"Aku bukan memintamu untuk membiarkannya. Maksudku karena sudah begini, nggak ada gunanya kamu marah. Kita pelan-pelan saja.""Pelan-pelan saja? Semuanya sudah seperti ini dan kita masih mau pelan-pelan saja? Bagaimana kalau kamu saja yang pedulikan anakmu itu? Aku nggak peduli lagi."Reza menghela napasnya tak berdaya."Kamu tahu kalau aku selalu mendengarkanmu. Sementara mengenai anak kita, kalau kamu adalah dia, apa yang akan kamu lakukan? Begitu mendengar bahwa orang yang telah menyelamatkan nyawamu menghilang, bisakah kamu duduk diam di ruang operasi dan menunggu?"Sinta terdiam."Berada dalam dilema seperti itu, bagaimana kamu ingin dia memilih?""Aku nggak bilang dia nggak boleh pergi mencari wanita itu, tapi haruskah dia pergi selama ini? Bahkan Alya juga .... Syukurlah Irfan menemukannya. Kalau nggak, situasi Alya akan berbahaya sekali. Meskipun dia berada dalam dilema, apa gunanya?""Benar, untung saja ada Irfan. Kamu juga jangan salahkan Rizki lagi. Dia sendiri mungkin juga
Awalnya Hana terkejut melihat Rizki. Kemudian, dia segera memasang ekspresi gembira. Dia turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Rizki."Rizki, kenapa kamu tiba-tiba datang? Bagaimana dengan kondisi Nenek? Apakah operasinya berhasil?"Namun saat menghampirinya, Hana menyadari bahwa Rizki memiliki wajah pucat dan tatapan yang sedingin es.Mengingat apa yang dilakukan Astrid dan David, Hana pun takut ketahuan. Namun, dia tidak berani menunjukkannya sedikit pun.Dia tidak boleh panik.Saat ini, dia harus tetap tenang.Dia tidak boleh membiarkan Rizki menemukan masalah apa pun padanya.Suara Rizki terdengar sangat dingin."Nenek baik-baik saja, bagaimana denganmu?""Apa?" Jantung Hana berdegap kencang. Dia kita dia sudah salah dengar.Barusan Rizki menanyakan tentang dirinya?"Lalu, teman-temanmu?" Mata Rizki menyapu kamar tersebut. "Apa kamu tahu ke mana mereka pergi?""Nggak tahu." Hana menggeleng, lalu menggigit bibirnya. "Tadi aku pergi, mungkin mereka semua pergi mencariku.""Begit
Karena itulah Hana terus menyimpan Astrid di sisinya.Dia tidak menyangka bahwa suatu hari Astrid akan benar-benar berguna.Sementara mengenai David, karena pria itu sangat menyukainya, pria itu pasti rela menghadapi segala kesulitan demi dirinya, 'kan?"Nggak mengerti?" Mata Rizki tampak dingin. Jarinya yang dingin seperti ular mencengkeram dagu Hana. "Hana, kamu pernah menyelamatkan nyawaku. Oleh karena itu aku selalu memercayaimu dan menganggapmu penting. Meskipun begitu, bukan artinya kamu bisa berbohong padaku."Rizki mencengkeramnya dengan agak kuat, Hana pun merasa kesakitan.Dalam sekejap, selain jarinya yang dingin, Hana juga dapat merasakan aura ganas yang memancar dari tubuh Rizki kepadanya.Sebelumnya ini tidak pernah terjadi.Hana tidak percaya bahwa Rizki bisa memperlakukannya seperti ini.Bukankah Rizki selalu memercayainya? Kenapa bisa jadi seperti ini?Hatinya terasa sakit, air mata pun mengalir dari mata Hana.Tidak sampai 5 detik kemudian, Hana menangis tak karuan."
Apa maksud dari perkataannya ini?Belum diperiksa?Bukankah artinya Alya baik-baik saja? Hanya ketika Alya baik-baik saja barulah dia tidak perlu diperiksa.Kemudian yang paling penting, bila dia kehilangan bayinya, pasti akan ada pendarahan dan situasinya sekarang akan sangat serius."Dia sudah diperiksa."Suara Rizki membuat Hana tersadar dari lamunannya.Hana merasa sangat gelisah.Alya sudah diperiksa, tetapi kondisinya baik-baik saja. Jadi artinya ... sekarang Rizki sudah mengetahui kehamilan Alya?Jadi ... apakah Rizki sudah berbaikan dengan Alya? Apakah Rizki tahu bahwa dia sudah menghapus pesannya?Jika sudah ketahuan, maka Rizki ... terhadap dirinya ....Hana mulai merasakan bulu kuduknya berdiri, seolah-olah dia telah terjatuh ke dalam jurang es.Rizki tidak melewatkan satu pun emosi di wajah Hana. Setelah mengatakan bahwa Alya telah diperiksa, dia merasa bahwa ada yang tidak beres dengan ekspresi Hana.Rizki pun menyipitkan matanya dengan mengancam."Kenapa? Kamu khawatir ka
"Ya." Rizki dengan tenang berkata, "Itu memang waktu Nenek memasuki ruang operasi. Kamu mengetahuinya, sehingga kamu pun memanfaatkan waktu tersebut untuk menyembunyikan perbuatanmu."Mendengar ini, wajah Hana yang tersenyum seketika menjadi pucat. Tubuhnya yang rapuh berdiri di tempat, terhuyung seolah-olah angin pun dapat menjatuhkannya."Ternyata, kamu sudah lama menuduhku. Kamu benar-benar nggak memercayaiku. Rizki, kenapa kamu nggak memercayaiku? Hanya karena waktu itu aku sengaja melukai diriku untuk menyelamatkan mukaku, kamu jadi berpikir kalau aku ini wanita jahat?"Rizki menyipitkan matanya."Jadi, akhirnya kamu mengaku kalau kamu sengaja melukai dirimu sendiri?"Tubuh Hana sedikit gemetar. "Bukankah waktu itu aku sudah mengakuinya? Kalau aku yang melakukannya, maka aku akan mengaku. Tapi kalau bukan aku yang melakukannya, kenapa aku harus mengaku? Kita sudah bertahun-tahun saling mengenal. Bahkan untuk menjaga kehormatanku sendiri, aku nggak pernah memfitnah orang lain. Hany
Saat ini di kantor polisi."Lepaskan aku, aku bukan komplotannya! Semua ini dia rencanakan sendiri. Kalian telah menuduh orang yang nggak bersalah."Astrid terus memberontak sambil berteriak.Beberapa jam telah berlalu sejak dia ditangkap. Dia kira setelah diinterogasi, dia mungkin akan dilepaskan.Namun, dia salah. Sejak dia masuk ke sini sampai sekarang, dia sama sekali tidak melihat tanda-tanda dia akan dilepaskan.Tidak hanya itu, David yang berada di sampingnya juga terlihat pasrah. Pria itu sama sekali tidak melawan.Jika David tidak melawan ya biarkan saja, tetapi David malah mengaku bahwa dia bersekongkol dengan Astrid."Biar kutanya sekali lagi, apa kamu dan nona bernama Astrid di sampingmu bersekongkol dalam kasus penculikan ini?"David mengangguk. "Ya.""Selain dia? Apa masih ada orang lain yang terlibat?"Mendengar pertanyaan ini, pikiran Astrid refleks dipenuhi dengan nama Hana.Namun, sebelum dia dapat bereaksi, David sudah membantah, "Nggak ada, hanya kami berdua."Mende
Perkataannya membuat sang suster merasa sangat iri pada Alya.Ternyata dia sudah bersikap sebaik ini pada seseorang yang masih belum menjadi pacarnya. Selain itu, dia sangat lembut. Ketika menjelaskan, suaranya terdengar sangat halus. Dia bahkan berterima kasih atas ucapan selamatnya.Bagaimana bisa ada orang selembut ini di dunia?Sang suster pun tenggelam dalam lamunannya dan tersadar kembali ketika seseorang membuka pintu kamar.Sosok Rizki yang tinggi dan ramping pun berjalan masuk. Tubuhnya masih membawa udara dingin dari luar. Wajah tampannya menampilkan ekspresi dingin yang hampir membeku.Begitu memasuki kamar, tatapannya segera jatuh pada wanita yang sedang terbaring di tempat tidur.Setelah melihat ke sekelilingnya, pandangannya pun mendarat pada IrfanTak lama kemudian, dia berkata dengan suara dingin, "Aku datang untuk membawanya pulang ke rumah."Rumah?Mendengar kata ini, sang suster diam-diam merasa terkejut.Orang itu sudah menggunakan kata "rumah". Mungkinkah kedua ora
Irfan tersenyum."Rizki, aku nggak bermaksud menyalahkanmu. Aku sangat paham kenapa kamu membela Hana. Lagi pula, perasaanmu kepadanya sama dengan perasaanku pada Alya. Wajar saja kalau kamu ingin membelanya."Rizki mengerutkan kening, bibirnya lurus dirapatkan.Rizki mengerti, hampir semua kalimat yang keluar dari mulut Irfan tidak bisa dipisahkan dari Hana. Irfan selalu mencoba untuk menghubungkan Rizki dengan Hana, sementara dia sendiri menghubungkan dirinya dengan Alya.Dia secara halus meniadakan Rizki dari Alya.Memikirkan hal tersebut, rasa dingin pun muncul di mata Rizki. Terdengar suara gertakan gigi dari mulutnya.Akan tetapi, saat ini, dia sama sekali tidak bisa membantahnya.Beberapa saat kemudian, Irfan seakan-akan teringat sesuatu dan berkata, "Maaf, apa barusan aku terlalu blak-blakan?"Rizki terdiam.Setelah bertahun-tahun berteman, untuk pertama kalinya Rizki merasa Irfan sangat menyebalkan, membuatnya menggertakkan gigi dengan penuh kebencian....Alya sedang bermimpi