Share

Bab 221

“Pernah,” jawab Cio San.

“Bagaimana menurut Siansing?”

“Harap jangan panggil aku Siansing. Aku merasa seperti orang tua,” katanya sambil tertawa. “Panggil aku koko saja.”

“Baiklah, Lie-ko. Nah, bagaimana ilmu silat Beng-enghiong menurut Lie-ko?”

“Menurutku, Beng Liong adalah salah seorang pendekar muda paling hebat pada jamannya.”

“Jika diadu dengan Cio San, Kauwcu dari Ma Kauw, kira-kira siapa yang lebih unggul?”

Keempat orang itu tertawa.

“Kenapa Tuan-tuan tertawa?” tanya Kao Ceng Lun bingung.

“Kalau perkara silat sih, aku kurang tahu,” kata Suma Sun “Tapi kalau perkara minum arak, aku yakin Cio San yang menang. Bahkan jika air laut menjadi arak, aku yakin keparat satu itu akan sanggup menghabiskannya.” Ia tertawa terbahak-bahak. Lie Sat pun tertawa.

Hanya Ang Lin Hua yang tidak senang.

“Menurutku, tentu saja Kauwcu kami yang lebih unggul. Ilmu beliau bermacam-macam. Pemahaman beliau pun mendalam. Sedangkan Beng-enghiong itu hanya paham ilmu-ilmu Bu Tong-pay.”

“Menurutku malah Ang-s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status