Pokoknya, sepertinya banyak pria yang akan menyukai dan merasa kasihan dengan penampilan macam itu.Melihat Alya yang berada di depannya, Sinta menghela napas di dalam hati.Bukannya Alya tidak bagus, hanya saja Alya terlalu kuat. Gadis ini seringkali menyelesaikan masalah seorang diri.Sementara Hana ....Sebagai seorang wanita, bagaimana mungkin Sinta tidak menyadari kasih sayang Hana terhadap anaknya?Namun Hana, adalah penyelamat bagi keluarga mereka. Dari luar, Sinta harus bersikap sopan padanya.Akan tetapi, kesopanan itu hanyalah untuk tamu.Jika Hana ingin mengambil tempat Alya dan menggantikannya, Sinta akan menjadi orang pertama yang tidak setuju.Berpakaian terlalu sederhana?Sebenarnya sebelum Sinta kembali dari luar negeri, pakaian Alya tidaklah sederhana.Alya selalu menyukai kecantikan. Sebelum Keluarga Kartika bangkrut, pakaian, perhiasan, serta tasnya semua adalah model terbaru. Dia juga seorang pelanggan VIP dari berbagai merek. Tiap tahun dia akan menerima hadiah ter
Hanya saja, Alya tidak menyangka bahwa beberapa hari yang dikatakan Sinta akan memukulnya kembali.Karena setelah 2 hari, Sinta tiba-tiba menariknya dan dengan bersemangat berkata, "Alya, ayo lakukan pemeriksaan menyeluruhnya besok."Mendengar berita yang mendadak ini, Alya pun tercengang."Ibu, kenapa tiba-tiba jadi besok? Bukankah Ibu bilang kita tunggu dulu sampai Nenek pulih beberapa hari lagi?"Sinta tersenyum dan menjawab, "Karena akhir-akhir ini nenekmu pulih dengan sangat baik. Dokter bilang kondisinya sangat bagus. Selain itu, aku dengar selama 2 hari ini seorang dokter yang sangat ahli telah datang, sepertinya dia akan tinggal untuk beberapa hari. Kamu harus diperiksa dalam beberapa hari ini, supaya nanti kita bisa beri hasilnya pada dokter itu untuk dilihat."Alya akhirnya mengerti kenapa Sinta memintanya untuk diperiksa lebih awal.Dengan canggung, dia hanya bisa memikirkan cara untuk menolaknya. "Sebenarnya kita hanya melakukan pemeriksaan saja. Biasanya mesin yang akan me
Setelah menghentikan mobilnya, Rizki mencengkeram setir dan memandang Alya dengan suram."Jadi kamu sudah memikirkan semuanya untukku, haruskan aku berterima kasih padamu? Aci!"Rizki meneriakkan nama Alya dengan menggertakkan giginya.Alya tadinya tidak ingin mengatakan apa pun, tetapi begitu kata-katanya mencapai bibir, dia pun membalas, "Nggak perlu berterima kasih. Kalau bisa, bagaimana kalau besok kita ke kantor catatan sipil?"Kali ini, lagi-lagi giliran Rizki untuk terdiam. Sejak tadi dia terus memandang Alya, tatapannya begitu intens dan tidak pernah meninggalkan wanita itu.Meskipun dia dengan jelas mendengar apa yang dikatakan Alya, dia tetap tidak menjawab.Melihat ekspresinya, Alya pun merasa tak berdaya. Dia tidak dapat mengerti apa yang Rizki pikirkan. Sebelumnya karena masalah kesehatan Wulan, dia tidak punya pilihan lain.Namun, dalam 2 hari ini, sang nenek sudah pulih dengan baik. Entah apakah ini hanya perasaan Alya saja atau tidak, dia merasa bahwa Rizki sepertinya e
Keesokan harinya.Saat Alya terbangun dari tidurnya, dia menemukan bahwa sekarang sudah pukul 8 pagi.Melihat langit-langit berwarna putih dan pemandangan familier di sekitarnya, Alya pun merasakan tempat tidur yang lembut di bawahnya.Akhirnya dia pun yakin bahwa dia berada di tempat tidur rumah.Setelah merasa bingung untuk beberapa saat, Alya memegang kepalanya dan duduk.Dia tidak menyangka dirinya akan tertidur sampai sekarang. Kemarin malam, dia jelas tertidur di dalam mobil. Dapat dikatakan, pada akhirnya Rizki membawa dia pulang ke rumah.Dia duduk sebentar sebelum mengambil ponselnya untuk mengecek pesan masuk.Rizki tidak meninggalkan pesan apa pun, riwayat obrolan mereka juga kosong.Setelah berpikir sejenak, Alya menekan nomor telepon Rizki sambil pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Nada sambung telepon itu berbunyi untuk beberapa saat sebelum akhirnya diangkat.Suara Rizki dingin dan serak. "Ada apa?"Alya sudah memencet odol ke sikat giginya dan hendak memasukka
Mendengar ucapan Sinta, Alya hanya bisa mempertahankan senyum tipisnya."Nggak, hari itu yang terluka hanya betisku. Nggak ada masalah lainnya."Apalagi, itu adalah betis yang Astrid tendang.Sementara David, meskipun dia adalah orang yang menculiknya, David tidak melakukan apa pun padanya.Memikirkan David dan Astrid, Alya pun penasaran dengan kabar mereka."Omong-omong, apa Ibu tahu apa yang terjadi dengan kedua orang pada hari itu?"Sinta menggeleng. "Aku nggak tahu, tapi Irfan bilang dia akan menanganinya. Irfan adalah anak yang bisa diandalkan, jadi aku merasa tenang. Kamu juga tenang saja, aku dengar setelah itu Rizki juga memperhatikan kasus ini. Mereka pasti akan menerima hukuman.""Jadi sekarang kasus ini sedang ditangani oleh Irfan?""Mungkin."Memikirkan hal ini, Alya pun berencana untuk mengunjungi Irfan."Ayo, aku sudah buat janji temu dengan dokternya. Hari ini memang sudah agak terlambat, tapi menemui dokter sekarang juga nggak apa-apa."Setelah mengatakan itu, Sinta men
Jika waktu itu dia tidak bertemu dengan Alya di rumah sakit, Ratna tidak perlu secemas ini dalam bertindak.Lagi pula, dia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang dilakukan putrinya.Keluarga Lestari mereka adalah keluarga terkemuka. Sebagai putri dari Ratna, Intan harus dijodohkan dengan pria terbaik.Awalnya, Ratna sangat dekat dengan Sinta karena dia mengincar satu-satunya pewaris Keluarga Saputra, yaitu Rizki.Jika Keluarga Lestari dan Keluarga Saputra bisa menjadi besan, perkembangan kedua keluarga ini akan sangat dahsyat.Singkatnya, Keluarga Lestari juga ingin menaiki kapal Keluarga Saputra.Akan tetapi, dia tidak menyangka Keluarga Adelia akan muncul di tengah jalan.Untuk waktu yang lama, Ratna secara terang-terangan dan secara tersembunyi membenci putri Keluarga Adelia. Tanpa diduga, ternyata yang menikahi Rizki adalah Alya.Jadi Ratna pun mengarahkan kedengkian dan kebenciannya pada Alya.Ketika dia melihat Alya ke rumah sakit itu, Ratna menebak bahwa Alya ingin melakukan
"Alya, Alya!"Suara Sinta sekali lagi bergema di telinga Alya.Ketika Alya tersadar, dia pun menemukan bahwa hari ini dia sudah tiga kali tidak fokus di depan ibu mertuanya. Alya merasa malu dan bersalah."Maafkan aku, Ibu. Hari ini aku sedang nggak fokus. Bisakah aku nggak diperiksa dulu?"Kali ini dia berbicara dengan sangat terus terang.Sinta tertegun. Beberapa saat kemudian, dia mengangguk seolah-olah dia mengerti."Kalau kamu benar-benar nggak mau melakukannya, kita bisa melakukannya besok-besok.""Terima kasih, Ibu." Alya tersenyum. "Aku masih ada urusan lain, jadi aku akan pergi menanganinya dulu. Nanti aku akan pergi ke kamar Nenek."Begitu mendengar bahwa Alya ada urusan, Sinta yang sangat pengertian pun memperbolehkannya."Baiklah, cepat tangani urusanmu. Aku bisa lihat bahwa seharian ini kamu nggak fokus. Kalau urusanmu belum selesai, mungkin kamu nggak akan berniat untuk diperiksa."Setelah itu, Sinta melambaikan tangannya pada Alya."Cepat pergi. Kalau kamu butuh bantuan
Omelan Sinta pun mengakibatkan Rizki mengerutkan keningnya.Dia hampir saja membocorkan rahasia tentang perceraiannya dengan Alya yang akan datang. Begitu kata-katanya mencapai bibir, Rizki teringat dengan masa kecilnya. Ketika ibunya ingin mengetahui sesuatu darinya, tetapi dia merahasiakannya.Ibunya akan menggunakan keahlian berbicaranya untuk mengeluarkan rahasia itu dari Rizki.Sebenarnya pada waktu itu, ibunya tidak mengetahui kebenarannya.Kali ini ... mungkin juga akan sama.Sebuah binar pun berkilat di mata Rizki.Ibunya mungkin masih sama dengan dulu, tetapi Rizki sudah bukan anak kecil yang dulu."Aku nggak ingin menyembunyikannya dari Ibu. Kami berdua hanya bertengkar kecil, bukankah kalian sudah tahu?"Rizki langsung mengubah kemunduran menjadi kesempatan.Jika ibunya mengetahui perceraian mereka, semuanya pasti akan terbongkar setelah Rizki mengatakan kalimat itu.Tentu saja, setelah mendengar perkataannya, nada bicara Sinta menjadi agak curiga. "Hanya bertengkar kecil? S