Share

Bab 288

"Nggak apa-apa, kamu saja yang tentukan waktunya. Besok atau lusa aku juga bisa."

Alya berpikir sebentar dan berkata, "Kalau begitu lusa."

Sekarang dia memang sedang dilema.

"Oke," jawab Irfan dengan cepat.

Setelah menutup telepon, Alya pun kembali ke dalam restoran.

Gadis itu tampak sudah menetapkan pikirannya. Ketika melihat Alya masuk, dia tidak lagi menghindari tatapannya. Sekarang dia langsung melihat mata Alya dan berkata, "Kak Alya, mengenai apa yang kamu bicarakan, aku ingin memikirkannya lagi sendiri."

Mendengar ini, langkah Alya pun agak melambat. Tak lama kemudian dia bertanya, "Kamu enggan untuk melepaskannya?"

Intan tersenyum getir.

"Apa Kak Alya enggan untuk melepaskan Pak Rizki? Aku pikir, orang yang paling bisa mengerti perasaanku sekarang adalah Kak Alya. Kita menghadapi situasi yang mirip."

Yang Intan maksud adalah situasi mereka yang sama-sama hamil, sementara ada wanita lain di sisi pria mereka.

Mendengar ini, Alya pun tersenyum dan berkata dengan lembut, "Kamu mera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status