Usai kejadian pahit itu,Ruby memilih lebih menyibukkan dirinya di toko Florist yang semakin hari semakin ramai pelanggan.Dengan semangat ia membuka pintu tokonya,namun pagi yang cerah itu membuatnya tiba-tiba mendung saat ia lihat sosok Zack berdiri di depan pintu.
"Ya Tuhan....mau apalagi kau!"Teriak Ruby merasa kesal karena kehadiran Zack."Sayang..."Seru Jack mengejar Ruby yang berlari masuk."Sayang...dengarkan aku dulu!"Pinta Zack sembari meraih bahu Ruby.Ruby menepis tangan Zack dari bahunya,"Jangan memanggilku sayang,aku jijik kata-kata itu keluar dari lelaki sepertimu!"Ucap Ruby geram."Kita sudah putus!Jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi,aku jijik mendengarkannya!!"Ucap Ruby dengan ekspresi jijiknya.Zack meraih tubuh Ruby dan memelukkan dengan erat."Lepas...!"Teriak Ruby berontak."Ijinkan aku memelukmu sayang,aku rindu sekali."Ucap Zack tetap memeluk Ruby meskipun Ruby berontak."Lepaskan aku!!!!"Teriak Ruby sembari menendang "Adik Kecil" Zack dengan dengkulnya.Zack melepaskan pelukannya dan teriak kesakitan sembari memegangi itu nya.Ruby tertawa terbahak-bahak melihat Zack kesakitan."Tahu rasa kau!"Gumam Ruby sembari tersenyum puas."Sayang,kenapa kau jadi kasar begini?"Tanya Zack heran."Kau yang membuatku begini,kesetiaanku kau balas dengan pengkhianatan!"Jawab Ruby menggebu."Sayang,aku minta maaf ya...kita mulai dari awal lagi."Pinta Zack sembari meringis menahan rasa sakit.Ucapan Zack yang seolah tak menghargai pengorbanan Ruby selama 5 tahun kemarin membuat Ruby geram."Memulai dari nol katamu?Laki-laki tidak tahu diri!!!"Teriak Ruby geram.Tanpa basa basi lagi,Ruby mendorong tubuh Zack dengan sekuat tenaga untuk keluar dari tokonya."Pergi kau laki-laki sialan!"Teriak Ruby mengusirnya,hingga mereka jadi pusat perhatian."Sayang...jangan begini,malu di lihat orang." Rayu zack menahan rasa malu di wajahnya.Ruby yang kesetanan sekali lagi mendorong tubuh Zack hingga ia tersungkur ke tanah."Jangan pernah ganggu hidupku lagi,atau aku akan telepon polisi!!!"Ucap Ruby mengancam Zack.Zack yang merasa kehilangan muka,lalu berdiri dari tempatnya tersungkur.Lalu ia berlari masuk ke mobil dan pergi berlalu.Melihat mantannya pergi,Ruby menghela nafas panjang.Ia lalu berjongkok di depan tokonya sembari menangis sesenggukan.Ia benar-benar kesal dengan tingkah Zack yang seolah tak merasa bersalah telah merusak paginya.Orang-orang yang berlalu lalang di depan tokonya pun hanya menatap aneh Ruby yang menangis sesenggukan.Hari itu ia putuskan untuk menutup tokonya,harinya berubah jadi suram.Ia memutuskan mengurung diri di kamar.Tangisnya pecah,ia merasa sangat kesal.Apalagi melihat sikap Zack yang tak merasa bersalah.Ia lupa Ruby juga manusia yang memiliki perasaan,terutama perasaan cinta yang besar untuk Zack.*** ***Tidak henti-hentinya Zack menciumi pipi kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang dan rasa gemas."Iiiii....iiihhhh"Seru Ruby merasa geli karena sedari tadi Zack tanpa henti menciuminya."Aku sayangggggggggggggggggggg banget sama kamu."Ucap Zack menatap mata kekasihnya sangat dalam.Pipi Ruby memerah mendengar ucapan kekasihnya."Memang sesayang apa kamu sama aku?"Tanya Ruby menggoda."Tak bisa di ukur,yang jelas segini..."Ucap Zack sembari merentangkan kedua tangannya untuk menggambarkan seberapa besar cintanya.Ruby tertawa terbahak-bahak,"Kok malah tertawa?"Tanya Zack dengan ekspresi cemberut karena merasa ungkapannya tak di hargai.Ruby lalu mendekatkan wajahnya ke arah Zack,lalu mengecup bibir Zack dengan malu-malu.Wajah Zack semu merah,wajahnya berubah ekspresi.Ia merasa malu karena ungkapan sayang Ruby lebih berani daripada dirinya."Aku juga sayang sekali padamu."Bisik Ruby di telinga Zack.Membuat Zack memanas,lalu ia tarik badan Ruby dan mengecup bibirnya.Kisah cinta Ruby dan Zack sesungguhnya sangat hangat dan indah.Mereka saling mensupport satu sama lain dalam karir,awalnya pun Zack juga sangat setia kepada Ruby.Entah apa yang membuat Zack berubah,sejak puncak kesuksesannya.Ia tak lagi ada waktu untuk Ruby,namun Ruby berusaha menepisnya.Ia tetap setia dengan kekasihnya.Sampai ia mendengar seseorang melapor bahwa Zack berselingkuh dengan beberapa wanita.Diam-diam Ruby memasang cctv tanpa sepengetahuan Zack.Dari situlah ia sadar Zack sering bercumbu dengan beberapa wanita di dalam ruang kerjanya.Ruby merasa terkhianati,5 tahun bersama dalam suka duka tak dapat membuat Zack menjadi miliknya.*** ***Bel ruko pun berbunyi,Ruby dengan sigap mengusap air matanya.Lalu mengecek cctv rukonya.Ia melihat sosok ibunya telah berdiri di depan pintu tokonya.Cepat-cepat ia membasuh wajah di wastafel dan memastikan bahwa tak terlihat sembab.Rose Stanley adalah ibu kandung Ruby Jane,ia nampak menahan amarah saat menunggu putrinya membukakan pintu.Saat pintu terbuka,Ruby dengan cepat memeluk ibunya.Namun sayang,pelukan itu tampak di tepis oleh ibunya dengan menyingkirkan badan Ruby dari hadapannya.Dengan wajah dingin dan penuh amarah,ia memasuki toko Florist putrinya."Kau putus dengan Zack?"Tanya Rose membelakangi Ruby,dengan kedua tangan ia taruh di pinggang.Ruby yang masih terkejut dengan penolakan ibunya tadi semakin terkejut lagi saat ia mendengar pertanyaan ibunya soal kabar putus dirinya dengan Zack."Ibu tahu darimana?"Tanya Ruby ragu-ragu."Iya atau tidak,jawab dengan pasti!"Hardik Rose."Iya bu."Jawab Ruby dengan singkat.Ia yakin Rose akan sangat marah mengetahui kandasnya hubungan ini.Rose membalikkan badannya,berjalan dengan memasang ekspresi dingin kepada putrinya."Bodoh!"Bentak Rose tepat di depan wajah Ruby.Ruby tersentak kaget,saat berhadapan dengan ibunya,seolah ia kehilangan nyali.Tak seperti berhadapan dengan Zack."Bu,aku bisa jelaskan!"Ruby berusaha menjelaskan alasan putus mereka."Wanita bodoh!!!Aku tidak butuh penjelasan,kalian ini sudah pernah hidup bersama,bisa-bisanya kalian putus!Mau di taruh mana wajah ibumu ini!Kau dulu mengemis padaku saat aku tidak setuju ketika kau meminta ijin untuk hidup bersama dengan Zack."Teriak ibunya setengah memaki.Ruby tampak ketakutan menghadapi amarah ibunya.Rose adalah seorang ibu berhati dingin,sejak dulu Ruby selalu merendah di hadapan ibunya.Benar atau salah di mata Rose tetaplah salah.Ruby hanya bisa diam,mengalah,dan menerima karakter ibunya itu."Bu,ampuni aku.Zack berselingkuh dengan banyak wanita,dia tidak setia bu.Hatiku sakit sekali..."Ucap Ruby sembari memegang tangan ibunya.Rose melepaskan tangan Ruby,"Itu urusanmu,kalian sudah janji menikah.Aku memberimu waktu 5 tahun dan hasilnya seperti ini???""Bu...Zack berselingkuh bu,bagaimana aku bisa menerimanya."Seru Ruby berharap ibunya bisa mengerti."Kau melawak?Kau pikir bagaimana hatiku 5 tahun lalu saat kau mengemis untuk hidup bersamanya dan memastikan akan menikah?Dengan berat aku melepas anak gadisku untuk hidup bersama laki-laki tanpa status pernikahan.Kau pikir aku tidak tersiksa selama 5 tahun ini was-was takut kau hamil sebelum Zack menikahimu!!!" Jelas Rose dengan ekspresi kecewa."Bu,maafkan aku tidak bisa menepati janjiku."Ucap Ruby dengan derai air mata.Dengan mata yang memerah menahan tangis,Rose beranjak dari tempatnya."Itu urusanmu,dia telah menempelkan noda pada anak gadisku.Dia juga yang harus membersihkannya dan menjaganya!"Ucap Rose sebelum meninggalkan putrinya."Ibu....ampuni aku."Seru Ruby lirih saat melihat punggung ibunya berlalu.Hari apakah ini,seolah dunia dan manusianya menghukum Ruby.Sejak pagi hingga sore hatinya di buat tercabik-cabik.Terlebih melihat kemarahan ibunya.Ruby menyadari kesalahannya 5 tahun lalu,saat itu dia terlalu mencintai Zack hingga berkorban apa saja demi kekasihnya."Ya Tuhan...ampuni aku."Ucap Ruby lirih,dalam tangis yang menyayat hati.Dengan langkah gontai,ia menutup kembali pintunya yang terbuat dari kaca itu.Namun ia tersentak kaget saat melihat sesosok pria yang menempelkan wajahnya ke pintu kaca sembari menatap Ruby dengan perasaan aneh.Ruby terkejut,dan mengusap air matanya.Ia lalu membuka pintu dan menemui pria itu."Maaf toko kami tutup hari ini."Seru Ruby kepada pria itu.Pria itu menatapnya lama,Ruby pun merasa heran dengan tatapan itu.Ia takut ada yang aneh di wajahnya."Aku sedang butuh bunga untuk pacarku."Sahut pria itu."Ta-tapi."Belum sempat Ruby melanjutkan kata-katanya pria itu langsung masuk kedalam toko dan melihat-lihat macam-macam bunga di dalamnya."Menurut Nona,bunga apa yang cocok untuk seorang wanita yang manja."Tanya pria itu sembari menelusuri setiap macam bunga yang nampak indah di matanya."Maaf tapi hari ini toko libur."Ucap Ruby menolak menjawab pertanyaan pria itu.Pria itu lalu membalikkan badan dan menatap Ruby dengan hangat."Pilihkan satu macam bunga yang kau sukai."Pinta pria itu,membuat Ruby kaget."Maksud anda?"Tanya Ruby heran."Wanita paling suka bunga apa?"Tanya pria itu lagi seolah tak menghiraukan ucapan Ruby.Ruby menghela nafas panjang,ia tahu.Pria ini tidak akan mempedulikan ucapannya lagi.Dengan berat hati ia melayani pelanggannya sore ini."Aku sarankan bunga Lily,cocok sekali untuk pacar anda."Jawab Ruby meladeninya."Baiklah aku mau 10 tangkai,tolong hias dengan cantik."Pinta pria itu."Beri juga tulisan ( Bunga ini secantik dirimu dari "Bryan") ya."Pintanya sekali lagi.Ruby mengangguk,sembari menuliskan permintaan pelanggannya itu.Pria itu melirik hasil tulisan Ruby,ia mengangguk setuju."Berapa?"Tanya pria itu."875.000."Jawab Ruby.Saat ia menerima uang pelanggannya itu,ia menatap sekilas ke arah wajah pria itu,sepertinya sangat familiar sekali.Ruby mencoba mengingat-ingat sembari menghitung uang kembaliannya.Diam-diam pria itu mengamati mata Ruby yang sembab."Kau baik-baik saja?"Tanya pria itu tiba-tiba.Ruby terkejut mendengarnya."Ya,aku baik-baik saja."Jawab Ruby singkat.Lalu tiba-tiba tetes hujan berjatuhan membasahi jalanan.Seketika ingatan Ruby kembali saat ia berada di pantai Sandiego.Yah,pria di hadapannya ini adalah pria yang memberinya payung saat itu.Suasana menjadi sendu dan sejuk,seketika ada perasaan yang aneh saat ia bersama pria itu.Begitupun sebaliknya.Apakah ini sebuah takdir atau hanya kebetulan semata...BersambungSuasana menjadi begitu sejuk mendekati dingin,ingatan Ruby kembali ke beberapa waktu silam.Saat ia bertemu dengan seseorang yang sangat manly,yang menawarkan payungnya untuk ia pinjam.Kini seolah dejavu yang nyata.Pria itu berada di hadapan Ruby untuk yang kedua kalinya.Tatapan hangatnya sama sekali tidak berubah,desiran aneh berkecamuk di hati Ruby.Begitupun sebaliknya,pria di hadapannya pun tiba-tiba jadi salah tingkah saat Ruby menatap balik ke arahnya." Seperti kita pernah bertemu sebelumnya."Ucapan Ruby terdengar terbata.Pria bernama Bryan (ya sesuai tulisan di kartu ucapan) itu tersenyum tipis,"Ya,kita pernah bertemu di pantai Sandiego."Jawabnya dengan sumringah,nampak raut senang karena Ruby masih mengingatnya."Wow..."Ruby merasa takjub." Nampaknya dunia begitu sempit ya..."Lanjut Ruby lagi.Bryan tertawa,entah mengapa ia terlihat begitu bahagia dengan tawa dan senyum yang merekah."Atau mungkin takdir..."Sahut Bryan membuat Ruby tertegun.Menyadari sikap Ruby,Bryan sontak
"Masuklah,akan ku buatkan kau secangkir kopi"Ucap Ruby menyuruh Bryan masuk ke dalam tokonya.Brian menggeleng,"Ikut aku sebentar..."Ucap Bryan mengajak Ruby keluar malam itu.Lagi-lagi Ruby menuruti permintaan Bryan.Ia bergegas mengganti bajunya dan pergi bersama Bryan mengendarai motornya.Hembusan angin malam menemani mereka berdua malam itu,hingga sampailah Bryan ke tepian pantai Sandiego.Ruby lalu turun,dan berusaha melepaskan helmnya.Di ikuti Bryan yang juga turun dari motornya.Ia membantu Ruby melepas pengait helmnya."Terima kasih "Ucap Ruby lirih.Bryan tersenyum membalasnya."Jadi kau mengajakku kemari?"Tanya Ruby heran.Bryan mengangguk,"Tempat pertama kali kita bertemu."Ruby merasakan desiran indah saat Bryan mengatakan hal itu.Ini menjadi seperti sebuah memori yang tak terlupakan tanpa mereka sadari.Keduanya berjalan beriringan,melihat Ruby hampir terjatuh.Dengan sigap Bryan menggenggam tangan Ruby,jantung Ruby serasa mau copot.Lalu mereka duduk beralaskan pasir panta
Ia rebahkan tubuh langsingnya ke atas kasur,tangannya tak lepas menggenggam jemari Mario yang dingin.Daniela seolah masa bodo dengan kejadian kemarin malam.Matanya sudah terhipnotis ketampanan Mario,perasaannya di penuhi cinta yang ganas dan membabi buta. Sementara itu Mario terdiam di sampingnya,menatap langit-langit kamar Daniela.Ada sedikit rasa sesal di benaknya,mengapa ia begitu tega mengkhianati sahabatnya sendiri. Melihat Mario melamun,Daniela sontak bangun dari pembaringannya.Ia lalu berbisik sesuatu kepada laki-laki selingkuhannya itu. "Kau kenapa sayang? "Bisik Daniela dengan dengusan nafas yang sengaja ia hembuskan di sekitar leher Mario yang seketika meremang. Mario mengalihkan pandangannya ke Daniela,"Aku kepikiran soal Bryan,menurutmu apa kita sangat keterlaluan?"Tanya Mario di sertai raut wajah gusar. "Lupakan urusan dia,yang penting adalah kita berdua sekarang."Jawab Daniela acuh. "Dia sahabatku. " Hardik Mario. "Kalau kau menganggapnya sahabat sejak awal
"Ya Tuhan....kenapa sulit untukku memejamkan mata......"Gerutu kesal keluar dari mulut Bryan. Malam ini ia seperti terbayang-bayang wajah Ruby sejak pagi tadi. "Wanita itu sungguh menghipnotisku,ini gilaaaaaaaaaaaaaa....."Teriak Bryan sembari memukul dadanya. "Tidak tidak....,aku tidak boleh semudah itu jatuh cinta.Ini tidak mungkin,saat bersama Daniela aku butuh waktu beberapa bulan untuk yakin bahwa aku benar-benar mencintainya.Tetapi kenapa dengan Ruby hanya sebentar saja...."Ucap Bryan tak percaya dengan perasaannya sendiri. Bryan bangkit dari tempat tidurnya,ia mondar mandir kesana kemari.Sesekali ia raba dadanya dan merasakan ritme jantungnya tak beraturan. "Besok aku harus ke dokter,pasti ada yang salah dengan jantungku."Ucap Bryan merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Lalu ia kembali lagi berbaring di tempat tidurnya,kelimpang kelimpung di atas kasur.Sesekali mengucek matanya dan berusaha memejamkan matanya. "Apa mungkin aku terlalu banyak tidur?"Tanya Brya
"Lima tahun lagi kita menikah ya..."Ucap Zack sembari mengelus poni Ruby yang sedang duduk berhadapan dengannya. Ruby membalasnya dengan seutas senyuman,pikirannya berlarian dalam angan di masa depan.Ada sedikit rasa ragu terbersit di hatinya.Lima tahun bukan waktu yang singkat.Akankah semua berjalan seperti yang mereka harapkan? "Sayang...kok melamun?"Seru Zack membuyarkan lamunan Ruby. "Kenapa pertanyaanku tidak kau jawab?"Tanya Zack keheranan. "Lima tahun ya...?"Lanjut Ruby. Zack mengangguk,"Kenapa sayang?" "Semoga perasaan kita tetap sama,dan harapan kita tercapai sesuai yang kita mau ya..."Jawab Ruby membuat Zack menyadari ketidak yakinan kekasihnya. "Kau meragukan ku?"Tanya Zack. Ruby menatap kekasihnya dengan seksama,membuat Zack merasa tak enak hati. "Aku hanya takut sekali semua yang kita lakukan sia-sia,dan 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar Zack..."Ucap Ruby dengan ekspresi wajah ragu. Zack rupanya sedikit tersinggung dengan ucapan Ruby,ekspresinya beru
Usai kejadian-kejadian yang menimpa Ruby,mengakibatkan dia jatuh sakit.Sejak ia bangun pagi tadi,badannya serasa lemas tak bertenaga.Ia tempelkan bahu tangannya ke keningnya,ia rasakan suhu panas yang sangat menyengat. "Huftt....sepertinya aku demam."Gumam Ruby dengan rasa tak nyaman di sekujur tubuhnya. Saat hendak bangun dari tempat tidurnya,tiba-tiba kakinya tak kuat untuk berpijak.Gubrakkkkkkk ia pun terjatuh ke lantai,rasanya sangat lemas sekali. Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa,ia mencoba membuka matanya lalu bergumam,"Bry...yan....". Namun matanya terasa sangat berat,saat ia melihat langit-langit kamarnya seperti menggelap dan tiba-tiba ia merasa seperti sedang tertidur lelap. Sementara itu,Bryan semalaman terjaga dari tidurnya sebab memikirkan kejadian Ruby dan ibunya di toko.Ia semakin khawatir akan keadaan Ruby,ia pun mengingat kejadian di pantai.Dimana Ruby menangis sesenggukan.Bryan pun yakin,Ruby kali ini merasakan perasaan yang sama seperti malam itu.
Derap langkah Ruby seolah mengisyaratkan ia sangat tergesa-gesa.Jantungnya berdegup kencang,nafasnya berderu.Dalam matanya setengah mengambang air mata yang sekuat tenaga ia tahan agar tidak terjatuh.Sebuah pintu yang berada tepat di depannya ia dobrak dengan sekuat tenaga.Brakkkkkkkkkkkkk!!!!Pintu terbuka dengan paksa,kedua sosok yang berada di dalam ruangan tersebut,berhambur karena rasa terkejutnya.Zack membelalak tajam saat tahu sosok yang mendobrak pintu itu adalah Ruby Jane,tangannya dengan sigap menutup kancing bajunya yang terbuka hampir mengekspos bagian perutnya yang bidang,sementara Rita pun tak kalah gugupnya dengan aksinya yang terpergok oleh kekasih Zack yaitu Ruby Jane.Tangan Rita pun berusaha merapikan kancing bajunya dan buru-buru memakai high heels yang tergeletak tak beraturan di lantai."Begini kelakuan kalian di belakangku!!!"Teriak Ruby hingga otot lehernya nampak jelas.Zack berlari ke arah Ruby,berusaha mengambil tangannya untuk ia genggam.Namun Ruby tampik.
Usai kejadian-kejadian yang menimpa Ruby,mengakibatkan dia jatuh sakit.Sejak ia bangun pagi tadi,badannya serasa lemas tak bertenaga.Ia tempelkan bahu tangannya ke keningnya,ia rasakan suhu panas yang sangat menyengat. "Huftt....sepertinya aku demam."Gumam Ruby dengan rasa tak nyaman di sekujur tubuhnya. Saat hendak bangun dari tempat tidurnya,tiba-tiba kakinya tak kuat untuk berpijak.Gubrakkkkkkk ia pun terjatuh ke lantai,rasanya sangat lemas sekali. Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa,ia mencoba membuka matanya lalu bergumam,"Bry...yan....". Namun matanya terasa sangat berat,saat ia melihat langit-langit kamarnya seperti menggelap dan tiba-tiba ia merasa seperti sedang tertidur lelap. Sementara itu,Bryan semalaman terjaga dari tidurnya sebab memikirkan kejadian Ruby dan ibunya di toko.Ia semakin khawatir akan keadaan Ruby,ia pun mengingat kejadian di pantai.Dimana Ruby menangis sesenggukan.Bryan pun yakin,Ruby kali ini merasakan perasaan yang sama seperti malam itu.
"Lima tahun lagi kita menikah ya..."Ucap Zack sembari mengelus poni Ruby yang sedang duduk berhadapan dengannya. Ruby membalasnya dengan seutas senyuman,pikirannya berlarian dalam angan di masa depan.Ada sedikit rasa ragu terbersit di hatinya.Lima tahun bukan waktu yang singkat.Akankah semua berjalan seperti yang mereka harapkan? "Sayang...kok melamun?"Seru Zack membuyarkan lamunan Ruby. "Kenapa pertanyaanku tidak kau jawab?"Tanya Zack keheranan. "Lima tahun ya...?"Lanjut Ruby. Zack mengangguk,"Kenapa sayang?" "Semoga perasaan kita tetap sama,dan harapan kita tercapai sesuai yang kita mau ya..."Jawab Ruby membuat Zack menyadari ketidak yakinan kekasihnya. "Kau meragukan ku?"Tanya Zack. Ruby menatap kekasihnya dengan seksama,membuat Zack merasa tak enak hati. "Aku hanya takut sekali semua yang kita lakukan sia-sia,dan 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar Zack..."Ucap Ruby dengan ekspresi wajah ragu. Zack rupanya sedikit tersinggung dengan ucapan Ruby,ekspresinya beru
"Ya Tuhan....kenapa sulit untukku memejamkan mata......"Gerutu kesal keluar dari mulut Bryan. Malam ini ia seperti terbayang-bayang wajah Ruby sejak pagi tadi. "Wanita itu sungguh menghipnotisku,ini gilaaaaaaaaaaaaaa....."Teriak Bryan sembari memukul dadanya. "Tidak tidak....,aku tidak boleh semudah itu jatuh cinta.Ini tidak mungkin,saat bersama Daniela aku butuh waktu beberapa bulan untuk yakin bahwa aku benar-benar mencintainya.Tetapi kenapa dengan Ruby hanya sebentar saja...."Ucap Bryan tak percaya dengan perasaannya sendiri. Bryan bangkit dari tempat tidurnya,ia mondar mandir kesana kemari.Sesekali ia raba dadanya dan merasakan ritme jantungnya tak beraturan. "Besok aku harus ke dokter,pasti ada yang salah dengan jantungku."Ucap Bryan merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Lalu ia kembali lagi berbaring di tempat tidurnya,kelimpang kelimpung di atas kasur.Sesekali mengucek matanya dan berusaha memejamkan matanya. "Apa mungkin aku terlalu banyak tidur?"Tanya Brya
Ia rebahkan tubuh langsingnya ke atas kasur,tangannya tak lepas menggenggam jemari Mario yang dingin.Daniela seolah masa bodo dengan kejadian kemarin malam.Matanya sudah terhipnotis ketampanan Mario,perasaannya di penuhi cinta yang ganas dan membabi buta. Sementara itu Mario terdiam di sampingnya,menatap langit-langit kamar Daniela.Ada sedikit rasa sesal di benaknya,mengapa ia begitu tega mengkhianati sahabatnya sendiri. Melihat Mario melamun,Daniela sontak bangun dari pembaringannya.Ia lalu berbisik sesuatu kepada laki-laki selingkuhannya itu. "Kau kenapa sayang? "Bisik Daniela dengan dengusan nafas yang sengaja ia hembuskan di sekitar leher Mario yang seketika meremang. Mario mengalihkan pandangannya ke Daniela,"Aku kepikiran soal Bryan,menurutmu apa kita sangat keterlaluan?"Tanya Mario di sertai raut wajah gusar. "Lupakan urusan dia,yang penting adalah kita berdua sekarang."Jawab Daniela acuh. "Dia sahabatku. " Hardik Mario. "Kalau kau menganggapnya sahabat sejak awal
"Masuklah,akan ku buatkan kau secangkir kopi"Ucap Ruby menyuruh Bryan masuk ke dalam tokonya.Brian menggeleng,"Ikut aku sebentar..."Ucap Bryan mengajak Ruby keluar malam itu.Lagi-lagi Ruby menuruti permintaan Bryan.Ia bergegas mengganti bajunya dan pergi bersama Bryan mengendarai motornya.Hembusan angin malam menemani mereka berdua malam itu,hingga sampailah Bryan ke tepian pantai Sandiego.Ruby lalu turun,dan berusaha melepaskan helmnya.Di ikuti Bryan yang juga turun dari motornya.Ia membantu Ruby melepas pengait helmnya."Terima kasih "Ucap Ruby lirih.Bryan tersenyum membalasnya."Jadi kau mengajakku kemari?"Tanya Ruby heran.Bryan mengangguk,"Tempat pertama kali kita bertemu."Ruby merasakan desiran indah saat Bryan mengatakan hal itu.Ini menjadi seperti sebuah memori yang tak terlupakan tanpa mereka sadari.Keduanya berjalan beriringan,melihat Ruby hampir terjatuh.Dengan sigap Bryan menggenggam tangan Ruby,jantung Ruby serasa mau copot.Lalu mereka duduk beralaskan pasir panta
Suasana menjadi begitu sejuk mendekati dingin,ingatan Ruby kembali ke beberapa waktu silam.Saat ia bertemu dengan seseorang yang sangat manly,yang menawarkan payungnya untuk ia pinjam.Kini seolah dejavu yang nyata.Pria itu berada di hadapan Ruby untuk yang kedua kalinya.Tatapan hangatnya sama sekali tidak berubah,desiran aneh berkecamuk di hati Ruby.Begitupun sebaliknya,pria di hadapannya pun tiba-tiba jadi salah tingkah saat Ruby menatap balik ke arahnya." Seperti kita pernah bertemu sebelumnya."Ucapan Ruby terdengar terbata.Pria bernama Bryan (ya sesuai tulisan di kartu ucapan) itu tersenyum tipis,"Ya,kita pernah bertemu di pantai Sandiego."Jawabnya dengan sumringah,nampak raut senang karena Ruby masih mengingatnya."Wow..."Ruby merasa takjub." Nampaknya dunia begitu sempit ya..."Lanjut Ruby lagi.Bryan tertawa,entah mengapa ia terlihat begitu bahagia dengan tawa dan senyum yang merekah."Atau mungkin takdir..."Sahut Bryan membuat Ruby tertegun.Menyadari sikap Ruby,Bryan sontak
Usai kejadian pahit itu,Ruby memilih lebih menyibukkan dirinya di toko Florist yang semakin hari semakin ramai pelanggan.Dengan semangat ia membuka pintu tokonya,namun pagi yang cerah itu membuatnya tiba-tiba mendung saat ia lihat sosok Zack berdiri di depan pintu."Ya Tuhan....mau apalagi kau!"Teriak Ruby merasa kesal karena kehadiran Zack."Sayang..."Seru Jack mengejar Ruby yang berlari masuk."Sayang...dengarkan aku dulu!"Pinta Zack sembari meraih bahu Ruby.Ruby menepis tangan Zack dari bahunya,"Jangan memanggilku sayang,aku jijik kata-kata itu keluar dari lelaki sepertimu!"Ucap Ruby geram."Kita sudah putus!Jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi,aku jijik mendengarkannya!!"Ucap Ruby dengan ekspresi jijiknya.Zack meraih tubuh Ruby dan memelukkan dengan erat."Lepas...!"Teriak Ruby berontak."Ijinkan aku memelukmu sayang,aku rindu sekali."Ucap Zack tetap memeluk Ruby meskipun Ruby berontak."Lepaskan aku!!!!"Teriak Ruby sembari menendang "Adik Kecil" Zack dengan dengkulnya.Za
Derap langkah Ruby seolah mengisyaratkan ia sangat tergesa-gesa.Jantungnya berdegup kencang,nafasnya berderu.Dalam matanya setengah mengambang air mata yang sekuat tenaga ia tahan agar tidak terjatuh.Sebuah pintu yang berada tepat di depannya ia dobrak dengan sekuat tenaga.Brakkkkkkkkkkkkk!!!!Pintu terbuka dengan paksa,kedua sosok yang berada di dalam ruangan tersebut,berhambur karena rasa terkejutnya.Zack membelalak tajam saat tahu sosok yang mendobrak pintu itu adalah Ruby Jane,tangannya dengan sigap menutup kancing bajunya yang terbuka hampir mengekspos bagian perutnya yang bidang,sementara Rita pun tak kalah gugupnya dengan aksinya yang terpergok oleh kekasih Zack yaitu Ruby Jane.Tangan Rita pun berusaha merapikan kancing bajunya dan buru-buru memakai high heels yang tergeletak tak beraturan di lantai."Begini kelakuan kalian di belakangku!!!"Teriak Ruby hingga otot lehernya nampak jelas.Zack berlari ke arah Ruby,berusaha mengambil tangannya untuk ia genggam.Namun Ruby tampik.