Share

Bab 4-Dirinya dan Ingatan Drakonis

Perpustakaan kastil yang gelap dan penuh debu terasa semakin sunyi setelah kekuatan yang dipanggil oleh Elara mulai surut. Getaran-getaran magis yang sebelumnya menyelimuti ruangan perlahan memudar, meninggalkan Darrel sendirian di lantai batu dingin. Tubuhnya gemetar hebat, jiwanya seakan terkoyak oleh kekuatan luar biasa yang baru saja terbangun di dalam dirinya.

Di sudut ruangan, Elara berdiri diam, tatapannya penuh dengan kepuasan yang tenang. Wajahnya yang biasanya lembut dan ramah kini tampak jauh lebih dingin, seolah-olah ada jarak yang tak terlihat antara dirinya dan dunia di sekelilingnya. Dia tahu tugasnya hampir selesai. Kekuatan yang telah disimpan di dalam tubuh Darrel selama bertahun-tahun telah dibangkitkan, dan sekarang, waktunya telah tiba baginya untuk kembali.

“Elara…” Darrel berbisik, suaranya penuh kebingungan dan kelelahan. Ia berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa begitu berat. “Apa yang kau lakukan padaku? Siapa kau… sebenarnya?”

Elara memandangnya dengan senyum samar, seolah-olah ia sedang melihat seorang anak kecil yang baru saja belajar berjalan. "Kau sekarang mengerti, Tuan Darrel. Kau bukan hanya putra ketiga dari Duke Van Bertrand. Kau adalah warisan terakhir dari Drakonis, Raja Naga yang pernah menguasai dunia ini. Kekuatan itu sekarang mengalir dalam darahmu. Kau adalah titisan dari kehendaknya."

Darrel merasa beban besar mulai menekan dirinya. Kenyataan tentang dirinya yang baru ini terasa begitu asing, begitu besar hingga dia tak tahu bagaimana harus menerimanya. Bagaimana mungkin seorang anak bangsawan biasa bisa menjadi penerus kekuatan yang begitu dahsyat?

"Apa artinya ini? Apa yang harus kulakukan?" Darrel bertanya, mencoba memahami tujuan di balik semua ini. Dia mengingat kilatan ingatan yang muncul saat kekuatan Drakonis terbangun—pertempuran yang melibatkan api, naga raksasa, dan kehancuran dunia. Gambaran-gambaran itu begitu nyata, seolah-olah dia pernah hidup dalam masa-masa itu.

Elara menundukkan kepalanya sedikit, matanya bersinar dengan kilatan magis yang samar. "Tugasmu belum selesai, Tuan. Kekuatan Drakonis masih perlu waktu untuk sepenuhnya terbangun dalam dirimu. Akan ada banyak musuh, banyak rintangan yang harus kau hadapi. Dunia ini berada di ambang kekacauan, dan hanya dengan kebangkitan kekuatan naga dalam dirimu, keseimbangan dapat dipulihkan."

Seketika itu juga, Darrel merasa ketakutan. Beban dunia terasa menumpuk di bahunya. Dia hanyalah seorang remaja, bagaimana dia bisa menyelamatkan dunia yang bahkan belum sepenuhnya ia pahami?

Namun, sebelum dia sempat berbicara lebih jauh, Elara melangkah mendekat, matanya yang kini tampak semakin jauh memandangnya dengan penuh kesadaran. "Tugasku sudah selesai, Tuan Darrel. Kehendak Drakonis telah dibangkitkan dalam dirimu, dan aku tidak lagi dibutuhkan."

Darrel memandang Elara dengan kaget. “Apa maksudmu? Kau tidak bisa pergi! Aku… aku tidak tahu harus berbuat apa tanpa dirimu.”

Elara menggelengkan kepala, suaranya lembut namun tegas. "Aku bukan manusia biasa, Tuan Darrel. Aku hanyalah manifestasi dari kehendak Drakonis, utusan yang diciptakan untuk membimbingmu menuju kebangkitan ini. Kini, saatnya bagiku untuk kembali kepada sumberku. Kau harus berjalan sendiri dari sini."

Darrel menatapnya, tidak sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi. Tapi ia bisa merasakan bahwa ini adalah akhir dari sesuatu—akhir dari kehadiran Elara yang selalu ada di sisinya selama bertahun-tahun sebagai pelayan keluarga. Tanpa Elara, Darrel merasa seperti kehilangan arah, meski kini ia mengerti bahwa nasibnya sudah terukir dalam sejarah kuno yang lebih besar dari dirinya.

“Jangan pergi,” ucap Darrel, mencoba meraih Elara.

Namun, Elara sudah melangkah mundur, senyum di wajahnya semakin memudar. Tubuhnya perlahan-lahan mulai berubah, kabur, seolah-olah dia mulai menyatu dengan udara di sekitarnya. Cahaya merah lembut bersinar di sekelilingnya, dan dalam sekejap, dia mulai menghilang ke dalam ketiadaan.

"Saatnya telah tiba, Tuan Darrel. Temukan kekuatan dalam dirimu. Kau tidak sendirian—Drakonis selalu bersamamu."

Suara Elara terdengar semakin pelan, dan sebelum Darrel bisa merespons, Elara menghilang sepenuhnya, meninggalkan ruangan itu dalam keheningan. Darrel berdiri sendirian di perpustakaan yang terasa jauh lebih besar dan sunyi dari sebelumnya. Tidak ada lagi kehadiran Elara yang familiar, tidak ada lagi suara yang membimbingnya.

Hanya ada Darrel… dan kekuatan baru yang kini mengalir dalam darahnya.

Dia terjatuh kembali ke kursinya, napasnya berat dan pikirannya kusut. Segala sesuatu yang dia percayai selama ini seolah-olah berubah dalam semalam. Kini, dia bukan hanya seorang bangsawan muda yang terasing dari keluarganya—dia adalah penerus dari Raja Naga, makhluk yang pernah menguasai dunia dengan kekuatan tak terbayangkan.

Tetapi apa artinya itu bagi dirinya? Bagaimana dia bisa memahami kekuatan ini, atau menggunakannya?

Darrel menutup matanya, mencoba menghubungkan dirinya dengan ingatan yang baru saja terbangkit. Gambaran-gambaran itu terus berdatangan—pemandangan perang, sayap naga raksasa, dan raungan naga yang menggema di langit. Darrel merasakan jantungnya berdegup kencang setiap kali ingatan itu datang, seolah-olah kekuatan besar di dalam dirinya menunggu untuk dilepaskan.

Namun, bersama kekuatan itu, datang pula rasa takut yang mendalam. Darrel merasakan ada sesuatu yang mengintai di balik semua itu—sebuah kegelapan yang menyelimuti ingatan Drakonis. Naga itu tidak hanya penuh dengan kemuliaan dan kekuatan, tetapi juga dendam yang membara dan amarah yang belum terselesaikan. Sebagai penerusnya, Darrel tahu bahwa ia tidak hanya akan mewarisi kekuatan besar, tetapi juga tanggung jawab yang luar biasa berat.

"Aku harus mengendalikan ini," bisik Darrel pada dirinya sendiri. "Aku tidak bisa membiarkan kekuatan ini menghancurkanku."

Namun, bagaimana caranya? Bagaimana dia bisa memahami ingatan Drakonis tanpa tersesat dalam amarah dan dendam yang melingkupinya?

Darrel tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Tidak ada lagi Elara untuk membimbingnya. Dia harus menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri, memahami warisan yang telah dibangkitkan, dan menghadapi takdir yang menantinya. Kekuatan besar itu kini berada dalam dirinya, dan dunia di luar kastil ini akan segera mengetahui bahwa Sang Raja Naga telah bangkit kembali.

Tapi untuk saat ini, Darrel hanya bisa duduk dalam kesendirian, mencoba memahami siapa dirinya sebenarnya—dan bagaimana dia bisa menghadapi apa yang akan datang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status