Dewi Biru dan Raja Shen Su saling adu pukulan di langit hingga menciptakan gelombang dahsyat yang menggetarkan langit dan bumi. Gelombang besar menyapu ke segala arah. Tubuh Dewi Biru terdorong ke belakang hingga beberapa tombak. Dengan sigap Bara Sena segera menangkap tubuh ramping istrinya tersebut. Sementara itu, Raja Shen Su juga sampai harus terdorong beberapa tombak dan merasakan tangan kanannya yang kesemutan. "Wanita ini benar-benar kuat. Aku sudah salah perhitungan, Jurus Pengganda Tubuh itu malah membuat aku menjadi lebih lemah...Kalau tubuhku tidak terbagi menjadi dua, sampah-sampah ini bukanlah masalah bagiku," batin Raja Shen Su menyesali apa yang telah dia lakukan.Bara Sena dan Dewi Biru saling bertatap mata. Wanita cantik itu terpana melihat tatapan mata sang pemuda. Lalu senyum manis mengembang di bibirnya yang merah ranum."Kau datang bagai pahlawan..." ujarnya setelah mereka berdiri melayang dengan tenang kembali."Aku memang pahlawan untuk semua orang. Sekarang a
Kapal berukuran besar yang seharusnya ada di lautan kini melayang terbang di atas kota Hubei. Kapal besar itu melayang mendekati gunung batu dimana Bara Sena dan yang lain tengah beristirahat."Istri paman?" tanya Bara yang merasa penasaran setelah Jaka Geni mengatakan kepada semua orang bahwa yang datang adalah istrinya.Kapal terbang itu memiliki warna merah yang terang dan beberapa bagian berwarna emas membuatnya menjadi terlihat mewah dan tentu saja pemilik dari kapal itu bukanlah Dewa yang biasa.Kapal tersebut berhenti tepat di atas gunung batu. Sesosok wanita cantik jelita dengan pakaian serba merah melayang turun dari kapal tersebut.Semua orang terpana melihat kecantikan yang ada didepan mata mereka. Tak terkecuali Bara Sena yang menatap tak berkedip melihat kecantikan yang menembus langit dan bumi.Kahiyang Dewi dan Dewi Biru yang memiliki paras cantik pun ikut merasa kagum dengan aura dari wanita berpakaian serba merah tersebut."Istriku..." sapa Jaka Geni."Kau hanyalah bo
Sementara itu, Bima Sena dan Song Yue tengah berjuang bersama melawan Raja Yang Su sang Iblis dengan kekuatan Bayangan. Meski Bima sudah melakukan serangan bertubi-tubi, semua serangan itu seolah-olah hanya menembusnya saja. Begitu juga dengan Song Yue yang hampir habis kekuatannya karena terus mengerahkan tenaga dalam untuk menyerang lawan.Raja Yang Su sangat sulit untuk dikalahkan karena kekuatan mereka berdua memang bukan lawan dari Raja Iblis yang bisa mengerahkan pasukan bayangan yang tidak bisa mati tersebut. Saat diserang pasukan itu akan tembus begitu saja. Namun saat mereka menyerang, seolah-olah mereka menjadi padat dan berhasil menyentuh Bima dan Song Yue."Kalau seperti ini terus, kita yang akan mati kehabisan tenaga paman Bima!" seru Song Yue."Sial...Boneka Petir Jaka Geni juga bukan lawan makhluk aneh ini...Apalagi kita," sahut Bima sambil bersiap untuk mengerahkan bola api yang sudah menyala di tangannya kearah pasukan bayangan yang terus mendekati mereka.Kekuatan ap
Tubuh Bara Sena melesat dengan cepat kearah Raja Yang Su dengan Golok Iblis yang terhunus. Bima yang masih sibuk menarik jiwa Raja Iblis tersebut menata kearah anaknya yang tengah melesat kearah sang ilis."Kau sudah datang nak," batin pria tersebut sambil tersenyum kecil.Golok di tangan Bara Sena pun menghujam ke perut sang Raja Iblis dengan telak.Jleeb!!!"Ugkhhh!!!" Darah muncrat dari mulut Raja Iblis Yang Su. Jiwa yang semua masih bertahan dari cengkraman puluhan tangan hijau itu akhirnya tak bisa lagi bertahan setelah Golok Iblis menembus tubuhnya. Kedua mata Bara menyala merah. Lalu tangan kirinya pun seketika berubah menjadi wujud mengerikan. Itu adalah tangan Iblis Neraka Sasaka. Begitu tangan kiri Bara menyala merah mengeluarkan kekuatan api neraka, Golok Iblis yang ada di tangannya pun ikut menyala dengan kekuatan yang sama.Hal itu tentu saja membuat Raja Yang Su semakin kesakitan. Jiwanya yang bertahan mati-matian agar tidak diambil oleh Bima akhirnya kalah dan terlepas
"Hiiaaat!" Bara melompat sambil berteriak keras. Lalu tangan kanannya bergerak cepat menghantam ke depan. Satu cahaya merah berbentuk telapak tangan raksasa menderu dan menghantam bebatuan yang ada di depannya.Bledaaar!Bebatuan itu hancur seketika dengan pecahannya yang berhamburan di udara. Pendekar Golok Iblis itu tersenyum sambil menyeka keringat yang membasahi keningnya."Akhirnya aku bisa juga memadatkan kekuatan Neraka milik Sasaka dengan waktu yang tergolong cepat. Aku hanya butuh tiga hitungan jari untuk mengerahkan serangan ini. Dan dampaknya sungguh luar biasa," gumam pemuda tersebut."Sangat bagus! Perkembanganmu memang diluar nalar. Setelah menyerap semua inti jiwa yang kau panen waktu perang beberapa waktu yang lalu, kau saat ini sudah menjadi Dewa yang sesungguhnya. Siapa yang bisa mengalahkan dirimu?" sahut suara seorang wanita.Bara menoleh kearah suara yang tak asing tersebut. Dia melihat sosok wanita berparas cantik tengah duduk uncang-uncang di atas pohon besar.
Song Yue dan enam gadis Awan Es melangkah diatas lautan yang telah membeku. Awalnya mereka biasa saja karena sudah terbiasa dengan hawa dingin di GunungEs milik Song Yue. Namun setelah mencapai seribu langkah, mereka bertujuh mulai merasakan hawa dingin yang menusuk tulang."Kenapa aku merasakan dingin...? Ini dingin yang berbeda dengan kekuatan es milikku..." batin Song Yue. Dia pun menoleh kearah belakang dimana terlihat Yue Fei berada di urutan paling depan tengah berusaha menahan hawa dingin. Sementara lima gadis yang lain terlihat semakin kesulitan melangkah kan kaki."Kalian harus bertahan sampai di pulau itu. Jika kalian gagal, kalian akan mati menjadi patung es di tempat ini." kata Bara sambil menunjuk kearah ribuan patung yang terlihat sudah menyatu karena hembusan es yang begitu membekukan. Itu adalah mayat manusia dan Iblis yang berusaha memasuki Pulau Es namun tidak kuat."Hawa dingin ini...Apakah kau benar-benar pernah melaluinya?" tanya Song Yue dengan napas yang mulai t
Setelah cukup lama berada di tepi pantai yang membeku bersama Lian Xie, Bara yang saat itu tubuhnya tengah dipinjam oleh Iblis Es pun mengajak wanita cantik tersebut untuk naik ke Kuil Es dimana sudah berkumpul beberapa orang."Sudah lama sekali aku ingin melihat tempat pertama kali kita bertemu." kata Cakara sambil menggandeng tangan Lian Xie."Aku selalu menjaganya dan merawat tempat itu dengan baik. Kau akan terkejut saat melihatnya," sahut wanita tersebut."Benarkah? Aku menjadi semakin penasara..." ucap Cakara lalu dia pun terbang ke udara sambil bergandengan tangan. Lian Xie nampak berseri-seri. Sudah lama dia mendambakan waktu indah bersama pria yang tengah membawanya tersebut. Dan akhirnya itu terwujud.Cakara mendarat di sebuah telaga kecil yang dipenuhi bebatuan. Uniknya, bebatuan itu memiliki warna yang berbeda-beda dan bercahaya redup. Meski pulau es itu sepenuhnya membeku, telaga tersebut mengeluarkan uap yang terasa hangat. Iblis Es itu pun menatap dengan senyum mengemb
Sosok itu melayang di udara setelah keluar dari pecahan ruang dan waktu. Dia menatap kesal kearah Bara Sena yang masih terbenam dan menyisakan kepalanya saja. Celakanya, karena wanita itu ada diatas dan Bara ada di bawahnya, dia malah justru disuguhi pemandangan yang luar biasa menggoda. Bagaimana tidak, sepasang kaki putih mulus hingga ke bagian pangkalnya terlihat jelas di mata Bara yang semakin gelisah karena adik kecilnya ikut terbangun."Gila...Hanya melihat kakinya saja sudah membuat adik kecilku terbangun..." batin Bara berusaha mengalihkan pandangan matanya kearah lain. Lian Xie mengira Bara tengah takut dan merasa bersalah sehingga tidak berani menatapnya sehingga hatinya yang tengah marah itu sedikit merasa adem."Kasihan juga kalau dipikir-pikir, pahlawan manusia harus mendapat perlakuan seperti ini," batin wanita cantik tersebut.Karena hal itulah, dia pun membebaskan Pendekar Golok Iblis begitu saja tanpa banyak berkata. Pemuda itu pun terangkat dari dalam tanah yang meng