Share

Bab 126

Alin menggeser tubuhnya di sofa yang empuk, tangannya gemetar memegang ponsel. Matanya sesekali melirik ke arah pintu kamar Sandara, khawatir akan ada bayang yang tidak diinginkan muncul.

Di ruang tamu yang hanya diterangi lampu temaram, suasana semakin membuatnya cemas. Dada Alin terasa sesak, napasnya terengah-engah seperti ada beban berat yang menindihnya.

Ia terus menggumam sendiri, mencoba mencerna informasi yang baru saja didapat dari Sandara. Apakah benar Erdo, saudara tiri Sandara yang memiliki dendam pada mereka, telah kembali ke kota ini? Semua logika mengatakan itu tidak mungkin, tapi intuisi Alin mengatakan lain. "Leo bilang nggak mungkin Erdo kembali... tapi apa jangan-jangan dia salah?" pikirnya, seraya jemarinya tak berhenti mengetuk-ngetuk layar ponsel.

Setiap detik terasa seperti jam baginya. "Kenapa Om Bima nggak pulang-pulang sih?" desisnya dengan nada frustrasi. Sandara membutuhkan perlindungan, dan Alin merasa tak mampu memberikan itu sendirian. Ia menoleh sekali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status