Share

Bab 335

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 15:45:34
Melihat orang itu mengaku sebagai mamanya Satya dan Maya, tatapan Rizki pun menggelap. Namun, dia tidak membalasnya.

Dia hanya menurunkan pandangannya, menatap ponsel itu dengan wajah datar dan tidak melakukan apa-apa lagi.

Akan tetapi, orang-orang di dalam ruang rapat diam-diam mengarahkan pandangan mereka pada Rizki karena sikapnya itu. Bahkan orang yang berbicara di depan proyektor pun mulai tergagap.

Sang anak magang yang tidak pernah melihat situasi ini, mencengkeram pulpen di tangannya dan ingin menguburkan kepalanya di dalam laptop.

Cahya awalnya juga terkejut, tetapi kemudian dia menenangkan dirinya.

Dia sudah lama terbiasa dengan hal seperti ini.

Lagi pula, dulu Rizki juga pernah seperti ini. Saat kedua anak lucu itu melakukan siaran langsung di tengah rapat, Rizki akan langsung mengeluarkan ponselnya di depan semua orang.

Ada peraturan yang melarang penggunaan ponsel di saat rapat.

Akan tetapi, siapakah Bos Rizki?

Kalau dia bersikeras melakukan sesuatu, siapa yang berani untu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 336

    Setelah mengatakan itu, Alya menyentuh hidung Maya yang putih dan kecil.Mendengar perkataan ibunya, Maya membuka matanya yang besar dan bulat. Mengenakan piama seputih susu, Maya terlihat sangat lembut seperti puding susu yang baru saja jadi.Dia tampak sedang memikirkan perkataan Alya dengan serius. Setelah itu, dia pun mengangguk dengan sungguh-sungguh."Oke. Saat aku sudah besar, aku pasti akan banyak membantu Mama!""Baiklah. Kalau begitu Mama dan Maya sudah menetapkannya, ya. Sana, bermainlah.""Ya. Cium aku, Mama." Maya menunjuk keningnya sendiri.Alya pun tersenyum dan mencium kening anaknya. Merasa puas, Maya pun berbalik dan pergi.Ketika keluar dari dapur, Satya melihat pemandangan ini. Kecemburuan pun melintas di matanya.Dengan langkah kecilnya, dia berjalan menghampiri Alya. Akan tetapi, dia sama sekali tidak bersuara.Saat sedang mengelap meja, Alya menunduk dan menemukan Satya yang sedang berdiri di samping kakinya. Anak laki-laki itu menatapnya seolah sedang menunggu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 337

    Mendengar ini, senyum di bibir Alya pun sedikit memudar. Dia menutup keran, lalu memakai sarung tangan untuk cuci piring."Lihat, setiap kali aku membicarakan rencanamu untuk kembali ke sini, kamu selalu terdiam."Citra jelas merasa kesal pada sahabatnya."Aku benar-benar nggak mengerti apa yang kamu pikirkan. Bertahun-tahun sudah berlalu. Meskipun waktu itu kamu ada perjanjian dengannya, bukankah sekarang semuanya sudah beres?"Alya masih tidak mengatakan apa pun.Namun, Citra masih melanjutkan, "Sekarang perkembangan industri ini di luar negeri sedang kurang bagus, tapi perkembangannya bagus di negara kita. Selain itu, undangan yang kamu terima berasal dari salah satu perusahaan top nasional. Posisinya sangat bagus. Kalau bukan karena kualitasmu yang luar biasa, mereka pasti sudah memberikannya pada orang lain. Apa kamu tahu? Mereka bahkan sampai meneleponku untuk membujukmu. Perusahaan itu nggak mau melewatkan sebuah talenta yang luar biasa."Sampai di sini, Alya pun akhirnya tak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 338

    "Tadinya aku berencana untuk memberitahumu setelah semuanya beres. Lagi pula, sekarang aku masih dalam tahap persiapan. Aku nggak tahu apakah akan berhasil atau nggak.""Ah!" Citra berteriak dari ujung telepon.Ketika teriakannya bergema di dapur, Alya bersyukur dia sudah menyalakan pengeras suara. Jika tidak, gendang telinganya sekarang pasti akan menderita."Kenapa kamu baru bilang kalau kamu mau mendirikan perusahaan? Kalau kamu bilang dari tadi, aku nggak akan menyuruhmu pergi ke Perusahaan Darmawan atau mengejar pekerjaan bergaji tinggi lainnya. Apa gunanya semua itu ketika mendirikan perusahaanmu sendiri dapat memberimu kebebasan dan juga lebih baik?""Tapi semuanya masih belum beres. Kalau aku sudah membicarakannya dan ternyata di masa depan nggak berhasil, bukankah itu akan mengecewakan?""Mengecewakan apanya? Aku nggak akan kecewa. Dari kecil sampai sekarang, apakah hal yang ingin kamu lakukan pernah gagal? Alya, kamu pasti bisa!"Citra terus menyemangatinya. Mendengar perkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 339

    Kemudian mengenai kenapa wanita ini menghubunginya saat ini, Rizki bisa menebaknya.Kemungkinan wanita ini ingin mengembalikan uang yang telah dia hadiahkan.Jika hanya untuk alasan sesepele ini, untuk apa dia memedulikannya?Dia tidak akan menerima kembali uang yang telah dia berikan.Satu-satunya hal yang dia terima kembali hanyalah dari 5 tahun yang lalu ....Lima tahun yang lalu, ketika dia kembali ke kamar, beberapa lembar cek yang telah dia berikan pada wanita itu, bersama dengan kartu bank yang diberikan oleh ibunya, semuanya ada di sana.Semua benda itu hanya di sana, menatapnya.Tidak peduli apakah itu benda yang dia berikan atau yang wanita itu minta, sepeser pun uang tidak diambil. Wanita itu mengembalikan semuanya pada Rizki.Seolah-olah dia menyatakan bahwa mulai sekarang, mereka berada di jalan masing-masing dan dia tidak berutang apa pun pada Rizki.Meskipun 5 tahun sudah berlalu, setiap mengingat hal tersebut, kekesalan di wajah Rizki masih sangat kuat.Wanita yang tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 340

    Akan tetapi mereka tidak tahu, ketika membicarakan kerja sama bisnis, Rizki hanya akan membicarakan kerja sama bisnis. Apakah mereka bisa bekerja sama atau tidak, itu semua tergantung pada kekuatan perusahaan mereka, bukan pada hadiah apa yang mereka kirim. Oleh karena itu, semua hadiah tersebut pun akan dikembalikan sebagaimana adanya.Kerja sama bisnis ini hampir beres, mereka hanya perlu menandatangani kontrak. Akan tetapi, pihak tersebut masih saja melakukan rutinitas memberi hadiah seperti ini. Cahya benar-benar tidak tahu apa yang mereka pikirkan.Sambil merenung, Cahya sudah mengikuti Rizki ke depan kamar hotel.Cahya segera mengeluarkan kartu kamar dan menggeseknya."Pak Rizki, silakan."Rizki merapatkan bibir tipisnya dan berjalan masuk. Akan tetapi begitu dia melewati pintu, langkahnya langsung terhenti.Melihatnya menghentikan langkahnya, Cahya pun bertanya dengan penasaran, "Pak Rizki, ada apa?"Tepat setelah dia bertanya, sosok tinggi di depannya mundur beberapa langkah da

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 341

    Kondisi Rizki sangat buruk, dia terlihat seperti akan merosot ke lantai dalam sesaat.Wanita berambut pirang yang tadinya sedang bermain-main dengan Cahya, mengikuti tatapan Cahya dan menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan Rizki.Dia pun mengesampingkan pikirannya untuk bermain-main dan segera menghampiri Cahya.Selama itu, dia terus menggunakan bahasa Surya yang tidak lancar untuk berkomunikasi dengan Cahya."Apa dia baik-baik saja? Apa butuh kupanggil ambulans?"Setelah mengetahui bahwa wanita ini dikirim oleh pihak yang bekerja sama dengan mereka, Cahya sangat ingin menyuruhnya pergi. Namun, melihat kondisi Rizki ...."Jangan sentuh aku."Akan tetapi, saat wanita itu ingin membantu Cahya untuk mengangkat Rizki, dia mendengar Rizki menolaknya dengan dingin.Melihat ini, Cahya segera menepis tangan wanita berambut pirang itu dan memberitahunya dengan Bahasa Unitya yang fasih, "Bantuanmu nggak dibutuhkan di sini, cepat pergi. Urus urusanmu sendiri."Wanita berambut pirang itu pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 342

    "Apakah Pak Rizki juga nggak mendengarkan keluarganya?"Mendengar ini, ekspresi Cahya menjadi murung."Nggak. Kalau ya, keadaannya nggak akan sampai seperti ini.""Benar juga."Membicarakan masalah ini, suasananya pun menjadi berat.Tiba-tiba, anak magang itu terpikirkan sesuatu. Matanya berbinar."Bagaimana dengan Nona Hana? Bukankah katanya selama bertahun-tahun ini, di sisi Pak Rizki nggak ada orang lain selain dia? Apakah Pak Rizki juga nggak mendengarkan Nona Hana?""Kamu membicarakan Hana Adelia?" tanya Cahya.Cahya pun menghela napasnya. "Nggak usah membicarakannya. Awalnya, aku juga mengira itu akan berhasil dan meminta bantuan Nona Hana. Tapi ternyata cara itu juga sia-sia.""Nona Hana bahkan juga nggak bisa .... Kalau begitu, sepertinya memang nggak ada cara. Kalau dibiarkan seperti ini terus, Pak Rizki nggak akan mati cepat, 'kan?""Bah bah bah, omong kosong apa itu! Kamu hanya anak magang, jangan kutuk orang seperti itu!"Anak magang itu pun mengerucutkan bibirnya dengan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 343

    Satu hari telah berlalu sejak dia tidak membalas pesan wanita itu.Sekarang hari sudah mendekati larut malam.Akun kedua anak kecil itu tampak ditangani dengan sangat baik. Halaman beranda mereka sangat bersih, kalimat perkenalannya juga sangat sederhana. Bahkan mereka jarang mengunggah.Terkadang, ada beberapa video yang disunting dengan baik dan diunggah dengan tambahan musik dan teks.Jelas bahwa orang yang menangani akun ini tidak memiliki banyak waktu luang.Rizki mengetuk salah satu video. Dengan cepat, senyum kedua anak tersebut muncul di layar ponsel.Melihat senyum kedua anak ini, seketika Rizki merasakan kegelisahan dan kekesalan di dadanya berkurang.Dia duduk bersandar di tepi tempat tidur, menggeser jari-jarinya, lalu diam-diam menonton kedua anak itu untuk waktu yang cukup lama.Suasana hatinya pun menjadi makin tenang.Ketika Cahya membuka pintu kamar untuk mencarinya, kegelisahan Rizki sudah mereda. Setelah meminum obat, dia juga merasa lebih baik."Pak Rizki, kenapa su

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status