Share

(Chapter 8)

Baru kali ini Elviara berani menatap mata Bara cukup lama. Tak bisa dipungkiri jika dirinya sangat kesal dengan Bara, bagaimana tidak, di dalam surat pembatalan itu seakan dia tak memiliki harga diri lagi. "Saya lebih baik menjadi pembantu bapak seumur hidup, dari pada harus menemani Bapak tidur!"

Bara terkekeh mendengar ucapan Elviara, "Memangnya, menemani tidur itu, di dalam otak kamu tergambar seperti apa, hmmm?" 

"Ya, yang pasti saya harus melayani bapak."

"Melayani bagaimana, hmmm?" Bara semakin mengikis jarak diantara mereka.

Elviara dibuat panik dengan ulah Bara, "Ya ... yang seperti itu, sudah tidak usah di bahas pak, yang pasti saya tidak akan mau menemani bapak tidur!" 

"Dasar otak mesum," sahut Bara sembari mendengus mencemooh.

"PAK?"

Bara kembali mengambil surat perjanjian itu. “Saya rasa, syarat pembatalan kontrak ini cukup sebanding dengan apa yang akan saya berikan untuk mu!” ucap Bara, ketika Elviara tengah membaca ulang surat perjanjian itu.

‘Sebanding? Apa sebegitu rendahnya aku dimatanya?’ batin Elviara.

“Saya akui, semua yang bapak tawarkan memang akan sangat membantu saya. Tapi, maaf harga diri saya tidak serendah itu!” ucap Elviara.

Bara tersenyum tipis. memang gadis aneh, baru kali ini Bara berjumpa dengan gadis yang tidak tergoda dengan hartanya, ‘Menarik.’

“Kalau kamu tidak puas dengan syarat dari saya, kamu bisa menambahkan klausa didalam syarat pembatalan perjanjian ini! Lagi pula, bukannya kamu juga sangat membutuhkan uang untuk membantu membiayai pengobatan adik kamu?” ucap Bara.

Elviara terdiam, mempertimbangkan apa yang baru saja dikatakan oleh Bara. Mengingat, akhir-akhir ini, keluarganya tak lagi memperdulikan dirinya dan saudari kembarnya.

“Kalau begitu, bagaimana kalau pak Bara memberikan kompensasi satu Miliar, jika pak Bara membatalkan kontrak itu?” 

Tentu saja Bara menertawakan syarat yang baru saja diajukan oleh Elviara, “Itu kecil untuk saya. kalau begitu, saya bisa kapan saja membatalkan kontrak itu!”

Elviara menggigit bibirnya, bimbang. Benar apa yang dikatakan oleh Bara, ini terlalu mudah untuk orang sekelas tuan muda Alexander.

“Jika saya membatalkan perjanjian ini, maka, setengah dari saham perusahaan saya, akan saya berikan untuk mu! Apa itu cukup?”

Belum ada satu jam dirinya berada di dekat Bara, namun, pria itu sudah berkali-kali membuatnya terkejut, “Saya rasa, ini sangat berlebihan.”

Bara tersenyum mendengar kalimat Elviara, “Hanya dengan begini perjanjian kita akan seimbang!”

Bara menatap Elviara yang masih terlihat ragu dengan surat perjanjian itu, “Apalagi yang membuatmu ragu?”

Elviara menggelengkan kepalanya, “Ti-tidak ada.”

“Kalau tidak ada yang diragukan lagi, kamu bisa menandatanganinya sekarang!”

Elviara membaca sekali lagi dua surat perjanjian itu sebelum menandatangani surat kedua dari perjanjian itu, membuat Bara tersenyum tipis.

TOK TOK TOK.

"Ehemmm," deham Bara mendengar seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya. 

Pelukan Bara di pinggang Elviara sedikit merenggang, memberikan kesempatan untuk gadis itu beranjak pangkuannya.

Sania yang baru saja masuk kedalam ruang kerja Bara, merasa sedikit canggung.

'Duh, sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat,' batin Sania. Di ruangan ber-AC seperti ini, bisa-bisanya keringatnya mengucur deras, takut jika atasannya itu marah karena kedatangannya.

"Ada apa?" Suara berat Bara memecahkan keheningan di ruangan itu.

"Ohh, ini pak. saya ingin menginfokan, jika hari ini ada sedikit perubahan jadwal meeting!" dengan ragu, Sania menjawab pertanyaan dari atasannya itu.

Bara menatap ke arah Sania dengan sebelah alis yang terangkat. Sania yang paham akan hal itu, segera bersuara memberitahukan jadwal kegiatan hari ini.

"Hari ini, perusahaan Glory Corporation meminta untuk melakukan meeting jam 10 pagi pak. Dari info yang saya dapat, mereka sedang mengejar waktu untuk kepentingan di luar negri, sehingga meminta untuk bertemu lebih awal!" 

Mendengar kalimat itu, Bara mengangguk paham seraya menatap ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "Kalau begitu segera bersiap, dan 10 menit lagi kita akan segera berangkat!" 

"Baik, kalau begitu, saya permisi!" dengan sopan Sania keluar dari ruangan itu.

Suasana di dalam ruangan itu kembali hening, membuat Elviara sedikit canggung. Gadis itu hanya bisa menatap Bara yang tengah sibuk bersiap tanpa berani mengganggu, walaupun hanya sekedar bertanya, mengingat betapa bahayanya laki-laki di depannya ini.

“Tolong kamu kesini!” Bara terlihat tengah menghubungi seseorang, dan tak lama pintu ruangannya terbuka.

“Ada yang bisa saya bantu, pak?”

“Hari ini, bawa nona Elviara untuk mempersiapkan diri!”

“Baik pak!” sahut Sania.

Mempersiapkan diri? Tentu saja Elviara binggung dengan maksud Bara.

“Mempersiapkan diri?” ulang Elviara.

“Ya, tentu saja kamu harus mempersiapkan diri untuk pertunangan kita!” 

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status