Share

Pantai Sandiego

Author: VV
last update Last Updated: 2024-04-26 18:59:01

"Masuklah,akan ku buatkan kau secangkir kopi"Ucap Ruby menyuruh Bryan masuk ke dalam tokonya.

Brian menggeleng,"Ikut aku sebentar..."Ucap Bryan mengajak Ruby keluar malam itu.

Lagi-lagi Ruby menuruti permintaan Bryan.Ia bergegas mengganti bajunya dan pergi bersama Bryan mengendarai motornya.

Hembusan angin malam menemani mereka berdua malam itu,hingga sampailah Bryan ke tepian pantai Sandiego.

Ruby lalu turun,dan berusaha melepaskan helmnya.Di ikuti Bryan yang juga turun dari motornya.Ia membantu Ruby melepas pengait helmnya.

"Terima kasih "Ucap Ruby lirih.

Bryan tersenyum membalasnya.

"Jadi kau mengajakku kemari?"Tanya Ruby heran.

Bryan mengangguk,"Tempat pertama kali kita bertemu."

Ruby merasakan desiran indah saat Bryan mengatakan hal itu.Ini menjadi seperti sebuah memori yang tak terlupakan tanpa mereka sadari.

Keduanya berjalan beriringan,melihat Ruby hampir terjatuh.Dengan sigap Bryan menggenggam tangan Ruby,jantung Ruby serasa mau copot.

Lalu mereka duduk beralaskan pasir pantai.

"Aku sangat menyukai tempat ini,selain untuk selancar.Aku juga suka menikmati malam di pantai."Ucap Bryan membuka obrolan,sembari menatap deburan ombak malam.

"Sendirian?"Tanya Ruby ingin tahu.

Bryan menoleh ke arah wanita di sampingnya,ia sampirkan senyum di bibirnya.Ruby semakin deg-degan.

"Kau juga sering kesini?"Tanya Bryan balik.

"Tidak,baru dua kali aku kesini.Beberapa waktu lalu dan malam ini."

"Pantas,aku baru kali itu melihatmu."Sahut Bryan lalu mengalihkan pandangannya ke depan lagi.

Dalam benak Ruby,ia sengaja ke pantai pun karena sedang patah hati kala itu.

"Kau kenapa tiba-tiba mengajakku kemari?Oh ya,bagaimana apa pacarmu suka dengan bucket lily itu?"Tanya Ruby tiba-tiba membuat raut wajah kalem Bryan berubah.Ada guratan kesedihan di dalamnya.

"Kau baik-baik saja Bryan?"Tanya Ruby merasa khawatir.

"Aku berpacaran dengannya selama 2 tahun,aku sangat menyayanginya.Tapi malam ini rasaku pun seperti mati untuknya."Bryan dengan sisa kesabarannya menceritakan kisah percintaannya dengan Daniela.

Ruby terdiam,mendengarkan dan menyimak cerita Bryan dengan seksama.

"Tadi aku memergokinya sedang bercinta dengan sahabat masa kecilku."Sayup-sayup suara Bryan terdengar bergetar.

Mendengarnya Ruby terkejut,ia merasa berempati dengan keadaan Bryan malam itu.Tangannya mengelus punggung Bryan dengan lembut.Seakan ingin memberikan support kepadanya.

"Aku terlalu berekspektasi tinggi dengan percintaanku,aku pikir Daniela bisa menjadi sandaran terakhirku."Suaranya semakin bergetar saat bercerita,ia usap air mata di kedua sudut matanya.

Ruby merasakan rasa sakit yang Bryan rasakan,persis sama seperti apa yang baru-baru ini terjadi padanya.

Bryan menangis sesenggukan,melihatnya begitu rapuh Ruby menyadari bahwa sekalipun ia tampak gagah,ia tetap manusia biasa.

Ruby mengelus punggung Bryan,lalu tanpa ia sadari.Tangannya merengkuh tubuh Bryan lalu memeluknya.Tangis Bryan semakin pecah,melebur bersama hangatnya tubuh Ruby.Cukup lama mereka saling berpelukan.

Saat di rasa tangisnya mulai reda,perlahan Bryan melepaskan pelukannya.

Ia mengusap sisa air matanya,"Maaf ya,aku membuatmu ikut merasakan penderitaanku."Ucap Bryan merasa tak enak hati.

"Tak apa,aku siap mendengarkan semua keluh kesahmu."Jawab Ruby dengan senang hati.

Bryan tertawa ringan.Membuat Ruby heran.

"Kenapa tertawa?"Tanya Ruby menelisik.

"Ini kali ketiga kita bertemu,kenapa rasanya sudah seakrab ini..."Bryan tersenyum hangat pada Ruby.

"Bisa saja ini takdir..."Jawab Ruby singkat,membuat Bryan berpikir.

"Takdir ya..."Bryan berkata sembari menatap langit malam yang mendung.

"Takdir kita,bertemu di saat yang sama..."Gumam Bryan lirih.

"Kau mengatakan sesuatu?"Tanya Ruby.

Bryan menggeleng,"Tidak,tidak ada."Jawabnya singkat.

Ruby menguap,Bryan menyadari waktu semakin larut.Ia melihat jam tangannya dan waktu menunjukkan pukul 2 dini hari.

"Astaga sudah hampir pagi..."Seru Bryan.Namun suaranya terhenti saat ia merasakan bahunya sedang di sandari oleh kepala seseorang.

Yah,rupanya Ruby terlelap di bahu Bryan.Bryan pun merangkul bahu Ruby dan menyandarkannya di dadanya.

"Terima kasih ya cantik..."Ucap Bryan lirih.

Matahari pun terbit tepat pukul 05.25,membuat silau di kedua kelopak mata Ruby.Ia terkejut saat membuka mata dan mengetahui matahari pagi.

"Ya Tuhan....aku ketiduran!!!"Teriak Ruby terpekik.

Ia semakin terkejut saat ia tahu bahwa Bryan juga tertidur berlantaikan pasir,sembari memeluk tubuh Ruby.Ruby pun seketika terdiam,pikiran nakalnya tiba-tiba terlintas di benaknya.Kapan lagi merasakan pelukan hangat dari lelaki tampan ini,ia biarkan kepala dan sebagian badannya berada dalam pelukan Bryan.

Matahari kian meninggi,membuat Bryan terbangun.Ruby yang sedari tadi sudah bangun pun pura-pura menutup mata lalu membuka mata lagi.

Bryan melihat jam tangannya,dan waktu menunjukkan pukul 07.00.

"Ruby...Ruby..."Seru Bryan lirih sembari mengusap rambut Ruby.Namun Bryan belum terbangun dari posisi rebahannya.

Ruby pura-pura membuka matanya,"Astaga sudah pagi?"Teriaknya histeris.

Bryan pun bangun dari rebahannya.Begitupun Ruby.

"Maaf ya...mengajakmu gelandangan seperti ini."Ucap Bryan meminta maaf.

"Tak apa,ini pengalaman pertamaku.Ternyata tidur di pantai sejuk juga."Jawab Ruby dengan senyum simpulnya.

"Aku takut kau masuk angin terkena angin pantai."Bryan menyibak poni Ruby demi mengecek suhu tubuh lewat kening Ruby.

Bak bocah kecil,ia terkesiap dan merasa senang dengan perhatian kecil Bryan.Saat mengetahui suhu Ruby normal,ia pun mengajaknya pulang.

"Aku antar kau pulang..."Ucapnya lalu beranjak dari duduknya,ia pun tak lupa mengulurkan tangannya kepada Ruby.Ruby menyambut hangat uluran tangan Bryan.Keduanya pun menuju parkiran motor dan segera pulang.

Usai Bryan mengantarkan Ruby,ia pun melaju pulang kerumahnya.Dengan badan yang mulai terasa pegal dan lengket,Ruby memutuskan untuk segera mandi.

Ia memejamkan mata saat air mengalir ke kepalanya lewat shower.Dalam pejamnya,ia membayangkan kejadian semalam,mencoba mengingat detak jantung Bryan yang berdegup sangat teratur.Mengingat wangi aroma tubuh Bryan yang wangi.

Saat dirasa ia mulai merasa tak waras,saat itu juga ia membuka matanya dan cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi,lalu memakai baju dan segera melempar tubuhnya ke atas kasur.Dalam sekejap ia pun telah terlelap,hari ini ia putuskan untuk menutup tokonya lagi.

Sementara itu di tempat berbeda,Bryan melakukan ritual yang sama.Mandi,berpakaian lalu merebahkan dirinya di atas kasur.Rasa sedih semalam seolah sirna begitu saja berganti rasa penasaran kepada sosok Ruby yang baru di kenal.

Sejujurnya awal mereka bertemu,Bryan dengan sengaja menanti Ruby yang sudah berjam-jam duduk di tepi pantai hingga hujan pun turun.Saat semua teman-teman Bryan memutuskan untuk pulang,ia dengan rasa penasarannya menanti Ruby untuk bangkit dan pulang.Namun saat ia tahu Ruby tak kunjung pulang,ia memutuskan untuk mendekatinya.Saat itu ia lihat Ruby menangis sesenggukan,dalam benaknya mungkin wanita ini baru putus cinta.Karena merasa khawatir takut Ruby nekat bunuh diri.Maka Bryan memutuskan untuk tetap tinggal.

Ia pun juga mengikuti Ruby sampai ke ruko nya dengan diam-diam.Hingga beberapa hari kemudian ia ingat hari anniversary bersama Daniela,ia pun berniat untuk mengetahui keadaan Ruby sekaligus membeli bunga untuk kekasihnya.Namun saat itu,ia mengetahui kejadian saat Ruby bertengkar dengan Zack dan beberapa jam kemudian ibunya datang dan membuat Ruby semakin kacau.Semua ia saksikan,entah hal apa yang mendorongnya untuk ingin tahu keadaan Ruby.

Hatinya seolah terkoneksi begitu saja,tanpa ia sadari kakinya selalu melangkah ke arah Ruby.

"Kenapa kau membuatku lupa dengan rasa sakitku kemarin,hari ini perasaanku seperti biasanya.Hanya saja aku seperti sedang jatuh cinta."Gumam Bryan lirih sembari memegang dada dan merasakan degup jantungnya yang menderu saat mengingat Ruby.

"Ruby Jane...kau menghipnotisku..."Gumamnya lagi.

Bersambung

Related chapters

  • Kekasih Penyembuh Luka   Kemana Nuranimu ?

    Ia rebahkan tubuh langsingnya ke atas kasur,tangannya tak lepas menggenggam jemari Mario yang dingin.Daniela seolah masa bodo dengan kejadian kemarin malam.Matanya sudah terhipnotis ketampanan Mario,perasaannya di penuhi cinta yang ganas dan membabi buta. Sementara itu Mario terdiam di sampingnya,menatap langit-langit kamar Daniela.Ada sedikit rasa sesal di benaknya,mengapa ia begitu tega mengkhianati sahabatnya sendiri. Melihat Mario melamun,Daniela sontak bangun dari pembaringannya.Ia lalu berbisik sesuatu kepada laki-laki selingkuhannya itu. "Kau kenapa sayang? "Bisik Daniela dengan dengusan nafas yang sengaja ia hembuskan di sekitar leher Mario yang seketika meremang. Mario mengalihkan pandangannya ke Daniela,"Aku kepikiran soal Bryan,menurutmu apa kita sangat keterlaluan?"Tanya Mario di sertai raut wajah gusar. "Lupakan urusan dia,yang penting adalah kita berdua sekarang."Jawab Daniela acuh. "Dia sahabatku. " Hardik Mario. "Kalau kau menganggapnya sahabat sejak awal

    Last Updated : 2024-05-30
  • Kekasih Penyembuh Luka   Malam Sebelumnya

    "Ya Tuhan....kenapa sulit untukku memejamkan mata......"Gerutu kesal keluar dari mulut Bryan. Malam ini ia seperti terbayang-bayang wajah Ruby sejak pagi tadi. "Wanita itu sungguh menghipnotisku,ini gilaaaaaaaaaaaaaa....."Teriak Bryan sembari memukul dadanya. "Tidak tidak....,aku tidak boleh semudah itu jatuh cinta.Ini tidak mungkin,saat bersama Daniela aku butuh waktu beberapa bulan untuk yakin bahwa aku benar-benar mencintainya.Tetapi kenapa dengan Ruby hanya sebentar saja...."Ucap Bryan tak percaya dengan perasaannya sendiri. Bryan bangkit dari tempat tidurnya,ia mondar mandir kesana kemari.Sesekali ia raba dadanya dan merasakan ritme jantungnya tak beraturan. "Besok aku harus ke dokter,pasti ada yang salah dengan jantungku."Ucap Bryan merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Lalu ia kembali lagi berbaring di tempat tidurnya,kelimpang kelimpung di atas kasur.Sesekali mengucek matanya dan berusaha memejamkan matanya. "Apa mungkin aku terlalu banyak tidur?"Tanya Brya

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kekasih Penyembuh Luka   Bimbang

    "Lima tahun lagi kita menikah ya..."Ucap Zack sembari mengelus poni Ruby yang sedang duduk berhadapan dengannya. Ruby membalasnya dengan seutas senyuman,pikirannya berlarian dalam angan di masa depan.Ada sedikit rasa ragu terbersit di hatinya.Lima tahun bukan waktu yang singkat.Akankah semua berjalan seperti yang mereka harapkan? "Sayang...kok melamun?"Seru Zack membuyarkan lamunan Ruby. "Kenapa pertanyaanku tidak kau jawab?"Tanya Zack keheranan. "Lima tahun ya...?"Lanjut Ruby. Zack mengangguk,"Kenapa sayang?" "Semoga perasaan kita tetap sama,dan harapan kita tercapai sesuai yang kita mau ya..."Jawab Ruby membuat Zack menyadari ketidak yakinan kekasihnya. "Kau meragukan ku?"Tanya Zack. Ruby menatap kekasihnya dengan seksama,membuat Zack merasa tak enak hati. "Aku hanya takut sekali semua yang kita lakukan sia-sia,dan 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar Zack..."Ucap Ruby dengan ekspresi wajah ragu. Zack rupanya sedikit tersinggung dengan ucapan Ruby,ekspresinya beru

    Last Updated : 2024-06-03
  • Kekasih Penyembuh Luka   Aku menyayangimu

    Usai kejadian-kejadian yang menimpa Ruby,mengakibatkan dia jatuh sakit.Sejak ia bangun pagi tadi,badannya serasa lemas tak bertenaga.Ia tempelkan bahu tangannya ke keningnya,ia rasakan suhu panas yang sangat menyengat. "Huftt....sepertinya aku demam."Gumam Ruby dengan rasa tak nyaman di sekujur tubuhnya. Saat hendak bangun dari tempat tidurnya,tiba-tiba kakinya tak kuat untuk berpijak.Gubrakkkkkkk ia pun terjatuh ke lantai,rasanya sangat lemas sekali. Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa,ia mencoba membuka matanya lalu bergumam,"Bry...yan....". Namun matanya terasa sangat berat,saat ia melihat langit-langit kamarnya seperti menggelap dan tiba-tiba ia merasa seperti sedang tertidur lelap. Sementara itu,Bryan semalaman terjaga dari tidurnya sebab memikirkan kejadian Ruby dan ibunya di toko.Ia semakin khawatir akan keadaan Ruby,ia pun mengingat kejadian di pantai.Dimana Ruby menangis sesenggukan.Bryan pun yakin,Ruby kali ini merasakan perasaan yang sama seperti malam itu.

    Last Updated : 2024-06-07
  • Kekasih Penyembuh Luka   Kenyataan Pahit

    Derap langkah Ruby seolah mengisyaratkan ia sangat tergesa-gesa.Jantungnya berdegup kencang,nafasnya berderu.Dalam matanya setengah mengambang air mata yang sekuat tenaga ia tahan agar tidak terjatuh.Sebuah pintu yang berada tepat di depannya ia dobrak dengan sekuat tenaga.Brakkkkkkkkkkkkk!!!!Pintu terbuka dengan paksa,kedua sosok yang berada di dalam ruangan tersebut,berhambur karena rasa terkejutnya.Zack membelalak tajam saat tahu sosok yang mendobrak pintu itu adalah Ruby Jane,tangannya dengan sigap menutup kancing bajunya yang terbuka hampir mengekspos bagian perutnya yang bidang,sementara Rita pun tak kalah gugupnya dengan aksinya yang terpergok oleh kekasih Zack yaitu Ruby Jane.Tangan Rita pun berusaha merapikan kancing bajunya dan buru-buru memakai high heels yang tergeletak tak beraturan di lantai."Begini kelakuan kalian di belakangku!!!"Teriak Ruby hingga otot lehernya nampak jelas.Zack berlari ke arah Ruby,berusaha mengambil tangannya untuk ia genggam.Namun Ruby tampik.

    Last Updated : 2024-04-25
  • Kekasih Penyembuh Luka   Melawan Rasa Sakit

    Usai kejadian pahit itu,Ruby memilih lebih menyibukkan dirinya di toko Florist yang semakin hari semakin ramai pelanggan.Dengan semangat ia membuka pintu tokonya,namun pagi yang cerah itu membuatnya tiba-tiba mendung saat ia lihat sosok Zack berdiri di depan pintu."Ya Tuhan....mau apalagi kau!"Teriak Ruby merasa kesal karena kehadiran Zack."Sayang..."Seru Jack mengejar Ruby yang berlari masuk."Sayang...dengarkan aku dulu!"Pinta Zack sembari meraih bahu Ruby.Ruby menepis tangan Zack dari bahunya,"Jangan memanggilku sayang,aku jijik kata-kata itu keluar dari lelaki sepertimu!"Ucap Ruby geram."Kita sudah putus!Jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi,aku jijik mendengarkannya!!"Ucap Ruby dengan ekspresi jijiknya.Zack meraih tubuh Ruby dan memelukkan dengan erat."Lepas...!"Teriak Ruby berontak."Ijinkan aku memelukmu sayang,aku rindu sekali."Ucap Zack tetap memeluk Ruby meskipun Ruby berontak."Lepaskan aku!!!!"Teriak Ruby sembari menendang "Adik Kecil" Zack dengan dengkulnya.Za

    Last Updated : 2024-04-25
  • Kekasih Penyembuh Luka   Bryan Olerie

    Suasana menjadi begitu sejuk mendekati dingin,ingatan Ruby kembali ke beberapa waktu silam.Saat ia bertemu dengan seseorang yang sangat manly,yang menawarkan payungnya untuk ia pinjam.Kini seolah dejavu yang nyata.Pria itu berada di hadapan Ruby untuk yang kedua kalinya.Tatapan hangatnya sama sekali tidak berubah,desiran aneh berkecamuk di hati Ruby.Begitupun sebaliknya,pria di hadapannya pun tiba-tiba jadi salah tingkah saat Ruby menatap balik ke arahnya." Seperti kita pernah bertemu sebelumnya."Ucapan Ruby terdengar terbata.Pria bernama Bryan (ya sesuai tulisan di kartu ucapan) itu tersenyum tipis,"Ya,kita pernah bertemu di pantai Sandiego."Jawabnya dengan sumringah,nampak raut senang karena Ruby masih mengingatnya."Wow..."Ruby merasa takjub." Nampaknya dunia begitu sempit ya..."Lanjut Ruby lagi.Bryan tertawa,entah mengapa ia terlihat begitu bahagia dengan tawa dan senyum yang merekah."Atau mungkin takdir..."Sahut Bryan membuat Ruby tertegun.Menyadari sikap Ruby,Bryan sontak

    Last Updated : 2024-04-26

Latest chapter

  • Kekasih Penyembuh Luka   Aku menyayangimu

    Usai kejadian-kejadian yang menimpa Ruby,mengakibatkan dia jatuh sakit.Sejak ia bangun pagi tadi,badannya serasa lemas tak bertenaga.Ia tempelkan bahu tangannya ke keningnya,ia rasakan suhu panas yang sangat menyengat. "Huftt....sepertinya aku demam."Gumam Ruby dengan rasa tak nyaman di sekujur tubuhnya. Saat hendak bangun dari tempat tidurnya,tiba-tiba kakinya tak kuat untuk berpijak.Gubrakkkkkkk ia pun terjatuh ke lantai,rasanya sangat lemas sekali. Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa,ia mencoba membuka matanya lalu bergumam,"Bry...yan....". Namun matanya terasa sangat berat,saat ia melihat langit-langit kamarnya seperti menggelap dan tiba-tiba ia merasa seperti sedang tertidur lelap. Sementara itu,Bryan semalaman terjaga dari tidurnya sebab memikirkan kejadian Ruby dan ibunya di toko.Ia semakin khawatir akan keadaan Ruby,ia pun mengingat kejadian di pantai.Dimana Ruby menangis sesenggukan.Bryan pun yakin,Ruby kali ini merasakan perasaan yang sama seperti malam itu.

  • Kekasih Penyembuh Luka   Bimbang

    "Lima tahun lagi kita menikah ya..."Ucap Zack sembari mengelus poni Ruby yang sedang duduk berhadapan dengannya. Ruby membalasnya dengan seutas senyuman,pikirannya berlarian dalam angan di masa depan.Ada sedikit rasa ragu terbersit di hatinya.Lima tahun bukan waktu yang singkat.Akankah semua berjalan seperti yang mereka harapkan? "Sayang...kok melamun?"Seru Zack membuyarkan lamunan Ruby. "Kenapa pertanyaanku tidak kau jawab?"Tanya Zack keheranan. "Lima tahun ya...?"Lanjut Ruby. Zack mengangguk,"Kenapa sayang?" "Semoga perasaan kita tetap sama,dan harapan kita tercapai sesuai yang kita mau ya..."Jawab Ruby membuat Zack menyadari ketidak yakinan kekasihnya. "Kau meragukan ku?"Tanya Zack. Ruby menatap kekasihnya dengan seksama,membuat Zack merasa tak enak hati. "Aku hanya takut sekali semua yang kita lakukan sia-sia,dan 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar Zack..."Ucap Ruby dengan ekspresi wajah ragu. Zack rupanya sedikit tersinggung dengan ucapan Ruby,ekspresinya beru

  • Kekasih Penyembuh Luka   Malam Sebelumnya

    "Ya Tuhan....kenapa sulit untukku memejamkan mata......"Gerutu kesal keluar dari mulut Bryan. Malam ini ia seperti terbayang-bayang wajah Ruby sejak pagi tadi. "Wanita itu sungguh menghipnotisku,ini gilaaaaaaaaaaaaaa....."Teriak Bryan sembari memukul dadanya. "Tidak tidak....,aku tidak boleh semudah itu jatuh cinta.Ini tidak mungkin,saat bersama Daniela aku butuh waktu beberapa bulan untuk yakin bahwa aku benar-benar mencintainya.Tetapi kenapa dengan Ruby hanya sebentar saja...."Ucap Bryan tak percaya dengan perasaannya sendiri. Bryan bangkit dari tempat tidurnya,ia mondar mandir kesana kemari.Sesekali ia raba dadanya dan merasakan ritme jantungnya tak beraturan. "Besok aku harus ke dokter,pasti ada yang salah dengan jantungku."Ucap Bryan merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Lalu ia kembali lagi berbaring di tempat tidurnya,kelimpang kelimpung di atas kasur.Sesekali mengucek matanya dan berusaha memejamkan matanya. "Apa mungkin aku terlalu banyak tidur?"Tanya Brya

  • Kekasih Penyembuh Luka   Kemana Nuranimu ?

    Ia rebahkan tubuh langsingnya ke atas kasur,tangannya tak lepas menggenggam jemari Mario yang dingin.Daniela seolah masa bodo dengan kejadian kemarin malam.Matanya sudah terhipnotis ketampanan Mario,perasaannya di penuhi cinta yang ganas dan membabi buta. Sementara itu Mario terdiam di sampingnya,menatap langit-langit kamar Daniela.Ada sedikit rasa sesal di benaknya,mengapa ia begitu tega mengkhianati sahabatnya sendiri. Melihat Mario melamun,Daniela sontak bangun dari pembaringannya.Ia lalu berbisik sesuatu kepada laki-laki selingkuhannya itu. "Kau kenapa sayang? "Bisik Daniela dengan dengusan nafas yang sengaja ia hembuskan di sekitar leher Mario yang seketika meremang. Mario mengalihkan pandangannya ke Daniela,"Aku kepikiran soal Bryan,menurutmu apa kita sangat keterlaluan?"Tanya Mario di sertai raut wajah gusar. "Lupakan urusan dia,yang penting adalah kita berdua sekarang."Jawab Daniela acuh. "Dia sahabatku. " Hardik Mario. "Kalau kau menganggapnya sahabat sejak awal

  • Kekasih Penyembuh Luka   Pantai Sandiego

    "Masuklah,akan ku buatkan kau secangkir kopi"Ucap Ruby menyuruh Bryan masuk ke dalam tokonya.Brian menggeleng,"Ikut aku sebentar..."Ucap Bryan mengajak Ruby keluar malam itu.Lagi-lagi Ruby menuruti permintaan Bryan.Ia bergegas mengganti bajunya dan pergi bersama Bryan mengendarai motornya.Hembusan angin malam menemani mereka berdua malam itu,hingga sampailah Bryan ke tepian pantai Sandiego.Ruby lalu turun,dan berusaha melepaskan helmnya.Di ikuti Bryan yang juga turun dari motornya.Ia membantu Ruby melepas pengait helmnya."Terima kasih "Ucap Ruby lirih.Bryan tersenyum membalasnya."Jadi kau mengajakku kemari?"Tanya Ruby heran.Bryan mengangguk,"Tempat pertama kali kita bertemu."Ruby merasakan desiran indah saat Bryan mengatakan hal itu.Ini menjadi seperti sebuah memori yang tak terlupakan tanpa mereka sadari.Keduanya berjalan beriringan,melihat Ruby hampir terjatuh.Dengan sigap Bryan menggenggam tangan Ruby,jantung Ruby serasa mau copot.Lalu mereka duduk beralaskan pasir panta

  • Kekasih Penyembuh Luka   Bryan Olerie

    Suasana menjadi begitu sejuk mendekati dingin,ingatan Ruby kembali ke beberapa waktu silam.Saat ia bertemu dengan seseorang yang sangat manly,yang menawarkan payungnya untuk ia pinjam.Kini seolah dejavu yang nyata.Pria itu berada di hadapan Ruby untuk yang kedua kalinya.Tatapan hangatnya sama sekali tidak berubah,desiran aneh berkecamuk di hati Ruby.Begitupun sebaliknya,pria di hadapannya pun tiba-tiba jadi salah tingkah saat Ruby menatap balik ke arahnya." Seperti kita pernah bertemu sebelumnya."Ucapan Ruby terdengar terbata.Pria bernama Bryan (ya sesuai tulisan di kartu ucapan) itu tersenyum tipis,"Ya,kita pernah bertemu di pantai Sandiego."Jawabnya dengan sumringah,nampak raut senang karena Ruby masih mengingatnya."Wow..."Ruby merasa takjub." Nampaknya dunia begitu sempit ya..."Lanjut Ruby lagi.Bryan tertawa,entah mengapa ia terlihat begitu bahagia dengan tawa dan senyum yang merekah."Atau mungkin takdir..."Sahut Bryan membuat Ruby tertegun.Menyadari sikap Ruby,Bryan sontak

  • Kekasih Penyembuh Luka   Melawan Rasa Sakit

    Usai kejadian pahit itu,Ruby memilih lebih menyibukkan dirinya di toko Florist yang semakin hari semakin ramai pelanggan.Dengan semangat ia membuka pintu tokonya,namun pagi yang cerah itu membuatnya tiba-tiba mendung saat ia lihat sosok Zack berdiri di depan pintu."Ya Tuhan....mau apalagi kau!"Teriak Ruby merasa kesal karena kehadiran Zack."Sayang..."Seru Jack mengejar Ruby yang berlari masuk."Sayang...dengarkan aku dulu!"Pinta Zack sembari meraih bahu Ruby.Ruby menepis tangan Zack dari bahunya,"Jangan memanggilku sayang,aku jijik kata-kata itu keluar dari lelaki sepertimu!"Ucap Ruby geram."Kita sudah putus!Jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi,aku jijik mendengarkannya!!"Ucap Ruby dengan ekspresi jijiknya.Zack meraih tubuh Ruby dan memelukkan dengan erat."Lepas...!"Teriak Ruby berontak."Ijinkan aku memelukmu sayang,aku rindu sekali."Ucap Zack tetap memeluk Ruby meskipun Ruby berontak."Lepaskan aku!!!!"Teriak Ruby sembari menendang "Adik Kecil" Zack dengan dengkulnya.Za

  • Kekasih Penyembuh Luka   Kenyataan Pahit

    Derap langkah Ruby seolah mengisyaratkan ia sangat tergesa-gesa.Jantungnya berdegup kencang,nafasnya berderu.Dalam matanya setengah mengambang air mata yang sekuat tenaga ia tahan agar tidak terjatuh.Sebuah pintu yang berada tepat di depannya ia dobrak dengan sekuat tenaga.Brakkkkkkkkkkkkk!!!!Pintu terbuka dengan paksa,kedua sosok yang berada di dalam ruangan tersebut,berhambur karena rasa terkejutnya.Zack membelalak tajam saat tahu sosok yang mendobrak pintu itu adalah Ruby Jane,tangannya dengan sigap menutup kancing bajunya yang terbuka hampir mengekspos bagian perutnya yang bidang,sementara Rita pun tak kalah gugupnya dengan aksinya yang terpergok oleh kekasih Zack yaitu Ruby Jane.Tangan Rita pun berusaha merapikan kancing bajunya dan buru-buru memakai high heels yang tergeletak tak beraturan di lantai."Begini kelakuan kalian di belakangku!!!"Teriak Ruby hingga otot lehernya nampak jelas.Zack berlari ke arah Ruby,berusaha mengambil tangannya untuk ia genggam.Namun Ruby tampik.

DMCA.com Protection Status