Share

Bab 342

"Apakah Pak Rizki juga nggak mendengarkan keluarganya?"

Mendengar ini, ekspresi Cahya menjadi murung.

"Nggak. Kalau ya, keadaannya nggak akan sampai seperti ini."

"Benar juga."

Membicarakan masalah ini, suasananya pun menjadi berat.

Tiba-tiba, anak magang itu terpikirkan sesuatu. Matanya berbinar.

"Bagaimana dengan Nona Hana? Bukankah katanya selama bertahun-tahun ini, di sisi Pak Rizki nggak ada orang lain selain dia? Apakah Pak Rizki juga nggak mendengarkan Nona Hana?"

"Kamu membicarakan Hana Adelia?" tanya Cahya.

Cahya pun menghela napasnya. "Nggak usah membicarakannya. Awalnya, aku juga mengira itu akan berhasil dan meminta bantuan Nona Hana. Tapi ternyata cara itu juga sia-sia."

"Nona Hana bahkan juga nggak bisa .... Kalau begitu, sepertinya memang nggak ada cara. Kalau dibiarkan seperti ini terus, Pak Rizki nggak akan mati cepat, 'kan?"

"Bah bah bah, omong kosong apa itu! Kamu hanya anak magang, jangan kutuk orang seperti itu!"

Anak magang itu pun mengerucutkan bibirnya dengan ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status