Share

Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO
Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO
Penulis: Scorpio_Girl

(Chapter 1) One night with you

"Kenapa kepalaku pusing sekali?" gumam Elviara, merasakan pening dan penglihatan yang mulai kabur. 

Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun yang ke 17 Revina, adik tiri Elviara. Walau mereka bukan saudari kandung, tapi hubungan keduanya sangat baik, dan itulah alasan Elviara menghadiri ulang tahun adik tersayangnya itu. 

Hanya saja, entah apa yang terjadi, di tengah pesta, Elviara merasa dirinya mulai pening. Mungkin ia minum terlalu banyak anggur?

Merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, gadis bergaun hitam dengan bagian punggung sedikit terbuka itu berjalan tertatih berusaha untuk keluar dari ruang pesta. Namun, tak lama sebuah tangan menahannya.

"Kakak, ada apa kak?"

Elviara menoleh, seorang gadis berambut pirang tampak berdiri di hadapannya dengan wajah khawatir. Itu adalah Revina Adiwijaya, adik tiri Elviara. 

"Kakak terlihat pucat ...."

"Aku ... tidak apa-apa," balas Elviara, tapi jalannya yang agak terhuyung membuat sang adik memegang kedua pundaknya. 

"Tidak, kak. Kakak harus istirahat." Revina memaksa, lalu melirik ke arah seorang pelayan.  

"Pelayan, tolong antar kakak ke kamarnya!" panggil Revina. 

"Baik nona." 

Memperhatikan kepergian Elviara, ekspresi khawatir Revina perlahan berubah menjadi sinis dan keji. “Elviara, nikmatilah malam yang sudah kusiapkan untukmu.”

** 

"Aldo, siapkan kamar untuk saya! Saya ingin beristirahat sekarang!" ucap laki-laki tampan bertubuh tinggi atletis bak artis korea itu.

"Baik tuan!" 

Ketika ia sedang sendiri, seorang pelayan datang menawarkan sebuah minuman kepadanya, "Maaf saya tidak minum!"

Dengan suara beratnya, laki-laki tampan itu tegas menolak minuman yang dibawa oleh seorang pelayan di depannya. Ya, memang ia terbiasa hanya menerima minuman atau makanan dari orang kepercayaannya, tapi biar bagaimanapun ia tidak boleh lengah karena banyak orang yang menginginkan posisinya.

Dia Bara, Elbara Alexander. Tuan muda dan satu-satunya penerus Alexander Corporation yang kebetulan berkunjung di kediaman tuan besar, dan naasnya lagi tanpa ia ketahui ternyata dirinya telah di jodohkan dengan seorang gadis yang tak ia kenal. 

'Ini konyol ...' pikir Bara seraya memijit pelipisnya. 'Kenapa harus menikah dengan orang asing untuk mewarisi perusahaan?! Apa hubungannya!?' gerutunya dengan wajah keras, tak mengerti jalan pikiran kakeknya. 

"Tuan, kamarnya sudah siap!" ucap Aldo yang tak lain adalah sahabat sekaligus tangan kanannya. 

Bara mengangguk, dengan raut wajah lelahnya, ia mulai melangkah meninggalkan ramainya pesta yang digelar di perusahaan kakeknya. 

KLIKKK. 

“Huhhh," Bara membuang nafas beratnya seraya berjalan memasuki kamar pribadinya ketika ia berkunjung di perusahaan ini.

Bara melonggarkan dasinya, tanpa menatap ke arah lain ia langsung masuk kedalam kamar mandi. Mungkin Bara sangat lelah, mengingat ia baru saja sampai di Indonesia dua jam lalu dan harus datang ke acara perusahan kakeknya. 

"Shhhh, panas sekali." 

Bara sedikit terkejut mendengar desisan seorang wanita dan suara percikan air dari dalam kamar mandi pribadinya. Bara menajamkan pendengarannya, dengan penuh kewaspadaan laki-laki itu melangkahkan kakinya mendekat ke arah tirai. 

Srakkkk. 

Mata Bara terbelalak melihat seorang gadis berdiri di bawah kucuran air shower hingga menampakkan lekuk tubuh gadis itu. 

Bara menelan salivanya susah payah melihat tubuh wanita yang tak dikenalnya itu, bahkan tanpa sadar jika miliknya kini telah menyembul di bawah sana. 

"Akhhh sialan," umpat Bara. 

Bara yang masih terdiam di tempatnya sedikit terkejut melihat gadis itu mulai mendekat ke arahnya. 

"Tolong aku …" lirih gadis itu.

"Permainan apa lagi ini?" batin Bara. 

Baju yang dikenakan oleh Bara akhirnya ikut basah akibat ulah gadis asing yang kini berdiri di depannya. Dengan perasaan yang bercampur aduk, Bara menatap manik mata gadis yang tengah diselimuti oleh gelora hawa nafsu.

"Ini sangat panas," lirih gadis itu lagi. 

Bara yang sedari tadi mencoba untuk menekan hasratnya akhirnya tidak lagi bisa menahan diri. “Karena memang kamu memintanya, maka akan kuberikan yang kau inginkan.” Dia pun mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya ke atas kasur. 

Gadis itu membuka pakaiannya hingga menampakkan belahan dadanya yang menyembul sempurna berbalut bra berwarna merah menantang. 

"Shhhh," desis gadis itu saat Bara mulai mengecup leher jenjangnya. 

Bara yang menindih gadis itu pun perlahan menanggalkan pakaiannya dan lebih agresif dalam permainan itu. 

"Shhhh," desis gadis itu lagi ketika merasakan ada sesuatu yang memaksa masuk dari bawah. 

Bara mengernyitkan dahinya, ketika melihat ekspresi gadis yang saat ini tengah berada di bawah kungkungannya itu. 

Kenapa gadis itu tampak kesakitan? Dia seorang wanita penghibur, kenapa sikapnya seperti seorang gadis yang tak pernah disentuh? 

Namun, keraguan bara tidak bertahan lama. Ketika lenguhan terdengar dari bibir mungil gadis tersebut, diikuti dengan bulir air mata yang menuruni wajah manis itu, hasrat yang lama tak pernah terlampiaskan langsung membuncah. 

Bara mencium bulir air mata tersebut dan berbisik, "Bertahanlah sedikit." 

Malam itu pun berlalu dengan panas dan penuh gairah. Bahkan Bara tak bisa menghentikan dirinya, sampai akhirnya dia mencapai puncak dan membuat gadis itu terkulai lemas tak berdaya. 

Memperhatikan wajah cantik tak berdaya itu, Bara bertanya-tanya, kenapa dirinya bisa melakukan hubungan dengan normal hanya dengan gadis ini? 

Bara pun mengulurkan tangannya dan perlahan menyentuh wajah gadis tersebut. Dengan mata yang seiring waktu terpejam, dia berucap, "Kamu milikku ..."

** 

Elviara mengerjapkan matanya, ketika merasakan denyutan di kepala. 

"Shhhh, dimana ini?" 

Elviara menoleh ke samping dan betapa terkejutnya gadis itu mendapati seorang laki-laki yang sama sekali tak ia kenal tidur di sampingnya. 

Dengan keadaan yang tidak sepenuhnya ingat pada kejadian semalam, Elviara memaksakan diri untuk kembali mengingat apa yang terjadi padanya. Hingga beberapa potong ingatan malam panasnya bersama laki-laki di sampingnya ini melintas di pikirannya. 

"Astaga," lirih Elviara seraya menutup mulutnya. Matanya memancarkan kengerian. 'Apa yang sudah kulakukan!?'

** 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status