Share

(Chapter 7)

“APA?” mata Elviara membulat sempurna mendengar tawaran dari Bara.

Dalam hati, Elviara bertanya-tanya, apa ada yang salah dengan pendengarannya? Mana mungkin Bara menawarkan hal seperti itu kepada gadis biasa sepertinya?!

“Bapak, saya mohon jangan bercanda ….”

“Saya tidak bercanda. Saya serius. Bertunanganlah dengan saya selama satu tahun untuk menendang Meylani dari hidup saya, dan akan aku pastikan kamu bisa mendapatkan posisi memuaskan di perusahaan ini.”

Elviara menggigit bibir bawahnya pelan, mempertimbangkan hal ini. Dia memang memerlukan pekerjaan ini, tapi … dengan bersandiwara sebagai tunangan pria tersebut.

“Saya … tidak akan diminta untuk melakukan hal yang tidak-tidak, bukan? Hanya sandiwara saja …” tanya Elviara ragu.

Mendengar pertanyaan itu, alis kanan Bara meninggi, tampak terhibur. “Kalau kamu mau, tentu saya tidak akan menolaknya.”

“Tidak! Saya tidak mau melakukan yang tidak-tidak!” tegas Elviara dengan mata berkaca-kaca, merasa kesal bercampur malu dengan godaan pria di depan mata.

“Heh, sayang sekali.” Bara menyeringai dan mendengus, “Kalau begitu, cukup sandiwara yang meyakinkan saja. Saya jamin tidak akan melakukan hal aneh padamu.” Pria itu memandang Elviara penuh makna. “Terkecuali kamu menginginkannya.”

Tangan Elviara mengepal, tahu pria itu sedang mengejeknya. Namun, dia terdiam sesaat dan berpikir lagi. Kalau memang hanya bersandiwara untuk satu tahun, demi mendapatkan pekerjaan dan pemasukan, harusnya tidak masalah, bukan?

Tidak sabar dengan diamnya Elviara, Bara pun menghela napas kasar dan berucap, “Kalau tidak mau, ya sudah. Silakan kamu keluar dan–”

“Terima!” potong Elviara dengan panik.

“Hmm?” Bara menaikkan alis kanannya. “Kamu bilang apa?”

Elviara menatap Bara dengan wajah terpojok dan berkata, “Saya bersedia menerima tawaran Bapak.”

Sebuah seringai memesona terlukis di wajah Bara seiring dirinya menatap Elviara puas. “Keputusan bagus, Elviara. Sudah kuduga kamu cerdas.” Kemudian, dia pun menatap ke arah pintu. “Aldo!”

Krietttt.

Pintu ruang kerja Bara pun terbuka, terlihat pria berparas tampan dengan mata sipitnya itu masuk ke dalam ruangan untuk kemudian berkata, “Ya, Pak?”

“Perjanjiannya.”

Aldo menganggukkan kepala dan meletakkan surat perjanjian yang telah dipersiapkan ke atas meja. “Ini, Pak.”

“Kerja bagus. Kamu boleh pergi. Aku akan membicarakan sisanya dengan gadis ini,” titah Bara, yang langsung diikuti oleh kepergian Aldo.

Usai pintu kembali tertutup, Bara menatap Elviara, membuat gadis itu agak tersentak kaget. “Kemari,” titahnya, yang langsung membuat gadis itu terdiam bingung. “Apa kamu tidak ingin melihat surat perjanjian ini?”

Dalam hati Elviara, dia bertanya-tanya. Bukannya dari tempatnya duduk juga bisa dirinya membaca surat itu? Lagi pula, hanya perlu memberikan surat itu kepadanya, kenapa harus repot beranjak menghampiri pria tersebut?

Namun, tahu betapa emosional dan tidak sabarannya Bara, Elviara langsung berdiri dan mendekati pria tersebut. 

Tak disangka-sangka, saat Elviara tiba di sisi Bara, pria itu langsung menarik pinggang gadis tersebut, membuat Elviara memekik, “Apa yang Bapak lakukan!?” Dia semakin panik saat Bara mendudukkannya di pangkuan.

“Kamu akan menjadi tunangan sandiwaraku, jadi ini adalah latihan pertama. Bagaimana orang bisa percaya kalau hanya seperti ini saja kau sudah berteriak?” ucap Bara sembari mendengus dingin. Kemudian, dia bertitah, “Sekarang, fokus saja dengan kertas ini.”

Berada di posisi ini, tentu saja membuat jantung Elviara berdebar tak beraturan. Namun, pria itu ada benarnya. Bagaimana bisa orang percaya kalau seperti ini saja Elviara sudah bereaksi besar.

Dengan usaha menahan kecanggungan, juga menekan darahnya yang berdesir tiap kali Bara mengucapkan sesuatu di dekat telinganya, Elviara mulai membaca isi kontrak. Seketika, gadis itu pun membelalak.

Rumah, mobil, dan segala kebutuhan harian Elviara akan ditanggung oleh Bara. Tak cuma itu, dia bahkan bisa mendapatkan jabatan di perusahaan dan gaji bulanan yang cukup fantastis.

Bagaimanapun Elviara melihatnya, dia tidak dirugikan di sini!

Akhirnya, tanpa membuang waktu lebih lama lagi–terlebih karena dirinya sangat jengah berada di posisi tersebut, Elviara langsung menandatangani kontrak tersebut.

“Ini …” ucap Elviara seraya memberikan lembaran surat perjanjian tersebut kepada Bara. “Sekarang, sudah boleh melepaskan saya ‘kan, Pak?”

Bara tertawa rendah dan melepaskan Elviara. Dia menerima surat tersebut dan membolak-balik halamannya. “Semudah itu menandatangani kontrak, hati-hati di kemudian hari kamu akan ditipu orang, Elviara,” ujar Bara.

Kening Elviara berkerut. “Isi kontrak sesuai dengan kesepakatan, apa yang membuat Pak Bara bicara begitu?”

“Kamu sudah lihat syarat pembatalan kontrak?”

Elviara mengerjapkan mata. Tidak terpikirkan olehnya untuk membatalkan kontrak, terutama karena sudah tidak betah berada di pangkuan Bara, membuat Elviara hanya membaca sekilas bagian tersebut.

“Apa … ada masalah? Bukankah hanya perlu kesepakatan dua pihak?” ujar Elviara.

Kemudian, Bara pun tersenyum penuh makna saat dia menyimpan surat perjanjian itu ke dalam amplop cokelat. “Benar, dan saya hanya akan sepakat kalau kamu tidur dengan saya.”

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status