[Althon, tolong aku]
[Seorang pria menggangguku]
[Aku berada di Star Heavan sekarang]
[Aku takut]
Althon bergegas keluar dari kedai makanan ketika mendapatkan pesan dari kekasihnya, Alicia. Ia menaiki sepeda listrik, memakai helm, bersiap pergi.
Pemilik kedai tiba-tiba keluar dari pintu. “Ke mana kau akan pergi, brengsek? Kau harus mengantarkan pesanan penting sekarang.”
“Maafkan aku, Tuan. Aku harus pergi sekarang. Seorang pria brengsek menganggu kekasihku, dan dia membutuhkanku sekarang.” Althon memacu sepeda listrik ke jalan raya.
“Akulah yang membutuhkanmu sekarang! Jika kau tidak kembali dalam hitungan tiga, aku akan memecatmu! Hei!”
Althon melemparkan topi ke arah pria botak itu. “Aku berhenti.”
Althon mengabaikan ocehan pemilik kedai, menyalip beberapa kendaraan dengan cepat. Ia dan Alicia sudah berpacaran selama empat bulan. Alicia sangat cantik dan menawan, dan ia beruntung karena wanita itu mau menerimanya sebagai kekasihnya meski ia hanya bekerja sebagai pengirim makanan dengan gaji kecil.
Pertemuan pertama mereka terjadi saat sekolah menengah atas dahulu. Alicia adalah wanita yang memperlakukannya dengan baik, berbeda dengan murid lain yang sering merundungnya karena ia adalah yatim piatu dan berasal dari keluarga miskin.
Althon menyukai Alicia sejak pertama kali bertemu, tetapi ia baru mendapatkan kesempatan untuk berpacaran dengan wanita itu empat bulan lalu. Althon tidak bisa memberikan barang-barang mahal pada Alicia, tetapi ia berusaha untuk menjadi kekasih yang baik untuknya.
Sepuluh menit kemudian, Althon menepikan sepeda listriknya di deretan mobil mewah, bergegas memasuki club. Wajahnya merah karena amarah dan khawatir. Tidak boleh ada pria brengsek yang menganggu kekasihnya selama ia masih hidup.
[Althon, di mana kau?]
[Aku sangat takut]
Althon bergegas berlari di lorong ketika mendapatkan pesan baru dari Alicia. Ia melewati para pengunjung, tidak memedulikan ocehan dan cibiran mereka.
Althon merasa beruntung karena bisa memasuki bar tanpa melewati pemeriksaan penjaga. Star Heavan adalah sebuah club mewah di Asthonia yang sering dikunjungi oleh orang-orang kaya.
Althon menghubungi Alicia, tetapi wanita itu tidak mengangkat panggilannya. Ia melihat banyak pengunjung yang tengah berdansa berpasangan. Beberapa orang terlihat tengah bermesraan di sofa.
“Bukankah ini sebuah pesta?” Althon mengawasi keadaan sekeliling. “Aku … mengenal orang-orang ini. Mereka adalah teman-teman sekolahku dulu. Alicia tidak mengatakan apa pun soal pesta ini.”
Para pengunjung tiba-tiba bertepuk tangan dan berkumpul ke tengah lantai dansa.
“Apa yang terjadi? Alicia!”
Althon mengawasi keadaan sekeliling seraya terus menghubungi Alicia. Ia semakin khawatir dengan keadaan wanita itu, apalagi ia tidak melihat Alicia di mana pun. Akan tetapi, ketika menoleh ke depan, ia melihat para pengunjung tiba-tiba bergeser ke samping hingga membuka sebuah jalan untuknya.
“Aku mencintaimu, Alvin.” Suara seorang wanita terdengar sangat jelas.
Althon terkejut hingga matanya membulat lebar ketika melihat Alicia tengah berpelukan sambil berciuman dengan seorang pria. Para pengunjung bertepuk tangan heboh.
“Alicia.” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Dadanya berdebar sangat kencang hingga membuanya sesak. “Pria itu … adalah Alvin. Dia adalah orang sering merundungku di sekolah dulu. Jadi, dialah orang yang sudah menganggu Alicia.”
Althon menggertakkan gigi. “Aku tidak akan membiarkan kau merundungku dan menyakiti kekasihku, Alvin.”
“Lepaskan kekasihku, Alvin!” Althon berteriak sambil berjalan maju. Para pengunjung mulai menoleh ke arahnya, tetapi Alicia dan Alvin masih berpelukan dan berciuman.
“Dasar brengsek! Apa kau lakukan pada kekasihku? Althon memekik sangat kencang seraya mendekati Alvin.
Alvin berdecak, melepaskan ciumannya dari bibir Alicia. “Aku terkejut karena melihatmu di pesta ini, Althon. Apa kau datang untuk mengantarkan makanan?”
Teman-teman Alvin tertawa terbahak-bahak.
Alvin memeluk Alica, mengecup kening wanita itu. “Kau datang di waktu yang tepat, Althon. Aku baru saja melamar Alicia, kekasihku. Kami akan bertunang satu bulan lagi. Kau harus memberi ucapan selamat padaku dan Alicia.”
“Apa?” Althon seketika terdiam, menoleh pada Alicia. Ia melihat cincin yang sama di salah satu jari Alicia dan Alvin. “Alicia adalah kekasihku. Aku datang karena Alicia memberitahuku jika pria brengsek menganggunya.”
Alvin dan teman-temannya kembali tertawa, sedangkan Alicia menoleh ke arah lain.
“Kau pasti sudah gila, Althon. Aku dan Alicia sudah berpacaran selama dua tahun. Kami menjalani hubungan dengan baik selama ini. Lihatlah Alicia baik-baik. Apa dia terlihat terganggu dengan kehadiranku di sampingnya? Dia justru tampak bahagia.”
Alvin dan teman-temannya tertawa keras.
“Kau pandai bergurau, Althon. Bagaimana mungkin Alicia berpacaran dengan pria menyedihkan sepertimu?”
“Alicia,” panggil Althon dengan suara bergetar menahan amarah. “Katakan pada Alvin dan orang-orang ini jika kita adalah sepasang kekasih. Kita sudah berpacaran selama empat bulan. Kau memintaku untuk datang karena seseorang menganggumu di tempat ini.”
Alicia mengembus napas panjang. “Hentikan semua kebohonganmu, Althon. Aku tidak mungkin berpacaran denganmu. Hanya karena aku bersikap baik padamu, bukan berarti kau bisa mengaku-ngaku pada semua orang jika kita berpacaran.”
“Alicia, kau tidak mungkin lupa jika kita berjanji untuk menjadi pasangan kekasih di taman kota, bukan? Kau mengatakan jika kau mencintaiku. Kau bahkan datang ke tempat kerjaku di kedai makanan untuk memberikanku makan siang.”
“Taman kota? Kedai makanan?” Alvin mengecup Alicia. “Kau benar-benar pria menyedihkan, Althon. Bagaimana mungkin kau mengajak seorang wanita berkencan di taman kota yang kotor itu?”
“Alicia,” ujar Althon dengan suara bergetar menahan amarah. Ia tidak ingin mempercayai semua ini, tetapi Alicia tampak sangat membencinya sekarang.
Alicia maju selangkah. “Dengarkan aku baik-baik, Althon. Aku tidak pernah memiliki perasaan apa pun padamu. Aku bersikap baik padamu karena aku kasihan padamu.”
“Alvin pasti sudah memengaruhimu, Alicia.” Althon berjelan mendekat. “Ikutlah denganku. Aku akan membawamu pergi.”
“Althon!” teriak Alicia dengan tatapan tajam.
“Alicia,” gumam Althon hingga berhenti berjalan. Ia tidak menduga jika wanita lembut itu membentaknya dan menatapnya penuh kebencian.
“Aku tidak mungkin berpacaran dengan pria sepertimu! Berhenti bekhayal dan lihatlah dirimu dengan baik! Kau hanya pria yatim piatu yang tidak memiliki keluarga dan masa depan! Kau hanyalah pegawai kedai dengan gaji yang sangat kecil! Wanita manapun pasti akan berpikir beribu kali jika ingin menjadi kekasihmu!”
Alicia memeluk Alvin, mengecup pipi pria itu, tersenyum. “Aku tidak mungkin menghancurkan hidupku dengan bersama pria menyedihkan sepertimu! Aku memiliki Alvin di hidupku. Dia adalah pria sempurna untukku.”
Althon adalah pria tertampan di ruangan ini, tetapi ketampanannya tidak berguna jika pria itu tidak memiliki uang dan kedudukan.
Althon menggertakkan gigi. Dadanya sangat sesak hingga membuatnya kesulitan bernapas. Dibandingkan dengan tawa Alvin dan teman-temannya, ia lebih hancur karena ucapan Alicia.
Althon menganggap Alicia sebagai malaikatnya, tetapi wanita itu justru menyakitinya. Ia sadar jika Alicia hanya mengerjainya selama ini.
“Alvin jauh lebih baik darimu dari segi apa pun! Kau hanya kerikil tidak berguna! Tidak ada siapa pun yang menginginkanmu dan peduli padamu! Enyahlah dari hadapanku dan jangan pernah muncul di depanku lagi!” usir Alicia seraya menunjuk pintu keluar.
“Apa kau mendengar kata-kata kekasihku barusan? Pergilah dari tempat ini sekarang, dan jangan menganggu pestaku!” Alvin tersenyum. “Pergi sebelum aku memerintahkan para penjaga untuk mengusirmu!”
“Pergilah, Althon,” ujar Agnes, salah satu sahabat baik Alicia. “Jangan menghancurkan pesta ini dengan kehadiranmu. Lihatlah dirimu. Kami datang dengan pakaian mewah, sedangkan kau datang dengan seragam kerjamu yang kotor dan bau.”“Pergilah sebelum aku menghajarmu!” Kevin, salah satu sahabat Alvin, berteriak. Ia mendadak diam ketika Althon menatapnya tajam.Althon menggertakkan gigi, berusaha mengendalikan napas yang memburu. Ia memang sering mendapatkan perlakukan tidak adil dan dipermalukan di depan umum, tetapi ia tidak menerima hal ini.Althon mendekati Alicia dan Alvin.“A-apa yang akan kau lakukan, brengsek? Pergi dari tempat ini sekarang!” Alvin mundur selangkah. Ia takut saat melihat tatapan dingin Althon. Ia berhenti merundung Althon setelah pria itu menghajar para pengawal dan teman-temannya ketika masa sekolah dulu. Ia hanya berani merundungnya melalui hinaan.“Alicia, apakah kau mempermainkanku selama ini?” tanya Althon.Alicia memutar bola mata. “Jika aku memang memperma
Althon mengembus napas panjang untuk kesekian kalinya. “Dengarkan aku baik-baik, Tuan. Aku sudah menjalani hari ini dengan sangat buruk, dan aku berharap kau tidak membuat hariku menjadi lebih buruk lagi dengan sandiwaramu. Hentikan sandiwaramu dan segera tangkap aku.”“Tuan Muda, kami datang bukan untuk menangkap Anda. Kami datang untuk mengantar Anda bertemu dengan kakek Anda. Kami bukanlah suruhan pria bernama Alvin seperti yang Anda duga,” ujar pria berusia tiga puluh tahunan.Althon memijat kepalanya yang pening. “Kau benar-benar keras kepala.”“Tuan Muda, sentuh cincin Anda selama tiga detik hingga cincin itu bekedip beberapa kali. Anda akan mendapatkan informasi mengenai Anda.”“Berjanjilah untuk berhenti bersandiwara setelah aku melakukan permintaan konyolmu.” Althon menyentuh cincin selama tiga detik. Ia terkejut ketika sebuah layar hologram tiba-tiba muncul di hadapannya. “Apa ini?”Althon menyentuh layar hologram, tetapi tangannya justru menembus layar. Ia membaca informasi
Anthony tiba-tiba berlari dan memeluk Althon sangat erat. Pria tua itu menangis sesegukan. Ia seperti mendapatkan kekuatan setelah mendengar Alan menemukan cucunya yang sudah lama menghilang.Anthony memangis ketika melihat Althon untuk pertama kalinya. Ia sudah mencari cucunya selama bertahun-tahun. Harapannya semakin menipis bersamaan dengan kondisinya yang semakin menurun. Akan tetapi, doanya untuk bertemu dengan Althon akhirnya terkabul.“Althon, aku sangat bahagia kau kembali. Harapanku akhirnya menjadi kenyataan.”“Kakek?” Althon memanggil dengan suara kecil. Ia masih bingung, tetapi ia membalas pelukan Anthony. “Kakek.”Anthony melepas pelukan, menatap Althon lekat-lekat, mengelus pipi cucunya berkali-kali. “Kau sangat mirip dengan ayahmu, Althon.”“A-apa benar aku adalah cucumu?” Althon menoleh pada Alan dan para pengawal yang masih membungkuk. “A-aku … aku ….”“Kau memang cucuku. Kau mewaris fisik ayahmu, tapi kau memiliki mata ibumu.” Anthony menggenggam tangan Althon. “Aku
“Awalnya, aku berencana untuk menjadikan Arthur sebagai pewaris utama keluarga, tetapi rencana itu gagal karena aku terpengaruh oleh hasutan ketiga putraku. Ketika aku mengetahui jika Arthur sama sekali tidak bersalah, aku justru mendapatkan kabar jika Arthur, Adele, dan kau mengalami kecelakaan yang menewaskan kalian bertiga. Namun, aku percaya jika kalian masih hidup, dan itu terbukti dengan kau yang ada di dekatku, Althon.”“Aku … aku sangat terpukul hingga jatuh sakit. Aku mengerahkan semua yang aku bisa untuk mencari keberadaan kalian, tapi aku tidak mendapatkan hasil apa pun. Aku akhirnya tahu jika ketiga putraku yang sudah menghalangi pencarianku. Mereka jugalah dalang di balik kecelakaan yang akan menewaskanmu dan orang tuamu. Aku sangat murka pada mereka, tetapi mereka mengelak jika mereka memfitnah Arthur, mencelaikainya dan keluarganya.”“Mereka memanfaatkan kondisiku yang terus melemeh dan sakit-sakitan untuk mengambil alih seluruh harta kekayaaan keluarga, termasuk kekaya
Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
“Althon, bagaimana keadaanmu?” tanya Anthony sembari berlari. Ia mendekat bersama beberapa pengawal dan seorang dokter.“Aku baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.”Anthony memeriksa keadaan Althon, menoleh pada seorang pria berjas putih. “Segera periksa keadaan cucuku sekarang. Aku tidak ingin dia terluka.”“Kakek.” Althon terkejut ketika seorang dokter mendekat ke arahnya. “Aku hanya mengalami masalah kecil dengan beberapa orang.”“Tidak boleh ada siapa pun yang menghina dan menyakitmu, Althon. Kau adalah cucuku yang sangat berharga. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau terluka.” Anthony menyeka tangis, tampak khawatir.“Kakek.” Althon menatap Anthony lekat-lekat. Ia melihat kakeknya sangat mengkhawatirkannya. “Aku menganggap masalah di Paradise Store bukanlah hal besar karena aku sering mendapatkan perundungan dan perlakukan buruk dari orang lain. Akan tetapi, Kakek tidak bisa menerima perlakukan orang-orang itu setelah semua hal yang dia alami selama ini,” g
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga
“Awalnya, aku berencana untuk menjadikan Arthur sebagai pewaris utama keluarga, tetapi rencana itu gagal karena aku terpengaruh oleh hasutan ketiga putraku. Ketika aku mengetahui jika Arthur sama sekali tidak bersalah, aku justru mendapatkan kabar jika Arthur, Adele, dan kau mengalami kecelakaan yang menewaskan kalian bertiga. Namun, aku percaya jika kalian masih hidup, dan itu terbukti dengan kau yang ada di dekatku, Althon.”“Aku … aku sangat terpukul hingga jatuh sakit. Aku mengerahkan semua yang aku bisa untuk mencari keberadaan kalian, tapi aku tidak mendapatkan hasil apa pun. Aku akhirnya tahu jika ketiga putraku yang sudah menghalangi pencarianku. Mereka jugalah dalang di balik kecelakaan yang akan menewaskanmu dan orang tuamu. Aku sangat murka pada mereka, tetapi mereka mengelak jika mereka memfitnah Arthur, mencelaikainya dan keluarganya.”“Mereka memanfaatkan kondisiku yang terus melemeh dan sakit-sakitan untuk mengambil alih seluruh harta kekayaaan keluarga, termasuk kekaya
Anthony tiba-tiba berlari dan memeluk Althon sangat erat. Pria tua itu menangis sesegukan. Ia seperti mendapatkan kekuatan setelah mendengar Alan menemukan cucunya yang sudah lama menghilang.Anthony memangis ketika melihat Althon untuk pertama kalinya. Ia sudah mencari cucunya selama bertahun-tahun. Harapannya semakin menipis bersamaan dengan kondisinya yang semakin menurun. Akan tetapi, doanya untuk bertemu dengan Althon akhirnya terkabul.“Althon, aku sangat bahagia kau kembali. Harapanku akhirnya menjadi kenyataan.”“Kakek?” Althon memanggil dengan suara kecil. Ia masih bingung, tetapi ia membalas pelukan Anthony. “Kakek.”Anthony melepas pelukan, menatap Althon lekat-lekat, mengelus pipi cucunya berkali-kali. “Kau sangat mirip dengan ayahmu, Althon.”“A-apa benar aku adalah cucumu?” Althon menoleh pada Alan dan para pengawal yang masih membungkuk. “A-aku … aku ….”“Kau memang cucuku. Kau mewaris fisik ayahmu, tapi kau memiliki mata ibumu.” Anthony menggenggam tangan Althon. “Aku
Althon mengembus napas panjang untuk kesekian kalinya. “Dengarkan aku baik-baik, Tuan. Aku sudah menjalani hari ini dengan sangat buruk, dan aku berharap kau tidak membuat hariku menjadi lebih buruk lagi dengan sandiwaramu. Hentikan sandiwaramu dan segera tangkap aku.”“Tuan Muda, kami datang bukan untuk menangkap Anda. Kami datang untuk mengantar Anda bertemu dengan kakek Anda. Kami bukanlah suruhan pria bernama Alvin seperti yang Anda duga,” ujar pria berusia tiga puluh tahunan.Althon memijat kepalanya yang pening. “Kau benar-benar keras kepala.”“Tuan Muda, sentuh cincin Anda selama tiga detik hingga cincin itu bekedip beberapa kali. Anda akan mendapatkan informasi mengenai Anda.”“Berjanjilah untuk berhenti bersandiwara setelah aku melakukan permintaan konyolmu.” Althon menyentuh cincin selama tiga detik. Ia terkejut ketika sebuah layar hologram tiba-tiba muncul di hadapannya. “Apa ini?”Althon menyentuh layar hologram, tetapi tangannya justru menembus layar. Ia membaca informasi
“Pergilah, Althon,” ujar Agnes, salah satu sahabat baik Alicia. “Jangan menghancurkan pesta ini dengan kehadiranmu. Lihatlah dirimu. Kami datang dengan pakaian mewah, sedangkan kau datang dengan seragam kerjamu yang kotor dan bau.”“Pergilah sebelum aku menghajarmu!” Kevin, salah satu sahabat Alvin, berteriak. Ia mendadak diam ketika Althon menatapnya tajam.Althon menggertakkan gigi, berusaha mengendalikan napas yang memburu. Ia memang sering mendapatkan perlakukan tidak adil dan dipermalukan di depan umum, tetapi ia tidak menerima hal ini.Althon mendekati Alicia dan Alvin.“A-apa yang akan kau lakukan, brengsek? Pergi dari tempat ini sekarang!” Alvin mundur selangkah. Ia takut saat melihat tatapan dingin Althon. Ia berhenti merundung Althon setelah pria itu menghajar para pengawal dan teman-temannya ketika masa sekolah dulu. Ia hanya berani merundungnya melalui hinaan.“Alicia, apakah kau mempermainkanku selama ini?” tanya Althon.Alicia memutar bola mata. “Jika aku memang memperma