Tentang Mao

Tentang Mao

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-16
Oleh:  _MamsFa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
122 Peringkat. 122 Ulasan-ulasan
27Bab
2.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Di situasi seperti saat ini. Mungkin tidak hanya Mao yang dihampiri kepiluan secara mendadak. Kesedihan tak berujung itu mengiris sesak bersamaan dengan hilangnya pekerjaan yang selama ini menopang. Tapi mungkin Mao juga bisa dibilang beruntung. Saat ada penyanggah kesedihan dan kehampaannya serta rasa pesimisnya terhadap dunia. Ia tidak pernah meminta, tapi mungkin ini cara Tuhan memberi penawar untuk mengganti semua rasa sakitnya. Mau menyelam bersama Mao?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Selingan

Pandangan mengiris keluBerderu kepanikan hingga jerit ketakutanSisi dan celah saling abai menatap satu sama lainMemilih membangun ego tanpa belasSesak kepiluan menahan tangisBergulir sepi memaksa sekatAda rontaan kuat memohon sang penguasa untuk menarik mundurTerseok kelabu menahan perihRindu terucap namun tak mampu berlabuhMenitip doa sebagai salam cinta untuk yang terkasihTerpecahkan antara kenyataan dan impianMerenggut kebiasaan hingga

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Call Me Ans
Waaahhh ceritanya bagus banget. Wajib masuk rakk nih😍😍
2021-06-19 18:02:49
1
user avatar
Saestu Saget
Waahhhh cara bercerita yg keren ka. Ditunggu next chapternya ya
2021-06-17 12:17:55
1
user avatar
th
Pemilihan katanya super keren! Semangat nulis terus kakk!
2021-06-16 09:07:22
1
user avatar
ICETEA
Ajak aku menyelam maooooo. Aku tahu km sosok yg kuat. Aku mau jadi temen kamuuu 🥺
2021-06-11 17:40:09
1
user avatar
corn leaf
Eh, suka banget sama gaya penulisan begini! Soalnya aku gak terlalu bisa nulis begini. Keren! Langsung masuk rak.
2021-06-05 19:34:51
2
user avatar
Rita Hawa
Semangat Mao 🥰
2021-06-02 17:57:18
1
user avatar
Cahaya Alfatih
Semangat Mao. Bikin melow deh 😑😭 kaann baper jadinya... 😅 lanjutin thor. Semangat ya nulisnya
2021-05-31 15:46:21
1
user avatar
Lusia
Sukaa bngt kalau novel mengandung kehidupan yg sad story'😭😭
2021-05-31 15:45:48
1
user avatar
Gallon
Virtual hug buat mao ❤
2021-05-29 02:22:16
1
user avatar
Ayunina Sharlyn
Awalnya seperti tegang, eh, ada lucunya juga 😅
2021-05-29 00:04:38
1
user avatar
AnggiaFM
Bagus banget ceritanya 😍😍
2021-05-28 23:03:44
1
user avatar
Rainfall
Semangat thor
2021-05-28 20:36:15
1
user avatar
Humairah Samudera
Oooh? Baru baca blurb aja udah langsung mellow
2021-05-28 16:53:48
1
user avatar
Humairah Samudera
Oooh? Baru baca blurb aja udah langsung mellow
2021-05-28 16:53:45
1
user avatar
Humairah Samudera
Oooh? Baru baca blurb aja udah langsung mellow
2021-05-28 16:53:45
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 9
27 Bab

Selingan

Pandangan mengiris keluBerderu kepanikan hingga jerit ketakutanSisi dan celah saling abai menatap satu sama lainMemilih membangun ego tanpa belasSesak kepiluan menahan tangisBergulir sepi memaksa sekatAda rontaan kuat memohon sang penguasa untuk menarik mundurTerseok kelabu menahan perihRindu terucap namun tak mampu berlabuhMenitip doa sebagai salam cinta untuk yang terkasihTerpecahkan antara kenyataan dan impianMerenggut kebiasaan hingga
Baca selengkapnya

Chapter 1

     Siulan itu bersua bersamaan jejakan kaki yang berirama merdu keluar dari bangunan apartemen mewah. Ia begitu bersuka cita saat deretan digit fantastis tertera masuk melalui notifikasi m-bangking.Entah bergelar sultan apa kliennya itu atau konglomerat dari bidang usaha apa, entahlah dan sungguh ia tidak peduli. Tugasnya selesai, dompet aman dan hatinya riang begitulah suasana sisa harinya yang ia habiskan malam ini dengan duduk lesehan ditemani makanan angkringan mulai dari usus goreng, nasi kucing,dimsum mentai, berbagai olahan sate, nasi bakar, bakso iga sapi larva dan makanan lainnya yang mampu menggugah selera laparnya berkali kali lipat.Suasananya yang sehabis hujan memang membuat pengujung angkringan ini sedikit lebih ramai dari biasanya. Jajaran payung berwarna warni menjadi hiasan dengan percikan air hujan yang masih menjuntai alami. Mao,wanita berhati suka cita itu tengah duduk di pinggir tenda yang memperlihatkan jalanan luar di
Baca selengkapnya

Chapter 2

Hasil dari main kejar kejaran versi Mao dan Rafa kemarin berujung pada pembebasan Mao dalam melakukan kegiatan apapun menjadi sangat sulit dan ruang geraknya selalu mudah terbaca.                        Katakanlah pria ber-zodiak capricon itu kekasih yang overprotektif dan super nyebelin yang sukses membuat Mao badmood seharian ini. "Mao.. " panggil Rafa yang sedang lelah mengganti channel tv namun sepertinya siaran yang diinginkan tidak ada yang bagus dan berakhir menekan tombol merah. "Hm"  tetap pada usaha merajuknya dan tidak menoleh sedikitpun. Pura pura memainkan permainan cacing yang sama sekali tidak menaikkan moodnya. Oh ayolah. Ini bukan waktunya hari libur. Mao harus bekerja dan menyuapkan rekeningnya supaya tetap gemuk dan bukan berakhir didalam kosnya yang tidak seluas milik Rafa yang bangunan rumahnya dirancang khusus oleh arsitek negeri jepang.Mao jadi terin
Baca selengkapnya

Selingan

Maaf,Jika satu kriteria yang kamu pendam, belum terbesit nama iniMungkin aku terlalu cepat masuk dan semuanya terjadi tanpa sempat berceritaMungkin belum saatnya bibir ini lugas berbicara tentang siapa diri iniTerasa kelu dan kepercayaan diriku perlahan musnahIzinkan aku terus menyapa namamu selagi aku mampuBiarkan aku puas untuk menyesap memori setiap kali kita bertemuBiarkan aku kembali memilihmu untuk menitip lelahkuSampai... Sampai rasanya tiba tiba bibir ini berbicara seperti air keran yang mengalir derasDan aku berharapAku tetap menjadi tempatmu berceloteh disetiap detiknya. Nanti ... Di waktu terbaik untuk mengu
Baca selengkapnya

Chapter 3

Pagi kembali datang. Mao baru selesai mengangkat dua kantong plastik berukuran sedang berisikan sampah kedepan rumahnya karena biasanya setiap hari senin, rabu dan jumat,sampah sampah itu diangkut. Nyapu dan ngepel juga tak absen menjadi sarapan paginya sebelum memulai aktivitas yang lain. Jangan lupakan, suara channel TV yang menyumbang kebisingan disaat para penghuni kamar kos lain masih terlalu asik menyelam lelapnya, maklum sekarang jatahnya para pencari libur.Long weekend. Tiga hari berturut turut. Ajib bukan? Mao juga memberi rehat dirinya untuk absen bekerja hari ini,oh tidak dua hari sama kemarin dan itu gara gara Rafa, kekasihnya. "Hah, kasusnya makin nambah korban jiwa aja. Kemarin artis, pejabat, masyarakat umum. Semua kena imbasnya tanpa mengenal kasta" Mao bergumam lirih sambil mengalihkan tayangan dari berita ke acara kartun kucing dan anjing. Ia melirik ke samping, bingkai foto dirinya dengan sang ibu tertata apik menjadi pem
Baca selengkapnya

Chapter 4

Entah sudah yang keberapa kali dalam sebulan, Mao melakukan swab test. Itu salah satu syarat demi menunjang pekerjaannya di era pandemi yang mengharuskannya selalu steril dalam memerangi virus. Kali ini, setelah ia membawa hasil negatif kepada calon pelanggannya,Mao masih harus disemprot disinfektan terlebih dahulu baru ia dibawa ke salah satu ruangan luas dan minim cahaya oleh salah satu maid disana. Tidak seperti awal awal,Mao sudah sangat terbiasa dan tenang. Raut gelisah, gugup dan perasaan takut yang pernah campur aduk kini sudah terkikis dan menampilkan wajah tenang serta penuh senyum."Ini minuman teh hijau nona, silahkan. Mohon menunggu sebentar akan saya panggilkan""Terima kasih"Hanya berselah lima menit dari kata 'menunggu. Mao bisa melihat jelas kliennya itu. Berdiri dihadannya dengan mengulurkan tangan yang masih terayun tanpa sambutan. "Saya negatif juga. Apa perlu saya tes swab yang kedua kalinya untuk meyakinkan anda?"
Baca selengkapnya

Chapter 5

Dugaan Mao ternyata salah. Kamus 'Tuan Besar' yang mampu digambarkan dirinya itu pasti sudah keriput, berumur dan ubanan. Belum lagi suaranya yang memberat sesuai umur yang kian menua. Setelah melalui dilema yang lumayan menyita, Mao pada akhirnya menyetujui kesepakatan dan melanggar prinsipnya untuk tidak menerima klien pria demi menyuapkan rekeningnya dengan harga yang tinggi. Disinilah Mao berada, diantarkan keruangan yang dua kali lipat luasnya dengan ruang tamu dilengkapi ornamen hiasan yang Mao taksir bernilai ratusan juta itu. Mirip dengan kamar bangsawan yang menjamur kemewahan tapi tidak dengan ini yang sarat akan kemuraman. Disana, ada sesosok pria tengah membelakangi mereka yang terlihat hanya punggungnya dan memakai kaos saja. King kasur yang Mao yakini empuk dan super nyaman itu terlihat miris dimana seprai dan selimut menjuntai ke sembarang arah. Belum lagi, sisa makanan berserakan menampilkan kesan
Baca selengkapnya

Chapter 6

Mao masih salah tingkah saat kalimatnya masih menggantung dan yang lebih memalukan melongo dengan mulut setengah terbuka saat melihat calon kliennya. Entah pahatan dari mana ia berasal. Hatinya terus berujar kata maaf untuk Rafa saat Mao berani memuja orang lain disaat dirinya sudah memiliki kekasih. "Hehehe.. Sekali kali ya Raf, ada yang lebih tampan dari kamu nih. Makannya jangan sombong! Huhuhu" Lagi, Mao hanya bersuara lirih. "Ayo Nona. Kita keluar"Zaki mempersilahkan sebelum tuan besarnya itu bertindak lebih karena beliau tidak suka jika ada yang membantah perintahnya. Kejut setrum seperti yang tadi dilakukan bukan hal pertama bagi Zaki, terlampau sering dan menjadi biasa. "Nona.. "Mao segera tersadar dan tak sengaja pandangan matanya bertemu dengan telaga hitam pekat yang menyimpan begitu kecamuk dalam sana. Sorotnya begitu dingin namun tersimpan banyak sekali luka. 
Baca selengkapnya

Chapter 7

Lagi dan lagi, Mao harus menerima rentetan celotehan panjang kali lebar kali tinggi milik Rafa yang saat ini duduk disampingnya sambil menyuapkan cemilan cake yang ia beli sebelum mampir ke kosan.Mao menduga, bibir milik kekasihnya itu habis di charge 100 persen sehingga begitu tahan lama dan sampai membuat telinga Mao kepanasan. Salahnya sendiri memang yang kebiasaan mengheningkan dering handpone ketika berada diluar rumah entah karena alasan apa. Sebagian kapasitas otaknya ia gunakan untuk mendengar setia rentetan kaset rusak yang didendangkan Rafa. Waktu 1 jam rasanya belum cukup puas menahan mulut itu untuk tidak lagi cuap cuap. Jangan sampai cerita didalam kartun yang telinganya mengeluarkan asap akan benar terjadi, bisa viral nanti.Mao juga saat ini sedang kalang kabut meski diluar nampak biasa aja, namun siapa sangka sesungguhnya ia sedang berpikir keras bahwa harus ada kejelasan tentang apa yang telah terjadi belakangan ini.Bagaimanapun,
Baca selengkapnya

Chapter 8

Flashback OnSatu tahun yang lalu. Mao menyaksikan sendiri bagaimana kerusuhan yang terjadi disemua minimarket, pasar dan semua warung warung yang menyediakan kebutuhan sehari hari.Saling sikut, saling mendahului, saling berteriak satu sama lain, saling menjatuhkan begitu jelas dalam jangkauan matanya. Tak peduli wanita, pria, nenek,kakek, remaja, anak anak semua seolah gelap mata dan berubah rusuh berebut semua yang terpajang bahkan penjarahan terjadi disana. Kemunculan berita yang mengatakan dunia sedang dilanda pandemi dan mengharuskan mengambil tindakan lockdown, masyarakat seolah berbondong bondong menyetok kebutuhan harian mereka dengan brutal disana.Mao yang saat itu baru saja akan berganti shift kerja dengan temannya,harus menyaksikan kengerian itu dan hanya menahan sesak dan tangis. Buru buru, ia menghubungi sang ibu untuk jangan keluar rumah dan mengunci semua pintu, jendela sampai pemerintah mengambil tindakan cepat untuk ma
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status