"Hiiaaat!" Bara melompat sambil berteriak keras. Lalu tangan kanannya bergerak cepat menghantam ke depan. Satu cahaya merah berbentuk telapak tangan raksasa menderu dan menghantam bebatuan yang ada di depannya.Bledaaar!Bebatuan itu hancur seketika dengan pecahannya yang berhamburan di udara. Pendekar Golok Iblis itu tersenyum sambil menyeka keringat yang membasahi keningnya."Akhirnya aku bisa juga memadatkan kekuatan Neraka milik Sasaka dengan waktu yang tergolong cepat. Aku hanya butuh tiga hitungan jari untuk mengerahkan serangan ini. Dan dampaknya sungguh luar biasa," gumam pemuda tersebut."Sangat bagus! Perkembanganmu memang diluar nalar. Setelah menyerap semua inti jiwa yang kau panen waktu perang beberapa waktu yang lalu, kau saat ini sudah menjadi Dewa yang sesungguhnya. Siapa yang bisa mengalahkan dirimu?" sahut suara seorang wanita.Bara menoleh kearah suara yang tak asing tersebut. Dia melihat sosok wanita berparas cantik tengah duduk uncang-uncang di atas pohon besar.
Song Yue dan enam gadis Awan Es melangkah diatas lautan yang telah membeku. Awalnya mereka biasa saja karena sudah terbiasa dengan hawa dingin di GunungEs milik Song Yue. Namun setelah mencapai seribu langkah, mereka bertujuh mulai merasakan hawa dingin yang menusuk tulang."Kenapa aku merasakan dingin...? Ini dingin yang berbeda dengan kekuatan es milikku..." batin Song Yue. Dia pun menoleh kearah belakang dimana terlihat Yue Fei berada di urutan paling depan tengah berusaha menahan hawa dingin. Sementara lima gadis yang lain terlihat semakin kesulitan melangkah kan kaki."Kalian harus bertahan sampai di pulau itu. Jika kalian gagal, kalian akan mati menjadi patung es di tempat ini." kata Bara sambil menunjuk kearah ribuan patung yang terlihat sudah menyatu karena hembusan es yang begitu membekukan. Itu adalah mayat manusia dan Iblis yang berusaha memasuki Pulau Es namun tidak kuat."Hawa dingin ini...Apakah kau benar-benar pernah melaluinya?" tanya Song Yue dengan napas yang mulai t
Setelah cukup lama berada di tepi pantai yang membeku bersama Lian Xie, Bara yang saat itu tubuhnya tengah dipinjam oleh Iblis Es pun mengajak wanita cantik tersebut untuk naik ke Kuil Es dimana sudah berkumpul beberapa orang."Sudah lama sekali aku ingin melihat tempat pertama kali kita bertemu." kata Cakara sambil menggandeng tangan Lian Xie."Aku selalu menjaganya dan merawat tempat itu dengan baik. Kau akan terkejut saat melihatnya," sahut wanita tersebut."Benarkah? Aku menjadi semakin penasara..." ucap Cakara lalu dia pun terbang ke udara sambil bergandengan tangan. Lian Xie nampak berseri-seri. Sudah lama dia mendambakan waktu indah bersama pria yang tengah membawanya tersebut. Dan akhirnya itu terwujud.Cakara mendarat di sebuah telaga kecil yang dipenuhi bebatuan. Uniknya, bebatuan itu memiliki warna yang berbeda-beda dan bercahaya redup. Meski pulau es itu sepenuhnya membeku, telaga tersebut mengeluarkan uap yang terasa hangat. Iblis Es itu pun menatap dengan senyum mengemb
Sosok itu melayang di udara setelah keluar dari pecahan ruang dan waktu. Dia menatap kesal kearah Bara Sena yang masih terbenam dan menyisakan kepalanya saja. Celakanya, karena wanita itu ada diatas dan Bara ada di bawahnya, dia malah justru disuguhi pemandangan yang luar biasa menggoda. Bagaimana tidak, sepasang kaki putih mulus hingga ke bagian pangkalnya terlihat jelas di mata Bara yang semakin gelisah karena adik kecilnya ikut terbangun."Gila...Hanya melihat kakinya saja sudah membuat adik kecilku terbangun..." batin Bara berusaha mengalihkan pandangan matanya kearah lain. Lian Xie mengira Bara tengah takut dan merasa bersalah sehingga tidak berani menatapnya sehingga hatinya yang tengah marah itu sedikit merasa adem."Kasihan juga kalau dipikir-pikir, pahlawan manusia harus mendapat perlakuan seperti ini," batin wanita cantik tersebut.Karena hal itulah, dia pun membebaskan Pendekar Golok Iblis begitu saja tanpa banyak berkata. Pemuda itu pun terangkat dari dalam tanah yang meng
Di depan Pendekar Golok Iblis nampak terlihat tempat yang sangat luas. Namun banyak batu-batu raksasa yang menjulang ke langit membentuk seperti pilar. Di setiap batu itu nampak rantai raksasa yang saling terhubung antara batu satu dengan batu yang lain sehingga seolah-olah mereka semua saling terikat."Tempat apa ini?" batin Bara Sena.Dia melangkahkan kakinya di tanah yang tertutup es tersebut. Hawa dingin sudah tak diragukan lagi tingkat kedinginannya. Bahkan pemuda itu merasa tempat itu lebih dingin dari Pulau Es tempat tinggal Dewi Lian Xie sendiri."Iblis Es," panggil Bara sambil melangkah kedepan dan menatap ke batu-batu raksasa yang menjulang tinggi hingga ratusan tombak tingginya."Hmm..." sahut Iblis Es masih kesal."Kau tahu tempat apa ini?" tanya Bara.Iblis Es membuka matanya. Dia pun terhubung dengan penglihatan yang Bara salurkan kedalam Alam Jiwa miliknya."Ini...Bagaimana bisa kau masuk kedalam tempat ini!?" seru Iblis Es membuat Bara menjadi heran dengan tanggapan Ib
Asap hitam yang menutupi pulau es secara perlahan mulai menghilang oleh hembusan angin yang cukup kencang. Hingga akhirnya terlihat pemandangan yang mengerikan. Dimana Pulau Es yang sebelumnya terlihat indah dengan segala kelebihannya kini malah menjadi Neraka yang membara. Tak ada lagi tanah yang tersisa kecuali api merah membara.Di tengah Kobaran api tersebut, nampak sosok Bara Sena yang tengah dikendalikan oleh Iblis Neraka Sasaka tengah mencekik leher seseorang menggunakan tangan kirinya yang menyala merah dengan cipratan lahar panas."Kau tamat, Kutukan Es...Berani macam-macam dengan diriku, tak akan pernah aku beri ampunan..." kata Sasaka dengan suara berat.Tubuh orang yang berada dalam cekikan itu nampak hancur sebagian. Kedua matanya melotot dan tangan kanannya yang masih utuh mencoba untuk melepaskan cekikan tersebut. Namun Sasaka menyeringai kecil menampakkan taring-taring tajamnya. Tangan kirinya memperkuat cekikan. Saat itu juga, leher sosok yang menyerupai Ratu Azalea p
Gerbang merah itu muncul di bawah sebuah Lembah yang berkabut. Bara Sena keluar dari dalam sana bersama seorang pria bertubuh kekar yang tak lain adalah Yuang Shi."Jadi ini gerbang menuju ke tempat para Naga itu?" tanya Bara sambil menunjuk kearah dua pilar hijau yang dililit patung Naga berwarna emas. Yuang Shi mengangguk."Benar. Kita harus melewati dua pilar itu untuk sampai ke atas sana. Jika kita terbang, kita tidak akan menemukan Istana Naga Azure..." kata Yuang Shi."Tempat ini sudah cukup sulit untuk ditemukan. Jika bukan karenamu, mungkin aku sudah nyasar entah kemana," kata Bara Sena sambil menatap dua pilar hijau yang berdiri di tengah rawa-rawa."Tujuan Kaisar Kuno adalah untuk mengurangi kemunculan manusia atau para dewa di dunia naga. Karena itu hanya akan menyebabkan perseteruan. Sehingga Kaisar menciptakan pilar ini untuk dijadikan pintu rahasia. Bagi orang yang tidak melewati pilar ini, sudah di pastikan dia tak akan menemukan Istana Naga Azure yang tersembunyi dibal
Yuang Shi menatap dua sosok yang baru datang tersebut. Dia pun langsung memberi hormat kepada mereka dengan menyatukan dua tangan dan membungkuk kan tubuhnya."Salam hormat saya, Dua Gerbang Kaisar, Lin Muya dan Lin Fengsi," ucap Yuang Shi."Cih! Kau tidak sadar apa kesalahan yang kau perbuat terhadap Kaisar!? Berlutut!" bentak pria berpakaian biru yang dikenal dengan nama Gerbang Biru Lin Fengsi.Yuang Shi merasa kesal dengan apa yang diperintahkan oleh Lin Fengsi. Namun jika dia tidak melakukan perintah tersebut, dia akan mendapatkan hukuman yang lebih buruk. Dia pun segera berlutut sesuai yang diperintahkan oleh Lin Fengsi.Bara Sena yang menyadari kedatangan dua sosok kuat segera bangkit berdiri dan mendekati mereka yang tengah berdiri di hadapan Yuang Shi."Hei hei hei! Apakah ini kelakuan Naga di Kekaisaran Azure!? Sungguh tercela sekali perbuatan kalian menyuruh tamu berlutut di tempat ini!" ucap Bara dengan santai nya.Lin Muya dan Lin Fengsi sama-sama menatap kearah Bara Sena