“Kau bisa keluar sekarang, Noah,” ujar seorang polisi seraya membuka pintu.Noah bergegas berdiri, menepis tangan para tahanan yang akan menariknya. “Aku memang tidak bersalah. Aku seharusnya tidak berada di tempat ini. Aku akan menuntut rugi.”Noah mengikuti para polisi, mengabaikan para tahanan yang meneriakinya. Ia menepis tangan seorang tahanan yang menarik bajunya hingga ia nyaris terjungkal. Ketika menoleh ke cermin, ia melihat penampilannya yang sangat kacau.Noah tidak bisa tidur nyaris semalaman. Perutnya sangat lapar karena ia tidak menyentuh makanannya. Ia seketika muntah ketika melihat makanannya. “Aku mengalami malam yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Aku bersyukur karena neraka ini berakhir dengan cepat. Aku pasti gila jika aku berada di tempat ini lebih lama.”Noah menangis tersedu-sedu ketika melihat halaman. Polisi tidak mengizinkannya menghubungi keluarganya. “Dasar brengsek! Aku tidak menerima penghinaan ini.”Dua pengawal Sean mendekati Noah.“Kami sudah mem
“Althon.” Alvin mengucek mata berkali-kali untuk memastikan jika pria itu adalah Althon, sosok yang sedang dicarinya selama berhari-hari. Ia tidak menerima penghinaan yang pria itu lakukan padanya saat di club.Alicia menoleh. “Ya, pria itu adalah Althon. Aku melihatnya di tempat ini saat aku pergi ke rumah sakit. Kita harus menangkapnya, Alvin. Jangan sampai Althon kembali melarikan diri. Dia harus bertanggung jawab atas masalah yang dia timbulkan.”Alvin menendang kursi sopir. “Putar arah sekarang dan tangkap pria sialan itu!”Mobil berbalik arah, melaju sangat kencang, menyalip beberapa kendaraan.Alvin menghubungi bawahannya. “Apa yang sebenarnya kalian lakukan, brengsek? Aku sudah membayar mahal kalian untuk menemukan Althon, tapi kalian justru berleha-leha. Aku menemukan Althon di pusat kota. Tangkap dia sekarang!”Alvin mendengkus kesal, menyentuh pipinya. “Aku tidak akan melepaskanmu, Althon. Kau harus membusuk di penjara selamanya.”Alvin mendapatkan pesan dari James. Mata da
Althon melompat turun, menyeka keringat, mengelus kudanya. “Ini sangat menyenangkan. Aku tidak sabar untuk memulai latihan besok.”“Anda masih memiliki banyak waktu untuk menikmati liburan Anda hari ini, Tuan Muda.” Alan memberikan sebotol minuman dingin pada Althon. “Apa yang ingin Anda lakukan setelah ini?”“Aku ingin bertemu dengan Sean. Aku ingin mengenalnya lebih dekat.”“Aku akan menghubungi Sean untuk menemui Anda.”“Tidak, aku akan menemui Sean di kantornya. Aku belum menjelajahi semua bagian Pulau Adu karena kejadian di Paradise Store kemarin.”“Aku mengerti. Aku akan segera mempersiapkan semua kebutuhan Anda.”Althon membersihkan diri, berganti pakaian. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. “Aku menyukai gaya berpakaian ayahku. Ini cocok untukku.”Althon dan para pengawal pergi ke Pulau Adu. Rombongan mobil melaju kencang di jalan raya, menyalip beberapa kendaraan, melewati deretan toko dan gedung-gedung mewah.Althon menoleh ke jalan, tersenyum. “Paradise Store sudah ditutu
Althon seketika menoleh. Ia melihat Agnes berdiri dengan tatapan penuh selidik dan kebencian. Sean memberitahunya jika Agnes datang untuk membicarakan soal hukuman Paradise Store.“Aku hanya sedang bersantai. Apa yang kau inginkan dariku, Agnes?”Althon menatap Agnes sekilas. Agnes adalah wanita cantik, populer, dan berprestasi di sekolah. Wanita itu bahkan lebih cantik dibandingkan Alicia. Sayangnya, Agnes sering kali merundungnya dengan kata-kata menyakitkan saat sekolah dahulu.Di saat yang sama, Agnes membenci Althon karena pria itu selalu berada di atasnya dalam pelajaran. Ayahnya menuntutnya untuk menjadi sempurna dalam semua bidang pelajaran, dan Althon adalah musuh yang menghalanginya. Pria itu bahkan tetap berada di puncak hingga masa sekolah berakhir.Agnes memutar bola mata. “Althon, kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu memukul Alvin di club. Kau tiba-tiba melarikan diri dari club seperti seorang pengecut.”“Alvin sudah merundungku selama masa sekolah. Dia bahkan mem
Agnes menyeka keringat di dahi, berlari menuju tempat parkir ketika melihat pria itu. Hidupnya akan berada dalam bahaya jika ia tidak segera meminta maaf pada pria itu.Agnes tiba-tiba membungkuk. “Aku sungguh menyesal karena sudah menabrakmu, Tuan. Aku mohon maafkan aku.”Pria itu menutup pintu mobil, tampak kebingungan. “Kau sudah meminta maaf padaku. Aku tidak mempermasalahkan hal itu.”“Aku sungguh minta maaf. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku.”Pria itu memasuki mobil, meninggalkan gedung.Agnes mengecek ponselnya. Ia tersenyum ketika mendapatkan pesan dari Sean, tetapi wajahnya mendadak tegang ketika membaca pesan. “Pria itu bukanlah pria yang sudah aku singgung. Lalu, siapa yang sudah aku singgung?”Agnes menenangkan diri, memejamkan mata, mengingat-ingat semua kejadian di tempat ini. “Aku sangat kesal pada Althon sehingga tanpa aku sadari aku mungkin menatap sinis seseorang dan membuatnya tersinggung. Aku hanya memiliki waktu sepuluh menit lagi.”Agnes meminta maa
“Apa yang terjadi?”Agnes menatap Althon tanpa berkedip. Dadanya masih berdebar sangat kencang meski pembicaraan berakhir beberapa detik lalu. Ia sangat yakin jika suara itu adalah suara Sean.“Tuan Muda.” Agnes menatap rerumputan, mengepalkan tangan erat-erat. Tubuhnya bergetar dari kepala hingga ujung kaki. Ia mencubit lengannya dan meringis ketika merasakan sakit. “Ini bukan mimpi.”Agnes menggeleng beberapa kali, mencubit lengannya hingga kembali meringis kesakitan. “Althon meminta Tuan Sean untuk menemuinya di tempat ini, dan Tuan Sean memanggil Althon ‘Tuan Muda’. Aku tidak salah mendengar.”Althon berusaha tidak tertawa ketika melihat ekspresi Agnes. “Kau pasti sangat terkejut Agnes. Ekspresimu mengingatkanku pada ekspresi Noah kemarin,” gumamnya.Agnes memejamkan mata erat-erat, membuka mata perlahan. Wanita itu ingin memastikan jika semua ini bukanlah mimpi. Ia sontak membulatkan mata lebar-lebar ketika ia masih berada di halaman di mana Althon tengah berdiri di dekatnya.“Sa
“Apa?” Agnes sontak terkejut, menatap Althon tidak percaya. Ia pasti akan menampar Althon jika pria itu masih sebagai pria menyedihkan. Akan tetapi, ia sama saja menggali lubang kuburnya sendiri jika melakukannya setelah mengetahui identitas asli Althon.Agnes mengamati Althon saksama, menunduk malu. Wajahnya menjadi terasa sangat panas sekarang. Ia tidak memungkiri jika Althon adalah seorang pria tampan dan gagah. Semua wanita pasti akan mengakui hal itu. Alis tebal, tatapan tajam, bahu kokoh, dan otot-otot itu mendadak membuatnya berdebar.“Astaga, apa yang terjadi padaku?” Agnes menyentuh pipinya yang memanas. Ia kesulitan untuk menatap Althon.“Jika kau tidak sanggup mengikuti ketiga syaratku, kau dan keluargamu akan mendapatkan hukuman berat,” ujar Althon.“Aku bersedia, Tuan Muda.” Agnes membungkuk.Althon berdeham. “Kau melanggar syarat ketiga yang sudah kau sanggupi, Agnes.”“Maafkan aku, Daddy.” Agnes menarik napas panjang, menunduk malu.Althon menahan tawa ketika melihat wa
Noah sontak terdiam, memejamkan mata, mengingat peristiwa di Paradise Store kemarin. Ia sangat yakin jika ia bertemu dengan Althon.“Noah, kau sebaiknya beristirahat.” Alvin mendorong kursi roda.Noah menarik-narik rambutnya, menatap Alvin tak berkedip. “Aku sangat yakin jika aku bertemu dengan Althon di Paradise Store kemarin. Aku menghinanya dan Tuan Sean tiba-tiba datang dan memanggilnya ‘Tuan Muda’. Aku tidak berbohong, Alvin.”“Noah, tenanglah.” Alvin menunjuk foto sosok Althon di pusat kota. “Pria ini adalah Althon. Dia berada di pusat kota. Aku tidak mungkin berbohong padamu.”“Aku juga tidak berbohong, Alvin. Aku bertemu dengan Althon kemarin. Aku berani bersumpah.” Noah mendadak terengah-engah. Ia mengigil ketika mengingat kehidupannya penjara. “A-aku bahkan harus menginap di penjara karena aku menghina Althon.”“Noah, kau tampaknya berhalusinasi. Sampah seperti Althon tidak mungkin bisa pergi ke Emerald Place. Para penjaga pasti akan langsung mengusirnya jika dia berani mema
“Ini adalah pertarungan adu panco, bukan pertarungan bebas! Tidak ada perkelahian saat pertandingan adu panco! Siapa yang memukul akan langsung didiskualifikasi!” teriak Althon. Brody dan Ray seketika berhenti, mundur selangkah, saling menatap tajam. Ray tersenyum bengis, “Aku berhasil memancing emosi sampah itu! Aku tahu cara ini akan berhasil. Akulah yang akan memenangkan pertandingan dan mendapatkan uang itu,” gumamnya penuh keyakinan.“Sial!” Brody menggigit bibir untuk menenangkan diri. “Si brengsek itu tahu kelemahanku. Aku tidak akan membiarkan seseorang menghina mendiang ayahku.” Para penonton tampak kecewa karena perkelahian batal. Mereka mencibir Althon dan seketika terdiam saat Ali dan para pengawal dalam baju petugas keamanan mendekati mereka.Althon mengamati Brody sesaat. “Baiklah, kita akan masuk ke babak kedua! Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?”Brody dan Ray duduk di kursi masing-masing, saling menatap tajam. Mereka bersiap-siap untuk pertandingan ke
“Baiklah, aku akan menjelaskan peraturan pertandingan kali ini. Pertarungan akan berlangsung selama tiga babak. Peserta yang berhasil memenangkan dua pertandingan dari tiga pertandingan dinyatakan sebagai pemenang,” jelas Althon di atas panggung. Althon menoleh pada Brody dan si penantang. “Setiap peserta tidak boleh melakukan kecurangan. Peserta akan langsung didiskualifikasi jika terbukti curang.”“Apa kalian siap untuk melihat pertandingan adu panco? Apakah Brody berhasil mempertahankan gelarnya sebagai si raja tidak terkalahkan? Apakah si penantang yang akan menjadi pemenang dan menyabet gelar tersebut?”Para penonton bersorak heboh. Mereka meneriakkan nama Brody dan si penantang. Para pelayan tampak sangat sibuk melayani pembeli. Rudy dan Tessa semakin kesal karena mereka mendapatkan amukan dari beberapa pembeli. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran menjauh dari restoran, berkumpul di sebuah ruangan untuk membahas rencana.Brody dan si penantang sudah bersiap-
“Kau ... Brody?”Semua orang sontak terkejut, terutama Rudy, Tessa, dan para suruhan Ton dan para pemilik restoran. Brody mendadak muncul di tengah kerumunan penonton di saat semua orang menunggu kehadirannya dan menuduhnya melarikan diri.Althon tersenyum saat suasana menjadi sangat hening. Ia melihat keterkejutan di wajah semua orang. “Aku akan memberikan waktu bagi mereka untuk menyelesaikan keterkejutan mereka,” gumamnya.Brody tersenyum, menghadap semua pelanggan. “Siapa yang kalian panggil pengecut, brengsek? Siapa yang melarikan diri dari pertandingan?”Brody berdecak kesal, menatap tajam si penantang. “Dasar brengsek! Telingaku sangat panas setiap kali mendengar ocehan dan hinaan kalian padaku! Aku berusaha mati-matian agar penyamaranku tidak terbongkar.” Brody merenggangkan badan, melompat-lompat kecil. “Aku sudah siap untuk bertarung dan mempertahankan gelarku.”Para penonton tiba-tiba bersorak sangat heboh sembari bertepuk tangan. Rudy dan Tessa nyaris tidak berkedip saat
“Apa kalian tidak menyadari jika dua berandal itu menyewa beberapa penjaga?” tanya Ton seraya mengamati kerumunan di depan restoran. Ia terkejut saat beberapa orang yang mengawasinya sejak tadi menghilang. “Siapa yang kau maksud, Ton?” Res kembali bertanya, penasaran. Para pemilik restoran yang lain saling bertatapan, mengamati kerumunan. “Para berandal itu tahu jika kita bekerja sama untuk menghancurkan restoran. Mereka tentu tidak tinggal diam. Setiap kali kita berada di tempat ini untuk mengamati restoran, aku merasa beberapa orang mengawasiku. Aku menduga jika dua berandal itu menyewa beberapa orang untuk menjaga restoran,” jelas Ton.“Tapi, bukankah semalam para berandal kota ini berhasil merampok barang-barang di restoran itu dan nyaris membakar restoran? Bukankah Tessa yang menyuruh mereka?”“Entahlah, aku merasa jika pencurian itu hanya kebohongan semata. Berandal bernama Althon itu tidak mungkin sebodoh itu sehingga meninggalkan restoran sendirian tanpa penjagaan. Aku curi
“Aku tidak pernah mencuri apa pun, Bos! Tolong percaya padaku!” Marry menangis tersedu-sedu, mengamati para karyawan lain yang mencibir seraya menatap sinis. “Kau sebaiknya segera pergi dari restoran ini, Marry. Kau akan membuat citra restoran ini menjadi buruk. Para pelanggan tentu tidak ingin mendapatkan pelayanan dari seorang pencuri,” ujar Tessa sinis.Rudy menyahut, “Bukti CCTV sudah menunjukkan kalau kau memasukkan barang-barang restoran ke tasmu. Kita semua juga melihat barang-barang itu berada dalam tasmu. Kau tidak bisa mengelak lagi, Marry.”Pegawai lain berkata, “Bos sudah memberimu kesempatan untuk bekerja di restoran ini, tetapi kau justru menyia-nyiakan kesempatan itu dengan mencuri beberapa barang.”Althon mengembus napas panjang. “Keluar dari restoran ini sekarang juga, Marry! Aku tidak ingin melihatmu lagi!”“Tolong percaya padaku, Bos,” ucap Mary seraya menyeka air mata.Althon mengabaikan Marry. Mary mengambil tas di lantai. Ia mengembus napas panjang, menatap Tes
Randy seketika mengerem mobil, mendengkus kesal. “Apa yang Alicia lakukan?”“Dasar wanita gila!” ketus Ronald seraya membuka kaca mobil. “Alicia, menjauhlah sekarang sebelum kami menabrakmu!”“Aku yakin Alicia ingin pergi bersama kita untuk menemui Alvin. Dia frustrasi karena kita tidak memberitahunya lokasi Alvin,” ujar Max. “Alicia tidak belajar dari kesalahannya!” Randy menekan klakson berkali-kali. Alicia merentangkan tangan lebar-lebar, menatap tajam. “Aku tidak akan menyingkir sampai kalian memberitahu alamat Alvin! Aku akan menabrakkan diriku ke mobil jika kalian melarikan diri!”“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Max, “Alicia adalah wanita yang sangat keras kepala. Dia akan bertindak nekat jika kita tidak mengabulkan keinginannya.”Randy mendengkus kesal. “Bagaimana wanita sialan itu bisa memasuki rumahku? Aku sudah mewanti-wanti para penjaga agar tidak membiarkan Alicia masuk.”Randy mendapatkan panggilan dari kepala keamanan. “Dasar brengsek! Kenapa Alicia bisa memasuki
Suasana rumah sakit tampak sangat hening malam ini. Para berandal bergegas memasuki gedung, menyamar sebagai pengunjung. Mereka bergerak sesuai petunjuk Rudy. Rudy berada di depan kamar Brody, menyamar sebagai pengunjung. Ia tersenyum, bergegas bersembunyi di belakang dinding. Rudy menghubungi pemimpin berandal. “Berandal itu sedang tidur sekarang. Tidak ada seorang pun yang menjaganya. Lakukan tugas kalian dengan baik.”Rudy mengakhiri panggilan, mengawasi sekeliling, berpura-pura menghubungi seseorang. “Althon membawa Brody ke rumah sakit kecil ini. Dia bergegas pergi setelah dokter memeriksa keadaan Brody. Dia tampaknya khawatir seseorang mencuri dan menghancurkan restorannya.”“Para berandal itu harus berhati-hati jika ingin menculik dan menyakiti Brody.” Rudy berdecak, menoleh ke arah tangga. “Di mana para berandal sialan itu? Kenapa mereka sangat lelet? Jika mereka tidak datang dalam waktu tiga menit, aku akan … mereka datang.”Lima berandal terlihat dari arah tangga, berjalan
“Aku sungguh menyesali perbutanku. Aku akan menerima konsekuensi dari kelalaianku.” Pegawai wanita itu membungkuk. Para pegawai berpamitan beberapa menit kemudian. Seorang dokter memeriksa Brody. “Kau bisa pulang sekarang, Rudy,” ujar Althon. “Aku mengkhawatirkan kondisi Brody, Bos. Dia tampak kesakitan, apalagi dia harus bertarung di pertandingan final besok.” Rudy berakting cemas. “Brody akan baik-baik saja. Dia bukan pria manja yang akan mati hanya karena dorongan kecil dari sebuah troli,” kata Althon. “Aku bisa menggantikan Brody jika kau mengizinkanku.” Rudy tersenyum. Althon terdiam. “Kau tidak perlu melakukannya, Rudy. Para penantang hanya ingin melihat Brody. Para pelanggan akan marah jika kau tiba-tiba menggantikannya. Citra restoran ini bisa berubah di mata para pelanggan.”“Kau benar, Bos.” Rudy meninggalkan restoran, tersenyum bengis. “Aku sudah menduga berandal itu tidak akan memberiku izin menggantikan Brody.”Rudy berhenti berjalan saat melihat sebuah ambulans me
Seminggu berlalu sangat cepat. Tarung Restoran masuk ke dalam jajaran sepuluh restoran favorit versi warga Paulcity. Para pelanggan terus berdatangan untuk mencicipi makanan maupun mengikuti kejuaraan adu panco. Althon bekerja sangat keras untuk memajukan restorannya. Ia menggunakan semua ilmu dan pengalamannya. Ia memiliki tanggung jawab besar untuk mendapatkan kembali haknya dan hak ayahnya untuk menjadi penerus keluarga Leander.Althon sering kali melihat kesuksesan sepupu-sepupunya yang lain. Ia tidak memungkiri bahwa dirinya marah dan benci karena mereka menjalani kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan dirinya selama ini. Akan tetapi, Althon menyadari jika semua hal memiliki waktu dan alasan terbaik. Restoran ini adalah langkah pertamanya untuk menjadi seorang ahli waris keluarga Leander. Ia tidak akan kalah dari para sepupunya. Restoran sangat ramai di akhir pekan. Para pegawai tampak sibuk menyiapkan makanan dan melayani pembeli. Para pelanggan mengerumuni arena pertaru