Share

153. Bagian 28

"Setan betina! Kau ikut campur juga dalam urusan ini, hah?!" hardik Eyang Sambar Nyawa.

Dewi Asmara Darah sunggingkan senyum sinis, lalu ucapkan kata, "Siapa pun tokoh tua di rimba persilatan pasti akan ikut campur, Tua jompo! Siapa orangnya yang tidak tertarik dengan pedang pusaka yang bisa mengirimkan serangannya dari jarak cukup jauh? Siapa orangnya yang tidak tertarik dengan pedang yang bisa membuat pemegangnya menjadi orang yang tak terkalahkan di kolong jagat persilatan ini ? Kurasa semua tokoh akan hadir di sini untuk memperebutkan Pedang Merah."

"Ya, memang! Tapi mereka akan kecele, sebab aku sudah lebih dulu membawanya lari! He he he he!"

“Apa yang akan kau bawa lari itu, Eyang Sambar Nyawa? Pedang atau tahi kucing?! Hmm!" Dewi Asmara Darah mencibir. "Membawa lari Pedang Merah tidak semudah membawa lari tahi kucing, Tua jompo!"

Eyang Sambar Nyawa malahan tertawa geli dan berkata, “Kalau yang kubawa tahi kucing, jelas akan kulemparkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status