Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.
“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.
“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.
“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”
Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”
Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”
“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”
“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”
“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga merupakan milik Master Arthur. Keempat pulau itu adalah kawasan ekslusif yang menyediakan banyak fasilitas mewah untuk keluarga kelas atas, seperti rumah sakit, bandara, restoran, pelabuhan, pusat perbelanjaan, stadion olahraga, tempat hiburan, perumahan mewah, dan masih banyak lagi.”
Althon mengaktifkan Ansen. Ia mencari informasi mengenai Pulau Esa dan pulau-pulau lainnya. Layar hologram menampilkan peta Pulau Esa dan keempat pulau lain.
Ansen memberikan penjelasan mengenai Pulau Esa dan keempat pulau lain dengan sangat lengkap.
Althon mengemati peta kelima pulau. “Pulau Esa berada di sebelah utara, sedangkan keempat pulau lain berjajar dan saling terhubung dengan sebuah jembatan. Karena status Pulau Esa yang merupakan kediaman keluarga Leander, maka pulau ini menjadi sangat ekslusif. Untuk bisa mencapai pulau ini, hanya orang-orang yang sudah mendapatkan izin yang bisa melalui jembatan khusus dan mendaratkan pesawat.”
Althon menutup layar hologram, mengamati keadaan sekitar. “Aku tidak perlu khawatir dengan suara berisik dari tetangga yang menyebalkan.”
“Tuan Muda, Master Anthony memintaku untuk membawa Anda mengelilingi Pulau Esa. Anda juga bisa berkeliling ke pulau lainnya.”
“Itu rencana yang sangat bagus. Aku akan sangat sibuk besok.”
Althon mengelingi pulau dan terus terkejut. Ia melihat hamparan hutan yang sangat luas, perkebunan, pantai putih, perbukitan hingga lapangan udara. “Aku masih tidak percaya jika pulau ini adalah milikku, padahal aku adalah pria miskin yang tidak memiliki apa pun kemarin.”
Althon menatap laut. “Keempat pulau itu bahkan adalah milikku.”
Althon mengunjungi Pulau Mali, Pulau Pato, dan Pulau Gati. Ia masih saja terkejut melihat suasana kota yang luar biasa.
Mobil melaju sangat cepat menuju Pulau Adu.
“Alan, aku ingin membeli beberapa pakaian, tapi aku ingin pergi sendirian tanpa pengawalanmu dan para pengawal. Aku ingin merasakan menjadi penduduk pulau ini.”
“Aku tidak bisa membiarkan Anda berkeliaran tanpa penjagaan, Tuan Muda. Master Anthony memerintahkanku untuk menjaga Anda.”
“Aku tidak akan tersesat, Alan. Lagipula, kau bisa melacakku melalui cincinku, dan aku memiliki Ansen.” Althon menunjukkan cincinnya.
“Aku akan menyampaikan permintaan Anda pada Master Anthony.” Alan segera menghubungi Anthony. “Tuan Muda, Master Anthony mengizinkan Anda untuk pergi dengan dua syarat. Pertama, aku dan para pengawal akan mengawasi Anda dari jauh. Kedua, Anda hanya bisa berkeliaran selama dua jam. Keberadaan Anda masih harus dirahasiakan, terutama dari keluarga Leander.”
“Aku mengerti.”
Alan memberikan sebuah ponsel pada Althon.
“Kenapa kau memberikan ponsel padaku, Alan? Aku bisa menghubungi kakek dan kau menggunakan Ansen.”
“Ini sebagai langkah berjaga-jaga, Tuan Muda.” Alan memberikan sebuah kartu pada Althon. “Kartu ini adalah kartu super ekslusif terbatas yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di dunia ini.”
Althon mengamati sebuah kartu hitam bergambar merak emas. “Ada namaku di belakang kartu hitam ini.”
“Anda bisa menggunakan kartu itu untuk membeli barang ataupun keperluan lainnya. Selain itu, aku sudah memasukkan nomor penanggung jawab seluruh pulau dan masing-masing penanggung jawab setiap pulau di ponsel Anda. Jika Anda mengalami kesulitan, Anda bisa menghubungi mereka. Tapi, aku sangat berharap Anda bisa menghubungiku lebih dulu.”
Althon mengangguk, mengamati kartu lekat-lekat. “Aku akan turun di pinggiran kota.”
Mobil menepi di sebuah jalan yang cukup sepi.
Althon keluar dari mobil, menatap sekeliling. “Ini sangat luar biasa. Tempat apa yang harus aku kunjungi lebih dahulu?”
“Berhati-hatilah, Tuan Muda. Aku dan para pengawal Anda akan mengawasi Anda dari jauh.” Alan membungkuk ketika Althon melambaikan tangan.
Althon berjalan di trotoar, mengamati mobil dan motor mewah yang berlalu lalang di jalan. Bangunan-bangunan, lampu jalan, bahkan hingga tempat sampah pun tertata dengan sangat baik. Tidak ada sampah yang terlihat di mana pun.
Althon melewati deretan toko dan restoran yang ramai dengan pengunjung. “Mereka memang terlihat seperti orang-orang dari keluarga kelas atas.”
Beberapa orang mulai berbisik ketika melihat Althon. Mereka mengamati pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Beberapa di antara mereka bahkan mulai melapor pada polisi.
Althon berhenti di depan sebuah outlet pakaian, mengarahkan cincin ke plang toko. Layar hologram seketika memunculkan informasi mengenai toko. “Paradise Store, toko pakaian termewah di Thondonia. Tempat ini adalah tempat yang cocok.”
Althon memasuki Paradise Store, mengamati para staff yang tengah sibuk melayani pembeli, melewati deretan lemari pakaian. “Pakaian di tempat ini sangat bagus.”
Althon menyentuh sebuah kemeja panjang, terkejut ketika melihat harga pakaian. “Kemeja ini berharga sepuluh ribu dolar. Harga ini setara dengan gajiku selama enam bulan di kedai makanan.”
Althon melewati rak-rak sepatu. “Aku adalah pemilik Pulau Adu dan pulau-pulau lain. Harga sepuluh ribu dolar tentu bukan apa-apa untukku.”
Althon mengambil beberapa sepatu, celana, kemeja, jas, dan kaus. Ia tidak menyadari jika beberapa pengunjung mulai berbisik-bisik dan menatapnya penuh curiga.
Althon akan mengambil sebuah jas, tetapi seseorang tiba-tiba menepis tangannya. “Aku yang pertama kali melihat jas itu, Tuan.”
“Siapa kau, dan kenapa kau bisa berada di Paradise Store?” tanya seorang pria dengan ketus, mengamati penampilan Althon. “Apa kau memanfaatkan keramaian pengunjung untuk menyelinap masuk dan mencuri?”
Perkataan pria itu menarik perhatian beberapa pengunjung. Mereka mulai membicarakan Althon, menatap penuh selidik.
“Aku datang untuk membeli pakaian dan sepatu. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujar Althon seraya mengamati pria di depannya. “Wajah pria itu tidak asing bagiku.”
“Berhenti membual! Lihatlah dirimu sekarang! Penampilanmu tidak lebih dari seorang pengemis rendahan!” teriak pria itu.
Althon mengamati penampilannya. Ia yakin jika pakaian ayahnya bukanlah pakaian murahan. “Tidak ada yang salah dengan penampilanku.”
Pria itu berdecak. “Dasar sialan! Kau jelas seorang pengemis yang ingin mencuri pakaian di Paradise Store. Kau adalah pengemis paling beruntung di dunia sehingga kau bisa masuk ke Paradise Store dan menyentuh barang-barang mahal di tempat ini.”
Althon mengepalkan tangan erat-erat, mengamati para pengunjung yang menatapnya sinis. Ia sudah terbiasa dengan tatapan meremehkan itu sehingga ia tidak terlalu peduli.
“Astaga, bagaimana bisa Pradise Store membiarkan seorang pengemis masuk?”
“Aku bukan pengemis. Aku datang ke tempat ini untuk membeli beberapa pakaian dan sepatu. Aku memiliki uang yang cukup untuk membeli barang-barang di tempat ini.”
Pria itu tersenyum sinis, dan Althon segera menyadari siapa pria itu.
“Kau adalah Noah Julian, kakak laki-laki Alvin.”
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
“Althon, bagaimana keadaanmu?” tanya Anthony sembari berlari. Ia mendekat bersama beberapa pengawal dan seorang dokter.“Aku baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.”Anthony memeriksa keadaan Althon, menoleh pada seorang pria berjas putih. “Segera periksa keadaan cucuku sekarang. Aku tidak ingin dia terluka.”“Kakek.” Althon terkejut ketika seorang dokter mendekat ke arahnya. “Aku hanya mengalami masalah kecil dengan beberapa orang.”“Tidak boleh ada siapa pun yang menghina dan menyakitmu, Althon. Kau adalah cucuku yang sangat berharga. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau terluka.” Anthony menyeka tangis, tampak khawatir.“Kakek.” Althon menatap Anthony lekat-lekat. Ia melihat kakeknya sangat mengkhawatirkannya. “Aku menganggap masalah di Paradise Store bukanlah hal besar karena aku sering mendapatkan perundungan dan perlakukan buruk dari orang lain. Akan tetapi, Kakek tidak bisa menerima perlakukan orang-orang itu setelah semua hal yang dia alami selama ini,” g
“Kau bisa keluar sekarang, Noah,” ujar seorang polisi seraya membuka pintu.Noah bergegas berdiri, menepis tangan para tahanan yang akan menariknya. “Aku memang tidak bersalah. Aku seharusnya tidak berada di tempat ini. Aku akan menuntut rugi.”Noah mengikuti para polisi, mengabaikan para tahanan yang meneriakinya. Ia menepis tangan seorang tahanan yang menarik bajunya hingga ia nyaris terjungkal. Ketika menoleh ke cermin, ia melihat penampilannya yang sangat kacau.Noah tidak bisa tidur nyaris semalaman. Perutnya sangat lapar karena ia tidak menyentuh makanannya. Ia seketika muntah ketika melihat makanannya. “Aku mengalami malam yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Aku bersyukur karena neraka ini berakhir dengan cepat. Aku pasti gila jika aku berada di tempat ini lebih lama.”Noah menangis tersedu-sedu ketika melihat halaman. Polisi tidak mengizinkannya menghubungi keluarganya. “Dasar brengsek! Aku tidak menerima penghinaan ini.”Dua pengawal Sean mendekati Noah.“Kami sudah mem
“Althon.” Alvin mengucek mata berkali-kali untuk memastikan jika pria itu adalah Althon, sosok yang sedang dicarinya selama berhari-hari. Ia tidak menerima penghinaan yang pria itu lakukan padanya saat di club.Alicia menoleh. “Ya, pria itu adalah Althon. Aku melihatnya di tempat ini saat aku pergi ke rumah sakit. Kita harus menangkapnya, Alvin. Jangan sampai Althon kembali melarikan diri. Dia harus bertanggung jawab atas masalah yang dia timbulkan.”Alvin menendang kursi sopir. “Putar arah sekarang dan tangkap pria sialan itu!”Mobil berbalik arah, melaju sangat kencang, menyalip beberapa kendaraan.Alvin menghubungi bawahannya. “Apa yang sebenarnya kalian lakukan, brengsek? Aku sudah membayar mahal kalian untuk menemukan Althon, tapi kalian justru berleha-leha. Aku menemukan Althon di pusat kota. Tangkap dia sekarang!”Alvin mendengkus kesal, menyentuh pipinya. “Aku tidak akan melepaskanmu, Althon. Kau harus membusuk di penjara selamanya.”Alvin mendapatkan pesan dari James. Mata da
Althon melompat turun, menyeka keringat, mengelus kudanya. “Ini sangat menyenangkan. Aku tidak sabar untuk memulai latihan besok.”“Anda masih memiliki banyak waktu untuk menikmati liburan Anda hari ini, Tuan Muda.” Alan memberikan sebotol minuman dingin pada Althon. “Apa yang ingin Anda lakukan setelah ini?”“Aku ingin bertemu dengan Sean. Aku ingin mengenalnya lebih dekat.”“Aku akan menghubungi Sean untuk menemui Anda.”“Tidak, aku akan menemui Sean di kantornya. Aku belum menjelajahi semua bagian Pulau Adu karena kejadian di Paradise Store kemarin.”“Aku mengerti. Aku akan segera mempersiapkan semua kebutuhan Anda.”Althon membersihkan diri, berganti pakaian. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. “Aku menyukai gaya berpakaian ayahku. Ini cocok untukku.”Althon dan para pengawal pergi ke Pulau Adu. Rombongan mobil melaju kencang di jalan raya, menyalip beberapa kendaraan, melewati deretan toko dan gedung-gedung mewah.Althon menoleh ke jalan, tersenyum. “Paradise Store sudah ditutu
Althon seketika menoleh. Ia melihat Agnes berdiri dengan tatapan penuh selidik dan kebencian. Sean memberitahunya jika Agnes datang untuk membicarakan soal hukuman Paradise Store.“Aku hanya sedang bersantai. Apa yang kau inginkan dariku, Agnes?”Althon menatap Agnes sekilas. Agnes adalah wanita cantik, populer, dan berprestasi di sekolah. Wanita itu bahkan lebih cantik dibandingkan Alicia. Sayangnya, Agnes sering kali merundungnya dengan kata-kata menyakitkan saat sekolah dahulu.Di saat yang sama, Agnes membenci Althon karena pria itu selalu berada di atasnya dalam pelajaran. Ayahnya menuntutnya untuk menjadi sempurna dalam semua bidang pelajaran, dan Althon adalah musuh yang menghalanginya. Pria itu bahkan tetap berada di puncak hingga masa sekolah berakhir.Agnes memutar bola mata. “Althon, kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu memukul Alvin di club. Kau tiba-tiba melarikan diri dari club seperti seorang pengecut.”“Alvin sudah merundungku selama masa sekolah. Dia bahkan mem
“Ini adalah pertarungan adu panco, bukan pertarungan bebas! Tidak ada perkelahian saat pertandingan adu panco! Siapa yang memukul akan langsung didiskualifikasi!” teriak Althon. Brody dan Ray seketika berhenti, mundur selangkah, saling menatap tajam. Ray tersenyum bengis, “Aku berhasil memancing emosi sampah itu! Aku tahu cara ini akan berhasil. Akulah yang akan memenangkan pertandingan dan mendapatkan uang itu,” gumamnya penuh keyakinan.“Sial!” Brody menggigit bibir untuk menenangkan diri. “Si brengsek itu tahu kelemahanku. Aku tidak akan membiarkan seseorang menghina mendiang ayahku.” Para penonton tampak kecewa karena perkelahian batal. Mereka mencibir Althon dan seketika terdiam saat Ali dan para pengawal dalam baju petugas keamanan mendekati mereka.Althon mengamati Brody sesaat. “Baiklah, kita akan masuk ke babak kedua! Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?”Brody dan Ray duduk di kursi masing-masing, saling menatap tajam. Mereka bersiap-siap untuk pertandingan ke
“Baiklah, aku akan menjelaskan peraturan pertandingan kali ini. Pertarungan akan berlangsung selama tiga babak. Peserta yang berhasil memenangkan dua pertandingan dari tiga pertandingan dinyatakan sebagai pemenang,” jelas Althon di atas panggung. Althon menoleh pada Brody dan si penantang. “Setiap peserta tidak boleh melakukan kecurangan. Peserta akan langsung didiskualifikasi jika terbukti curang.”“Apa kalian siap untuk melihat pertandingan adu panco? Apakah Brody berhasil mempertahankan gelarnya sebagai si raja tidak terkalahkan? Apakah si penantang yang akan menjadi pemenang dan menyabet gelar tersebut?”Para penonton bersorak heboh. Mereka meneriakkan nama Brody dan si penantang. Para pelayan tampak sangat sibuk melayani pembeli. Rudy dan Tessa semakin kesal karena mereka mendapatkan amukan dari beberapa pembeli. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran menjauh dari restoran, berkumpul di sebuah ruangan untuk membahas rencana.Brody dan si penantang sudah bersiap-
“Kau ... Brody?”Semua orang sontak terkejut, terutama Rudy, Tessa, dan para suruhan Ton dan para pemilik restoran. Brody mendadak muncul di tengah kerumunan penonton di saat semua orang menunggu kehadirannya dan menuduhnya melarikan diri.Althon tersenyum saat suasana menjadi sangat hening. Ia melihat keterkejutan di wajah semua orang. “Aku akan memberikan waktu bagi mereka untuk menyelesaikan keterkejutan mereka,” gumamnya.Brody tersenyum, menghadap semua pelanggan. “Siapa yang kalian panggil pengecut, brengsek? Siapa yang melarikan diri dari pertandingan?”Brody berdecak kesal, menatap tajam si penantang. “Dasar brengsek! Telingaku sangat panas setiap kali mendengar ocehan dan hinaan kalian padaku! Aku berusaha mati-matian agar penyamaranku tidak terbongkar.” Brody merenggangkan badan, melompat-lompat kecil. “Aku sudah siap untuk bertarung dan mempertahankan gelarku.”Para penonton tiba-tiba bersorak sangat heboh sembari bertepuk tangan. Rudy dan Tessa nyaris tidak berkedip saat
“Apa kalian tidak menyadari jika dua berandal itu menyewa beberapa penjaga?” tanya Ton seraya mengamati kerumunan di depan restoran. Ia terkejut saat beberapa orang yang mengawasinya sejak tadi menghilang. “Siapa yang kau maksud, Ton?” Res kembali bertanya, penasaran. Para pemilik restoran yang lain saling bertatapan, mengamati kerumunan. “Para berandal itu tahu jika kita bekerja sama untuk menghancurkan restoran. Mereka tentu tidak tinggal diam. Setiap kali kita berada di tempat ini untuk mengamati restoran, aku merasa beberapa orang mengawasiku. Aku menduga jika dua berandal itu menyewa beberapa orang untuk menjaga restoran,” jelas Ton.“Tapi, bukankah semalam para berandal kota ini berhasil merampok barang-barang di restoran itu dan nyaris membakar restoran? Bukankah Tessa yang menyuruh mereka?”“Entahlah, aku merasa jika pencurian itu hanya kebohongan semata. Berandal bernama Althon itu tidak mungkin sebodoh itu sehingga meninggalkan restoran sendirian tanpa penjagaan. Aku curi
“Aku tidak pernah mencuri apa pun, Bos! Tolong percaya padaku!” Marry menangis tersedu-sedu, mengamati para karyawan lain yang mencibir seraya menatap sinis. “Kau sebaiknya segera pergi dari restoran ini, Marry. Kau akan membuat citra restoran ini menjadi buruk. Para pelanggan tentu tidak ingin mendapatkan pelayanan dari seorang pencuri,” ujar Tessa sinis.Rudy menyahut, “Bukti CCTV sudah menunjukkan kalau kau memasukkan barang-barang restoran ke tasmu. Kita semua juga melihat barang-barang itu berada dalam tasmu. Kau tidak bisa mengelak lagi, Marry.”Pegawai lain berkata, “Bos sudah memberimu kesempatan untuk bekerja di restoran ini, tetapi kau justru menyia-nyiakan kesempatan itu dengan mencuri beberapa barang.”Althon mengembus napas panjang. “Keluar dari restoran ini sekarang juga, Marry! Aku tidak ingin melihatmu lagi!”“Tolong percaya padaku, Bos,” ucap Mary seraya menyeka air mata.Althon mengabaikan Marry. Mary mengambil tas di lantai. Ia mengembus napas panjang, menatap Tes
Randy seketika mengerem mobil, mendengkus kesal. “Apa yang Alicia lakukan?”“Dasar wanita gila!” ketus Ronald seraya membuka kaca mobil. “Alicia, menjauhlah sekarang sebelum kami menabrakmu!”“Aku yakin Alicia ingin pergi bersama kita untuk menemui Alvin. Dia frustrasi karena kita tidak memberitahunya lokasi Alvin,” ujar Max. “Alicia tidak belajar dari kesalahannya!” Randy menekan klakson berkali-kali. Alicia merentangkan tangan lebar-lebar, menatap tajam. “Aku tidak akan menyingkir sampai kalian memberitahu alamat Alvin! Aku akan menabrakkan diriku ke mobil jika kalian melarikan diri!”“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Max, “Alicia adalah wanita yang sangat keras kepala. Dia akan bertindak nekat jika kita tidak mengabulkan keinginannya.”Randy mendengkus kesal. “Bagaimana wanita sialan itu bisa memasuki rumahku? Aku sudah mewanti-wanti para penjaga agar tidak membiarkan Alicia masuk.”Randy mendapatkan panggilan dari kepala keamanan. “Dasar brengsek! Kenapa Alicia bisa memasuki
Suasana rumah sakit tampak sangat hening malam ini. Para berandal bergegas memasuki gedung, menyamar sebagai pengunjung. Mereka bergerak sesuai petunjuk Rudy. Rudy berada di depan kamar Brody, menyamar sebagai pengunjung. Ia tersenyum, bergegas bersembunyi di belakang dinding. Rudy menghubungi pemimpin berandal. “Berandal itu sedang tidur sekarang. Tidak ada seorang pun yang menjaganya. Lakukan tugas kalian dengan baik.”Rudy mengakhiri panggilan, mengawasi sekeliling, berpura-pura menghubungi seseorang. “Althon membawa Brody ke rumah sakit kecil ini. Dia bergegas pergi setelah dokter memeriksa keadaan Brody. Dia tampaknya khawatir seseorang mencuri dan menghancurkan restorannya.”“Para berandal itu harus berhati-hati jika ingin menculik dan menyakiti Brody.” Rudy berdecak, menoleh ke arah tangga. “Di mana para berandal sialan itu? Kenapa mereka sangat lelet? Jika mereka tidak datang dalam waktu tiga menit, aku akan … mereka datang.”Lima berandal terlihat dari arah tangga, berjalan
“Aku sungguh menyesali perbutanku. Aku akan menerima konsekuensi dari kelalaianku.” Pegawai wanita itu membungkuk. Para pegawai berpamitan beberapa menit kemudian. Seorang dokter memeriksa Brody. “Kau bisa pulang sekarang, Rudy,” ujar Althon. “Aku mengkhawatirkan kondisi Brody, Bos. Dia tampak kesakitan, apalagi dia harus bertarung di pertandingan final besok.” Rudy berakting cemas. “Brody akan baik-baik saja. Dia bukan pria manja yang akan mati hanya karena dorongan kecil dari sebuah troli,” kata Althon. “Aku bisa menggantikan Brody jika kau mengizinkanku.” Rudy tersenyum. Althon terdiam. “Kau tidak perlu melakukannya, Rudy. Para penantang hanya ingin melihat Brody. Para pelanggan akan marah jika kau tiba-tiba menggantikannya. Citra restoran ini bisa berubah di mata para pelanggan.”“Kau benar, Bos.” Rudy meninggalkan restoran, tersenyum bengis. “Aku sudah menduga berandal itu tidak akan memberiku izin menggantikan Brody.”Rudy berhenti berjalan saat melihat sebuah ambulans me
Seminggu berlalu sangat cepat. Tarung Restoran masuk ke dalam jajaran sepuluh restoran favorit versi warga Paulcity. Para pelanggan terus berdatangan untuk mencicipi makanan maupun mengikuti kejuaraan adu panco. Althon bekerja sangat keras untuk memajukan restorannya. Ia menggunakan semua ilmu dan pengalamannya. Ia memiliki tanggung jawab besar untuk mendapatkan kembali haknya dan hak ayahnya untuk menjadi penerus keluarga Leander.Althon sering kali melihat kesuksesan sepupu-sepupunya yang lain. Ia tidak memungkiri bahwa dirinya marah dan benci karena mereka menjalani kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan dirinya selama ini. Akan tetapi, Althon menyadari jika semua hal memiliki waktu dan alasan terbaik. Restoran ini adalah langkah pertamanya untuk menjadi seorang ahli waris keluarga Leander. Ia tidak akan kalah dari para sepupunya. Restoran sangat ramai di akhir pekan. Para pegawai tampak sibuk menyiapkan makanan dan melayani pembeli. Para pelanggan mengerumuni arena pertaru