Share

Bab 281

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 15:45:13
Jika waktu itu dia tidak bertemu dengan Alya di rumah sakit, Ratna tidak perlu secemas ini dalam bertindak.

Lagi pula, dia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang dilakukan putrinya.

Keluarga Lestari mereka adalah keluarga terkemuka. Sebagai putri dari Ratna, Intan harus dijodohkan dengan pria terbaik.

Awalnya, Ratna sangat dekat dengan Sinta karena dia mengincar satu-satunya pewaris Keluarga Saputra, yaitu Rizki.

Jika Keluarga Lestari dan Keluarga Saputra bisa menjadi besan, perkembangan kedua keluarga ini akan sangat dahsyat.

Singkatnya, Keluarga Lestari juga ingin menaiki kapal Keluarga Saputra.

Akan tetapi, dia tidak menyangka Keluarga Adelia akan muncul di tengah jalan.

Untuk waktu yang lama, Ratna secara terang-terangan dan secara tersembunyi membenci putri Keluarga Adelia. Tanpa diduga, ternyata yang menikahi Rizki adalah Alya.

Jadi Ratna pun mengarahkan kedengkian dan kebenciannya pada Alya.

Ketika dia melihat Alya ke rumah sakit itu, Ratna menebak bahwa Alya ingin melakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 282

    "Alya, Alya!"Suara Sinta sekali lagi bergema di telinga Alya.Ketika Alya tersadar, dia pun menemukan bahwa hari ini dia sudah tiga kali tidak fokus di depan ibu mertuanya. Alya merasa malu dan bersalah."Maafkan aku, Ibu. Hari ini aku sedang nggak fokus. Bisakah aku nggak diperiksa dulu?"Kali ini dia berbicara dengan sangat terus terang.Sinta tertegun. Beberapa saat kemudian, dia mengangguk seolah-olah dia mengerti."Kalau kamu benar-benar nggak mau melakukannya, kita bisa melakukannya besok-besok.""Terima kasih, Ibu." Alya tersenyum. "Aku masih ada urusan lain, jadi aku akan pergi menanganinya dulu. Nanti aku akan pergi ke kamar Nenek."Begitu mendengar bahwa Alya ada urusan, Sinta yang sangat pengertian pun memperbolehkannya."Baiklah, cepat tangani urusanmu. Aku bisa lihat bahwa seharian ini kamu nggak fokus. Kalau urusanmu belum selesai, mungkin kamu nggak akan berniat untuk diperiksa."Setelah itu, Sinta melambaikan tangannya pada Alya."Cepat pergi. Kalau kamu butuh bantuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 283

    Omelan Sinta pun mengakibatkan Rizki mengerutkan keningnya.Dia hampir saja membocorkan rahasia tentang perceraiannya dengan Alya yang akan datang. Begitu kata-katanya mencapai bibir, Rizki teringat dengan masa kecilnya. Ketika ibunya ingin mengetahui sesuatu darinya, tetapi dia merahasiakannya.Ibunya akan menggunakan keahlian berbicaranya untuk mengeluarkan rahasia itu dari Rizki.Sebenarnya pada waktu itu, ibunya tidak mengetahui kebenarannya.Kali ini ... mungkin juga akan sama.Sebuah binar pun berkilat di mata Rizki.Ibunya mungkin masih sama dengan dulu, tetapi Rizki sudah bukan anak kecil yang dulu."Aku nggak ingin menyembunyikannya dari Ibu. Kami berdua hanya bertengkar kecil, bukankah kalian sudah tahu?"Rizki langsung mengubah kemunduran menjadi kesempatan.Jika ibunya mengetahui perceraian mereka, semuanya pasti akan terbongkar setelah Rizki mengatakan kalimat itu.Tentu saja, setelah mendengar perkataannya, nada bicara Sinta menjadi agak curiga. "Hanya bertengkar kecil? S

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 284

    Begitu dia berbicara, raut wajah Intan yang tadinya tampak malu-malu seketika berubah. Dalam sekejap bibirnya pun memucat."Me ... mengobrol tentang apa?" tanyanya dengan ragu.Alya tersenyum."Tentu saja mengobrol tentang hidup."Intan terdiam."Kenapa? Apa kamu nggak mau?"Melihat Intan yang sangat gugup sampai mencengkeram bajunya, Alya pun terkekeh. "Apa aku terlalu menakutkan?""Te ... tentu saja nggak, aku hanya ....""Ayo."Alya sudah berdiri.Intan menggigit bibirnya dan duduk di sana dengan ekspresi bingung. Melihat gadis ini, Alya menebak bahwa Intan seharusnya tahu apa yang akan mereka bicarakan.Alya pun tidak terburu-buru dan memikirkan sebuah jalan tengah."Di jalan di luar rumah sakit, ada sebuah restoran yang menjual sarapan. Apa kamu tahu?Intan agak tertegun mendengarnya. Sesaat kemudian, dia mengangguk. "Aku tahu."Alya mengecek jam tangannya, lalu berkata, "Aku akan menunggumu di sana selama setengah jam. Kalau setelah setengah jam kamu nggak datang, aku akan pergi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 285

    Akan tetapi, Ratna sama sekali tidak memercayainya."Waktu itu kamu juga bilang kalau kamu nggak pergi untuk menemuinya, lalu hasilnya? Kamu pergi menemuinya, lalu kembali dengan patah hati? Bukankah begitu?"Intan tidak dapat menyangkal perkataan ibunya.Setelah beberapa saat, dia pun menjelaskan dengan penuh kesabaran, "Ibu, aku tahu kejadian terakhir adalah salahku. Aku minta maaf padamu. Tapi kali ini yang kukatakan adalah sungguhan. Kalau Ibu nggak percaya, aku pasti akan kembali dalam setengah jam?""Dalam setengah jam?"Ratna menyipitkan matanya dengan curiga. Karena jika anaknya memang mau pergi menemui pria itu, pasti anaknya tidak akan kembali dalam setengah jam.Apakah kali ini dia telah salah paham dengan Intan?"Ibu, aku benar-benar memiliki urusan yang harus kudatangi." Intan melirik jam, ekspresinya agak gelisah. Dia takut dirinya sudah terlambat dan Alya tidak lagi menunggunya di sana.Melihat ibunya masih tampak tidak menyerah, dengan frustrasi Intan pun langsung berka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 286

    "Oke."Setelah itu mereka semua pun duduk. Intan mengambil sendoknya dan menyendok sup tersebut."Apa kamu merasa aneh saat aku bilang ingin menemuimu? Tapi ternyata kamu masih datang juga."Intan diam-diam melirik Alya, lalu meletakkan sendoknya kembali."Memang sedikit aneh, tapi ... aku tahu Kak Alya nggak akan menyakitiku."Alya tersenyum padanya. "Karena kamu berkata begitu, bagaimana kalau langsung aku katakan saja? Kalau kamu terlalu lama di sini, ibumu nggak akan senang, 'kan?"Saat ibunya dibicarakan, Intan hanya bisa tersenyum getir."Ya, dia masih menungguku di rumah sakit. Aku bilang aku nggak akan lebih dari setengah jam."Hasil semacam ini sama sekali tidak mengejutkan Alya."Kalau begitu aku langsung ke intinya saja.""Oke.""Mungkin kamu akan merasa ini terlalu tiba-tiba, tapi tolong percayalah padaku, aku sama sekali nggak bermaksud untuk menyinggungmu. Hari itu, aku melihatmu dan pacarmu di toilet restoran."Tadinya, Intan kira Alya ingin menemuinya untuk membicarakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 287

    Untuk sesaat, Alya tercengang oleh pertanyaan balasan Intan. Dia duduk di tempatnya dengan linglung.Intan terisak dengan lembut. Sepertinya karena ada seseorang yang mengetahui masalah pacarnya, dia jadi merasa malu. Saat ini matanya agak memerah."Kak Intan, sebelumnya aku nggak mengenalmu, aku juga bukan seseorang yang suka bergosip. Tapi belakangan ini aku mendengar rumor, bahwa suamimu memiliki wanita lain di sisinya. Apa kamu bisa menangani masalahmu sendiri?"Mendengar ini, Alya akhirnya paham apa maksud dari perkataan Intan."Jadi kamu merasa, karena masalahku sendiri seperti itu, aku nggak berhak untuk memberitahumu masalah ini. Begitu, 'kan?"Itulah yang kurang lebih dimaksud Intan.Dia merasa Alya sendiri tidak bisa menangani perasaannya dengan baik, Rizki juga memiliki wanita lain di sisinya. Karena dia belum membuat pilihan apa pun, tentu saja dia tahu bahwa pernikahan dalam keluarga kaya tidak selalu ditentukan oleh keinginan sendiri.Jadi karena Alya sendiri tidak bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 288

    "Nggak apa-apa, kamu saja yang tentukan waktunya. Besok atau lusa aku juga bisa."Alya berpikir sebentar dan berkata, "Kalau begitu lusa."Sekarang dia memang sedang dilema."Oke," jawab Irfan dengan cepat.Setelah menutup telepon, Alya pun kembali ke dalam restoran.Gadis itu tampak sudah menetapkan pikirannya. Ketika melihat Alya masuk, dia tidak lagi menghindari tatapannya. Sekarang dia langsung melihat mata Alya dan berkata, "Kak Alya, mengenai apa yang kamu bicarakan, aku ingin memikirkannya lagi sendiri."Mendengar ini, langkah Alya pun agak melambat. Tak lama kemudian dia bertanya, "Kamu enggan untuk melepaskannya?"Intan tersenyum getir."Apa Kak Alya enggan untuk melepaskan Pak Rizki? Aku pikir, orang yang paling bisa mengerti perasaanku sekarang adalah Kak Alya. Kita menghadapi situasi yang mirip."Yang Intan maksud adalah situasi mereka yang sama-sama hamil, sementara ada wanita lain di sisi pria mereka.Mendengar ini, Alya pun tersenyum dan berkata dengan lembut, "Kamu mera

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 289

    Setelah berpisah dengan Intan, Alya pergi ke rumah sakit untuk menemani sang nenek.Saat itu, Sinta bertanya apakah dia sudah menangani semua urusannya. Alya tadinya ingin bilang sudah, tetapi begitu teringat dengan pemeriksaan, dia pun mengganti jawabannya. Dia bilang dirinya masih harus membereskan beberapa hal.Mendengar perkataannya, Sinta yang pengertian pun tidak menekannya dengan masalah pemeriksaan lagi.Hari itu, Alya menghabiskan banyak waktu di rumah sakit untuk menemani sang nenek. Melihat bagaimana Wulan pulih dengan baik dan tampak lebih hidup, Alya pun merasa senang.Namun, saat Alya kembali ke rumah pada malam itu, dia mendengar kabar bahwa Rizki tidak akan pulang dan akan tinggal di perusahaan untuk lembur.Saat sang kepala pelayan menyampaikan pesan ini pada Alya dan Sinta, Sinta segera mengerutkan keningnya."Memangnya urusan kantor sesibuk itu? Dia seharian sudah tinggal di perusahaan, lalu malam ini dia masih mau lembur?"Sang kepala pelayan terlihat sangat canggun

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status