“Apa yang terjadi?”Agnes menatap Althon tanpa berkedip. Dadanya masih berdebar sangat kencang meski pembicaraan berakhir beberapa detik lalu. Ia sangat yakin jika suara itu adalah suara Sean.“Tuan Muda.” Agnes menatap rerumputan, mengepalkan tangan erat-erat. Tubuhnya bergetar dari kepala hingga ujung kaki. Ia mencubit lengannya dan meringis ketika merasakan sakit. “Ini bukan mimpi.”Agnes menggeleng beberapa kali, mencubit lengannya hingga kembali meringis kesakitan. “Althon meminta Tuan Sean untuk menemuinya di tempat ini, dan Tuan Sean memanggil Althon ‘Tuan Muda’. Aku tidak salah mendengar.”Althon berusaha tidak tertawa ketika melihat ekspresi Agnes. “Kau pasti sangat terkejut Agnes. Ekspresimu mengingatkanku pada ekspresi Noah kemarin,” gumamnya.Agnes memejamkan mata erat-erat, membuka mata perlahan. Wanita itu ingin memastikan jika semua ini bukanlah mimpi. Ia sontak membulatkan mata lebar-lebar ketika ia masih berada di halaman di mana Althon tengah berdiri di dekatnya.“Sa
“Apa?” Agnes sontak terkejut, menatap Althon tidak percaya. Ia pasti akan menampar Althon jika pria itu masih sebagai pria menyedihkan. Akan tetapi, ia sama saja menggali lubang kuburnya sendiri jika melakukannya setelah mengetahui identitas asli Althon.Agnes mengamati Althon saksama, menunduk malu. Wajahnya menjadi terasa sangat panas sekarang. Ia tidak memungkiri jika Althon adalah seorang pria tampan dan gagah. Semua wanita pasti akan mengakui hal itu. Alis tebal, tatapan tajam, bahu kokoh, dan otot-otot itu mendadak membuatnya berdebar.“Astaga, apa yang terjadi padaku?” Agnes menyentuh pipinya yang memanas. Ia kesulitan untuk menatap Althon.“Jika kau tidak sanggup mengikuti ketiga syaratku, kau dan keluargamu akan mendapatkan hukuman berat,” ujar Althon.“Aku bersedia, Tuan Muda.” Agnes membungkuk.Althon berdeham. “Kau melanggar syarat ketiga yang sudah kau sanggupi, Agnes.”“Maafkan aku, Daddy.” Agnes menarik napas panjang, menunduk malu.Althon menahan tawa ketika melihat wa
Noah sontak terdiam, memejamkan mata, mengingat peristiwa di Paradise Store kemarin. Ia sangat yakin jika ia bertemu dengan Althon.“Noah, kau sebaiknya beristirahat.” Alvin mendorong kursi roda.Noah menarik-narik rambutnya, menatap Alvin tak berkedip. “Aku sangat yakin jika aku bertemu dengan Althon di Paradise Store kemarin. Aku menghinanya dan Tuan Sean tiba-tiba datang dan memanggilnya ‘Tuan Muda’. Aku tidak berbohong, Alvin.”“Noah, tenanglah.” Alvin menunjuk foto sosok Althon di pusat kota. “Pria ini adalah Althon. Dia berada di pusat kota. Aku tidak mungkin berbohong padamu.”“Aku juga tidak berbohong, Alvin. Aku bertemu dengan Althon kemarin. Aku berani bersumpah.” Noah mendadak terengah-engah. Ia mengigil ketika mengingat kehidupannya penjara. “A-aku bahkan harus menginap di penjara karena aku menghina Althon.”“Noah, kau tampaknya berhalusinasi. Sampah seperti Althon tidak mungkin bisa pergi ke Emerald Place. Para penjaga pasti akan langsung mengusirnya jika dia berani mema
Althon sangat bersemangat untuk hari pertama latihan dan belajarnya. Ia bangun lebih awal, berolahraga di halaman, bersiap memulai hari sebaik mungkin. Akan tetapi, ketika bertemu dengan Anthony di meja makan, ia menjadi khawatir.“Apa yang terjadi padamu, Kakek?” tanya Althon.“Althon, kau tampak sangat semangat hari ini, tapi aku harus memberitahumu sesuatu. Sepupumu, Alex dan Alexa, akan berkunjung ke mansion ini. Mereka ingin bertemu denganku. Kau harus bersembunyi agar keberadaanmu tidak diketahui oleh mereka.”“Alex dan Alexa?” Althon terdiam sesaat, mengepalkan tangan erat-erat. “Aku akan baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku bisa berlatih dan belajar di tempat lain.”“Aku tidak tahu tujuan mereka sebenarnya, tapi aku tidak memiliki alasan untuk mencegah mereka menemuiku. Bagaimanapun juga mereka tetap cucu-cucuku. Mereka tidak mengetahui soal kejahatan yang ayah mereka lakukan. Meski begitu, kau tetap harus waspada pada mereka, Althon.”“Apa kau tidak k
Alex dan Alexa memasuki sebuah rumah megah, melewati para pelayan yang membungkuk hormat pada mereka.“Ayah.” Alex dan Alex membungkuk hormat.“Aku mendengar jika kalian menemui kakek kalian di Paradise Mansion,” ujar Arnold seraya berjalan menuju ruang utama, duduk di sofa.Alex dan Alex duduk berhadapan dengan Arnold, saling melirik sesaat.Alex menanggapi, “Ya, kami mengunjungi kakek, Ayah. Kakek dalam keadaan baik-baik saja, tetapi dia tampaknya kesepian dan merindukan kita semua.”Arnold tersenyum. “Ya, kakek kalian pasti merasa sangat kesepian. Aku sudah memintanya untuk tinggal bersama kita, tapi dia lebih memilih tinggal di Paradise Mansion. Aku tidak mungkin memaksanya.”“Aku senang kalian mengunjungi kakek kalian. Kalian harus membina hubungan baik dengannya.” Arnold berdiri. “Aku sudah mendengar laporan mengenai hasil kerja kalian. Kalian bekerja dengan sangat baik. Aku akan memberi kalian tugas yang lebih berat dan menantang. Jika kalian mampu mencapai hasil terbaik, kalia
Althon berlatih dan belajar sangat keras selama sebulan. Setiap kali ia merasa lelah, ia akan melihat foto Arthur dan Adele agar menjadi semangat kembali. Anthony memberi tahu Althon untuk berlibur, tetapi Althon bersikeras bahwa ia tidak memiliki waktu untuk berleha-leha. Sementara itu, keluarga Julian masih berada dalam posisi yang sangat sulit. Mereka terus mendapatkan penolakan dari Sean Ruild meski sudah berkali-kali mencoba untuk bertemu. Hubungan mereka dengan keluarga lain pun semakin memburuk. James semakin murka, dan dia menjadikan Noah, Alvin, dan anggota keluarganya yang lain menjadi sasaran amarahnya.Noah akhirnya mengaku bahwa ia sudah melecehkan seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan Sean Ruild. Ia terpaksa berbohong soal Althon karena James, Alvin, dan keluarganya tidak mempercayai keterangannya. Di saat yang sama, Alvin terus mencari keberadaan Althon di Asthonia dan kota-kota lain. Akan tetapi, ia dan pasukannya selalu gagal menemukan pria itu. Althon be
Althon sedang dalam perjalanan menuju Pulau Mande. Ia mengamati pemandangan melalui jendela pesawat. “Aku memang harus berlibur untuk menenangkan pikiranku.”“Semua persiapan sudah sempurna, Tuan Muda,” ujar Alan.“Terima kasih, Alan. Kau sangat membantu.” Althon bersandar di kursi, membuka layar hologram. “Aku belum pernah pergi ke Pulau Mande sebelumnya.”Althon menekan tombol pencarian. Ansen seketika menampilkan informasi lengkap mengenai Pulau Mande. “Pulau Mande adalah sebuah pulau ekslusif yang berada di wilayah selatan negara Thondonia. Pulau itu menjadi salah satu destinasi wisata dan liburan bagi keluarga kaya raya. Pulau Mande memiliki pemandangan yang sangat indah berupa pasir putih, laut, terumbu karang, bukit, dan hutan. Pulau itu juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap seperti bandara, dermaga, vila-vila mewah, wahana permainan, kebun binatang, restoran hingga rumah sakit.” Althon mengamati satu per satu gambar. “Ini luar biasa. Aku tidak sabar untuk berlibur seka
Agnes sontak terdiam ketika menyadari tindakannya, meremas roknya. “Astaga, aku tiba-tiba membungkuk pada Althon,” gumamnya.Althon tersenyum, menoleh ke arah lain. Sementara itu, Alvin, Alicia, Kevin, dan yang lain kebingungan melihat tindakan Agnes. “Agnes.” Alicia melirik Althon sekilas, mendekat pada Agnes. Agnes mengembus napas panjang. “A-aku berniat untuk mengambil pecahan gelas itu, Alicia. Aku teledor hingga gelas itu terjatuh.”“Kau tidak perlu melakukannya, Alicia. Para pelayan akan membereskan pecahan gelas itu.” Alicia menarik tangan Agnes, memutar bola mata ketika melihat Althon. Kevin berbisik di telinga Alvin, “Aku menduga jika Agnes membungkuk pada Althon.”“Kau pasti sudah gila, Kevin.” Alvin tertawa. “Agnes sangat membenci Althon. Jadi, bagaimana mungkin dia mau membungkuk pada Althon?”Alvin tiba-tiba terdiam ketika mengingat perkataan Noah mengenai Althon yang memiliki hubungan dekat dengan Sean Ruild. “Ini tidak mungkin.”Althon mengambil sebuah minuman, tetap
Ronny bergegas mengumpulkan seluruh anggota di gedung. “Ayahku baru saja mengirimkan pesan padaku. Dia sedang dalam perjalanan menuju Paulcity sekarang. Dia kemungkinan tiba sore nanti. Kita harus mempersiapkan keamanannya.”Para anggota Red Sting mengangguk, menyebar ke sekeliling. Mereka segera menghubungi anggota lain.Ronny menghubungi Gon, menendang kursi hingga terlempar dan hancur di lantai. “Dasar bajingan! Gon masih belum mengangkat panggilanku dan membalas pesanku! Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan sekarang?”Ronny duduk di sofa, menenangkan diri. “Ayah pasti memiliki kabar penting sekarang. Aku senang dia datang, tetapi di saat yang sama, aku takut keadaan berubah menjadi kacau. Aku baru saja mendengar jika seseorang menyerang ayah setelah kepergianku dan yang lain dari Snowacity tempo hari.”Sementara itu, pertandingan antara Brody melawan Ray masih berlangsung. Para penonton semakin bersorak, tidak sabar menunggu pemenang pertandingan. Brody dan Ray sama-sama tidak i
Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Kami sejujurnya datang untuk mengunjungi mereka. Kami akan bertemu dengan mereka secepatnya,” jawab Randy. Linda menoleh ke samping. “Apa kau juga ingin bertemu dengan Alvin, Alicia?”Alicia sontak terkejut, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengingat bagaimana menyebalkan Linda saat di Pulau Mande. “Dasar wanita sialan! Aku pasti akan menamparnya jika dia bukan mantan guru sekolahku,” gumamnya geram. Randy, Ronald, dan Max sontak terperangah, mengamati seorang wanita bertopi bundar yang duduk di samping mereka. Alicia membuka topi, tersenyum. “Nona Linda, kau menggagalkan kejutanku. Aku ingin mengejutkan Randy, Ronald, dan Max.”“Astaga, aku benar-benar menyesal.” Linda tertawa. “Aku mengira jika Randy, Ronald, dan Max sudah tahu keberadaanmu, Alicia.”“Lupakan masalah itu, Nona Linda. Aku hanya bergurau.” Alicia terkekeh pelan, mengutuk Linda dalam hati. Linda mendapatkan sebuah panggilan, berdiri dari kursi. “Aku harus pergi sekarang.
“Alvin!” Kevin terus berteriak seraya melambaikan tangan. “Dia memang Alvin. Dugaanku selama ini ternyata tidak salah. Aku senang bisa bertemu dengannya.”“Tunggu!” Kevin mendekati sisi rooftop, mengamati sosok pria berseragam petugas kebersihan di rooftop samping lekat-lekat. “Alvin bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung. Dia … tampaknya mengalami nasib yang sama denganku. Aku harus segera bertemu dan berbincang padanya.”“Kau tidak bisa melakukannya, Kevin,” ucap seorang pria di belakang Kevin, “masa hukumanmu akan bertambah jika kau melanggar peraturan.”Kevin sontak berbalik. “Aku mohon beri aku waktu untuk berbicara dengan temanku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu. Aku mohon.”“Tidak.” Pengawal itu menolak. “Lakukan tugasmu dengan baik agar masa hukumanmu segera berakhir. Kau akan mendapatkan potongan masa hukuman jika kau bekerja dan berperilaku dengan baik.”Kevin mengepalkan tangan erat-erat, memejamkan mata. Ia nyaris gila bekerja sebag
Suasana restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Mobil-mobil terparkir di sisi jalan. Orang-orang terus berdatangan ke restoran, memadati halaman depan. Beberapa pejalan kaki berhenti untuk mengecek keadaan. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran mengawasi dari seberang jalan. Mereka tampak semakin kesal melihat keramaian restoran. Sepanjang mereka membuka restoran dan toko roti, mereka belum pernah mendapatkan pelanggan sebanyak itu. “Sial! Berandal itu mendapatkan banyak keuntungan hari ini! Orang-orang terus berdatangan ke restoran itu! Aku bahkan mendengar jika beberapa orang sengaja datang dari luar kota untuk melihat pertandingan.”Res mengentak trotoar, mendengkus kesal. “Sial! Ini membuatku sangat muak!”“Tenanglah, Res! Kita akan melihat kehancuran mereka sebentar lagi!” ujar seorang pemilik restoran meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri. “Para berandal itu berhasil lolos dari rencana kita karena kita tidak melibatkan para pelanggan! Saat gas itu
“Ray berhasil memenangkan ronde kedua! Dia berhasil menyeimbangkan kedudukan!” teriak Althon seraya maju beberapa langkah. Ia melihat para penonton bersorak dan saling mencibir. “Brody dan Ray memiliki satu peluang lagi untuk menjadi pemenang!”Althon melirik Brody singkat. “Apakah Brody akan tetap menjadi si raja tanpa terkalahkan atau gelar itu akan lenyap saat Ray memenangkan pertandingan?”Ray tersenyum lebar, tertawa. “Aku tahu cara ini berhasil. Dia kehilangan fokus dan ketenangan setelah aku menceritakan sebuah cerita palsu! Aku tidak menyesal membayar beberapa orang untuk mencari informasi mengenai Brody.”Brody menunduk, mengamati kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya berkaca-kaca saat terbayang kenangan buruk mengenai ayahnya dan masa lalunya. “Aku sudah membunuh ayah? Aku sungguh menyesal!”Para pendukung Brody tampak kecewa hingga mencibir dan meneriakinya. Para pendukung Ray terlihat tertawa terbahak-bahak saat Brody hanya diam. “Lihatlah siapa pecundang di depank
“Ini adalah pertarungan adu panco, bukan pertarungan bebas! Tidak ada perkelahian saat pertandingan adu panco! Siapa yang memukul akan langsung didiskualifikasi!” teriak Althon. Brody dan Ray seketika berhenti, mundur selangkah, saling menatap tajam. Ray tersenyum bengis, “Aku berhasil memancing emosi sampah itu! Aku tahu cara ini akan berhasil. Akulah yang akan memenangkan pertandingan dan mendapatkan uang itu,” gumamnya penuh keyakinan.“Sial!” Brody menggigit bibir untuk menenangkan diri. “Si brengsek itu tahu kelemahanku. Aku tidak akan membiarkan seseorang menghina mendiang ayahku.” Para penonton tampak kecewa karena perkelahian batal. Mereka mencibir Althon dan seketika terdiam saat Ali dan para pengawal dalam baju petugas keamanan mendekati mereka.Althon mengamati Brody sesaat. “Baiklah, kita akan masuk ke babak kedua! Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?”Brody dan Ray duduk di kursi masing-masing, saling menatap tajam. Mereka bersiap-siap untuk pertandingan ke
“Baiklah, aku akan menjelaskan peraturan pertandingan kali ini. Pertarungan akan berlangsung selama tiga babak. Peserta yang berhasil memenangkan dua pertandingan dari tiga pertandingan dinyatakan sebagai pemenang,” jelas Althon di atas panggung. Althon menoleh pada Brody dan si penantang. “Setiap peserta tidak boleh melakukan kecurangan. Peserta akan langsung didiskualifikasi jika terbukti curang.”“Apa kalian siap untuk melihat pertandingan adu panco? Apakah Brody berhasil mempertahankan gelarnya sebagai si raja tidak terkalahkan? Apakah si penantang yang akan menjadi pemenang dan menyabet gelar tersebut?”Para penonton bersorak heboh. Mereka meneriakkan nama Brody dan si penantang. Para pelayan tampak sangat sibuk melayani pembeli. Rudy dan Tessa semakin kesal karena mereka mendapatkan amukan dari beberapa pembeli. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran menjauh dari restoran, berkumpul di sebuah ruangan untuk membahas rencana.Brody dan si penantang sudah bersiap-
“Kau ... Brody?”Semua orang sontak terkejut, terutama Rudy, Tessa, dan para suruhan Ton dan para pemilik restoran. Brody mendadak muncul di tengah kerumunan penonton di saat semua orang menunggu kehadirannya dan menuduhnya melarikan diri.Althon tersenyum saat suasana menjadi sangat hening. Ia melihat keterkejutan di wajah semua orang. “Aku akan memberikan waktu bagi mereka untuk menyelesaikan keterkejutan mereka,” gumamnya.Brody tersenyum, menghadap semua pelanggan. “Siapa yang kalian panggil pengecut, brengsek? Siapa yang melarikan diri dari pertandingan?”Brody berdecak kesal, menatap tajam si penantang. “Dasar brengsek! Telingaku sangat panas setiap kali mendengar ocehan dan hinaan kalian padaku! Aku berusaha mati-matian agar penyamaranku tidak terbongkar.” Brody merenggangkan badan, melompat-lompat kecil. “Aku sudah siap untuk bertarung dan mempertahankan gelarku.”Para penonton tiba-tiba bersorak sangat heboh sembari bertepuk tangan. Rudy dan Tessa nyaris tidak berkedip saat
“Apa kalian tidak menyadari jika dua berandal itu menyewa beberapa penjaga?” tanya Ton seraya mengamati kerumunan di depan restoran. Ia terkejut saat beberapa orang yang mengawasinya sejak tadi menghilang. “Siapa yang kau maksud, Ton?” Res kembali bertanya, penasaran. Para pemilik restoran yang lain saling bertatapan, mengamati kerumunan. “Para berandal itu tahu jika kita bekerja sama untuk menghancurkan restoran. Mereka tentu tidak tinggal diam. Setiap kali kita berada di tempat ini untuk mengamati restoran, aku merasa beberapa orang mengawasiku. Aku menduga jika dua berandal itu menyewa beberapa orang untuk menjaga restoran,” jelas Ton.“Tapi, bukankah semalam para berandal kota ini berhasil merampok barang-barang di restoran itu dan nyaris membakar restoran? Bukankah Tessa yang menyuruh mereka?”“Entahlah, aku merasa jika pencurian itu hanya kebohongan semata. Berandal bernama Althon itu tidak mungkin sebodoh itu sehingga meninggalkan restoran sendirian tanpa penjagaan. Aku curi