Share

Bab 121

Leo sedang menyesap kuah makanan ketika tiba-tiba kuah itu terasa menyengat di tenggorokannya saat Sandara berbicara di telepon, "Aku sangat rindu Bima."

Saat mendengar itu, Leo terbatuk keras, kuahnya nyaris tersembur. Walaupun bukan kali pertama Leo menyaksikan kemesraan antara Sandara dan suaminya, setiap momen seperti itu selalu meninggalkan rasa canggung yang mendalam, seakan-akan ia tak lebih dari penggangu yang tidak diinginkan.

"Leo, lo kenapa?" Sandara bertanya, perhatiannya beralih sejenak dari pembicaraan mesra dengan Bima.

"Oh, tidak apa-apa, Dara. Cuma tersedak sumpit," jawab Leo, mencoba bersikap tenang, sementara di seberang telepon terdengar suara tawa Bima yang lepas.

Sandara pun tertawa kecil, "Hati-hati, jangan sampai sumpitnya ikut tertelan," canda Sandara ringan.

Saat masih berbincang, Sandara lanjut, "Oh iya, Om, nanti sore gue mau jalan-jalan sama Alin. Sudah lama banget kita nggak bertemu."

"Tak masalah, tapi biar Leo yang mengantarmu," Bima memotong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status