak dikasih tahu?" Anggraini memutar bola matanya. Bagaimana ia akan memberi tahu sedangkan Teguh sendiri kembali ke Indonesia tidak menemui dirinya terlebih dahulu melainkan menemui keluarga yang ia simpan selama ini.Teguh memang bekerja di sebuah perusahaan elektronik di Singapura. Mereka berdua sama-sama menempuh pendidikan tinggi di Universitas Tokyo dengan program studi yang berbeda. Saat Teguh selesai dengan pendidikannya, Anggraini masih sibuk dengan kuliahnya, hingga Teguh di terima bekerja di Singapura, selama beberapa tahun mereka menempuh hubungan jarak jauh. Berasal dari keluarga ekonomi yang berkecukupan dan berpenghasilan besar dari pekerjaannya, bertemu dua kali dalam sebulan dengan biaya yang tidak kecil, bagi Teguh bukanlah masalah besar. Lalu Anggraini lulus dan mereka meni
Read more

Bab 4

Teguh masih diam membatu. Sulit baginya untuk menjelaskan situasi ini. Sementara bagi Puspa biar bagaimana pun tetap saja kabar ini menggembirakan meskipun dia mengerti posisi putranya pasti sulit saat ini."Mama rasanya masih tidak percaya ini. Mama paham ini pasti tidak mudah untukmu, tapi Teguh, kamu perlu tahu. Mama mendukung kamu sepenuhnya. Ya, Mama mengerti dari sudut pandang perempuan mungkin Mama sedikit keterlaluan tidak memikirkan perasaan Anggre, tapi sebagai manusia normal Mama juga ingin seperti orang lain. Mama ingin juga menimang cucu seperti teman-teman mama yang lain, Guh. Alhamdulillah sekarang kamu akhirnya sadar kalau pilihan kamu selama ini tidak memiliki anak adalah pilihan yang salah," kata Puspa mencoba membesarkan hati putranya.Teguh menggelengkan kepalanya. Apa yang dikatakan oleh ibunya benar, tapi bagi Anggre tentu saja itu tidak benar. Entahlah, Teguh juga merasa terjebak di situasi ini. Terjebak dalam pernikahannya dengan Anggraini, dan di sisi lain te
Read more

Bab 5

"Lima tahun lamanya, Mas. Aku dengan bodohku mengikuti prinsip childfree-mu itu. Menutup telinga atas cemoohan orang lain atas keputusan itu. Aku memang childphobia, tetapi bukan berarti tidak bisa hidup dengan anak."_________________________________"Loh, Mama dan Riani mau kemana?" tanya Anggraini dengan wajah bingung.Saat ia kembali, mertua dan iparnya itu telah ada di depan pintu rumah mereka siap untuk pulang."Kamu tuh yang kemana aja. Beli kopi aja hampir setengah jam. Beli dimana sih? Beli di Vietnam?" balas Puspa."Oh, tadi Anggre ke warung sebelah warungnya belum buka, Ma. Terus lanjut ke warung yang ada di blok sebelah juga eh ternyata tutup juga. Padahal biasa dari habis subuh sudah buka tuh warung. Heran juga kenapa pada tutup semua warungnya. Jadi terpaksa deh Anggre ke luar komplek perumahan dibuat beli kopi dan ini …" Anggraini menunjukkan bungkusan kresek putih di tangannya berisi beberapa bungkus nasi."Katanya kan Mas Teguh pengen sarapan yang tradisional-tradisio
Read more

Bab 6

"Pia, kamu dimana?" Anggraini dengan ponsel di telinganya membuka pintu mobil. Ia sedang melakukan sambungan telepon dengan sahabatnya Sophia.[Aku sebentar lagi sampai Bandung, Nggre. Kamu gimana?]"Ini baru mau jalan. Mas Teguh baru berangkat ke Singapore nih. Oke, tungguin aku di sana ya!"[Ya, hati-hati di jalan, Nggre. Ingat, keselamatan tetap yang utama. Jangan ngebut. Laki-laki brengsek itu nggak ada apa-apanya dibanding hidupmu yang berharga, Sayang.] Anggraini terharu mendengar kata-kata penyemangat dari Sophia. Ya, masih ada sahabatnya itu yang setia di sampingnya di saat suaminya sendiri telah dengan teganya menghancurkan hatinya."Jangan khawati, Pi. Aku baik-baik aja. Nggak akan ngebut. Kamu tunggu aja aku di sana, ok?" Usai telepon singkat itu Anggraini segera masuk ke dalam mobil, mengemudikannya ke luar kota Jakarta. Bandung, itu adalah kota tujuannya saat ini. Ia tak sepenuhnya menepati janjinya pada Sophia untuk tidak ngebut-ngebutan. Namun Anggraini tetap berhati
Read more

Bab 7

"Jadi anda ingin melamar kerja di sini sebagai instruktur?" Anggraini mengangguk yakin. "Ya, ini berkas saya," katanya sembari mendorong sebuah map berisi surat lamaran kerja, CV serta berkas pendukung lainnya."Tapi di sini sedang tidak membuka lowongan pekerjaan, Sis. Gymnasium ini sedang tidak membutuhkan instruktur senam tambahan," kata pengelola gymnasium itu.Terlihat sekali pria berumur empat puluh tahunan itu tidak tertarik menerima surat lamaran kerja Anggraini. Jangankan membuka map itu, alih-alih dia malah mendorong kembali map itu pada Anggraini.Anggraini tersenyum percaya diri."Maaf, Pak. Saya memang lancang mengantar surat lamaran kerja tanpa adanya pembukaan lowongan pekerjaan di tempat ini, namun meski begitu tolong terima saya. Ini adalah impian dan cita-cita saya sedari dulu," kata Anggraini berusaha meyakinkan."Ya, saya mengerti tetapi gymnasium di kota Bandung ini ada banyak, tak hanya di sini saja. Mungkin anda bisa mencobanya di gymnasium lain?" Pria bernam
Read more

Bab 8

Keluar dari ruangan Handoko, Anggraini langsung disambut oleh Sophia."Nggre, gimana?" tanya Sophia harap-harap cemas.Anggraini tidak langsung menjawab melainkan mengajak Sophia pergi dari sana. Ia merasa tidak enak jika menceritakan pembicaraannya dengan Handoko sementara banyak orang berpapasan dan berlalu-lalang di sekitar mereka.Setelah mereka tiba di dalam mobil Sophia kembali, barulah ia menceritakan pada sahabatnya itu tentang bagaimana ia merayu seorang Handoko untuk menerimanya bekerja di gymnasium itu."Wah, gila! Kamu belum apa-apa sudah berani menyuap orang itu? Ckckck … Anggre, ini sisi gelapmu yang selama ini aku tidak tahu. Ngomong-ngomong darimana dan sejak kapan kamu punya sikap buruk seperti ini?" Sophia berdecak tak percaya kalau Anggraini ternyata bisa melakukan hal sejauh ini.Sepertinya Anggraini sudah memikirkan matang-matang segalanya hanya dalam kurun waktu yang sangat singkat.Anggraini mengangkat pundak."Serius, Anggre. Kamu akan melakukan apa jika kamu s
Read more

Bab 9

"Bu, HP ibu bunyi. Kayaknya itu telepon dari bapak deh," kata Bik Asih pada majikannya yang sedang sibuk olahraga di atas matras.Bik Asih adalah asisten rumah tangga pulang pergi yang membantu Anggraini melakkukan pekerjaan rumah tangga di rumah ini. "Bibik angkat saja teleponnya, Bik dan tolong taruh saja HP saya di tripod," kata Anggraini yang masih sibuk dengan olahraga senamnya.Beberapa hari ini ia memang banyak berolahraga. Bukan dengan tujuan utama agar bugar, melainkan ingin melatih kembali otot-otot tubuhnya dan melenturkannya agar tidak terlaku kaku jika ia diterima kerja di gymnasium itu nantinya.Dulu ketika masih berada di Tokyo, Anggraini rajin ikut senam. Bukan hanya menjadi member, tapi ia bahkan sering ikut perlombaan di tingkat internasional hingga mendapat banyak sertifikat penghargaan dari kegiatan positifnya itu.Namun setelah berada di Indonesia, Anggraini tidak lagi serutin dulu dalam kegiatan olah tubuhnya itu. Ia sesekali memang masih pergi fitness dan nge-g
Read more

Bab 10

Usai mengakhiri panggilan video itu, Anggraini pun segera menerima panggilan suara yang belum berhenti berdering sedari tadi."Ya, Pak? Selamat Siang!" sapa Anggraini pada si penelepon yang berada beda kota dengannya itu."Ini dengan Mbak Lestari Anggraini ya?" tanya si penelepon itu."Ya, Pak. Saya sendiri, Pak," sahut Anggraini dengan antusias.Bagaimana bisa Anggraini tidak antusias mendapat telepon dari Handoko? Memang telepon dari HRD D'Goal Gym dan Fitness Center itulah yang telah dia tunggu selama beberapa hari ini. Meski Anggraini merasa sedikit harap-harap cemas akan maksud Handoko meneleponnya, namun Anggraini optimis hingga 100% kalau pria itu menghubunginya pastilah karena ingin memberitahukan kabar baik padanya. Anggraini tahu, kebanyakan HRD tidak akan mau berepot-repot menelepon calon pekerja yang mengajukan lamaran kerja di perusahaan mereka jika mereka tidak berniat untuk menerimanya."Mbak Tari? Ini saya Handoko dari D'goal Gym and Fitness Center," kata pria di uju
Read more
DMCA.com Protection Status