Share

153. Bagian 27

HALAMAN Kuil Mega Merah berlapis salju tanahnya. Di luar halaman itu tanah mulai berlapis darah. Jagal Bawoh terkapar tanpa nyawa, juga tanpa jantung. Aria Amante tak berani memandangi jenazah saudara seperguruannya. Aria Amante sama sekali tak menyangka bahwa orang yang selama ini dihormati seperti menghormati gurunya sendiri, ternyata berhati keji. Mulanya Aria Amante menyangka, kedatangan Eyang Sambar Nyawa untuk membela mempertahankan kuil tersebut dari jamahan tangan-tangan rakus. Tetapi ternyata Eyang Sambar Nyawa sendiri yang bertangan rakus. Hal itu diketahui oleh Aria Amante lewat ucapan si tua berkepala sedikit botak bagian depannya, pada saat ia berhadapan dengan Jagal Bawoh. Waktu itu Jagal Bawoh mengatakan, "Saya murid Begawan Mega Merah, Eyang! Sekalipun saya sudah lama tinggalkan kuil ini, tapi saya masih berhak memiliki Pedang Merah itu!"

Eyang Sambar Nyawa menyanggah, "Tidak bisa! Seorang murid murtad tidak layak memiliki pusaka seampuh Pedang Merah!

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status