Chapter: Bab 78- Lord Aron LiandorfDarrel menatap Vindel dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka cerita itu akan sekelam ini. “Vindel… aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Kau kehilangan saudaramu… karena iblis itu.”Vindel mengangguk perlahan, menatap tanah di depannya. “Sejak hari itu, aku bersumpah untuk tak membiarkan hal yang sama terulangi kembali, bahwa aku harus melindungi mereka yang kusayangi.”Darrel mengepalkan tangannya. “Aku tak tahu seberapa parah gerbang itu telah melemah, sepertinya tak lama lagi, iblis-iblis itu akan keluar lebih banyak dan menginfasi daratan.”Vindel menatap tajam, matanya penuh dengan ketakutan dan tekad. “Benar. Jika gerbang itu terbuka sepenuhnya, makhluk-makhluk itu tidak hanya akan menyerang kita saja. Mereka akan menghancurkan dunia ini. Tidak akan ada yang tersisa.”“Dan sekarang segelnya hampir hancur,” lanjut Vindel. “Makhluk-makhluk itu akan keluar, satu per satu, hingga akhirnya pemimpin mereka muncul.”Darrel memandang ke depan dengan serius. “Kalau begitu, kita t
Terakhir Diperbarui: 2024-12-11
Chapter: Bab 77- Masa Lalu VindelMalam itu, di bawah sinar bulan yang temaram, Vindel duduk bersandar pada batang pohon tua di halaman rumahnya. Darrel duduk tak jauh darinya, mencoba menyimak kisah yang keluar dari bibir Elf muda itu. Suasana tenang, hanya suara daun-daun bergesekan dihembus angin yang terdengar.“Darrel,” Vindel memulai dengan suara pelan. “Kau tahu, suku kami hidup damai, tapi tak berarti kami tidak pernah dihantam oleh kegelapan. Masa laluku juga sama... mungkin tidak asing bagi mereka yang pernah kehilangan.”Darrel memiringkan kepala, menatap Vindel dengan rasa ingin tahu. “Apa yang terjadi, Vindel?”“Sepuluh tahun yang lalu,” Vindel menghela napas panjang, “aku punya seorang saudara kembar, Vinder. Dia... dia adalah adikku. Meski usianya hanya terpaut beberapa menit lebih muda dariku, dia selalu menjadi seseorang yang lebih berani, namun agak ceroboh. Aku sangat merindukannya.”Wajah Vindel tampak redup di bawah cahaya bulan. Ada luka yang jelas di matanya, luka yang belum sepenuhnya sembuh.
Terakhir Diperbarui: 2024-12-11
Chapter: Bab 76- Suku WindmareLangit malam mulai menggantung, dihiasi bintang-bintang yang berkilauan di atas kota Moondale. Suara langkah kaki Darrel, Vindel, dan Cilera terdengar berirama ketika mereka menuju ke arah tempat tinggal mereka, suku Windmare. Angin malam menyusup lembut di antara pepohonan besar yang membentuk rumah-rumah para Elf.“Darrel, untuk sementara waktu kau akan tinggal di tempat kami,” ujar Vindel sambil tersenyum. “Lagipula, di sini kau butuh tempat yang aman.”Darrel mengangguk. “Aku tak akan menolak tawaran itu. Jujur saja, tempat ini... sangat indah, tapi juga terasa asing bagiku.”Cilera tersenyum kecil. “Jangan khawatir. Suku kami akan menyambutmu.”Mereka berjalan melewati jalan setapak yang dikelilingi pohon-pohon bercahaya samar. Akhirnya, mereka tiba di pemukiman suku Windmare. Rumah-rumah di sana tampak menyatu dengan pepohonan, dibangun dengan gaya yang elegan namun sederhana, menunjukkan harmoni antara para Elf dan alam sekitarnya.Begitu mereka memasuki area itu, suara langka
Terakhir Diperbarui: 2024-12-11
Chapter: Bab 75- Kota Kerajaan MoondaleLangit mulai meredup ketika Darrel, Cilera, dan Vindel meninggalkan desa yang kini tak lebih dari tumpukan abu. Darrel berjalan di tengah, menggendong anak Elf yang ditemukan di antara puing-puing. Anak laki-laki itu, masih memeluk punggung Darrel erat-erat, matanya kosong seolah-olah jiwanya telah tertinggal di tempat yang hancur itu.Cilera melirik anak itu dengan senyuman yang berusaha menenangkan. “Hei, nak,” panggilnya lembut, mencoba memecahkan keheningan. “Siapa namamu?”Anak itu hanya diam. Matanya memandang ke arah tanah tanpa sedikit pun perubahan ekspresi. Cilera menghela napas, tetapi ia tetap mempertahankan nada suaranya yang ramah.“Kami di sini untuk membantu,” tambahnya. “Kami ingin tahu apa yang terjadi di desamu.”Reibel akhirnya mengangkat wajahnya, suaranya gemetar ketika ia menjawab, “Re-Reibel...”Cilera tersenyum kecil. “Reibel?... Nama yang bagus. Jangan khawatir, Reibel. Kami akan memastikan kau aman sekarang.”Darrel hanya menoleh sekilas. “Kau tahu apa yang
Terakhir Diperbarui: 2024-12-10
Chapter: Bab 74- Keluar dari GuaWaktu berlalu cepat, Darrel perlahan membuka matanya. Pandangannya kabur untuk sesaat, tetapi ia bisa merasakan tubuhnya masih berat. Gua itu tetap gelap, suram, tanpa setitik pun cahaya matahari yang masuk. Hanya nyala api unggun di sampingnya yang memberikan penerangan remang-remang.Darrel memegang dahinya, mencoba mengingat apa yang baru saja terjadi. Sosok iblis buaya itu muncul di benaknya—makhluk yang sangat buas dan penuh kebencian. Ia telah mengalahkannya, tetapi bukan tanpa harga. Dadanya masih terasa nyeri, dan ingatan tentang artefak Abyssal Zephyrion yang mencoba menelan kesadarannya membuat Darrel mendecakkan lidah.“Kesadaran iblis itu... mencoba mengendalikanku,” gumamnya pelan.Namun, suara besar nan tegas kembali menggaung dalam pikirannya.“Tenanglah, nak. Selama aku ada di sini, iblis itu tak akan berani mencelakaimu,” suara Drakonis terdengar seperti sang pelindung, membuat Darrel menghela napas lega.Ia menoleh ke arah api unggun, melihat Cilera dan Vindel yang
Terakhir Diperbarui: 2024-12-10
Chapter: Bab 73- Salah Paham“Kau tidak akan menang hanya dengan kekuatan manusia biasa. Walau iblis adalah ras yang kuat, namun mereka masih jauh di bawah ras Drakonik,” gema suara Drakonis kembali terngiang di pikirannya.Darrel mengambil napas dalam, mencoba tetap tenang. Ia mulai memperhatikan pola gerakan iblis buaya itu. Setiap serangan sabitnya selalu diikuti oleh serangan ekor, menciptakan celah kecil di bagian bawah tubuhnya yang tidak tertutup sisik.Ketika makhluk itu melancarkan serangan berikutnya, Darrel melompat ke samping dengan cekatan. Kali ini ia tidak hanya menghindar, tetapi juga memutar tubuhnya dan menusukkan pedangnya ke arah perut sang iblis.Namun, iblis itu tampaknya menyadari niat Darrel dan melangkah mundur dengan cepat, menghindari serangan mematikan itu. Ia menyeringai licik, matanya bersinar dengan kebencian yang semakin dalam.“Kau cukup pintar, manusia. Tapi itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku,” katanya dengan nada mengejek.Darrel berdiri tegak, napasnya berat dan terengah-
Terakhir Diperbarui: 2024-12-09
Chapter: Bab 23-Secercah HarapanMendengar itu, Mandala sedikit merasa aneh. Sebenarnya, bukan itu yang dia maksudkan, tapi entah mengapa gadis ini memiliki begitu banyak pertanyaan.Mandala mencoba menjelaskan, "Tentu aku bersedia bekerja sama, tapi kita juga harus fleksibel. Mungkin akan ada situasi di mana kita harus bergerak sendiri. Yang penting, kita saling mendukung dan berbagi informasi.""Baiklah kalau begitu," kata Hayin. "Aku juga akan berusaha menemukan informasi mengenai kebenaran semua ini."Berpikir untuk menemukan ide dalam memecahkan masalah, Mandala dan Hayin berusaha keras mengobrak pikirannya, memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan.Tapi, dengan kekuatannya saat ini, menghadapi bahaya tak terduga ataupun berurusan dengan para Mangku misterius itu sangatlah mustahil baginya. Bukan hanya dirinya, bahkan seluruh pemuda yang senasib dengannya tidak akan mampu mengatasi orang-orang itu, walaupun jumlah mereka terbilang banyak.Dalam keheningan gua yang gelap, Mandala dan yang lainnya terus menca
Terakhir Diperbarui: 2024-02-29
Chapter: Bab 22-Belenggu PengikatMandala dan para anak muda berdiri bersama, memperhatikan dengan seksama sosok Mangku yang tampak memiliki aura mencekam dan menakutkan. Mereka merasakan kehadiran yang kuat dan misterius dari para Mangku tersebut.Tak seorang pun menunjukkan celah identitas mereka, hampir semua tubuh mereka tertutup kain hitam, kecuali daerah sekitar mata.Anak-anak muda yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menggigit bibir dengan rasa takut dan khawatir.Sejak diculik, mereka terikat tali cukup lama, tanpa mengetahui alasan atau penyebabnya. Ikatan itu kemudian dilepaskan, namun mereka dibawa ke tempat yang tidak diketahui.Sekarang, mereka berdiri kaku, menyembunyikan keresahan hati masing-masing di hadapan sekelompok orang berbahaya ini."Satu hal yang harus kalian ketahui, mulai sekarang kalian akan menghadapi kehidupan seperti neraka, dan jangan coba-coba kabur dari sini." Nada suara yang dingin masih membingungkan.Sebagian dari pemuda yang diculik tidak mengerti perkataan itu."Tunggu, apa maksud
Terakhir Diperbarui: 2024-01-10
Chapter: Bab 21-Rencana kelompok MisteriusWaktu berlangsung sangat lambat bagi Mandala yang terkurung di dalam gerbong tanpa dapat bergerak bebas.Di dalam gerbong kereta itu, Mandala tak mengetahui berapa waktu yang telah berlalu. Namun, menurut perkiraannya, telah lewat satu hari penuh, dari malam hingga malam lagi.Langkah kuda dan roda gerbong kereta tiba-tiba berhenti bergerak, memberikan sedikit rasa tegang dan kepanikan di antara Mandala dan anak-anak lainnya.Tak lama pintu kayu yang dilapisi jeruji besi perlahan terbuka, memperlihatkan nyala obor dan sekelompok orang berpakaian hitam. Penampilan mereka tampak misterius di mata anak muda yang tinggal di dalam gerbong."Kalian semua bisa keluar!" tukas salah seorang dari sekelompok sosok misterius itu.Mereka ragu-ragu sejenak, namun dengan terpaksa melangkah keluar setelah melihat tatapan tajam dari mata sekelompok orang misterius itu.Setelah keluar dari gerbong, Mandala dan anak-anak lainnya dikepung oleh sosok-sosok misterius. Suasana tegang semakin terasa ketika s
Terakhir Diperbarui: 2024-01-03
Chapter: Bab 20-Penculikan?Ketika malam semakin larut, sosok Mandala tiba-tiba membuka mata dari tidurnya yang nyenyak. Entah mengapa, ia merasakan kegelisahan dalam dirinya tanpa penyebab pasti. Mandala kemudian bangun dari tempat tidurnya, mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun, ia hanya menemukan kamar yang tenang, diterangi oleh cahaya samar dari lampu minyak."Apa aku baru saja bermimpi buruk?" ungkapnya dengan rasa keanehan."Kurasa tidak, atau mungkin aku terlalu kelelahan," ucapnya lagi sebelum hendak duduk bersila di atas lantai kamar penginapan.Tapi, secara tak terduga, sosok berseragam hitam muncul di belakangnya, memberikan Mandala kejutan yang luar biasa.Sayangnya, ia tidak dapat bereaksi tepat waktu sebelum sosok berseragam hitam itu menghantam tengkuknya dengan keras, membuat Mandala terjatuh pingsan dalam sekejap mata."Target terakhir selesai," bisik kata sosok itu.Ia kemudian membawa tubuh Mandala yang jatuh pingsan di atas bahunya, keluar melewati jendela kamar pengitapan di tempa
Terakhir Diperbarui: 2023-12-30
Chapter: Bab 19-KemenanganSemuanya mengangguk setuju, berdasarkan penilaian mereka, tidak ada yang memenuhi syarat untuk memasuki perguruan, kecuali para peserta mencapai peringkat sepuluh besar, atau mungkin mendapatkan pengecualian berdasarkan performa mereka.Kembali ketika tombak-tombak tanah terbang ke arah Mandala dengan kecepatan luar biasa yang tidak mungkin dihindari oleh orang biasa.Namun, Mandala dengan keahliannya menghindari serangan itu seolah itu hanya angin yang berlalu. Terhitung selusin tombak terbang di udara, melewati tubuh Mandala yang bergerak seperti kilat membentuk lintasan cahaya yang luar biasa.Di balik tekanan yang luar biasa, terdapat kekuatan hebat yang baru saja bangkit dalam dirinya. Hal ini mendorong Mandala menuju tingkatan yang beberapa kali lebih tinggi dibanding kemampuan yang dia miliki sebelumnya.Gamara dengan ekspresi terkejut, ia tak menyangka serangan terkuatnya akan dihindari dengan semudah itu.Sekejap mata, sosok Mandala muncul tepat di hadapan Gamara, membuatnya s
Terakhir Diperbarui: 2023-12-28
Chapter: Bab 18-Mandala VS Gamara Sayangnya, Mandala dengan sigap menghindari serangan tersebut dengan gerakan yang sangat gesit. Keduanya saling berhadapan dalam pertarungan yang semakin mendebarkan.Mandala tidak tinggal diam. Dengan kecepatannya yang didorong oleh unsur angin, ia mendekati Gamara dan melancarkan serangan bertubi-tubi. Gamara, sementara itu, terus menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan unsur tanah, menciptakan rintangan dan perangkap di sekitar arena.Pertarungan menjadi semakin kompleks dengan setiap serangan dan kontra yang dilancarkan. Teknik tenaga dalam dan gerakan bela diri tangan kosong saling berkejaran di tengah arena. Penonton terlihat antusias oleh pertunjukan kekuatan dan keahlian yang ditunjukkan oleh kedua petarung.Tetua Manik Putih di podium penjurian, sementara itu, memperhatikan dengan cermat. Ia meresapi setiap aspek pertarungan, mencoba memahami kedalaman strategi dan keahlian bela diri yang ditunjukkan oleh Gamara dan Mandala.Di tengah intensitas pertarungan, Gamara dan Ma
Terakhir Diperbarui: 2023-12-25