Share

Bali

"Selamat datang, Adina. Kamu masih ingat namaku setelah puluhan tahun." Senyum merekah di wajah cantik berusia tiga puluhan tahun itu.

Dengan celana pendek dan tshirt putihnya, Nadine terlihat santai. Penampilan yang sama sekali tidak mempengaruhi kecantikannya.

Wajah Eropa yang kental dengan mata coklat terang.

"Kesulitan selalu membawa kita pada orang-orang yang kita lupakan," ujarku kecut.

Nadine segera mengambil tas troly yang aku pegang. Dia memelukku dan menangkup pipiku. Wajahnya masih sama seperti lima belas tahun lalu ketika kami baru mengenal satu sama lain.

Saat itu, kami baru saja masuk menjadi siswa Sekolah Menengah Islam terfavorit di Jakarta. Wajah Belanda yang dimilikinya membuat Nadine terlihat menonjol di antara teman-teman yang lain.

"Itulah kenapa kita tidak boleh melupakan masa lalu," ujar Nadine sambil tersenyum.

"Aku tidak pernah melupakanmu. Karena kita memilih jalan berbeda, maka semua membuat kita jauh."

"Lupakan. Ayo, masuklah."

Nadine menuju ke mobil bagia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status