Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom

Princess Olivia: Former Princess of the Mandelein Kingdom

last updateLast Updated : 2021-09-17
By:  Nita K.Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
50Chapters
4.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

[SEGERA TERBIT] Negeri ini terdiri dari beberapa kerajaan. Saling bekerja sama, saling merebut kekuasaan, atau mempertahankan apa yang ada. Negeri ini memiliki sesuatu yang menarik. Orang-orang yang memiliki kemampuan luar biasa, yang tidak tahu darimana asal mereka. Negeri ini sedang memperebutkan sebuah kerajaan dan seorang putri kerajaan. Kerajaan Mandelein, namanya. Putri Olivia yang menjadi rebutan mereka.

View More

Chapter 1

#1 Selamat Tinggal

“Serang!!”

Suara bariton mengintruksi puluhan pasukan untuk segera bergerak maju. Derap langkah cepat membuat tanah yang dipijaknya bergetar.

Sebuah istana yang megah menjadi incaran puluhan pasukan. Kedatangan mereka membuat seisi istana gaduh dan berusaha untuk melarikan diri. Istana diserang, itulah yang mereka ketahui. Banyak yang melarikan diri keluar istana, namun ada juga yang berusaha untuk menghalang pasukan itu masuk ke ruangan utama istana.

"Tetaplah disini,” seorang laki-laki dan seorang perempuan berusaha membujuk anaknya untuk tetap bersembunyi sebelum pasukan itu mengetahui keberadaan mereka.

Seorang gadis 20 tahun menahan tangan kedua orang tuanya dan berusaha untuk menolak perintah dari mereka, “kalian mau kemana? Aku ikut.”

Seulas senyum tercetak di bibir wanita paruh baya, “tidak, sayang. Kau harus tetap hidup. Jaga dirimu. Kami menyanyangimu,” wanita itu menyerahkan sebuah kotak kecil padanya kemudian menarik anaknya dan memeluknya erat. Begitupun dengan laki-laki disebelah wanita paruh baya.

Mereka melepas pelukan masing-masing dan perlahan beranjak pergi meninggalkan anak mereka di sebuah ruangan. Gadis itu hanya bisa menangis tanpa suara melihat kepergian orang tuanya. Dia duduk memeluk lututnya dan berusaha keras untuk menahan isakannya.

Tak berselang lama, derap langkah pasukan mulai terdengar di depan pintu ruangan yang ditempatinya. Gadis itu mengangkat wajahnya menatap kearah pintu di seberangnya. Bayangan beberapa orang yang melintas di luar ruangan terlihat jelas.

"Kita geledah ruangan ini! dan temukan putri kerajaan!” perintah tegas seorang laki-laki.

Gadis yang berada di dalam ruangan mulai panik. Dia merangkak perlahan mencari sesuatu untuk dijadikan senjata. Namun tak juga menemukan apa yang dicarinya. Karena tidak memiliki banyak waktu, dia pun bergegas bersembunyi di dekat pintu. Dia menyeka air matanya dan segera menetralkan detak jantungnya.

“Apapun yang terjadi, aku harus keluar dari tempat ini,” batinnya.

BRAK!

Pintu didobrak dengan kasar, lima orang dewasa memasuki ruangan dan mulai menelusuri setiap sudut. Melihat ada kesepatan, gadis itu mengendap-ngendap keluar dari tempat persembunyiannya. Setelah berhasil keluar dari ruangan, gadis itu cepat-cepat menutup pintu dan menguncinya dari luar.

Lima orang yang menyadari mereka terkunci di dalam ruangan, berusaha menggedor pintu dan bahkan berusaha mendobrak pintu. Gadis itu melangkah mundur perlahan namun terhenti karena kakinya membentur sesuatu di belakangnya. Perlahan gadis itu menoleh ke belakang dan seketika membeku di tempat. Dunianya runtuh saat itu juga.

Dua mayat tergeletak kaku di lantai dengan tubuh bercucuran darah. Gadis itu terduduk di dekat mayat seorang wanita yang melahirkannya. Air matanya kembali mengalir, dan akhirnya dia menangis tersedu-sedu.

Bugh!

Pintu di belakangnya kembali terbuka, dan spontan membuat gadis itu menoleh ke belakang. Lima orang yang dikuncinya berhasil mendobrak pintu. Gadis itu semakin pucat. Tanpa banyak berpikir, dia berlari cepat ke arah lorong-lorong di sekitar istana. Tujuan utamanya adalah gerbang istana yang berada di sisi barat.

Gadis itu mempercepat langkahnya sebelum lima orang di belakangnya menangkapnya. Sebuah pintu nan tinggi menjulang mulai terlihat, gadis itu kembali mempercepat langkahnya agar bisa segera keluar dari istananya sendiri.

Nahas, seseorang menabraknya dari arah samping dan berhasil membuatnya terpelanting hingga tersungkur ke tanah. Gadis itu meringis kesakitan. Dengan sisa tenaga, dia berusaha untuk bangkit namun orang yang menabraknya lebih dulu menendangnya membuat gadis itu kembali tersungkur ke tanah.

“Jangan harap kau bisa kabur dari sini, Tuan Putri Olivia,” seringai lebar terlihat jelas di wajah laki-laki yang menendang gadis itu.

Gadis bernama Olivia tersebut mencoba untuk bangkit dan mundur secara perlahan, menjauh dari jangkauan laki-laki di depannya. Dia berusaha keras untuk tidak menangis, sekalipun dia sangat ketakutan.

Beberapa orang mulai berkumpul mengepung gadis itu. Wajah-wajah orang sangar yang berbadan besar ditambah dengan sebuah tombak di tangan mereka membuat mereka semakin menakutkan.

“Kau akan pergi kemana?”

“Kau tidak akan bisa pergi, Tuan Putri. Kau harus menjadi permaisuri dari Pangeran dari Kerajaan Thorn.”

“Menyerah saja, Putri. Kau tidak akan bisa lari dari kami.”

Beragam intimidasi ditunjukkan oleh mereka sembari terus menyudutkan Olivia. Dengan ketakutan yang menusuk-nusuk kulitnya, Olivia berpikir keras agar bisa keluar dari gerbang dan menyelamatkan diri. Pintu keluar sudah tidak jauh darinya. Dia hanya perlu pergi dari tempatnya sekarang. Olivia menggerakkan kakinya dengan cepat menendang kaki salah satu dari mereka dan berhasil membuatnya tersungkur ke tanah.

“Hei!!!!” pekik salah satu dari mereka sembari berusaha menggapai gadis di depannya namun tidak sedikitpun mencapainya.

Melihat adanya kesempatan, dengan tergesa-gesa, Olivia berdiri lantas berlari dengan sisa tenaganya menuju ke gerbang. Dia bergegas keluar kemudian segera menutup gerbang rapat-rapat. Tanpa memikirkan banyak hal, Olivia berlari ke dalam hutan, bersembunyi di balik gelapnya malam.

“Cepat temukan gadis itu! Jangan sampai lolos!” perintah tegas salah seorang prajurit.

Belasan bahkan puluhan prajurit keluar dari gerbang dan segera mencari keberadaan gadis itu. Langit malam membuat pencarian menjadi sulit. Pencahayaannya pun sangat minim. Dengan cahaya obor di tangan mereka, puluhan prajurit berpencar mencari Olivia.

Olivia berlari diantara semak-semak, sesekali menoleh ke belakang memastikan tidak ada orang yang mengikutinya. Tanpa membawa penerangan, dia terus melangkahkan kakinya menyusuri hutan. Dengan cahaya rembulan yang temaram mengikutinya, dia terus melangkah pelan memasuki hutan semakin dalam. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya mengiringi setiap langkahnya menjauh dari rumahnya sendiri.

Semua itu sangat menyakitkan baginya. Harus kehilangan dua orang yang sangat disayanginya, bahkan harus merelakan rumahnya diambil alih oleh orang lain. Kakinya melangkah tanpa tahu tempat yang ingin ditujunya. Tidak membawa persediaan untuk dirinya sendiri. Bahkan untuk malam ini, untuk pertama kalinya, dia harus merelakan dirinya bermalam di tengah hutan.

Di bawah pohon, Olivia menghentikan kakinya kemudian duduk di atas rerumputan. Air matanya sudah mengering, bahkan dia tidak bisa mengeluarkan air matanya lagi. Olivia duduk menekuk lututnya, menyembunyikan wajahnya, “Ayah... Ibu... Ini menakutkan....”

Di dalam istana, Pangeran Louis dari Kerajaan Thorn berdiri di depan semua prajuritnya. Matanya menatap tajam satu persatu prajurit yang bertekuk lutut di hadapannya, “kenapa kalian tidak bisa menangkap satu gadis?”

Tidak ada yang berani menjawab. Mereka mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat. Gadis yang seharusnya menjadi permaisuri untuk Pangeran Louis telah melarikan diri. Semua prajurit yang mencari, kembali dengan tangan kosong.

Mengetahui sasarannya melarikan diri, Pangeran Loius menggeram marah lantas menendang guci di bawah tiang hingga hancur, “KALIAN SEMUA BODOH!!!! MENANGKAP SATU GADIS SAJA TIDAK BISA! KALIAN INGIN KUPECAT, HAH?!”

Suara kerasnya membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri. Namun di sisi lain, tidak ada satu prajuritpun yang berani menjawab. Mereka hanya bisa semakin menundukkan kepala dan menerima cemoohan dari atasan mereka.

“Jika kalian tidak ingin kupecat, malam ini cari gadis itu sampai ketemu! Jika masih belum ketemu, aku akan membunuh kalian semua! Sekarang, cepat pergi!” perintah tegas Pangeran Louis pada semua prajuritnya.

“Baik, Pangeran!” semua prajurit menjawab serempak kemudian bergegas meninggalkan tempat mereka.

Halaman yang penuh dengan prajurit kini menjadi kosong, menyisakan Pangeran Loius yang mendongak menatap rembulan malam dengan seringai menghiasi wajahnya, “kau tidak akan bisa lari dariku, Putri Olivia. Karena tempatmu adalah bersamaku.”

“Pangeran, semua mayat sudah dikuburkan. Sesuai dengan perintah Anda,” seorang laki-laki berdiri di belakang tidak jauh dari Pangeran Louis.

Pangeran Loius berdehem kemudian berbalik dan berjalan melintasi lorong istana, “kerja bagus, Dean. Aku ingin semua dibersihkan. Termasuk barang-barang yang tidak berguna. Masukkan semuanya ke gudang.”

Dean merupakan asistan pribadi Pangeran Louis dan termasuk orang kepercayaannya. Tanpa sedikitpun menurunkan rasa hormat, Dean mengangguk, “akan segera saya lakukan.”

“Satu lagi, aku ingin anggur terbaik untuk kemenanganku malam ini,” Pangeran Louis melangkah masuk ke dalam ruangannya sembari menunggu minuman anggur kesukaannya.

“Dimengerti.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Big Man
Izin promo thor. ~Sang Raja Pulau Mahkota~ Isekai, Game, Fantasi, Overpower, Demon. Mampir yak ...
2021-12-09 17:38:56
1
user avatar
Magisterr
Bagus kak, semangat♡♡
2021-10-20 18:35:03
0
user avatar
Raven Brent
Semangat kak ^o^
2021-09-07 18:44:04
2
50 Chapters
#1 Selamat Tinggal
“Serang!!” Suara bariton mengintruksi puluhan pasukan untuk segera bergerak maju. Derap langkah cepat membuat tanah yang dipijaknya bergetar. Sebuah istana yang megah menjadi incaran puluhan pasukan. Kedatangan mereka membuat seisi istana gaduh dan berusaha untuk melarikan diri. Istana diserang, itulah yang mereka ketahui. Banyak yang melarikan diri keluar istana, namun ada juga yang berusaha untuk menghalang pasukan itu masuk ke ruangan utama istana. "Tetaplah disini,” seorang laki-laki dan seorang perempuan berusaha membujuk anaknya untuk tetap bersembunyi sebelum pasukan itu mengetahui keberadaan mereka. Seorang gadis 20 tahun menahan tangan kedua orang tuanya dan berusaha untuk menolak perintah dari mereka, “kalian mau kemana? Aku ikut.” Seulas senyum tercetak di bibir wanita paruh baya, “tidak, sayang. Kau harus tetap hidup. Jaga dirimu. Kami menyanyangimu,” wanita itu menyerahkan sebuah kotak kecil padanya kemudian menarik anaknya dan memeluknya erat. Begitupun dengan laki-l
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
#2 Yang Mulia William
Kembali ke dalam hutan, Putri Olivia kembali melangkahkan kakinya ketika mendengar suara samar-samar prajurit yang mencarinya. Dengan sangat pelan, dia berjalan diantara besarnya pepohonan yang mampu menyembunyikan dirinya. Tempat tujuannya memang belum jelas. Namun satu hal yang ada dipikirannya adalah menjauh sejauh mungkin dari istana. “Cepat cari sebelah sana. Putri Olivia pasti belum jauh. Cepat!” pemimpin prajurit memerintahkan yang lainnya untuk memperluas pencarian. “Tapi, sepertinya memang sudah sangat jauh,” prajurit yang bertugas membawa obor tidak bisa jauh dari prajurit lainnya karena dia yang bertugas menerangi sekitar. “Hutan ini sangat menakutkan saat malam hari. Bagaimana jika kita mendirikan tenda dan melanjutkan pencarian besok?” satu prajurit menyisir semak-semak. “Jangan banyak mengeluh! Cepat cari atau kita semua akan dibunuh!” teriak tegas pemimpin prajurit mengakhiri pembicaraan bawahannya. Tanpa diminta pun, dia ikut menyisir
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
#3 Pangeran Gavin
Di tempat lain, seorang pangeran tunggal dari Kerajaan Wisteria menunggang kuda dan bergerak menuju kembali ke istananya. Tugasnya bernegosiasi dengan Kerajaan Norn sudah selesai. Dia harus segera melapor. “Kita akan sampai di istana, tengah hari, Gavin,” ucap salah seorang penunggang kuda di samping kuda Pangeran Gavin. “Hm,” Pangeran Gavin menjawab singkat kemudian melajukan kudanya semakin cepat, membelah jalanan hutan. Suasana hatinya sedang buruk sepulangnya dari Kerajaan Norn. Astra, orang yang berkuda di samping Pangeran Gavin kembali bersuara setelah melihat raut masam Pangeran Gavin, “apa kau ingin ke suatu tempat dulu?” “Tidak,” jawaban keluar dengan nada dingin dari mulut Pangeran Gavin. Melihat hal itu, Astra tidak berani lagi berbicara ataupun bertanya. Dia tidak ingin memperburuk suasana hati pangeran. Astra merupakan salah satu dari tangan kanan Pangeran Gavin yang tugasnya adalah mengikuti kemanapun sang pangeran pergi. Dia sud
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
#4 Tragedi Penikaman
Di dalam ruangan milik Pangeran Gavin. Raja William membolak-balikkan buku catatan di depannya, “kau sudah memilah tugas yang belum selesai?” Astra melangkah mendekat sembari membawa tiga buku kemudian meletakkannya di atas meja, “sudah saya siapkan semuanya.” Yang Mulia William menutup buku yang dipegangnya kemudian menggantinya dengan buku dari Astra, “kau harus membantu Gavin di dalam kerajaan.” Astra menggangguk, “baik, Yang Mulia. Lalu bagaimana dengan anda?” “Aku memiliki penasehat, jadi jangan khawatirkan aku,” Yang Mulia William mengambil bolpen kemudian memberikan tanda pada buku catatan di depannya. Astra hanya berdiri di sebelah kursi. Dia masih kepikiran dengan keberadaan Putri Olivia yang berhasil membuat amarah Pangeran Gavin. Bahkan atmosfer di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi menakutkan. Astra bahkan merinding hanya berada di dekatnya. Dia ingin tahu, siapa itu Putri Olivia dan kenapa pangeran begitu marah. “Maaf, Y
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
#5 Eksekusi
Pangeran Gavin pun melangkah keluar kamar meninggalkan Azura. Langkah lebarnya menuju ke ruang bawah tanah di mana Astra dan semua pelayan berkumpul. Di ruang bawah tanah, Astra memborgol pelayan yang berniat menikam Putri Olivia di hadapan semua pelayan. “Jangan ada yang pergi dari tempat ini,” ujar Astra penuh penekanan. Beberapa pelayan berbisik, saling bertanya kenapa mereka semua dikumpulkan. Pelayan yang diborgol mulai tersadar dan kembali memberontak. “Lepaskan saya! Tolong, siapapun!” pekiknya. Plak! Sebuah tamparan keras dengan cepat mendarat di pipi pelayan tersebut membuatnya seketika membeku. Astra baru saja melayangkan tamparannya pada pelayan di sampingnya. Tangannya yang sudah gatal ingin memukul wanita di sampingnya karena berniat menikam orang yang paling berharga untuk pangeran, “berisik! Kau tidak sadar apa yang telah kau lakukan? Hah?!” Suara bariton Astra membuat mereka yang berada di sana bergidik ngeri. Untuk pertama kalinya mereka melihat Astra yang biasa
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
#6 Malam Berdarah
Di tempat lain, di dalam kamar Putri Olivia. Azura bersenandung pelan sembari bersandar di dinding menghadap Putri Olivia yang sedang terlelap. Detik berikutnya dia tersenyum lebar, “sepertinya malam ini akan menjadi malam dimana aku akan bersenang-senang.”Azura beranjak dari tempatnya, keluar dari kamar. Dia menutup pintu rapat-rapat lantas berdiri di depan pintu. Orang yang ditunggunya dari tadi sudah datang, membuat senyumnya semakin lebar.“Sebaiknya kalian keluar saja. Percuma juga sembunyi,” ujar Azura.Sepuluh ... tidak, 20 orang menampakkan dirinya di seberang Azura. Mereka semua memakai pakaian serba hitam dengan penutup mulut yang juga berwarna senada. Dua diantara mereka memiliki badan kekar dan tinggi. Dari postur tubuhnya, bisa dilihat kalau mereka merupakan prajurit atau mungkin pengawal.“Menyingkirlah, jika tidak ingin kepalamu terpenggal,” ucap salah satu dari mereka.Mendengar ucapannya justru
last updateLast Updated : 2021-05-27
Read more
#7 Bendera Perang
“Apa yang kau lakukan di sini?” laki-laki yang membawa buku itu mengeluarkan suara, bertanya pada orang tidak dikenal di depannya. Sontak orang itu langsung menoleh. Dengan penuh keterkejutan, dia memutar kepalanya menatap laki-laki di belakangnya. Merasa dirinya yang tertangkap, dia beranjak kemudian melangkah cepat menjauh. Nahas, laki-laki itu lebih dulu menendang kakinya membuatnya tersungkur ke tanah. Dengan sigap, laki-laki itu mengunci tangan orang di bawahnya ke belakang tubuhnya kemudian memaksanya untuk berdiri. “Lepaskan aku. Lepas,” orang itu memberontak, berusaha untuk melepaskan diri. Namun laki-laki itu tidak mengendorkan tangannya sedikitpun. Dia menarik orang itu masuk ke area kerajaan. Astra yang baru keluar dari ruang perawatan, mengetahui kedatangan mereka lantas berjalan mendekatinya, “ada apa ini, Leo? Siapa yang kau bawa?” Laki-laki bernama Leo, menatap sekilas ke arah orang yang diseretnya, “aku juga tidak tahu. Sepertinya dia mata-mata.” “Hm? Mata-mata? D
last updateLast Updated : 2021-06-01
Read more
#8 Rasi Kerajaan Wisteria
Dengan langkah senyap, Astra keluar dari kamar Putri Olivia meninggalkan Pangeran Gavin. Dia berjalan santai menyusuri koridor, memasuki sebuah lorong yang gelap kemudian masuk ke dalam sebuah ruangan.“Tidak biasanya kau datang terlambat, Astra,” seseorang yang duduk santai di kursi di paling ujung meja, menatap Astra yang berjalan ke tempat duduknya.Astra menarik kursi kemudian duduk. “Jangan samakan tugasku denganmu, Gabriel.”Laki-laki yang dipanggil Gabriel itu, tertawa kemudian menopang dagunya menatap Astra yang berseberangan dengannya, “aku dengar ada keributan tadi. Ditambah lagi, Azura menikmati semuanya sendirian.”Azura sudah duduk di kursinya dengan pakaian yang lebih bersih dibanding sebelumnya. “Pangeran yang memintanya. Jangan salahkan aku.”Gabriel beralih menatap Azura yang duduk di sampingnya. “Tapi, kau menikmatinya, kan?”Azura tersenyum lebar, “tentu saj
last updateLast Updated : 2021-06-06
Read more
#9 Peduli
Jam 2 malam. Di dalam kamar Putri Olivia. Pangeran Gavin tidak mengistirahatkan tubuhnya sama sekali. Setelah dokter datang mengantarkan obat untuk Putri Olivia, dia senantiasa berjaga. Setiap satu jam sekali, dia akan mengganti kain kompres di dahi Putri Olivia. Dia selalu menjaga tubuh Putri Olivia untuk tetap hangat, sekalipun suhu tubuh Putri Olivia masih tinggi. Pangeran Gavin kembali duduk setelah mengganti kain kompres. Dia tidak kenal lelah untuk menjaga Putri Olivia. Pangeran Gavin menopang dagu, menatap lekat Putri Olivia. Tanpa sadar, matanya perlahan tertutup namun detik berikutnya dia tersadar dan kembali membuka matanya. Posisi duduk membuatnya sangat ngantuk. Pangeran Gavin berdiri sembari merenggangkan tubuhnya. Dia berjalan-jalan mengelilingi kamar, mencegahnya agar tidak tidur. Bahkan dia menyempatkan diri untuk melakukan push-up. Hingga pukul 4 pagi, Pangeran Gavin tertidur dengan posisi duduk. “Gavin... Pangeran Gavin.” Mendengar namanya disebut, Pangeran Gavin
last updateLast Updated : 2021-06-06
Read more
#10 Merebut kembali(?)
Tok! Tok! Tok!Astra menoleh ke arah pintu, “masuk.”Pintu terbuka dengan Cora yang melangkah masuk, “permisi.”Semua orang menatap ke arahnya. Bahkan Pangeran Gavin menghentikan tangannya. Tidak ada yang memberitahunya kalau Cora akan datang ke kamar Putri Olivia.“Ada apa, Cora?” Pangeran Gavin menegakkan tubuhnya, tanpa mengalihkan pandangannya.“Aku yang memintanya ke sini,” Astra menjawab lantas mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian menyerahkannya pada Cora.“Tolong siapkan gaun dan juga keperluan lainnya untuk Putri Olivia. Kau bisa membawa mereka berdua untuk membantumu,” sambung Astra sembari menunjuk Lucy dan Maya.Cora tersenyum sembari menerima uang tersebut, “oke. Serahkan saja padaku. Ayo berangkat, Lucy, Maya.”“Baik,” Lucy dan Maya menjawab serempak.Cora keluar dari kamar diikuti oleh Lucy dan Maya. Pintu pun kembali
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status