Anthony tiba-tiba berlari dan memeluk Althon sangat erat. Pria tua itu menangis sesegukan. Ia seperti mendapatkan kekuatan setelah mendengar Alan menemukan cucunya yang sudah lama menghilang.
Anthony memangis ketika melihat Althon untuk pertama kalinya. Ia sudah mencari cucunya selama bertahun-tahun. Harapannya semakin menipis bersamaan dengan kondisinya yang semakin menurun. Akan tetapi, doanya untuk bertemu dengan Althon akhirnya terkabul.
“Althon, aku sangat bahagia kau kembali. Harapanku akhirnya menjadi kenyataan.”
“Kakek?” Althon memanggil dengan suara kecil. Ia masih bingung, tetapi ia membalas pelukan Anthony. “Kakek.”
Anthony melepas pelukan, menatap Althon lekat-lekat, mengelus pipi cucunya berkali-kali. “Kau sangat mirip dengan ayahmu, Althon.”
“A-apa benar aku adalah cucumu?” Althon menoleh pada Alan dan para pengawal yang masih membungkuk. “A-aku … aku ….”
“Kau memang cucuku. Kau mewaris fisik ayahmu, tapi kau memiliki mata ibumu.” Anthony menggenggam tangan Althon. “Aku akan menunjukkan banyak hal padamu.”
Althon terperangah ketika melihat isi rumah. Matanya membulat sangat lebar dengan mulut terbuka. “Rumah ini sungguh seperti istana. Semua sudutnya terlihat sangat sempurna.”
Anthony tersenyum, sedikit menarik tangan Althon. “Ikuti Althon.”
Althon dan Anthony menaiki tangga, berjalan di lorong yang penuh dengan lukisan, lemari, guci-guci, dan benda-benda mewah lainnya.
Althon berjalan sehati-hati mungkin agar tidak menyengol benda apa pun. Ia takut jika harus mengganti rugi.
Althon melihat Anthony berhenti di depan sebuah figura besar. “Kakek?”
Althon sontak terdiam ketika melihat seorang pria dan seorang wanita yang tengah memangku seorang bayi laki-laki di sebuah foto. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca, mengamati satu per satu sosok di foto saksama. “Apa mereka … orang tuaku, Kakek?”
Althon mengelus foto bayi laki-laki, berusaha menahan tangis. Bayi itu sangat mirip dengannya saat bayi.
“Mereka adalah orang tuamu, Althon. Pria itu adalah putraku, Arthur Leande. Lalu wanita itu menantuku, Adele Leander. Dan bayi kecil itu adalah kau, Atlhorn.” Anthony menyeka tangis. “Jika orang tuamu berada di sini, mereka pasti akan sangat bahagia.”
“Di mana ayah dan ibuku sekarang, Kakek?” Althon tidak sengaja menyenggol sebuah vas bunga hingga terjatuh dan hancur. Ia terkejut dan segera berjongkok untuk memungut pecahan vas bunga.
“Kau tidak perlu melakukannya, Althon.” Anthony menahan tangan Althon.
“Aku minta maaf karena aku menghancurkan vas bunga itu, Kakek. Aku akan membayar ganti rugi, tapi aku tidak bisa membayarnya sekarang.”
Anthony tertawa cukup keras. “Kau tidak perlu mengganti vas bunga itu, Althon. Kau adalah pemilik mansion ini.”
Althon menunjuk dirinya sendiri. “Aku pemilik mansion ini?”
“Bukan hanya mansion ini saja dan barang-barang yang ada di dalamnya, tapi kau adalah pemilik dari seluruh perusahaan milik ayahmu yang tersebar di dalam negeri dan luar negeri.”
“Itu tidak mungkin.” Althon menoleh pada foto keluarganya, terkejut. Bagaimana mungkin pria miskin sepertinya mendadak menjadi pria kaya raya dalam waktu semalam?
“Ini bukan lagi sebuah kemungkinan, tetapi sebuah kenyataan. Kau adalah pewaris utama keluarga Prindone. Kau adalah salah satu pria terkaya di negara ini.”
Althon memijat kepalanya yang berdenyut-denyut. “Kepalaku sangat pusing sekarang.”
“Kau tampak kelelahan. Kau sebaiknya beristirahat, Althon. Aku akan menjelaskan semuanya padamu setelah sarapan.”
Althon memasuki sebuah kamar yang sangat luas dengan dekorasi yang tertata rapi. Ia masih takut untuk menyentuh barang-barang di mansion ini. “Kamar ini sangat luar biasa.”
Althon berada di tengah ruangan, mengamati keadaan sekeliling. Ia menampar pipinya sangat keras, tersenyum. “Semua ini bukanlah mimpi.”
Althon melemparkan tubuh ke kasur. “Malam ini sungguh gila. Aku berpikir jika aku akan berakhir di penjara selama beberapa tahun. Akan tetapi, aku justru berakhir di sebuah istana mewah, dan aku mengetahui jika aku adalah seorang pewaris keluarga kaya raya. Aku bahkan lebih kaya dari Alvin?”
Althon duduk. “Ya, aku lebih kaya dari Alvin. Aku tentu bisa membalas perbuatannya padaku selama ini.”
Althon berbaring di ranjang, terlelap.
Keesokan paginya, Althon sarapan bersama Anthony. Ia terkejut melihat banyak hidangan lezat di meja.
“Althon, apa yang kau tunggu? Kau harus makan untuk mengisi tenagamu. Setelah sarapan, kita akan berbincang cukup lama.” Anthony meletakkan sepotong daging ke piring Althon. “Kau pasti akan menyukainya.”
“Terima kasih, Kakek.” Althon menatap daging lezat di piringnya. “Apa aku harus membayar semua makanan ini?”
Anthony tertawa. “Kau tampaknya masih berpikir bahwa semua ini mimpi, Althon.”
Althon menikmati hidangan dengan lahap. Ia sampai lupa kapan terakhkir kali ia menikmati makan lezat.
Althon dan Anthony memasuki sebuah ruangan setelah sarapan. Althon masih takjub melihat keindahan dan kemewahan mansion ini.
Anthony mengembus napas panjang, duduk berhadapan dengan Althon. “Apa kau sudah siap mendengarkan semuanya, Althon?”
Althon mengepalkan tangan erat-erat. “Aku sudah siap, Kakek.”
“Sebelum aku menjelaskan mengenai keluarga Leander, aku ingin mendengar kisah hidupmu,” ujar Anthony seraya memegang dadanya.
“Aku besar di sebuah panti asuhan hingga aku berusia lima belas tahun. Kehidupanku dan anak-anak di panti asuhan itu cukup sulit. Beberapa temanku diadopsi oleh beberapa keluarga. Aku sempat hampir diadopsi oleh seorang pria, tetapi pria itu tiba-tiba saja ditangkap oleh polisi. Aku akhirnya kembali ke pantai asuhan.”
Althon menunduk, menjeda sejenak. “Setelah aku keluar dari panti asuhan, aku hidup mandiri. Aku mendapat sebuah beasiswa di sebuah sekolah elit. Aku mendapat beasiswa untuk masuk ke Universas Harolda. Akan tetapi, beasiswaku tiba-tiba dicabut tanpa alasan jelas. Aku akirnya memutuskan untuk bekerja sampai akhirnya aku bertemu dengan Alan dan berada di dekatmu sekarang, Kakek.”
Anthony memegang tangan Althon. “Kau pasti menjalani hidup yang sangat berat selama ini, Althon. Aku berjanji kau tidak akan pernah kesepian dan menderita lagi. Aku berjanji.”
“Terima kasih, Kakek.” Althon tersenyum.
Anthony memejamkan mata erat-erat sebelum bercerita, “Aku akan menjelaskan lebih dahulu mengenai keluarga Leander. Keluarga kita adalah keluarga paling kaya di Thondonia. Keluarga kita memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang bisnis di dalam negeri maupun luar negeri. Kita berada di puncak paling atas keluarga kelas atas selama beberapa dekade.”
Althon mendengarkan saksama. Semua ini masih terasa mimpi baginya.
Anthony menunduk sesaat. “Aku memiliki empat orang putra, dan Arthur adalah putra keduaku. Arthur merupakan pria yang sangat cerdas. Kecerdasannya terlihat sejak dia masih kecil. Aku sangat bangga padanya. Akan tetapi, ketiga saudaranya menjadi iri padanya, terlebih aku terlalu mengistimewakan Arthur.”
“Ketiga putraku yang lain, Arnold, Aaron, dan Andy memfitnah Arthur sudah menggelapkan uang perusahaan hingga perusahan-perusahaan keluarga mengalami kerugian. Aku tidak mempercayai hal itu, tetapi Arnold, Aaron, dan Andy memberikan bukti yang membuatku percaya.”
“Aku sangat kecewa sampai akhirnya aku mengusir Arthur. Aku tidak ingin bertemu dengannya maupun berbicara dengannya selama berbulan-bulan. Aku bahkan tidak hadir saat kau lahir ke dunia, Althon.” Anthony memejamkan mata, merasa sangat marah dan kecewa pada dirinya sendiri.
“Kakek,” gumam Althon.
“Awalnya, aku berencana untuk menjadikan Arthur sebagai pewaris utama keluarga, tetapi rencana itu gagal karena aku terpengaruh oleh hasutan ketiga putraku. Ketika aku mengetahui jika Arthur sama sekali tidak bersalah, aku justru mendapatkan kabar jika Arthur, Adele, dan kau mengalami kecelakaan yang menewaskan kalian bertiga. Namun, aku percaya jika kalian masih hidup, dan itu terbukti dengan kau yang ada di dekatku, Althon.”“Aku … aku sangat terpukul hingga jatuh sakit. Aku mengerahkan semua yang aku bisa untuk mencari keberadaan kalian, tapi aku tidak mendapatkan hasil apa pun. Aku akhirnya tahu jika ketiga putraku yang sudah menghalangi pencarianku. Mereka jugalah dalang di balik kecelakaan yang akan menewaskanmu dan orang tuamu. Aku sangat murka pada mereka, tetapi mereka mengelak jika mereka memfitnah Arthur, mencelaikainya dan keluarganya.”“Mereka memanfaatkan kondisiku yang terus melemeh dan sakit-sakitan untuk mengambil alih seluruh harta kekayaaan keluarga, termasuk kekaya
Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
“Althon, bagaimana keadaanmu?” tanya Anthony sembari berlari. Ia mendekat bersama beberapa pengawal dan seorang dokter.“Aku baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.”Anthony memeriksa keadaan Althon, menoleh pada seorang pria berjas putih. “Segera periksa keadaan cucuku sekarang. Aku tidak ingin dia terluka.”“Kakek.” Althon terkejut ketika seorang dokter mendekat ke arahnya. “Aku hanya mengalami masalah kecil dengan beberapa orang.”“Tidak boleh ada siapa pun yang menghina dan menyakitmu, Althon. Kau adalah cucuku yang sangat berharga. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau terluka.” Anthony menyeka tangis, tampak khawatir.“Kakek.” Althon menatap Anthony lekat-lekat. Ia melihat kakeknya sangat mengkhawatirkannya. “Aku menganggap masalah di Paradise Store bukanlah hal besar karena aku sering mendapatkan perundungan dan perlakukan buruk dari orang lain. Akan tetapi, Kakek tidak bisa menerima perlakukan orang-orang itu setelah semua hal yang dia alami selama ini,” g
“Kau bisa keluar sekarang, Noah,” ujar seorang polisi seraya membuka pintu.Noah bergegas berdiri, menepis tangan para tahanan yang akan menariknya. “Aku memang tidak bersalah. Aku seharusnya tidak berada di tempat ini. Aku akan menuntut rugi.”Noah mengikuti para polisi, mengabaikan para tahanan yang meneriakinya. Ia menepis tangan seorang tahanan yang menarik bajunya hingga ia nyaris terjungkal. Ketika menoleh ke cermin, ia melihat penampilannya yang sangat kacau.Noah tidak bisa tidur nyaris semalaman. Perutnya sangat lapar karena ia tidak menyentuh makanannya. Ia seketika muntah ketika melihat makanannya. “Aku mengalami malam yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Aku bersyukur karena neraka ini berakhir dengan cepat. Aku pasti gila jika aku berada di tempat ini lebih lama.”Noah menangis tersedu-sedu ketika melihat halaman. Polisi tidak mengizinkannya menghubungi keluarganya. “Dasar brengsek! Aku tidak menerima penghinaan ini.”Dua pengawal Sean mendekati Noah.“Kami sudah mem
“Althon.” Alvin mengucek mata berkali-kali untuk memastikan jika pria itu adalah Althon, sosok yang sedang dicarinya selama berhari-hari. Ia tidak menerima penghinaan yang pria itu lakukan padanya saat di club.Alicia menoleh. “Ya, pria itu adalah Althon. Aku melihatnya di tempat ini saat aku pergi ke rumah sakit. Kita harus menangkapnya, Alvin. Jangan sampai Althon kembali melarikan diri. Dia harus bertanggung jawab atas masalah yang dia timbulkan.”Alvin menendang kursi sopir. “Putar arah sekarang dan tangkap pria sialan itu!”Mobil berbalik arah, melaju sangat kencang, menyalip beberapa kendaraan.Alvin menghubungi bawahannya. “Apa yang sebenarnya kalian lakukan, brengsek? Aku sudah membayar mahal kalian untuk menemukan Althon, tapi kalian justru berleha-leha. Aku menemukan Althon di pusat kota. Tangkap dia sekarang!”Alvin mendengkus kesal, menyentuh pipinya. “Aku tidak akan melepaskanmu, Althon. Kau harus membusuk di penjara selamanya.”Alvin mendapatkan pesan dari James. Mata da
Althon tengah mengamati penampilannya di cermin. Ia mengembus napas panjang, mengamati keadaan kamar. “Aku merasa waktu berlalu sangat cepat, padahal aku sudah berada di rumah selama empat hari.”Althon mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tidak boleh berleha-leha saat ketiga pria brengsek itu dan keluarga mereka sibuk dengan kehidupan mereka. Aku harus menyelesaikan tugas ini dengan baik.”Althon keluar dari kamar. Ali dan para pengawal membungkuk hormat padanya. “Master Anthony sudah menunggu Anda, Tuan Muda,” ujar Ali. Althon dan Anthony bertemu di meja makan.“Bagaimana dengan persiapanmu, Althon?” tanya Anthony. “Aku sudah menyusun beberapa rencana, Kakek. Aku harap aku bisa menyelesaikan misi dengan baik dan secepat mungkin.”“Jangan terlalu terburu-buru, Althon. Kau sedang menilai manusia, bukan sebuah benda. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa diterka. Mereka bisa berubah dalam waktu sangat singkat.”“Althon.” Anthony menyentuh tangan Althon. “Kau harus sangat berhati-hati
Pasukan bertopeng terus menembakkan jaring dan peluru ke arah para berandal. Para berandal bergerak melewati teman-teman mereka yang masih bergelimpangan di tanah. Draco mengamati keadaan dari atap mobil, mendengkus kesal. “Mereka sudah tahu lebih dahulu penyerangan ini.”Pasukan bertopeng menembakkan peluru dari balkon, rooftop, halaman, dan atas pohon. Para berandal yang bergerak mulai tumbang di tanah, terinjak-injak berandal lain.Pasukan bertopeng melemparkan bom asap ke berbagai arah. Para berandal seketika ambruk setelah mengisap asap. Draco terkejut saat melihat para berandal bergelimpangan di tanah. “Dasar bajingan! Mereka menggunakan bom asap sehingga sampah-sampah itu tidak sadarkan diri! Kenapa Red Sting memiliki bom asap? Apakah mereka memiliki sekutu yang membantu mereka?”Draco mengepalkan tangan erat-erat. “Kemampuan menembak mereka juga sangat sempurna. Mereka bukan anggota Red Sting. Mereka adalah orang-orang terlatih.”Ryan, Ronny, dan anggota Red Sting mengamati
“Bos Reno akan pergi ke Pulau Eso bersama Bos Raka.” Ryan mengamati pesan saksama, memasukkan ponsel ke saku celana, mengembus napas panjang. Ryan mengamati anggota-anggota Red Sting yang terus berdatangan. “Bos Reno tidak mengatakan apa pun soal pekerjaannya dengan Bos Raka padaku. Dia hanya mengatakan jika dia harus membantu pekerjaan Bos Raka. Mereka juga terlibat dengan kelompok orang-orang bertopeng itu.”Ryan mengepalkan tangan erat-erat. “Aku senang karena anggota pasukanku kembali berkumpul. Akan tetapi, kedatangan mereka dalam jumlah banyak akan membuat musuh curiga. Orang-orang itu kemungkinan akan menyerang kembali, dan aku akan kesulitan untuk menjaga dan melindungi mereka sekaligus.”Ryan mencengkeram pagar, melirik seorang pria bertopeng di belakangnya. “Orang-orang sialan itu menepati semua perkataan mereka hingga saat ini. Mereka tidak hanya memberi tempat aman, tetapi juga menyediakan kebutuhan pasukanku, termasuk senjata. Apa sebenarnya hubungan mereka dengan Bos R
Pria bertopeng harimau itu seketika berbalik, menatap Raka lekat-lekat. Ia mendekat seraya mengambil pistol dari saku celana. Tanpa mengatakan apa pun, ia tiba-tiba menembakkan peluru pada Raka. Raka bergegas menghindar ke samping, bergerak cepat menuju pria bertopeng itu. Ia mengambil pisau dari sabuk celana, menghunuskan pisau. Raka dan pria bertopeng harimau itu memutar tubuh, melayangkan tendangan hingga pisau dan pistol terlempar ke lantai. Kedua pria itu saling menyerang, bertarung imbang selama beberapa waktu. Reno mengamati pertarungan dari celah lubang pintu. “Bos Raka bertarung dengan pria bertopeng itu. Pria bertopeng itu ingin menguji kemampuan Bos Raka.”Raka dan pria bertopeng bertarung di tengah ruangan, saling menendang, memukul, menyikut, dan menarik satu sama lain. Raka dan pria bertopeng itu sama-sama terdorong mundur beberapa langkah, menatap satu sama lain tanpa berkedip. Embusan napas mereka terdengar bersahutan. Raka dan pria bertopeng itu melesat maju, mem
“Star Company adalah perusahaan yang sedang berkembang pesat. CEO sebelumnya terlibat masalah korupsi sehingga harus mendekam di penjara.” Althon tersenyum, mengepalkan tangan erat-erat. “Ini tugas yang sangat sulit,” gumamnya. “Tugas ini sangat penting untukmu, Althon. Saat kau menjadi ahli waris keluarga Leander, kau membutuhkan banyak orang yang bisa kau percaya untuk mengelola perusahaan-perusahaanmu maupun orang-orang yang bisa menjagamu dan keluargamu. Tugas ini akan membuatmu mengenal lebih banyak orang dari berbagai sisi.”“Aku mengerti, Kakek,” ujar Althon. “Kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal. Ali dan para pengawal akan tetap menjagamu, tetapi mereka tidak akan membantumu dalam tugas ini. Kaulah yang harus memilih sendiri orang yang berhak mendapatkan kepercayaanmu.”Anthony memberi anggukan pada Alan. Alan segera menghubungi seseorang. Tak lama setelahnya, seorang pria memasuki ruangan makan, membungkuk pada Anthony dan Althon. “Dia adalah Paul, salah satu orang
Arnold, Aaron, dan Andy sangat sibuk dengan pembangunan kawasan super megah yang mereka rencanakan. Keluarga mereka terlibat dalam proyek tersebut. Mereka tidak ingin kalah, dan sangat berharap menjadi pemenang. Emerald Place adalah kawasan yang terus mendatangkan keuntungan besar setiap tahunnya, dan mereka menginginkan kawasan tersebut menjadi milik mereka.Hubungan Arnold, Aaron, dan Andy menjadi renggang setelah Anthony memberikan tugas pada mereka. Mereka saling mencurigai satu sama lain. Persaingan juga terjadi di antara Alex, Andrew, dan Alfie sebagai putra pertama.Di tengah ketegangan yang terjadi, Alexa semakin sebal mengenai kedekatan Alex dan Agnes. Ia tidak ingin keduanya memiliki hubungan spesial. Alexa berjalan memasuki ruangan Agnes, mengabaikan beberapa pegawai yang membungkuk padanya. Ia ingin memberi peringatan pada Agnes.Alexa mengintip Agnes di celah pintu. Ia melihat wanita itu tengah sibuk bersama beberapa pengawalnya. “Agnes adalah wanita yang cantik, cerdas,
Althon tersenyum. “Aku memberimu kepercayaan, dan kau harus memberikan kesetiaanmu padaku, Brody.”Brody tiba-tiba berlutut. “Aku memberikan hidup dan kesetiaanku padamu.”Althon mengepalkan tangan erat-erat, mengamati Brody dan para pengawal di ruangan ini. “Brody adalah orang pertama yang aku rekrut. Dia menyerahkan hidup dan kesetiaannya padaku. Akan tetapi, Ali, Alan, dan para pengawal lain melindungi dan menjagaku karena aku adalah putra dari ayahku.”“Brandon,” panggil Althon. Seorang pria tinggi memasuki ruangan, membungkuk pada Althon, melirik Brody yang masih berlutut. “Aku datang atas panggilanmu, Tuan Muda.”“Berdirilah, Brody. Aku akan mengenalkanmu pada seseorang,” kata Althon.Brody bergegas berdiri, menatap Brandon sesaat. “Pria ini adalah Brandon, salah satu sahabat ayahmu. Dia yang akan melatihmu dan membimbingmu selama kau berlatih.” “Aku mohon bantuan dan bimbinganmu, Tuan.” Brody menggangguk singkat. Ia merasa sangat lega karena sudah tahu siapa pembunuh ayahnya
Brody sontak tercengang, menatap sosok tampan di samping Anthony. Meski penampilan Althon sangat berbeda sekarang, tetapi ia mengenal suara pria itu. Brody meneguk ludah berkali-kali, teringat dengan tindakannya selama ini pada Althon. Ia melihat Ali dan para pengawal di belakang Althon saat ini. “Aku memang mencurigai Althon menyembunyikan sesuatu dariku, begitu pun dengan orang-orang yang mengawasinya. Akan tetapi, aku tidak menduga jika dia adalah cucu dari bos.”Brody masih belum mempercayai semua ini. Ia hanya diam di tempatnya, tidak berkedip selama beberapa waktu. Ia melihat semua pengawal di sekelilingnya membungkuk saat Althon, Anthony, dan para pengawal menuruni tangga. Brody bergegas membungkuk, meneguk ludah berkali-kali. “Apa yang akan dia lakukan padaku sekarang? Apakah pasukan ini akan mengeksekusiku? Sial, aku masih ingin hidup sekarang,” gumamnya. “Kau tampak sangat tegang, Brody,” ucap Althon, tersenyum. Para pengawal kembali berdiri tegak, begitu pun dengan Brod
Althon terbangun karena suara alarm. Saat menoleh ke samping, ia tidak melihat Brody. Ia membasuh wajah di wastafel, mengintip keadaan luar melalui jendela. “Brody sedang berolahraga. Dia sangat bersungguh-sungguh untuk bergabung menjadi pasukanku. Bagaimana reaksinya saat tahu aku adalah bosnya kelak?”Althon merenggangkan badan. “Aku sebaiknya tidak mengganggu Brody.”Althon meninggalkan restoran setelah sarapan. Beberapa pengawal akan mengelola restoran mulai hari ini. Ia tidak sabar untuk mengejutkan Anthony sekaligus penasaran misi apa yang akan ia lakukan setelah ini. Brody tampak sangat antusias. Ia nyaris selalu tersenyum, mengamati jalanan. “Ke mana kita akan pergi? Kau belum memberitahuku.”“Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, Brody. Kau akan tahu saat kau tiba di rumah bosku. Kau bisa tertidur selama dalam perjalanan.”Brody mendengkus kesal. “Kau pasti tidak akan membangunkanku. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan baik ini.”Rombongan mobil tiba di bandara. “Kita ak