Althon seketika menoleh. Ia melihat Agnes berdiri dengan tatapan penuh selidik dan kebencian. Sean memberitahunya jika Agnes datang untuk membicarakan soal hukuman Paradise Store.“Aku hanya sedang bersantai. Apa yang kau inginkan dariku, Agnes?”Althon menatap Agnes sekilas. Agnes adalah wanita cantik, populer, dan berprestasi di sekolah. Wanita itu bahkan lebih cantik dibandingkan Alicia. Sayangnya, Agnes sering kali merundungnya dengan kata-kata menyakitkan saat sekolah dahulu.Di saat yang sama, Agnes membenci Althon karena pria itu selalu berada di atasnya dalam pelajaran. Ayahnya menuntutnya untuk menjadi sempurna dalam semua bidang pelajaran, dan Althon adalah musuh yang menghalanginya. Pria itu bahkan tetap berada di puncak hingga masa sekolah berakhir.Agnes memutar bola mata. “Althon, kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu memukul Alvin di club. Kau tiba-tiba melarikan diri dari club seperti seorang pengecut.”“Alvin sudah merundungku selama masa sekolah. Dia bahkan mem
Agnes menyeka keringat di dahi, berlari menuju tempat parkir ketika melihat pria itu. Hidupnya akan berada dalam bahaya jika ia tidak segera meminta maaf pada pria itu.Agnes tiba-tiba membungkuk. “Aku sungguh menyesal karena sudah menabrakmu, Tuan. Aku mohon maafkan aku.”Pria itu menutup pintu mobil, tampak kebingungan. “Kau sudah meminta maaf padaku. Aku tidak mempermasalahkan hal itu.”“Aku sungguh minta maaf. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku.”Pria itu memasuki mobil, meninggalkan gedung.Agnes mengecek ponselnya. Ia tersenyum ketika mendapatkan pesan dari Sean, tetapi wajahnya mendadak tegang ketika membaca pesan. “Pria itu bukanlah pria yang sudah aku singgung. Lalu, siapa yang sudah aku singgung?”Agnes menenangkan diri, memejamkan mata, mengingat-ingat semua kejadian di tempat ini. “Aku sangat kesal pada Althon sehingga tanpa aku sadari aku mungkin menatap sinis seseorang dan membuatnya tersinggung. Aku hanya memiliki waktu sepuluh menit lagi.”Agnes meminta maa
“Apa yang terjadi?”Agnes menatap Althon tanpa berkedip. Dadanya masih berdebar sangat kencang meski pembicaraan berakhir beberapa detik lalu. Ia sangat yakin jika suara itu adalah suara Sean.“Tuan Muda.” Agnes menatap rerumputan, mengepalkan tangan erat-erat. Tubuhnya bergetar dari kepala hingga ujung kaki. Ia mencubit lengannya dan meringis ketika merasakan sakit. “Ini bukan mimpi.”Agnes menggeleng beberapa kali, mencubit lengannya hingga kembali meringis kesakitan. “Althon meminta Tuan Sean untuk menemuinya di tempat ini, dan Tuan Sean memanggil Althon ‘Tuan Muda’. Aku tidak salah mendengar.”Althon berusaha tidak tertawa ketika melihat ekspresi Agnes. “Kau pasti sangat terkejut Agnes. Ekspresimu mengingatkanku pada ekspresi Noah kemarin,” gumamnya.Agnes memejamkan mata erat-erat, membuka mata perlahan. Wanita itu ingin memastikan jika semua ini bukanlah mimpi. Ia sontak membulatkan mata lebar-lebar ketika ia masih berada di halaman di mana Althon tengah berdiri di dekatnya.“Sa
“Apa?” Agnes sontak terkejut, menatap Althon tidak percaya. Ia pasti akan menampar Althon jika pria itu masih sebagai pria menyedihkan. Akan tetapi, ia sama saja menggali lubang kuburnya sendiri jika melakukannya setelah mengetahui identitas asli Althon.Agnes mengamati Althon saksama, menunduk malu. Wajahnya menjadi terasa sangat panas sekarang. Ia tidak memungkiri jika Althon adalah seorang pria tampan dan gagah. Semua wanita pasti akan mengakui hal itu. Alis tebal, tatapan tajam, bahu kokoh, dan otot-otot itu mendadak membuatnya berdebar.“Astaga, apa yang terjadi padaku?” Agnes menyentuh pipinya yang memanas. Ia kesulitan untuk menatap Althon.“Jika kau tidak sanggup mengikuti ketiga syaratku, kau dan keluargamu akan mendapatkan hukuman berat,” ujar Althon.“Aku bersedia, Tuan Muda.” Agnes membungkuk.Althon berdeham. “Kau melanggar syarat ketiga yang sudah kau sanggupi, Agnes.”“Maafkan aku, Daddy.” Agnes menarik napas panjang, menunduk malu.Althon menahan tawa ketika melihat wa
Noah sontak terdiam, memejamkan mata, mengingat peristiwa di Paradise Store kemarin. Ia sangat yakin jika ia bertemu dengan Althon.“Noah, kau sebaiknya beristirahat.” Alvin mendorong kursi roda.Noah menarik-narik rambutnya, menatap Alvin tak berkedip. “Aku sangat yakin jika aku bertemu dengan Althon di Paradise Store kemarin. Aku menghinanya dan Tuan Sean tiba-tiba datang dan memanggilnya ‘Tuan Muda’. Aku tidak berbohong, Alvin.”“Noah, tenanglah.” Alvin menunjuk foto sosok Althon di pusat kota. “Pria ini adalah Althon. Dia berada di pusat kota. Aku tidak mungkin berbohong padamu.”“Aku juga tidak berbohong, Alvin. Aku bertemu dengan Althon kemarin. Aku berani bersumpah.” Noah mendadak terengah-engah. Ia mengigil ketika mengingat kehidupannya penjara. “A-aku bahkan harus menginap di penjara karena aku menghina Althon.”“Noah, kau tampaknya berhalusinasi. Sampah seperti Althon tidak mungkin bisa pergi ke Emerald Place. Para penjaga pasti akan langsung mengusirnya jika dia berani mema
Althon sangat bersemangat untuk hari pertama latihan dan belajarnya. Ia bangun lebih awal, berolahraga di halaman, bersiap memulai hari sebaik mungkin. Akan tetapi, ketika bertemu dengan Anthony di meja makan, ia menjadi khawatir.“Apa yang terjadi padamu, Kakek?” tanya Althon.“Althon, kau tampak sangat semangat hari ini, tapi aku harus memberitahumu sesuatu. Sepupumu, Alex dan Alexa, akan berkunjung ke mansion ini. Mereka ingin bertemu denganku. Kau harus bersembunyi agar keberadaanmu tidak diketahui oleh mereka.”“Alex dan Alexa?” Althon terdiam sesaat, mengepalkan tangan erat-erat. “Aku akan baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku bisa berlatih dan belajar di tempat lain.”“Aku tidak tahu tujuan mereka sebenarnya, tapi aku tidak memiliki alasan untuk mencegah mereka menemuiku. Bagaimanapun juga mereka tetap cucu-cucuku. Mereka tidak mengetahui soal kejahatan yang ayah mereka lakukan. Meski begitu, kau tetap harus waspada pada mereka, Althon.”“Apa kau tidak k
Alex dan Alexa memasuki sebuah rumah megah, melewati para pelayan yang membungkuk hormat pada mereka.“Ayah.” Alex dan Alex membungkuk hormat.“Aku mendengar jika kalian menemui kakek kalian di Paradise Mansion,” ujar Arnold seraya berjalan menuju ruang utama, duduk di sofa.Alex dan Alex duduk berhadapan dengan Arnold, saling melirik sesaat.Alex menanggapi, “Ya, kami mengunjungi kakek, Ayah. Kakek dalam keadaan baik-baik saja, tetapi dia tampaknya kesepian dan merindukan kita semua.”Arnold tersenyum. “Ya, kakek kalian pasti merasa sangat kesepian. Aku sudah memintanya untuk tinggal bersama kita, tapi dia lebih memilih tinggal di Paradise Mansion. Aku tidak mungkin memaksanya.”“Aku senang kalian mengunjungi kakek kalian. Kalian harus membina hubungan baik dengannya.” Arnold berdiri. “Aku sudah mendengar laporan mengenai hasil kerja kalian. Kalian bekerja dengan sangat baik. Aku akan memberi kalian tugas yang lebih berat dan menantang. Jika kalian mampu mencapai hasil terbaik, kalia
Althon berlatih dan belajar sangat keras selama sebulan. Setiap kali ia merasa lelah, ia akan melihat foto Arthur dan Adele agar menjadi semangat kembali. Anthony memberi tahu Althon untuk berlibur, tetapi Althon bersikeras bahwa ia tidak memiliki waktu untuk berleha-leha. Sementara itu, keluarga Julian masih berada dalam posisi yang sangat sulit. Mereka terus mendapatkan penolakan dari Sean Ruild meski sudah berkali-kali mencoba untuk bertemu. Hubungan mereka dengan keluarga lain pun semakin memburuk. James semakin murka, dan dia menjadikan Noah, Alvin, dan anggota keluarganya yang lain menjadi sasaran amarahnya.Noah akhirnya mengaku bahwa ia sudah melecehkan seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan Sean Ruild. Ia terpaksa berbohong soal Althon karena James, Alvin, dan keluarganya tidak mempercayai keterangannya. Di saat yang sama, Alvin terus mencari keberadaan Althon di Asthonia dan kota-kota lain. Akan tetapi, ia dan pasukannya selalu gagal menemukan pria itu. Althon be
Paul menekan sebuah tombol. Layar menampilkan nama-nama kandidat yang bergerak secara acak. Sebuah angka berukuran besar seketika tampil di tengah layar. “Nilai minimum untuk ujian tahap kedua adalah sembilan ratus. Kandidat yang memiliki nilai kurang dari sembilan ratus otomatis gagal.”Nama-nama kandidat terus bergerak acak sampai akhirnya tertulis berurutan sesuai nilai masing-masing. Philip, Lily, Randy, dan para kandidat lain menatap layar tidak berkedip selama beberapa waktu.Philip tersenyum saat ia berada di urutan pertama. Lily berada di posisi kedua dengan selisih poin yang sangat tipis dengan Philip, sedangkan Randy berada di posisi keempat.Semua kandidat seketika menoleh pada Althon. Pria itu mendapatkan nilai sembilan ratus tiga puluh dua, dan berada di posisi terakhir, selisih satu poin dengan seorang pria.“Sial! Si idiot itu kembali lolos ke tahap selanjutnya. Meski dia berada di posisi terakhir, tetapi nilainya hampir menyamai salah satu peserta.” Philip mengepalkan
Althon mengamati penampilan setiap kandidat di ruangannya. “Mereka masih menampilkan penampilan yang luar biasa. Mereka sangat tenang meski berada di bawah tekanan. Ya, mereka pasti sudah terbiasa dengan keadaan itu.”Althon mengepalkan tangan erat-erat, menonton penampilan seluruh kandidat hingga selesai. “Aku harus kembali menyamar.”Althon memberi tanda pada Paul.Paul membungkuk, berbicara dengan seluruh kandidat melalui layar. “Nona-nona dan tuan-tuan, semua kandidat harus kembali ke ruangan untuk beristirahat. Tes berikutnya akan diselenggarakan setelah makan siang. Terima kasih.”Satu per satu kandidat kembali ke ruangan. Mereka berbincang-bincang mengenai tes kedua. Para pelayan mulai berdatangan sembari makanan dan minuman.Lily mengembus napas panjang, mengambil segelas minuman. “Aku melakukan yang terbaik hingga sejauh ini. Tes kedua juga tidak sesulit yang aku bayangkan. Akan tetapi, aku merasa kedua tes ini bukan tes sungguhan.”“Kau sungguh berpikir demikian, Lily?” tany
“Kalian memiliki waktu setengah jam untuk mempersiapkan diri kalian,” ujar Paul.Paul dan beberapa pegawai meninggalkan ruangan. Para kandidat tampak bersiaps-siap. Mereka mulai menduga-duga tugas apa yang harus mereka selesaikan.Althon mengemati semua kandidat melalui layar hologram di saat ia berpura-pura mempersiapkan diri. “Mereka langsung mempersiapkan diri tak lama setelah kepergian Paul dan para pegawai Star Company. Aku harus memuji sikap mereka. Randy juga terlihat fokus pada persiapannya. Dia seolah menjadi sosok yang berbeda.”Philip melirik Althon, tersenyum sinis. “Aku benci saat melihatnya sangat serius. Sekeras apa pun dia mencoba, dia tidak akan bisa mengubah apa pun. Dia akan tetap tersingkir di ujian kedua. Aku yakin itu.”Setengah jam kemudian, Paul dan para pegawai memasuki ruangan kembali. Semua kandidat kembali bersiap, berdiri di kursi masing-masing.“Semua kandidat akan memasuki ruangan berbeda dalam waktu bersamaan. Kalian harus bisa melalui ujian ini dengan
Philip membungkuk hormat, tersenyum. “Aku terkejut karena kau berkunjung, Ayah. Aku minta maaf karena aku tidak menyambutmu saat kau datang.”“Aku sudah mendengar kabar jika kau lolos seleksi pertama posisi CEO Star Company dan mendapatkan nilai terbaik dari seluruh peserta. Akan tetapi, kau tidak boleh terlalu bangga dengan pencapaian itu, Philip. Poinmu hanya berbeda lima poin dari Lily Donteno. Aku tidak ingin kau lengah hingga posisi tergeser.”Pedro berdiri dari kursi, menarik dagu Philip. “Di antara putra-putraku yang lain, kau adalah putraku yang paling lemah. Saat kakak pertamamu seusiamu, dia sudah mendapatkan posisi yang luar biasa. Jika kau tidak meniru kakak-kakakmu, setidaknya kau tidak boleh membuatku malu.”Philip merasakan dadanya sangat sesak. Ayahnya selalu saja membanding-bandingkannya dengan kakak-kakaknya yang lain tanpa pernah memberikan apresiasi apa pun padanya atas semua keberhasilannya. Ia akan mendapatkan hukuman jika gagal, dan tidak akan pernah dianggap ad
“Dasar bajingan!” Ryan mengambil bajunya di lantai, bergegas pergi dari arena. “Dia memang sengaja mengalah dariku! Aku akan menghabisnya lain waktu!”Para anggota Red Sting mulai membubarkan diri, berbisik-bisik mengenai pertarungan barusan. Keadaan lambat laun menjadi hening kembali.Ryan menatap para pria bertopeng yang mulai meninggalkan gedung, memasuki ruangan. “Dasar brengsek!”Ronny bergegas menyusul Ryan meski Gon dan yang lain sempat mencegahnya. Ia berdiri di depan pintu selama beberapa waktu, menimbang keputusan.Ryan mengetuk pintu berkali-kali. “Ayah.”Ryan mendengkus kesal. “Aku akan menghajarmu jika kau berani memasuki ruangan ini, Ronny. Awasi tempat ini!”“A-aku mengerti, Ayah.” Ronny mengembus napas panjang, berjalan menuruni tangga. Ia mengabaikan Gon, Glen, Taro, dan Sam yang menghampirinya.“Kau beruntung karena Bos Ryan tidak menghajarmy, Ronny,” ketus Gon.“Ayahku meminta kita untuk mengawasi gedung.” Ronny menaiki rooftop, mengamati pemandangan halaman dan hut
Ryan terus berusaha mendaratkan serangan pada si pria bertopeng, tetapi pria itu selalu berhasil menahan serangannya. Sialnya, ia justru terkena serangan hingga kembali mundur. Ryan meludah di lantai, tersenyum. “Aku tidak boleh kalah di depan pasukanku atau mereka akan menertawakanku. Orang yang boleh memerintahku hanya Bos Raka dan Bos Reno, bukan badut bertopeng seperti mereka.”Ryan melompat-lompat kecil, mencari celah kelemahan si pria bertopeng. Para anggota Red Sting semakin bersemangat dan antusias. Mereka berteriak sembari menyebut-nyebut nama Ryan. Beberapa di antara mereka sempat terdorong ke arena karena saling mendorong.Si pria bertopeng terus mengamati pergerakan Ryan, melirik jam sekilas. Ketika ia mendongak, Ryan sudah berada di depannya, bersiap melayangkan pukulan. Si pria bertopeng berhasil menahan serangan meski ia terdorong selama beberapa langkah. Ia melesatkan tendangan kaki kanan, berjongkok, lantas menghantam tendangan kaki kiri ke betis Ryan. Ryan mendeng
Raka memberi tanda, dan pasukan bertopeng segera menurunkan senjata dan menjauh dari Ello. “Aku ingat jika kau terlalu mudah menangis, Ello.” “Dasar bajingan tengik! Aku tidak datang hanya untuk mendengar ocehanmu! Katakan, apa yang kau inginkan dariku! Aku tidak segan menghajarmu.” “Putra Master Anthony masih hidup, dan dia membutuhkan kita.” “Apa?” Ello sontak terkejut. “Apa kau berkata serius, Raka?” “Apa kau melihat wajahku sedang melawak, Ello? Aku tidak akan bergurau jika berhubungan dengan Master Anthony. Tuan Muda masih hidup dan dia membutuhkan kita.” Raka melemparkan ponsel pada Ello. Ello sontak terdiam ketika melihat foto Althon. “Pria ini adalah Tuan Muda? Dia ... mirip dengan Master Arthur.” “Aku ingin mengajakmu bergabung kembali ke dalam pasukan. Aku dan Leo sudah bergabung. Leo sedang mencari Sadam sekarang. Mereka kemungkinan sudah bertemu.” Ello berdecak. “Lalu, bagaimana dengan pria tua itu?” “Master Anthony sudah tahu kebenaran di balik peristiwa it
Althon memeriksa persiapan untuk sesi rekrutmen besok. “Hari pertama berjalan dengan lancar. Para kandidat menunjukkan kemampuan mereka dengan baik.”Althon kembali ke kamar setelah selesai melakukan pengecekan. “Paul menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Aku sangat tertolong.”Althon menghubungi Anthony, tetapi ia membatalkan panggilan. “Aku tidak boleh mengganggu Kakek. Aku harus fokus pada misiku sekarang.”“Misi ini terkesan gampang, tetapi pada kenyataannya jauh lebih sulit dan menantang dibandingkan yang aku duga. Aku harus memastikan pilihanku tepat.”Althon beristirahat lebih awal. Sementara itu, Anthony tengah terbaring di ranjang. Seorang dokter sedang memeriksa keadaannya. Alan berada di sisinya. “Aku memiliki informasi penting untuk Anda, Master,” ujar Alan setelah dokter meninggalkan ruangan.“Apakah kabar ini soal Althon, Alan?” tanya Anthony seraya membuka mata perlahan. “Tidak, Master. Master Abraham menghubungiku sore tadi. Dia ingin mengunjungi Anda akhir pekan
“Aku bekerja sebagai direktur di salah satu perusahaan keluargaku. Perusahaan itu memang bukan perusahaan besar. Akan tetapi, aku berusaha menjalankan tugasku dengan sebaik mungkin. Perusahaan itu berkembang cukup pesat setelah melewati banyak rintangan,” ujar Althon.“Sial, dia justru membuatku muak dengan cerita tidak bergunanya,” gumam Philip. “Lalu, bagaimana kau bisa menjadi salah satu kandidat?” Philip membersihkan noda di bibir dengan tisu. Ia tidak berselera karena berada di dekat Althon. “Pilihanku untuk duduk bersama si bodoh ini adalah pilihan salah. Jika bukan karena untuk mendapatkan citra positif, aku tidak akan sudi untuk berbicara atau dekat dengan sampah ini,” batinnya.“Aku sebenarnya berasal dari Thondonia dan pindah ke kerajaan Talu setelah aku lulus sekolah tinggi. Aku mendapatkan beasiswa dari salah satu yayasan milik keluarga Leander sejak kecil. Aku mendapatkan nilai terbaik dan pernah bekerja sebagai petugas kebersihan dan salah satu staff di anak perusahaan