Share

Bab 92. Bimbang

Pagi itu, Nisa bangun lebih awal dari biasanya. Setelah mempersiapkan sarapan sederhana, ia menyiapkan seragam Ais dan mengecek ulang tas sekolah putrinya. Hari ini adalah hari penting, bukan hanya karena Nisa harus bekerja, tetapi juga karena tekanan dari sidang perceraian yang semakin mendekat. Namun, ia mencoba untuk tidak memikirkannya terlalu banyak, fokus pada apa yang bisa ia kendalikan.

“Nak, ayo bangun, sudah hampir waktu berangkat sekolah,” ujar Nisa lembut saat membangunkan Ais.

Ais menggeliat sebentar sebelum membuka matanya dan tersenyum melihat ibunya. "Pagi, Bu."

"Pagi, Sayang. Ayo, Ibu sudah siapin sarapan, nanti kita bisa berangkat lebih cepat," Nisa mengusap kepala Ais dengan sayang.

Tak butuh waktu lama bagi Ais untuk bersiap. Gadis kecil itu duduk di meja makan dengan wajah ceria, meski Nisa bisa merasakan ada sedikit ketegangan di balik senyum putrinya.

“Bu, nanti Ais dijemput siapa sepulang sekolah?” tanya Ais sambil mengunyah roti bakarnya.

“Ibu sudah minta Pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status