Share

Bab 91. Mediasi

Matahari baru saja terbit ketika Nisa menyiapkan sarapan di dapur. Pikirannya masih terbelah antara ketegangan yang dirasakan kemarin di pengadilan dan kecemasannya tentang mediasi yang akan mereka hadapi hari ini. Meskipun ia merasa kuat dan yakin bahwa hukum berada di pihaknya, tetap saja ada rasa gelisah yang merayap di hatinya.

Ais, yang baru selesai mandi, muncul dengan rambut yang masih basah dan handuk kecil menggantung di lehernya. Gadis kecil itu terlihat lebih tenang hari ini, meski Nisa tahu bahwa dalam hatinya, Ais masih merasa takut.

"Bu, hari ini kita ke pengadilan lagi?" tanya Ais dengan suara lembut.

"Iya, Sayang. Kita harus bertemu lagi dengan Ayah untuk mediasi," jawab Nisa sambil tersenyum, mencoba memberikan ketenangan.

Ais mengangguk, meski jelas bahwa dia tidak suka dengan rencana itu. "Om Ryan nggak datang hari ini?"

Nisa menggeleng. "Nggak, Sayang. Om Ryan harus kerja di pabrik. Tapi beliau titip salam buat Ais, katanya Ais harus jadi anak pemberani."

Mendengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status