Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.
“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.
“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.
“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”
Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”
Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”
“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”
“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”
“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga merupakan milik Master Arthur. Keempat pulau itu adalah kawasan ekslusif yang menyediakan banyak fasilitas mewah untuk keluarga kelas atas, seperti rumah sakit, bandara, restoran, pelabuhan, pusat perbelanjaan, stadion olahraga, tempat hiburan, perumahan mewah, dan masih banyak lagi.”
Althon mengaktifkan Ansen. Ia mencari informasi mengenai Pulau Esa dan pulau-pulau lainnya. Layar hologram menampilkan peta Pulau Esa dan keempat pulau lain.
Ansen memberikan penjelasan mengenai Pulau Esa dan keempat pulau lain dengan sangat lengkap.
Althon mengemati peta kelima pulau. “Pulau Esa berada di sebelah utara, sedangkan keempat pulau lain berjajar dan saling terhubung dengan sebuah jembatan. Karena status Pulau Esa yang merupakan kediaman keluarga Leander, maka pulau ini menjadi sangat ekslusif. Untuk bisa mencapai pulau ini, hanya orang-orang yang sudah mendapatkan izin yang bisa melalui jembatan khusus dan mendaratkan pesawat.”
Althon menutup layar hologram, mengamati keadaan sekitar. “Aku tidak perlu khawatir dengan suara berisik dari tetangga yang menyebalkan.”
“Tuan Muda, Master Anthony memintaku untuk membawa Anda mengelilingi Pulau Esa. Anda juga bisa berkeliling ke pulau lainnya.”
“Itu rencana yang sangat bagus. Aku akan sangat sibuk besok.”
Althon mengelingi pulau dan terus terkejut. Ia melihat hamparan hutan yang sangat luas, perkebunan, pantai putih, perbukitan hingga lapangan udara. “Aku masih tidak percaya jika pulau ini adalah milikku, padahal aku adalah pria miskin yang tidak memiliki apa pun kemarin.”
Althon menatap laut. “Keempat pulau itu bahkan adalah milikku.”
Althon mengunjungi Pulau Mali, Pulau Pato, dan Pulau Gati. Ia masih saja terkejut melihat suasana kota yang luar biasa.
Mobil melaju sangat cepat menuju Pulau Adu.
“Alan, aku ingin membeli beberapa pakaian, tapi aku ingin pergi sendirian tanpa pengawalanmu dan para pengawal. Aku ingin merasakan menjadi penduduk pulau ini.”
“Aku tidak bisa membiarkan Anda berkeliaran tanpa penjagaan, Tuan Muda. Master Anthony memerintahkanku untuk menjaga Anda.”
“Aku tidak akan tersesat, Alan. Lagipula, kau bisa melacakku melalui cincinku, dan aku memiliki Ansen.” Althon menunjukkan cincinnya.
“Aku akan menyampaikan permintaan Anda pada Master Anthony.” Alan segera menghubungi Anthony. “Tuan Muda, Master Anthony mengizinkan Anda untuk pergi dengan dua syarat. Pertama, aku dan para pengawal akan mengawasi Anda dari jauh. Kedua, Anda hanya bisa berkeliaran selama dua jam. Keberadaan Anda masih harus dirahasiakan, terutama dari keluarga Leander.”
“Aku mengerti.”
Alan memberikan sebuah ponsel pada Althon.
“Kenapa kau memberikan ponsel padaku, Alan? Aku bisa menghubungi kakek dan kau menggunakan Ansen.”
“Ini sebagai langkah berjaga-jaga, Tuan Muda.” Alan memberikan sebuah kartu pada Althon. “Kartu ini adalah kartu super ekslusif terbatas yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di dunia ini.”
Althon mengamati sebuah kartu hitam bergambar merak emas. “Ada namaku di belakang kartu hitam ini.”
“Anda bisa menggunakan kartu itu untuk membeli barang ataupun keperluan lainnya. Selain itu, aku sudah memasukkan nomor penanggung jawab seluruh pulau dan masing-masing penanggung jawab setiap pulau di ponsel Anda. Jika Anda mengalami kesulitan, Anda bisa menghubungi mereka. Tapi, aku sangat berharap Anda bisa menghubungiku lebih dulu.”
Althon mengangguk, mengamati kartu lekat-lekat. “Aku akan turun di pinggiran kota.”
Mobil menepi di sebuah jalan yang cukup sepi.
Althon keluar dari mobil, menatap sekeliling. “Ini sangat luar biasa. Tempat apa yang harus aku kunjungi lebih dahulu?”
“Berhati-hatilah, Tuan Muda. Aku dan para pengawal Anda akan mengawasi Anda dari jauh.” Alan membungkuk ketika Althon melambaikan tangan.
Althon berjalan di trotoar, mengamati mobil dan motor mewah yang berlalu lalang di jalan. Bangunan-bangunan, lampu jalan, bahkan hingga tempat sampah pun tertata dengan sangat baik. Tidak ada sampah yang terlihat di mana pun.
Althon melewati deretan toko dan restoran yang ramai dengan pengunjung. “Mereka memang terlihat seperti orang-orang dari keluarga kelas atas.”
Beberapa orang mulai berbisik ketika melihat Althon. Mereka mengamati pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Beberapa di antara mereka bahkan mulai melapor pada polisi.
Althon berhenti di depan sebuah outlet pakaian, mengarahkan cincin ke plang toko. Layar hologram seketika memunculkan informasi mengenai toko. “Paradise Store, toko pakaian termewah di Thondonia. Tempat ini adalah tempat yang cocok.”
Althon memasuki Paradise Store, mengamati para staff yang tengah sibuk melayani pembeli, melewati deretan lemari pakaian. “Pakaian di tempat ini sangat bagus.”
Althon menyentuh sebuah kemeja panjang, terkejut ketika melihat harga pakaian. “Kemeja ini berharga sepuluh ribu dolar. Harga ini setara dengan gajiku selama enam bulan di kedai makanan.”
Althon melewati rak-rak sepatu. “Aku adalah pemilik Pulau Adu dan pulau-pulau lain. Harga sepuluh ribu dolar tentu bukan apa-apa untukku.”
Althon mengambil beberapa sepatu, celana, kemeja, jas, dan kaus. Ia tidak menyadari jika beberapa pengunjung mulai berbisik-bisik dan menatapnya penuh curiga.
Althon akan mengambil sebuah jas, tetapi seseorang tiba-tiba menepis tangannya. “Aku yang pertama kali melihat jas itu, Tuan.”
“Siapa kau, dan kenapa kau bisa berada di Paradise Store?” tanya seorang pria dengan ketus, mengamati penampilan Althon. “Apa kau memanfaatkan keramaian pengunjung untuk menyelinap masuk dan mencuri?”
Perkataan pria itu menarik perhatian beberapa pengunjung. Mereka mulai membicarakan Althon, menatap penuh selidik.
“Aku datang untuk membeli pakaian dan sepatu. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujar Althon seraya mengamati pria di depannya. “Wajah pria itu tidak asing bagiku.”
“Berhenti membual! Lihatlah dirimu sekarang! Penampilanmu tidak lebih dari seorang pengemis rendahan!” teriak pria itu.
Althon mengamati penampilannya. Ia yakin jika pakaian ayahnya bukanlah pakaian murahan. “Tidak ada yang salah dengan penampilanku.”
Pria itu berdecak. “Dasar sialan! Kau jelas seorang pengemis yang ingin mencuri pakaian di Paradise Store. Kau adalah pengemis paling beruntung di dunia sehingga kau bisa masuk ke Paradise Store dan menyentuh barang-barang mahal di tempat ini.”
Althon mengepalkan tangan erat-erat, mengamati para pengunjung yang menatapnya sinis. Ia sudah terbiasa dengan tatapan meremehkan itu sehingga ia tidak terlalu peduli.
“Astaga, bagaimana bisa Pradise Store membiarkan seorang pengemis masuk?”
“Aku bukan pengemis. Aku datang ke tempat ini untuk membeli beberapa pakaian dan sepatu. Aku memiliki uang yang cukup untuk membeli barang-barang di tempat ini.”
Pria itu tersenyum sinis, dan Althon segera menyadari siapa pria itu.
“Kau adalah Noah Julian, kakak laki-laki Alvin.”
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
“Althon, bagaimana keadaanmu?” tanya Anthony sembari berlari. Ia mendekat bersama beberapa pengawal dan seorang dokter.“Aku baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.”Anthony memeriksa keadaan Althon, menoleh pada seorang pria berjas putih. “Segera periksa keadaan cucuku sekarang. Aku tidak ingin dia terluka.”“Kakek.” Althon terkejut ketika seorang dokter mendekat ke arahnya. “Aku hanya mengalami masalah kecil dengan beberapa orang.”“Tidak boleh ada siapa pun yang menghina dan menyakitmu, Althon. Kau adalah cucuku yang sangat berharga. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau terluka.” Anthony menyeka tangis, tampak khawatir.“Kakek.” Althon menatap Anthony lekat-lekat. Ia melihat kakeknya sangat mengkhawatirkannya. “Aku menganggap masalah di Paradise Store bukanlah hal besar karena aku sering mendapatkan perundungan dan perlakukan buruk dari orang lain. Akan tetapi, Kakek tidak bisa menerima perlakukan orang-orang itu setelah semua hal yang dia alami selama ini,” g
“Kau bisa keluar sekarang, Noah,” ujar seorang polisi seraya membuka pintu.Noah bergegas berdiri, menepis tangan para tahanan yang akan menariknya. “Aku memang tidak bersalah. Aku seharusnya tidak berada di tempat ini. Aku akan menuntut rugi.”Noah mengikuti para polisi, mengabaikan para tahanan yang meneriakinya. Ia menepis tangan seorang tahanan yang menarik bajunya hingga ia nyaris terjungkal. Ketika menoleh ke cermin, ia melihat penampilannya yang sangat kacau.Noah tidak bisa tidur nyaris semalaman. Perutnya sangat lapar karena ia tidak menyentuh makanannya. Ia seketika muntah ketika melihat makanannya. “Aku mengalami malam yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Aku bersyukur karena neraka ini berakhir dengan cepat. Aku pasti gila jika aku berada di tempat ini lebih lama.”Noah menangis tersedu-sedu ketika melihat halaman. Polisi tidak mengizinkannya menghubungi keluarganya. “Dasar brengsek! Aku tidak menerima penghinaan ini.”Dua pengawal Sean mendekati Noah.“Kami sudah mem
“Althon.” Alvin mengucek mata berkali-kali untuk memastikan jika pria itu adalah Althon, sosok yang sedang dicarinya selama berhari-hari. Ia tidak menerima penghinaan yang pria itu lakukan padanya saat di club.Alicia menoleh. “Ya, pria itu adalah Althon. Aku melihatnya di tempat ini saat aku pergi ke rumah sakit. Kita harus menangkapnya, Alvin. Jangan sampai Althon kembali melarikan diri. Dia harus bertanggung jawab atas masalah yang dia timbulkan.”Alvin menendang kursi sopir. “Putar arah sekarang dan tangkap pria sialan itu!”Mobil berbalik arah, melaju sangat kencang, menyalip beberapa kendaraan.Alvin menghubungi bawahannya. “Apa yang sebenarnya kalian lakukan, brengsek? Aku sudah membayar mahal kalian untuk menemukan Althon, tapi kalian justru berleha-leha. Aku menemukan Althon di pusat kota. Tangkap dia sekarang!”Alvin mendengkus kesal, menyentuh pipinya. “Aku tidak akan melepaskanmu, Althon. Kau harus membusuk di penjara selamanya.”Alvin mendapatkan pesan dari James. Mata da
Althon melompat turun, menyeka keringat, mengelus kudanya. “Ini sangat menyenangkan. Aku tidak sabar untuk memulai latihan besok.”“Anda masih memiliki banyak waktu untuk menikmati liburan Anda hari ini, Tuan Muda.” Alan memberikan sebotol minuman dingin pada Althon. “Apa yang ingin Anda lakukan setelah ini?”“Aku ingin bertemu dengan Sean. Aku ingin mengenalnya lebih dekat.”“Aku akan menghubungi Sean untuk menemui Anda.”“Tidak, aku akan menemui Sean di kantornya. Aku belum menjelajahi semua bagian Pulau Adu karena kejadian di Paradise Store kemarin.”“Aku mengerti. Aku akan segera mempersiapkan semua kebutuhan Anda.”Althon membersihkan diri, berganti pakaian. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. “Aku menyukai gaya berpakaian ayahku. Ini cocok untukku.”Althon dan para pengawal pergi ke Pulau Adu. Rombongan mobil melaju kencang di jalan raya, menyalip beberapa kendaraan, melewati deretan toko dan gedung-gedung mewah.Althon menoleh ke jalan, tersenyum. “Paradise Store sudah ditutu
Althon seketika menoleh. Ia melihat Agnes berdiri dengan tatapan penuh selidik dan kebencian. Sean memberitahunya jika Agnes datang untuk membicarakan soal hukuman Paradise Store.“Aku hanya sedang bersantai. Apa yang kau inginkan dariku, Agnes?”Althon menatap Agnes sekilas. Agnes adalah wanita cantik, populer, dan berprestasi di sekolah. Wanita itu bahkan lebih cantik dibandingkan Alicia. Sayangnya, Agnes sering kali merundungnya dengan kata-kata menyakitkan saat sekolah dahulu.Di saat yang sama, Agnes membenci Althon karena pria itu selalu berada di atasnya dalam pelajaran. Ayahnya menuntutnya untuk menjadi sempurna dalam semua bidang pelajaran, dan Althon adalah musuh yang menghalanginya. Pria itu bahkan tetap berada di puncak hingga masa sekolah berakhir.Agnes memutar bola mata. “Althon, kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu memukul Alvin di club. Kau tiba-tiba melarikan diri dari club seperti seorang pengecut.”“Alvin sudah merundungku selama masa sekolah. Dia bahkan mem
Althon tengah mengamati penampilannya di cermin. Ia mengembus napas panjang, mengamati keadaan kamar. “Aku merasa waktu berlalu sangat cepat, padahal aku sudah berada di rumah selama empat hari.”Althon mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tidak boleh berleha-leha saat ketiga pria brengsek itu dan keluarga mereka sibuk dengan kehidupan mereka. Aku harus menyelesaikan tugas ini dengan baik.”Althon keluar dari kamar. Ali dan para pengawal membungkuk hormat padanya. “Master Anthony sudah menunggu Anda, Tuan Muda,” ujar Ali. Althon dan Anthony bertemu di meja makan.“Bagaimana dengan persiapanmu, Althon?” tanya Anthony. “Aku sudah menyusun beberapa rencana, Kakek. Aku harap aku bisa menyelesaikan misi dengan baik dan secepat mungkin.”“Jangan terlalu terburu-buru, Althon. Kau sedang menilai manusia, bukan sebuah benda. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa diterka. Mereka bisa berubah dalam waktu sangat singkat.”“Althon.” Anthony menyentuh tangan Althon. “Kau harus sangat berhati-hati
Pasukan bertopeng terus menembakkan jaring dan peluru ke arah para berandal. Para berandal bergerak melewati teman-teman mereka yang masih bergelimpangan di tanah. Draco mengamati keadaan dari atap mobil, mendengkus kesal. “Mereka sudah tahu lebih dahulu penyerangan ini.”Pasukan bertopeng menembakkan peluru dari balkon, rooftop, halaman, dan atas pohon. Para berandal yang bergerak mulai tumbang di tanah, terinjak-injak berandal lain.Pasukan bertopeng melemparkan bom asap ke berbagai arah. Para berandal seketika ambruk setelah mengisap asap. Draco terkejut saat melihat para berandal bergelimpangan di tanah. “Dasar bajingan! Mereka menggunakan bom asap sehingga sampah-sampah itu tidak sadarkan diri! Kenapa Red Sting memiliki bom asap? Apakah mereka memiliki sekutu yang membantu mereka?”Draco mengepalkan tangan erat-erat. “Kemampuan menembak mereka juga sangat sempurna. Mereka bukan anggota Red Sting. Mereka adalah orang-orang terlatih.”Ryan, Ronny, dan anggota Red Sting mengamati
“Bos Reno akan pergi ke Pulau Eso bersama Bos Raka.” Ryan mengamati pesan saksama, memasukkan ponsel ke saku celana, mengembus napas panjang. Ryan mengamati anggota-anggota Red Sting yang terus berdatangan. “Bos Reno tidak mengatakan apa pun soal pekerjaannya dengan Bos Raka padaku. Dia hanya mengatakan jika dia harus membantu pekerjaan Bos Raka. Mereka juga terlibat dengan kelompok orang-orang bertopeng itu.”Ryan mengepalkan tangan erat-erat. “Aku senang karena anggota pasukanku kembali berkumpul. Akan tetapi, kedatangan mereka dalam jumlah banyak akan membuat musuh curiga. Orang-orang itu kemungkinan akan menyerang kembali, dan aku akan kesulitan untuk menjaga dan melindungi mereka sekaligus.”Ryan mencengkeram pagar, melirik seorang pria bertopeng di belakangnya. “Orang-orang sialan itu menepati semua perkataan mereka hingga saat ini. Mereka tidak hanya memberi tempat aman, tetapi juga menyediakan kebutuhan pasukanku, termasuk senjata. Apa sebenarnya hubungan mereka dengan Bos R
Pria bertopeng harimau itu seketika berbalik, menatap Raka lekat-lekat. Ia mendekat seraya mengambil pistol dari saku celana. Tanpa mengatakan apa pun, ia tiba-tiba menembakkan peluru pada Raka. Raka bergegas menghindar ke samping, bergerak cepat menuju pria bertopeng itu. Ia mengambil pisau dari sabuk celana, menghunuskan pisau. Raka dan pria bertopeng harimau itu memutar tubuh, melayangkan tendangan hingga pisau dan pistol terlempar ke lantai. Kedua pria itu saling menyerang, bertarung imbang selama beberapa waktu. Reno mengamati pertarungan dari celah lubang pintu. “Bos Raka bertarung dengan pria bertopeng itu. Pria bertopeng itu ingin menguji kemampuan Bos Raka.”Raka dan pria bertopeng bertarung di tengah ruangan, saling menendang, memukul, menyikut, dan menarik satu sama lain. Raka dan pria bertopeng itu sama-sama terdorong mundur beberapa langkah, menatap satu sama lain tanpa berkedip. Embusan napas mereka terdengar bersahutan. Raka dan pria bertopeng itu melesat maju, mem
“Star Company adalah perusahaan yang sedang berkembang pesat. CEO sebelumnya terlibat masalah korupsi sehingga harus mendekam di penjara.” Althon tersenyum, mengepalkan tangan erat-erat. “Ini tugas yang sangat sulit,” gumamnya. “Tugas ini sangat penting untukmu, Althon. Saat kau menjadi ahli waris keluarga Leander, kau membutuhkan banyak orang yang bisa kau percaya untuk mengelola perusahaan-perusahaanmu maupun orang-orang yang bisa menjagamu dan keluargamu. Tugas ini akan membuatmu mengenal lebih banyak orang dari berbagai sisi.”“Aku mengerti, Kakek,” ujar Althon. “Kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal. Ali dan para pengawal akan tetap menjagamu, tetapi mereka tidak akan membantumu dalam tugas ini. Kaulah yang harus memilih sendiri orang yang berhak mendapatkan kepercayaanmu.”Anthony memberi anggukan pada Alan. Alan segera menghubungi seseorang. Tak lama setelahnya, seorang pria memasuki ruangan makan, membungkuk pada Anthony dan Althon. “Dia adalah Paul, salah satu orang
Arnold, Aaron, dan Andy sangat sibuk dengan pembangunan kawasan super megah yang mereka rencanakan. Keluarga mereka terlibat dalam proyek tersebut. Mereka tidak ingin kalah, dan sangat berharap menjadi pemenang. Emerald Place adalah kawasan yang terus mendatangkan keuntungan besar setiap tahunnya, dan mereka menginginkan kawasan tersebut menjadi milik mereka.Hubungan Arnold, Aaron, dan Andy menjadi renggang setelah Anthony memberikan tugas pada mereka. Mereka saling mencurigai satu sama lain. Persaingan juga terjadi di antara Alex, Andrew, dan Alfie sebagai putra pertama.Di tengah ketegangan yang terjadi, Alexa semakin sebal mengenai kedekatan Alex dan Agnes. Ia tidak ingin keduanya memiliki hubungan spesial. Alexa berjalan memasuki ruangan Agnes, mengabaikan beberapa pegawai yang membungkuk padanya. Ia ingin memberi peringatan pada Agnes.Alexa mengintip Agnes di celah pintu. Ia melihat wanita itu tengah sibuk bersama beberapa pengawalnya. “Agnes adalah wanita yang cantik, cerdas,
Althon tersenyum. “Aku memberimu kepercayaan, dan kau harus memberikan kesetiaanmu padaku, Brody.”Brody tiba-tiba berlutut. “Aku memberikan hidup dan kesetiaanku padamu.”Althon mengepalkan tangan erat-erat, mengamati Brody dan para pengawal di ruangan ini. “Brody adalah orang pertama yang aku rekrut. Dia menyerahkan hidup dan kesetiaannya padaku. Akan tetapi, Ali, Alan, dan para pengawal lain melindungi dan menjagaku karena aku adalah putra dari ayahku.”“Brandon,” panggil Althon. Seorang pria tinggi memasuki ruangan, membungkuk pada Althon, melirik Brody yang masih berlutut. “Aku datang atas panggilanmu, Tuan Muda.”“Berdirilah, Brody. Aku akan mengenalkanmu pada seseorang,” kata Althon.Brody bergegas berdiri, menatap Brandon sesaat. “Pria ini adalah Brandon, salah satu sahabat ayahmu. Dia yang akan melatihmu dan membimbingmu selama kau berlatih.” “Aku mohon bantuan dan bimbinganmu, Tuan.” Brody menggangguk singkat. Ia merasa sangat lega karena sudah tahu siapa pembunuh ayahnya
Brody sontak tercengang, menatap sosok tampan di samping Anthony. Meski penampilan Althon sangat berbeda sekarang, tetapi ia mengenal suara pria itu. Brody meneguk ludah berkali-kali, teringat dengan tindakannya selama ini pada Althon. Ia melihat Ali dan para pengawal di belakang Althon saat ini. “Aku memang mencurigai Althon menyembunyikan sesuatu dariku, begitu pun dengan orang-orang yang mengawasinya. Akan tetapi, aku tidak menduga jika dia adalah cucu dari bos.”Brody masih belum mempercayai semua ini. Ia hanya diam di tempatnya, tidak berkedip selama beberapa waktu. Ia melihat semua pengawal di sekelilingnya membungkuk saat Althon, Anthony, dan para pengawal menuruni tangga. Brody bergegas membungkuk, meneguk ludah berkali-kali. “Apa yang akan dia lakukan padaku sekarang? Apakah pasukan ini akan mengeksekusiku? Sial, aku masih ingin hidup sekarang,” gumamnya. “Kau tampak sangat tegang, Brody,” ucap Althon, tersenyum. Para pengawal kembali berdiri tegak, begitu pun dengan Brod
Althon terbangun karena suara alarm. Saat menoleh ke samping, ia tidak melihat Brody. Ia membasuh wajah di wastafel, mengintip keadaan luar melalui jendela. “Brody sedang berolahraga. Dia sangat bersungguh-sungguh untuk bergabung menjadi pasukanku. Bagaimana reaksinya saat tahu aku adalah bosnya kelak?”Althon merenggangkan badan. “Aku sebaiknya tidak mengganggu Brody.”Althon meninggalkan restoran setelah sarapan. Beberapa pengawal akan mengelola restoran mulai hari ini. Ia tidak sabar untuk mengejutkan Anthony sekaligus penasaran misi apa yang akan ia lakukan setelah ini. Brody tampak sangat antusias. Ia nyaris selalu tersenyum, mengamati jalanan. “Ke mana kita akan pergi? Kau belum memberitahuku.”“Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, Brody. Kau akan tahu saat kau tiba di rumah bosku. Kau bisa tertidur selama dalam perjalanan.”Brody mendengkus kesal. “Kau pasti tidak akan membangunkanku. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan baik ini.”Rombongan mobil tiba di bandara. “Kita ak