Share

153. Bagian 23

Wusss! Dugggh!

Tak ada gerakan pada pintu, tapi tubuh Gincu Perawan terpental ke belakang dan jatuh nyaris terlentang.

"Gila! Pintu itu punya kekuatan membalikkan pukulan tenaga dalam! Sama saja aku menendang diriku sendiri tadi?!"

Gincu Perawan bangkit. Telapak tangannya gigih digaruknya. Tapi pada saat itu terdengar suara berucap dari arah belakangnya,

"Sebentar lagi akan buntung kedua tanganmu itu, Anak Manis!"

Terkejut Gincu Perawan mendengar sapaan itu. Ia cepat palingkan wajah dan kerutkan dahi. Seorang lelaki tua yang rambut dan kumisnya telah beruban seperti jenggotnya, telah berdiri di sana, mengenakan pakaian abu-abu dengan kainnya yang menyilang di dada sampai pundak. Pundak satunya bebas tak tertutup kain. Dari rambut putihnya yang botak di bagian dekat dahi itu, Gincu Perawan segera mengenali orang tersebut, yang tak lain adalah si Eyang Sambar Nyawa. Jari-jari kesepuluh kukunya itu berwarna hitam runcing walau tak terlalu panjang. Kuk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status