Share

Bab 617

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-07-10 18:00:00
Ketika dia sampai di Perusahaan Saputra, jam kerja sudah berakhir, sehingga kebanyakan orang sudah pergi.

Tidak banyak orang yang tersisa di perusahaan, tetapi beberapa petugas keamanan masih belum pergi. Mereka bergantian untuk berjaga.

Alya langsung berjalan masuk dan menemukan meja resepsionis. Kebetulan, resepsionisnya sama dengan yang melayaninya waktu itu dan saat ini orang itu masih belum pergi.

Melihatnya, resepsionis itu pun tampak agak terkejut.

Namun, sebelum dia sempat berbicara, Alya sudah bertanya, "Halo, aku ingin menemui Pak Cahya."

Resepsionis itu untuk sesaat bingung, lalu menjawab, "Tapi Bu, Pak Cahya sudah pulang."

"Dia sudah pulang? Kalau Pak Rizki? Apa dia juga sudah pergi?"

Resepsionis itu mengingat-ingat. "Siang ini Pak Rizki nggak kembali ke perusahaan. Sementara itu, Pak Cahya pergi 10 menit yang lalu."

Rizki siang ini tidak kembali ke perusahaan?

Apa yang hendak dia lakukan?

Karena tidak bisa menemukannya, Alya hanya bisa mengeluarkan ponselnya dan menelepon
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 618

    Alya hanya bisa menahan emosinya dan menunggu.Sekitar 20 menit kemudian, Cahya pun tiba. Setelah memindai wajahnya, petugas keamanan pun membolehkan mereka masuk."Nona Alya, bagaimana kalau aku mengantarmu ke sana?"Karena dia sudah datang, sekalian saja Cahya membantu Alya dan langsung membawanya ke sana.Setelah mengatakan itu, dia melihat Alya mengangguk padanya."Oke, kalau begitu tolong bawa aku ke sana."Dari sikapnya saat ini, sepertinya Cahya tidak tahu bahwa Rizki membawa kedua anaknya pergi. Bahkan Cahya mau membantunya. Jadi, Alya pun memperlakukannya dengan sopan.Dengan Cahya yang memimpin jalan, tak lama kemudian mereka pun tiba di rumah Rizki."Nona Alya, kita sudah sampai."Melihat rumah besar di depannya, Alya hendak memencet tombol bel ketika Cahya tiba-tiba berkata, "Nona Alya, aku akan memberitahumu kata sandinya. Kamu bisa langsung masuk."Mendengar ini, Alya tertegun dan berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Oke."Setelah memberi tahu kata sandinya, Cahya langsung

    Last Updated : 2024-07-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 619

    Pertanyaan ini membuat Alya mengerutkan alisnya dengan tidak senang."Berhenti berpura-pura. Kalau anak-anak nggak bersamamu di sini, maka di mana mereka?"Saat Alya meminta anak-anaknya tadi, Rizki memiliki kecurigaan. Saat ini, Alya harusnya sudah menjemput anak-anak pulang, bukan malah datang ke sini dan memintanya mengembalikan anak-anak.Memikirkan sebuah kemungkinan, Rizki langsung mencengkeram pundak Alya dan menyipitkan matanya. "Anak-anak menghilang?"Alya tertegun. "Rizki, apa maksudmu? Kenapa anak-anak menghilang? Bukankah seharusnya kamu yang paling tahu?"Mendengar ini, Rizki mengernyit. "Jadi, anak-anak sungguh menghilang?"Alya terdiam.Rizki tidak menjawab pertanyaannya, juga tidak membicarakan hal lain. Dia hanya terus bertanya untuk memastikan apakah Maya dan Satya benar-benar menghilang.Jangan-jangan ...."Bukankah kamu yang membawa anak-anak pergi?"Setelah menanyakan itu, Rizki langsung berjalan keluar melewati Alya. Alya pun segera berbalik dan mengikutinya."Riz

    Last Updated : 2024-07-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 620

    "Coba pikirkan baik-baik, selain aku, apa benar-benar nggak ada orang lain yang ingin membawa anak-anak pergi? Maya dan Satya bukan anak biasa, mereka sangat pintar. Mereka nggak akan pergi dengan orang asing."Mendengar ucapannya, Alya pun terdiam.Benar, Maya dan Satya bukan anak biasa. Mereka berdua sangat pintar. Meskipun Maya agak polos, Satya tidak akan pernah mau naik ke mobil orang asing.Jadi ... ini pasti seseorang yang mereka kenal.Namun, kenalan mana yang dapat membuat mereka dengan sukarela naik ke mobil, dipanggil ayah mereka, bahkan memiliki tujuan untuk membawa pergi anak-anaknya.Alya berpikir dengan sungguh-sungguh untuk sejenak, lalu mengangkat kepalanya lagi. "Selain kamu, aku nggak bisa memikirkan orang lain."Rizki tak bisa berkata-kata.Dia hampir mentertawakan betapa keras kepalanya Alya."Alya, kalau aku benar-benar memiliki tujuan ini, kamu pikir aku akan repot-repot berbicara denganmu seperti ini? Kalaupun aku langsung memberitahumu bahwa anak-anak sedang be

    Last Updated : 2024-07-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 621

    Kemudian, Alya pun naik ke mobil.Mobil itu dengan cepat meninggalkan area perumahan.Sebelum memasuki jalan raya, Rizki berkata padanya, "Beri tahu aku alamat Irfan."Setelah 5 tahun lebih, nama Irfan sekali lagi keluar dari mulut Rizki, membuatnya menggertakkan gigi."Irfan?"Mendengar nama ini, Alya pun kaget.Namun, dia segera terpikirkan beberapa hal lain. Setelah terdiam sejenak, dia memberikan alamat Irfan pada Rizki.Ini hanya memakan waktu 10 detik.Setelah mendapatkan alamatnya, Rizki cukup terkejut. Dia kira Alya akan berdebat dengannya, tetapi ternyata Alya langsung memahaminya.Begitu memiliki tempat tujuan, mobil itu segera memasuki jalan raya.Dalam perjalanan mencari Irfan, suasana di dalam mobil sangatlah sunyi.Alya tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sebelum ke sini, dia tidak pernah berpikir bahwa yang membawa anak-anaknya adalah Irfan.Dia hanya berpikir bahwa Rizki ingin merebut anak-anaknya. Karena dia tidak setuju, Rizki hanya bisa membawa anak-anaknya pergi di

    Last Updated : 2024-07-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 622

    Di dalam mobil itu sangat sunyi, Alya bersandar ke jendela dan hanya terdiam. Ketika mereka mencapai persimpangan, mobil pun berhenti.Rizki memegang setirnya, entah apa yang sedang dia pikirkan. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Apa di matamu, semua hal buruk adalah perbuatanku?"Alya tidak menjawab."Anak-anak menghilang, lalu hal pertama yang kamu pikirkan adalah aku membawa mereka pergi.""Memangnya apa lagi?" Alya balik bertanya, "Kamu setiap hari pergi ke sekolah untuk menemui anak-anak demi memenangkan hati mereka, bukankah itu karena suatu hari kamu ingin membawa mereka pergi? Kamu bisa bilang kalau kamu nggak pernah berpikir untuk membawa mereka pergi?""Aku melakukan semua ini untuk menebus kesalahanku, aku sama sekali nggak ....""Aku nggak mau membicarakan hal ini denganmu. Lampunya sudah mau hijau, ayo jalan."Ketika tahu bahwa Rizki tidak membawa anak-anak, Alya sangat gelisah. Jadi siapa yang membawa anak-anaknya pergi?Kemudian dia menemukan bahwa yang membawa merek

    Last Updated : 2024-07-13
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 623

    Rizki menekan tombol lift. Kebetulan liftnya kosong, jadi dia pun langsung membawa Alya masuk."Emosimu terlihat jelas di wajahmu, sekali lihat aku juga tahu."Alya mengatupkan bibirnya dan terdiam, lalu refleks menyentuh wajahnya.Emosinya terlihat jelas di wajahnya? Sejak kapan dia setransparan ini?Namun mereka sudah masuk ke dalam lift. Alya hendak menarik tangannya kembali, tetapi Rizki masih memegangnya erat-erat."Rizki, lepaskan tanganku."Bibir Rizki melengkung menjadi sebuah senyum yang indah."Kalau aku melepasmu, bagaimana Maya dan Satya bisa tahu kalau kita mau menjemput mereka bersama?""Lepasin nggak?"Rizki memalingkan wajahnya dan pura-pura tidak mendengar.Alya terus memberontak beberapa kali. Melihat bahwa Rizki masih tidak mau melepaskannya, dia pun dengan marah menggigit pria itu.Mau bagaimanapun Alya memberontak, Rizki tidak berencana untuk melepaskan.Dia sudah bersusah payah menggenggam tangan Alya, dia tidak akan melepaskannya semudah itu. Mau memberontak sepe

    Last Updated : 2024-07-13
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 624

    Sesaat kemudian, senyum di wajah Hasan pun menghilang.Sayangnya Alya terlalu fokus pada kedua anaknya, dia sama sekali tidak menyadari ekspresi Hasan. Dia melihat ke dalam dan bertanya, "Pak Hasan, apa Irfan ada di dalam?""Pak Irfan ada di dalam ...."Sebelum dia selesai berbicara, Alya sudah bergegas masuk.Melihat ini, Rizki pun ikut melangkah masuk dengan raut wajah dingin.Hasan refleks mengangkat tangannya untuk menghalangi Rizki.Rizki mengangkat kepala, lalu melemparkan tatapan tajam padanya.Hasan menciut. Di bawah tatapan Rizki yang mengintimidasi, dia perlahan menurunkan tangannya.Melihat ini, Rizki mendengus dingin dan bergegas masuk....Setelah masuk, Alya mendengar tawa Maya di kejauhan, diiringi dengan suara lembut seorang pria dewasa.Dengan mengikuti suara itu, dia akhirnya melihat Irfan, Satya, juga Maya. Mereka bertiga sedang berada di balkon.Di atas meja di balkon, terdapat beberapa camilan dan mainan. Saat ini, Maya sedang makan dengan pipi menggembung, sementa

    Last Updated : 2024-07-14
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 625

    Berlama-lama di sini hanya akan menyebabkan masalah.Pikiran ini dengan kuat muncul di dalam kepala Alya, jadi dia pun menggendong Maya."Nggak usah meminta Pak Hasan untuk mengantarku. Sekarang sudah malam, biarkanlah dia pulang untuk makan malam juga. Aku bisa membawa Maya dan Satya pulang sendiri."Begitu berbicara, dia segera menarik perhatian Irfan.Ketika menghadapi Alya, Irfan masih dapat mempertahankan ekspresi lembutnya."Alya, kamu sungguh nggak perlu diantar?""Sungguh, aku bisa sendiri.""Oke, hati-hati di jalan. Kalau butuh sesuatu, telepon saja aku."Alya mengangguk."Ya, aku mengerti."Sebelum mereka pergi, Irfan memberikan sebuah tas kecil pada Satya."Ini hadiah untuk Maya dan Satya.""Nggak ....""Ambillah, Maya tadi sudah mengambil punyanya."Tidak berdaya, Alya pun terpaksa menyuruh Satya menerima hadiah itu. Setelah berpamitan dengan Irfan, dia segera bersiap untuk pergi. Akan tetapi, Rizki tiba-tiba datang menghampiri dan menggendong Satya yang berdiri di samping

    Last Updated : 2024-07-14

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status