Share

163. Rawi Jati

Penulis: Riyen Kaiser
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-03 18:21:34

Sehingga Galuh Tapa dan Kinanti mengikuti jejak para pendekar yang lebih dahulu menemukan batang pohon tersebut.

Namun dari tempat ini Galuh Tapa sudah bisa melihat samar-samar sebatang kelapa menjulang tinggi diatas bukit.

''Kanda Galuh, bagaimana caranya agar bisa mengambil buah itu sementara tenaga dalam kita tidak bisa digunakan untuk terbang? ''Tanya Kinanti.

''Aku akan memanjat pohon itu. ''Jawab Galuh Tapa. ''Aku membutuhkan selendang yang kau gunakan untuk melakukannya.''

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, mereka berdua bisa melihat puluhan pendekar sedang menghadapi siluman sialang yang mungkin jumlahnya ribuan. Siluman itu bersarang tepat di batang pohon kelapa hanya satu beberapa meter dengan permukaan tanah.

Dalam beberapa meter, tidak ada satupun tanaman yang tumbuh di lokasi pohon tersebut, tidak ada bahkan meskipun lumut. Kinanti yakin itu dikarenakan oleh racun yang dihasilkan para siluman sialang.

Beberapa orang pendekar sudah meregang nyawa ketika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Galuh Tapa   164. Menyusun Strategi

    Mendengar perkataan anaknya Rawi Jati tersenyum kecil, dia berencana meletakkan setiap Komandan Kelabang Iblis pada titik yang telah dia lingkari pada peta lebar yang terbuka diatas meja. Didalam pemerintahan wilayah itu disebut Kadipaten, tapi Rawi Jati tidak ingin menyebutkan hal itu dia lebih senang dengan istilah, markas utama.Jadi ada beberapa markas utama yang tersebar di seluruh dataran Pasmah, jika titik itudisambungkan maka akan terbentuk pola binatang, Sebagai simbul kegelapan. Sementara itu, pasukan sekutu akan diletakkan tepat ditengah-tengah markas utama.''Kenapa kami tepat diletakkan ditengah-tengah? ''Senopati Surtanta bertanya, pria itu pemimpin tertinggi pasukan sekutu yang memiliki ilmu kanuragan setingkat pendekar Iblis dan membawa tiga ratus lima puluh prajurit tanpa tanding.Rawi Jati tersenyum kecil, ''itu karena pasukan yang kau pimpin sangat kuat, jika saja sesuatu terjadi di markas utama kalian akan mudah lebih mudah mengirimkan bantuan.''Surtanta mengernyi

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Legenda Galuh Tapa   165. Menyusun Strategi 2

    Ketika semua orang sibuk memberikan pendapat, Satu Jagat hanya terdiam. Tidak, bukan hanya dia tapi semua orang dari perguruan dari Lembah Teratai Putih tidak mengeluarkan satu kata pun saat ini.Tiran Putih keluar dari pertemuan itu, dia bejalan sedikit bungkuk karena luka didapatnya di bagian tulang belakang menyerang dirinya sendiri untuk berjalan dengan benar.Melihat hal itu, Cagar Alam mendekati orang tua itu dengan perasaan heran. ''Sepuh Tiran Putih, kenapa kau tidak mengeluarkan pendapat?''Tiran Putih terbatuk-batuk beberapa kali, ya, tubuh orang tuanya mungkin sudah rapuh tapi bisa mencerna situasi ini. ''menurutmu orang didalam sana lemah?''''Kenapa sepuh berkata demikian? Tentu saja mereka semua orang kuat.''Tiran Putih terkekeh kecil sambil melihati kereta iblis yang dia ciptakan di atas tembok kayu. ''Dengarlah penderitaan orang-orang didalam sana! Mereka akan melakukannya sepanjang waktu, karena mereka adalah orang yang kuat.''''Apa yang ingin anda katakan, sepuh?''

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • Legenda Galuh Tapa   166. Mencari Raja Buray

    Sehingga Galuh Tapa melepas aura hangat, aura itu segera menyebar di setiap sisi hutan bahkan beberapa orang hebat yang berada didekat lokasi itu tersentak merasakannya.''Aku ingin berdamai, aku akan menjadi orang pertama yang menghapus rasa benci kalian ''Galuh Tapa kemudian duduk bersila tepat dihadapan sang ratu sialang. ''Kau boleh menusukkan sengat di manapun kau mau, jika memang kau tidak mempercayaiku...''''Menarik! ''pekik sang ratu. Dia kemudian berusaha terbang dengan sayapnya yang terluka, lalu melaju cepat mengarahkan ujung sengat tepat dimata Galuh Tapa.Sedikit lagi, mungkin hanya seujung kuku, sengatan itu berhenti tepat di bola mata, sementara pemuda itu bahkan tidak menutup dan tidak pula mengedipkan matanya.''Aku tidak pernah bertemu dengan orang seperti dirimu anak muda. ''Ucap ratu sialang kemudian menarik kembali sengat didalam buntutnya yang berwarna kuning. ''Aku menyerah, aku mengizinkan kau menaiki pohon itu, tapi satu hal yang perlu kau ketahui ketika mala

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • Legenda Galuh Tapa   167. Usaha Keras Membawa Hasil

    Hari sudah beranjak malam, tapi Galuh Tapa masih memanjat batang pohon itu, secara perlahan.Galuh Tapa benar-benar tidak dapat lagi melihat keadaan dibawah sana yang sekarang sudah mulai menjadi gelap. Kecuali sinar gemerlap lampu istana yang seperti kunang-kunang di kejauhan. ''Aku seperti berada di atas langit, ''Gumam pemuda itu, dia menaikan alis ketika menyadari sekarang tingginya bahkan melebihi pegunungan Lembah dempo. ''Aku juga kesulitan bernapas, mungkin udara disini tidak cocok untuk manusia.''Semakin tinggi sebuah tempat maka kandungan oksigen didalam udara semakin sedikit dibandingkan di permukaan tanah, itulah siluman sialang mengatakan tidak bisa bertahan diatas sini.Bukan hanya itu, yang dikatakan siluman sialang ternyata benar, udara mulai terasa lebih dingin dari malam biasanya di permukaan tanah.Pemuda itu mulai merasakan bergetar seluruh tubuhnya saking dingin, tapi demikian dia malah bergerak cepat.Dengan melakukan kecepatan tubuhnya akan terasa lebih panas

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Legenda Galuh Tapa   168 Prahara Bumi Besemah

    Penjaga gerbang terlihat ragu, mereka melirik satu sama lain kemudian mengalihkan pandangan ke arah Galuh Tapa yang berpakaian compang camping. ''Pengemis jika kau ingin makanan ambil saja di sana. itu gratis, tapi kau tidak diizinkan memasuki istana!''''Kami bukan pengemis, dan kami tidak datang untuk makanan. Kinanti terlihat kesal.''Begini tuan kedatangan kesini untuk memberikan buah kelapa yang disayembarakan oleh Raja Mandare. ''Galuh Tapa menunjukkan sepintas buah kelapa yang dia balut dengan pakaiannya. ''Bagaimana apa kalian mengizinkan kami!''Mendapati hal demikian, salah satu penjaga itu berlari buru-buru kedalam istana. Butuh waktu dua puluh menit lamanya hingga terlihat raja Mandare sendiri yang datang menghampiri kedua sepasang pendekar tersebut yang di ikuti dengan seorang pendekar yang perkasa.Tidak lupa pula seorang tabib muda, gadis berwajah ayu, mengekor dibelakang mereka. Ketika gadis itu melihat wajah Galuh Tapa, dia tersenyum manis.''Kenapa kalian membiarkann

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Legenda Galuh Tapa   169. Prahara Bumi Besemah 2

    Hingga semua orang yang mendengar perkataan Galuh Tapa barusan, menanggapinya dengan cara yang berbeda-beda, beberapa prajurit menahan sekuat tenaga untuk tidak tertawa dan mencibir pemuda itu, sementara Mandare mengerutkan kening beberapa lama.''Aku hargai kau meperhatikan keselamatan cucuku, itu baik, sangat bagus. ''Mandare mengelus dagunya, tidak ingin tidak menunjukkan ekspresi tidak percaya kepada Galuh Tapa. ''Penjagaan kami sangat kuat, bagaimana bisa ditembus oleh orang lain?''Galuh Tapa hanya tersenyum kecil, dia sudah sangat yakin tidak ada orang yang mempercayainya. Ya, benar, tapi pemuda itu sudah memberikan satu peringatan kepada Mandare, sebagai raja harusnya dia memikirkan hal itu.''Kalian mungkin belum mempercayai kami, karena kami berdua tidak memiliki bukti kecuali pada saat hal itu benar-benar terjadi. ''Kinanti untuk pertama kalinya membuka suara. ''Tidak ada kewajiban untuk kalian untuk percaya atau tidak, tidak masalah. sebagai orang asing di Negeri ini kami

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Legenda Galuh Tapa   170. Prahara Bumi Besemah 3

    Candi Jaya bergegas masuk kedalam kamar diikuti dengan Galuh Tapa dan Kinanti, tapi sudah terlambat. Beteri Berambut Emas sudah tergeletak dilantai, sementara putra mereka sudah hilang, hanya menyisakan ranjang kecil yang ternoda dengan darah.''Dinda, dinda...! ''Teriak Candi Jaya sambil merangkul tubuh isterinya yang tidak sadarkan diri. ''Bangunlah dinda, aku mohon.''''Dia masih hidup ''Kinanti baru saja memeriksa denyut nadi wanita itu. ''Tapi keadaannya kritis, luka diperutnya sangat besar kita harus segera mengobatinya.''Galuh Tapa tidak menduga rencana Rengkeh dilakukan secepat ini. Ini tidak sama dengan apa yang ada dipikirannya. Bukan hanya putra Candi Jaya tapi Raja Mandare juga menjadi sasaran mereka.Tidak beberapa lama, Andaran muncul dihadapan pemuda itu secara gaib. Sehingga Galuh Tapa mencari tempat aman untuk berbicara, sementara kerumunan orang sedang membantu kondisi Beteri Berambut Emas.''Galuh, aku sudah menyekap Raja Buray didalam kamarnya, tapi peristiwa ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Legenda Galuh Tapa   171. Prahara Bumi Besemah 4

    Tangisan bayi terdengar memekakkan, kalau bukan karena bayi itu adalah kunci dari rencana yang mereka bangun, sudah lama Rengkeh melemparkannya kedalam sungai.''Bawa bayi ini menjauh dari dariku! ''perintah Rengkeh kepada salah satu prajuritnya. ''Beri dia apapun agar diam, suaranya membuat telingaku sakit.''Sekarang di tempat itu hampir semua prajurit dari negeri Singunan telah berkumpul di rumah tua yang letaknya paling jauh dari pemukiman penduduk. Dibelakang rumah itu mengalir sungai deras yang beradu dengan gelombang air laut.Ini adalah rumah salah satu penduduk yang sudah lama ditinggalkan, tapi demikian bangunan itu masih terlihat kokoh. Berdiri diatas dataran tinggi, dimana lautan luas mulai mengikis dataran itu.Senopati menyiram wajah Mandare dengan semangkok air, membangunkan raja itu dari tidur lelapnya. Matanya masih berat untuk dibuka, kepalanya masih terasa sakit dikarenakan pengaruh obat tidur tersebut.Hingga beberapa saat Raja Mandare terbangun, bahwa dirinya kin

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17

Bab terbaru

  • Legenda Galuh Tapa   244. Dengan Terpaksa

    "Aku tidak sempat menanyakan hal itu pada ayahku, kedatangan kita bersamaan dengan surat panggilan dari Negri Singunan untuk Ayahanda" ucap Ringgina."Surat dari Negri Singunan?" Galuh Tapa terlihat kecewa."Negri Singunan memberi informasimengenai Putra bungsu mereka. Pangeran Rengkeh dikabarkan belum kembali setelah melakukan Kunjungan ke Negri Bumi Besemah.""Rengkeh?" Galuh Tapa bergumam pelan."Apa kau mengetahui nama itu?" Ringgina bertanya."Ah, aku belum pernah mengenal namapangeran dari Negri Singunan." Galuh Tapa berbohong, tentu saja dia mengetahui Pangeran Rengkeh, karena dia sendirilah yang berhasil mengalahkan pemuda licik itu beserta senopati dan anak buahnya."Tapi jangan risau, Ayahku memang sedang kembali lagi ke Negri Singunan, disini ada tabib hebat yang bisa membuat penawar racun itu, dia adalah kepercayaan Ayahku.""Benarkah?""Ya, aku akan menemui tabib itu besokpagi" Ringgina tersenyum kecil, meski diatidak begitu yakin dapat meminta sangtabib untuk membua

  • Legenda Galuh Tapa   243. Markas Negri Singunan

    Sehingga Angsa Putih mendesah pelan, lantas menepuk pundak temannya tiga kali. "Ki Santa tidak di undang dalam rapat itu, ketentuan nasip para tawanan tergantung Paduka Raja Jaya Negara beserta pejabat kerajaan. Kita hanya persatuan Hulubalang, bahkan Damar Tirta tidak di undang dalam rapat itu."Ki Jangga menatap mata Angsa putih dengan tajam, untuk beberapa saattidak berkedip sedikitpun. Lantasmengalihkan pandangan pada seributawanan dengan kebencian."Tenangkan perasaanmu kawan! Tidak ada gunanya kau menaruh dendam padatawanan yang tidak lagi berdaya." AngsaPutih menuangkan arak pada dua cawan,kemudian salah satunya disodorkan kepada Ki Jangga. "Akan ada waktunya kau bisa mengamuk sesuka hatimu, tentu saja bukan pada seribu orang di sana yang tidak memiliki kemampuan, atau pula pada tua bangka Ki Santa.Ki Jangga terdiam lagi, kali iniurat-urat di keningnya keluar bak cacingdibalik kulit, tampak sedang berpikirmungkin pula mencerna perkataansahabatnya."Perang belum berhe

  • Legenda Galuh Tapa   242. Musuh Mengaku Kalah

    "Tawanan?" Ki Jangga berkata geram.Wajah pak tua itu terlihat tergores tipisakibat panah yang melesat ke arahkepalanya. "Aku akan membunuh kaliansemuanya, semuanya!" Dia berteriak keras."Musuh sudah mengaku kalah, tidak adayang berhak untuk membunuh mereka." Ki Santa membantah keputusan Ki Jangga."Tua Bangka, kau bukan orang suci yangbisa menentukan siapa yang layak dan tak layak hidup di sini." Ki Jangga beteriak kesal, ya diantara Sesepuh tua hanya dia yang terluka, bagaimana wajah orang itu tidak merah karena marah atau pula karena malu?"Tidak ada yang boleh membunuh siapapun yang mengaku kalah, menyerah dan mengangkat bendera putih" Ki Santaberkata lagi, menegaskan bahwaucapannya tidak main-main.Orang tua itu melirik beberapa pendekarhebat yang berada di hadapannya satupersatu, bahkan Damar Tirta selaku ketua Persatuan Hulubalang. Terlihat tiada orang yang membantah keputusan orang tua itu, kecuali Ki Jangga."Meski kita dalam medan perang, tapitoleransi hidup haru

  • Legenda Galuh Tapa   241. Perang Pasmah 3

    Baru saja berdiri, -menyeka darah yangmengalir dari luka di dada akibat tebasan Ki Santa, Angsa Putih segera mematukkepala mereka hingga mati.Hingga Ki Santa tersenyum kecil di kejauhan, dia memang sengaja tidak membunuh mereka berdua agar Angsa Putih tidak merasa kecil hati atau, tidak terlalu terhina. Sudah cukup perselisihan selama ini hanya karena beranggapan-siapa paling hebat dari siapa?Namun terlihat Angsa Putih meludah dua kali, orang tua itu lalu menyapukan pandangan di sekitarnya mencoba menemukan Ki Santa tapi tidak berhasil.Kemudian senyum kecil tersungging dibibirnya yang peot dan berkerut, lalusemenit kemudian terkekeh. "Sekarang aku mengakui, dia lebih hebat dariku. Tuabangka Ki Santa itu, sudah sepatutnyanamanya di kenal di seluruh dunia Persilatan di tanah Pasmah."Hingga kemudian Angsa Putih kembali memasuki kerumunan pertempuran. Dia bergerak cepat, melawan orang-orang yang terlihat cukup kuat. Orang tua itu juga membantu beberapa prajurityang sedang dalam

  • Legenda Galuh Tapa   Perang pasma 2

    "Senjatamu besar sekali, tapi bergeraklambat." Kerangka Ireng berkata datar, lali melepaskan kembali dua serangan hingga dua larik cahaya keluar dari matatombaknya, melesat cepat.Damar Tirta harus rela merebahkantubuhnya, menopang dengan telapaktangan kanan. Dua larik cahaya tipis itulewat satu jengkal di atas wajah, terusnyasar dan mengenai lima tubuh di belakang Damar Tirta.Hingga lima detik setelah tubuh orang itu dilewati cahaya -meledak seperti terpanggang.Damar Tirta berdecak kesal, dia memutartubuhnya kemudian secara bersamaanmenjentikkan jari telunjuk. Pedang cahaya miliknya melesat ke arah Krangka Ireng, tapi pria itu memiliki tubuh yang licin, dengan mudah dia menghindari serangan Damar Tirta.Tidak menarik kembali pedangnya Damar Tirta terus melajukan pedang hingga menembus dua puluh orang bawahan Kerangka Ireng. empat kali lipat lebih banyak dibandingkan serangan Pria berzirah perang itu.Baru dalam beberapa menit saja, telahterjadi pertukaran ratusan serangan

  • Legenda Galuh Tapa   239. Perang Pasmah

    Sehingga sontak saja semua prajurit yang mendengar perkataan pria itu berteriak penuh semangat, seolah tubuh mereka mendidih karena marah. Dada mereka berdetak lebih cepat dari sebelumnya, mata mereka nanar tajam menyambut derap penjajah."Teriakan keberanian" Pekik Candi Jaya. "Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup.""Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup."Sontak pula para prajurit Jalang Pasmahmengikuti teriakan yang bergema darimulut prajurit Bumi Besemah, hingga dalam hitungan detik saja seisi benteng pertahanan dipenuhi teriakan bergema.Ki Santa dan dua orang bersamanya tersenyum kecil di atas tiang menara tertinggi, sebuah kata bijak yang membangkitkan semangat juang, pikirnya.Lalu dua menit kemudian, terdengar suara terompet dari tanduk kerbau berbunyi di sisi paling selatan kemudian disusul suara terompet di sisi paling utara. Lalu setelah itu, genderang perang bertabuh-tabuh, tanda musuh sudah berada di depan mata.Bak semut hitam, musuh berbaris rapimele

  • Legenda Galuh Tapa   238. Bersiap, Musuh Datang.

    Setelah kepergian Galuh Tapa. Bagas Sanjaya adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas Markas Periangan. Dia mengatur segala hal sendirian, kecuali jika Tiran Putih sedang memiliki waktu luang untuk memberikan masukan untuknya.Galingga Tirta memang petarung hebat,tapi dia tidak memiliki otak. Kecualibertarung dan menggoda gadis-gadiscantik di tempat ini, tiada hal lain yangdilakukan pemuda itu.Tidak beberapa lama, derap langkah kakikuda tiba-tiba memasuki gerbang Markas Periangan. Ada sekitar dua puluh orang penunggang kuda, dan salah satu dari mereka jelas dikenali Bagas Sanjaya, Rangga rajasa."Patih Bagas Sanjaya" Rangga Rajasa memberi hormat. "Setelah mendengar kalian berhasil menaklukkan markas ini, aku segera menyusul bersama dengan beberapa orang yang lainnya. Jangan khawatir, markas kecil di seberang sungai sangat aman terkendali, sekarang Buja Surut beserta pendekar pemanah dan beberapa pendekar lain bertugas mengatur markas itu."Bagas Sanjaya menarik napas lega.

  • Legenda Galuh Tapa   237. Pada Batasnya

    Hingga terang benderang pikiran Pendekar Janggala setelah tiga benda kegelapan itu hilang dari kepalanya. Sekarang pikirannya terasa lebih jernih, kepalanya terasa lebih ringan dari sebelumnya.Seperti yang di ketahui, susuk Magalahtidak akan bisa di cabut kecuali penggunanya akan mengalami kematian.Tapi Galuh Tapa bisa melakukan hal itu,mungkin saja karena energi alam yangbercampur dengan berkah batu mustika yang ada, atau pula karena nasib baik Pendekar Janggala untuk menebus dosa-dosannya.Lidah Pendekar Janggala terasa kelu untuk beberapa saat, dia hendak mengatakan rasa syukur dan terima kasih tapi suaranya terasa terhenti di kerongkongan. Hanya air mata yang menjawab perkataan Pemuda Pedang Pusaka Lintang Kuning."Terima kasih...terima kasih..." Merah Jambon Barat sujud tiga kali di telapak kaki Galuh Tapa, lalu buru mengangkat tubuh Janggala."Kau harus merawat gurumu dengan baik, lukanya perlu diobati!" ucap Galuh Tapa."Kami akan mengingat kebaikan ini, suatu saat nanti j

  • Legenda Galuh Tapa   236. Kekalahan Janggala

    Belum sampai kuku tajamnya di wajahGaluh Tapa, tiba-tiba gerakannyaterhenti seketika. Wajah bangganya mulai menyurut.lima detik kemudian dia berteriak kesakitan, tubuhnya tersungkur di permukaan tanah, kedua tangannya mencengkram dada dengan kuat. Pak tua itu berguling tak karuan, darah segar keluar menodai pakaian.Ketika hal itu terjadi, Galuh Tapa tidakingin menunggu lama, segera dia melesat di udara. Dia melepaskan beberapa serpihan batu mustika sebagai senjata tepat mengenai kaki orang tua itu, hingga tubuhnya terpasak di tanah, lalu dua buah lagi senjata secara bersamaan mengenai bahu kiri dan kanan.Pendekar Janggala dalam kondisiterlentang, serpihan tertancap dalam dan terasa panas membara. Tangannya berusaha melepaskan dua pedang yang menancap di bahunya tapi tidak mampu.Nampak belum menyerah, kilatan ungumemancar sesaat lalu dua larik cahayamelesat menuju Galuh Tapa, tapi kali inipemuda itu dapat menangkisnya.Beberapa saat kemudian, suasana ditempat itu menjadi pa

DMCA.com Protection Status