"Jangan sentuh putraku" ucap sosok pria paruh baya yang berdiri dihadapan seorang pemuda yang sedang berlutut dengan tangan terikat.
"Ye Song, apa kau akan terus melindungi putramu yang tidak berguna itu?" tanya sosok lelaki paruh baya yang duduk disalah satu tempat duduk didalam ruangan tersebut. "Meskipun dia tidak bisa lagi berkultivasi, dia tetap putraku" balas Ye Song dengan tanpa ragu berdiri didepan putranya yang sudah tidak berdaya. Ye Song berbalik dan membantu putranya berdiri, sebagai seorang ayah, dia tidak akan membiarkan putranya dalam masalah. saat itu juga sosok wanita cantik masuk dan membantu pemuda tersebut untuk bangkit. "Bawa kakakmu pergi dari keluarga tercela ini, mulai sekarang kita bukan lagi anggota keluarga Ye ini" ucap Ye Song memberi perintah pada putrinya yang dijawab dengan anggukan kepala. "Ayo kita pergi, kak" ucap wanita tersebut mengajak Ye Fan untuk pergi dari tempat itu. Ye Fan hanya mengangguk dengan lemah, dia sudah pasrah dengan takdir yang akan dia terima. Ye Fan juga sangat menyesali atas apa yang terjadi padanya, sebab dia terus menjadi beban untuk ayah dan adiknya setelah kehilangan kultivasi. Sementara Ye Yun membawa sang kakak pergi dari sana, Ye Song masih tetap berdiri dengan tenang dihadapan semua tetua keluarga Ye, dia ingin memastikan jika kedua anaknya bisa pergi dengan selamat. "Maafkan kakakmu ini yang terus menjadi beban untukmu" ucap Ye Fan dengan penuh penyesalan menatap kearah adiknya. "Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri kak, aku tahu betul ada yang dengan sengaja menghancurkan kultivasimu" ucap Ye Yun yang juga menatap kearah sang kakak. Ye Fan hanya bisa diam mendengar ucapan sang adik. Ye Fan tahu betul siapa yang melakukan hal itu padanya, namun dia tidak bisa melakukan apapun pada sosok tersebut, sebab dialah putra patriark keluarga Ye sendiri. Ye Yun membawa sang kakak menuju kesebuah desa terpencil, dimana sang ayah sudah menyiapkan tempat untuk mereka tinggal. Ye Yun sendiri sudah merencanakan pergi dari klan Ye cukup lama, semua itu karena dia tidak tega melihat sang kakak diperlakukan dengan buruk. Sebab hanya disana mereka bisa hidup dengan tenang, namun tidak akan mudah bagi mereka untuk bisa hidup dengan tenang disana, semua itu karena keluarga Ye jelas akan memburu mereka berdua. "Inilah rumah baru kita, kakak tidak masalah tinggal ditempat ini kan?" tanya Ye Yun saat tiba dihadapan sebuah rumah kecil dipinggiran hutan propinsi Jiangnan, tepatnya dikota naga. "Ini sudah lebih dari cukup untukku, adik" jawab Ye Fan tersenyum dengan lembut menatap sang adik. "Bagaimana dengan ayah?" tanya Ye Fan dengan penasaran menatap sang adik yang membantunya memasuki sebuah kamar. "Ayah akan menyusul kita nanti. lebih baik kakak segera beristirahat" jawab Ye Yun dengan tersenyum meninta agar kakaknya segera beristirahat. Ye Fan hanya mengangguk setuju dengan ucapan sang adik, sementara Ye Yun sudah keluar dari kamar yang ditempati sang kakak. Ye Yun merasa bersyukur bisa membawa kakaknya pergi dari sana, sebab dia tidak rela jika kakaknya diperlakukan seperti budak. Ye Yun kembali menuju kota tempat kelahirannya, dimana dia tidak akan membiarkan sang ayah bertindak gegabah pada keluarga Ye, dia tidak mau lagi kehilangan orang yang berharga dalam hidupnya. Ye Fan jelas menyadari jika sang adik pergi dari sana, dia tahu jika sang adik akan kembali untuk membantu sang ayah. dari sana Ye Fan bangkit dan mengikuti sang adik dalam diam, ditangannya ada sebilah pedang yang dulu sering dia gunakan. "Aku akan membiarkan kalian pergi dari sini, namun keluarkan semua harta keluarga Ye yang kalian bawa, termasuk dengan tehnik kultivasi yang kau miliki" ucap sang patriark keluarga Ye menatap Ye Song yang masih berdiri dengan tenang. "Tidak masalah, ambil semuanya" ucap Ye Song melemparkan cincin penyimpanannya kearah tempat duduk patriark keluarga Ye. Sang patriark menangkap cincin penyimapanan tersebut, dia melambaikan tangan saat Ye Song sudah berbalik ingin meninggalkan ruangan tersebut. "Ye Song, kau terlalu cepat berpuas diri. kultivasimu saat ini juga berasal dari keluarga Ye ini, jadi hancurkan kultivasimu jika kau ingin pergi dari sini" ucap patriark keluarga Ye menatap Ye Song yang sudah keluar dari pintu. Seketika para tetua segera mengejar Ye Song, sebab mereka ingin menghancurkan kultivasi Ye Song. semua itu dilakukan bukan tanpa alasan, sebab Ye Song adalah salah satu talenta terkuat didalam keluarga Ye, dan tidak mungkin mereka bisa tenang membiarkan Ye Song pergi begitu saja. Namun bukan Ye Song jika tidak bisa lolos dari mereka, sebab Ye Song sendiri adalah salah satu pilar terkuat yang dimiliki keluarga Ye, dan bahkan patriark keluarga Ye juga bukan tandingan bagi Ye Song. Dijalan, ada satu kelompok yang tahu kepergian Ye Fan, disana mereka dan pemimpin kelompok tersebut pergi untuk melihat apa yang akan dilakukan Ye Fan, dan pemimpin mereka adalah pemilik paviliun obat. Tepat saat malam tiba, Ye Yun sudah tiba diperbatasan antara kota naga dengan kota Lin. dia melihat sang ayah yang dikejar oleh para tetua dan orang orang dari klan Ye. "Ayah, apa yang terjadi?" tanya Ye Yun membantu sang ayah yang terus berlari hingga mencapai perbatasan antara kedua kota tersebut. "Pergi dari sini, orang orang sialan itu akan membunuh kita semua" Teriak Ye Song dengan penuh peringatan meminta agar Ye Yun segera pergi dari sana. Ye Yun menggelengkan kepala dengan pelan, dia tidak akan membiarkan sang ayah terbunuh oleh orang orang dari keluarga Ye, hanya sang ayah satu satunya orang tua yang tersisa, sebab sang ibu juga telah terbunuh didalam keluarga Ye. Ye Fan benar benar terkejut melihat sang ayah yang diburu oleh klan Ye, dia juga sangat marah melihat ayahnya yang diperlakukan seperti buruan bagi klan Ye. "Meskipun aku tidak memiliki kultivasi, aku masih memiliki dasar beladiri. Aku akan membunuh kalian semua" raung Ye Fan yang berdiri dengan tatapan penuh tekat dihadapan semua orang yang mengejar ayahnya. "Fan'er" teriak sang ayah yang menyadari jika putranya sudah ada disana dan berdiri menghadang orang yang mengejar mereka. "Kakak" teriak Ye Yun juga terkejut melihat sang kakak yang sudah ada disana dan menghadang semua musuh yang datang. Disisi lain, kelompok yang mengikuti Ye Fan saling menatap, hingga sosok pria tua yang sangat berwibawa tiba disana, saat itu pandangan kelompok tersebut tertuju kearahnya. "Apapun yang terjadi, kita harus menolong bocah itu dan keluarganya" ucap pria tua tersebut mengajak Ye semua pengikutnya untuk pergi membantu keluarga Ye Fan."Hahaha... aku benar benar tidak menyangka jika bocah yang sudah cacat sepertimu akan berani berdiri disini. "Ye Chong, akar permasalahan semua ini karena dirimu, aku bersumpah akan membalas semua yang terjadi disini" raung Ye Fan dipenuhi amarah saat melihat sosok yang sangat dia benci. "Hahaha... aku benar benar tidak tahu dari mana datangnya kesombongan bocah sepertimu, namun tidak ada lagi hari esok untukmu" ucap Ye Chong Memberi perintah agar semua bawahannya menyerang Ye Fan. Praaang... Dentuman suara pedang saling beradu, dimana kelompok yang mengikuti Ye Fan pergi untuk membantu Ye Fan dan keluarganya. "Tuan Qin, anda kah itu?" tanya Ye Song yang sadar jika pakaian yang dikenakan kelompok tersebut adalah simbol paviliun obat. "Tenanglah Ye Song, aku berhutang satu nyawa padamu. Biarkan aku membalas kebaikanmu dulu" ucap orang tua yang disebut tuan Qin oleh Ye Song. "Apa paviliun obat Qintian akan ikut campur dalam masalah ini?" tanya tetua aging yang menatap kearah Qin
Esok paginya, Ye Fan terbangun dan mendapati jika Ye Yun sudah ada disampingnya, wajah sang adik menunjukkan kesedihan yang mendalam. "Baghaimana kondisi ayah?" Tanya Ye Fan yang masih memikirkan keadaan sang ayah. Ye Yun hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah katapun, namun dari ekspresi wajahnya menunjukkan kesedihan yang teramat dalam. Dari ekspresi yang ditunjukkan Ye Yun membuat Ye Fan faham, dimana sang ayah telah gugur demi melindungi dirinya, dan hal itu jelas membuat Ye Fan dipenuhi dengan rasa bersalah. "Minumlah, tidak ada yang bisa kau lakukan untuk saat ini, lebih baik segera berikan penghormatan untuk ayahmu" ucap Qin Tian membuat Ye Fan mengepalkan tangannya dengan sangat erat. Tatapan matanya dipenuhi dengan kebencian yang teramat dalam, bahkan niat membunuh Ye Fan semakin terasa dengan jelas, meskipun Ye Fan tidak memiliki kultivasi. "Bantu kakakmu untuk berjalan" ucap Qin Tian yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Ye Yun yang masih dipenuhi kesedih
Ye Fan diberikan sebuah tempat untuk beristirahat oleh Qin Tian, sebab Ye Fan harus memulihkan luka yang dia alami saat ini. "Apa kau tahu mengapa orang bodoh itu sangat menginginkan herbal itu?" tanya Qin Tian menatap Ye Fan yang baru duduk diatas tempat tidur. Ye Fan hanya menggeleng kepala dengan pelan, dia benar benar tidak tahu alasan tuan kota naga sangat mengharapkan herbal tersebut, bahkan dia rela meminjamkan kekuatan untuk membalas dendam pada keluarga Lin. "Semua itu demi kesembuhan istrinya, aku berharap kau tidak memaksakan dirimu untuk mencari semua herbal itu" ucap Qin Tian melangkah keluar dari kamar yang ditempati Ye Fan. Ye Fan hanya bisa terdiam, dia benar benar tidak menyangka jika sang tuan kota naga masih memikirkan istrinya, dan Ye Fan sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada istri dari tuan kota naga. "Setidaknya aku harus pulih dari luka yang kudapat dari pertarungan sebelumnya, sangat menyebalkan tidak memiliki kultivasi seperti ini" gerutu Ye Fan yang
"Saudara Ye, sudah diranah apa sebelum kultivasimu hancur?" tanya Lu Han menatap Ye Fan yang berjalan disampingnya. Ye Fan diam sejenak sebelum menoleh kearah Lu Han yang sedang bertanya padanya, Ye Fan teringat pada masa lalunya, dimana dia hampir menerobos ranah grand master sebelum dentiannya hancur. "Aku berada diranah master puncak, saat dentianku dihancurkan, aku sudah berada diujung trobosan keranah grand master" ucap Ye Fan membuat Lu Han terdiam. Dia benar benar tidak menyangka jika ranah kultivasi Ye Fan akan setinggi itu, bahkan dia sendiri yang sudah dua puluh tahun baru menvapai puncak ranah master. Sedangkan Ye Fan yang baru enam belas tahun hampir mencapai ranah grand master, dan hal itu jelas bukan sesuatu yang bisa dicapai bocah biasa, pastilah Ye Fan merupakan bocah yang sangat jenius. Ranah kultivasi dibagi menjadi dua belas tingkatan, dimulai dari penempaan tubuh, dimana itu adalah tingkat awal bagi seorang kultivator, setelahnya baru tingkatan kondensasi
"Terus bergerak" ucap Ye Fan meminta agar keduanya tidak berhenti, sebab mahluk yang mengejar mereka sudah mengikuti sampai diluar lubang yang mereka masuki. Ketiganya terus bergerak, sampai saat Ye Fan terjatuh karena jalan yang dia lalui bukan lagi mendatar. jalan itu menurun kebawah, dan hal itu tidak diketahui oleh Xiao Ling dan Lu Han. Buuugh... aaarkh... Teriak Ye Fan saat Xiao Ling mendarat tepat di punggungnya, dia benar benar tidak menyangka akan ditimpa oleh Xiao Ling yang masih sangat ketakutan, bahkan Xiao Ling tidak sadar jika dia menduduki punggung Ye Fan. "Nona, bisakah anda turun dari punggungku?" pekik Ye Fan yang merasa punggungnya akan patah karena ditimpa oleh Xiao Ling. "Aku baik baik saja" jawab Xiao Ling yang membuat Lu Han menghela nafas lega, namu dia tersadar saat tidak mendapati Ye Fan ada disana. "Maafkan aku, aku tidak tahu" Xiao Ling yang seketika bangkit dan merasa sangat bersalah pada Ye Fan. "Nona muda, apa anda baik baik saja?" tanya Lu Han sa
Benar saja, Peringan Ye Fan benar benar terjadi. dimana tempat itu bergetar dengan sangat hebat, bahkan terdengar jelas derap ribuan kaki yang entah berasal dari mana datang mendekat. "Tempat ini tidak aman lagi bagi kita, ayo segera pergi" ucap Ye Fan yang dijawab dengan anggukan kepala Lu Han dan Xiao Ling. Ye Fan berlari keluar dari gua itu, Lu Han dan Xiao Ling mengikuti kemana Ye Fan akan pergi. Mereka ingin kembali bergantung pada insting Ye Fan, sebab sebelumnya insting Ye Fan sudah menyelamatkan mereka berdua. Ye Fan memasuki lorong gua lain yang tertutup bebatuan, meskipun sangat sempit, namun bisa mereka lewati dengan berjalan miring, dan celah itu jauh lebih sempit dari celah masuk gua sebelumnya. Lu Han dan Xiao Ling kembali mengikuti Ye Fan, sebab tidak ada lagi tempat untuk mereka berlari, sebab sudah terlihat siluet mahluk yang berlari menuju kearah mereka bertiga. ketiganya terus berjalan dengan pelan, bahkan lubang yang mereka masuki semakin menyempit, sampai pad
"Tuan, siapakah anda?" tanya Ye Fan yang sangat penasaran dengan siapa yang sedang duduk disinggadana didepannya. "Aku adalah jiwa dari tengkorak yang ada didekat pedang yang kau ambil' ucap sosok tersebut membuat Ye Fan terdiam. "Dimana ini?" tanya Ye Fan menatap sosok tersebut dengab sabgat tenang. "Ini adalah kesadaranmu, bisa dibilang kesadaranku saat ini tinggal disini" ucap Ye Fan membuat Ye Fan memicingkan mata menatap sosok tersebut. "Sialan, aku tidak punya waktu untuk bermain main denganmu, sekarang kembalikan aku ketempat semula, aku ingin segera pulang" maki Ye Fan menunjuk kearah sosok yang benar benar kesal menatap Ye Fan. "Sialan, mengapa aku harus menjalin kontrak dengan bocah bodoh ini?" raung sosok tersebut yang juga sangat kesal dengan makian Ye Fan padanya. keduanya sama sama saling menatap dengan penuh kekesalan, dimana mereka sama kesalnya satu dengan yang lain, sebab Ye Fan masih belum menyadari apa yang terjadi padanya, sampai pada akhirnya sosok tersebut
Ye Fan melangkah kearah tengkorak Qian Long, dimana dia hendak menguburkan tengkorak milik sang kaisar pedang. "Aku akan mengambil ini senior, maafkan aku karena merampok mayat anda" ucap Ye Fan mengambil cincin penyimpanan milik tengkorak Qian Long. Setelahnya dia baru menguburkan tengkorak milik Qian Long, Ye Fan juga memberikan penghormatan untuk Qian Long yang sudah mewariskan banyak hal untuk dirinya. Ye Fan mencabut pedang milik Qian Long, namun tidak mudah menarik pedang yang tertancap pada batu tersebut, hal itu membuat Ye Fan harus mengerahkan seluruh kemampuannya. "Tercabut Lah" Teriak Ye Fan berusaha sekuat tenaga mencabut pedang tersebut, sampai pada akhirnya pedang itu mampu dicabut oleh Ye Fan. Seketika gua tersebut bergetar dengan hebat, hingga terbukalah sebuah jalan dari ruangan tersebut yang entah menuju kemana, dan bahkan Ye Fan sendiri menjadi heran dengan jalan tersebut. Seketika gua tersebut menjadi gelap gulita, bahkan Ye Fan tidak bisa melihat apa apa kem
Ye Yun dan Bai Yu benar benar semakin ketakutan saat lorong mereka lewat telah hancur, bahkan beruang tersebut sama sekali tidak mau berhenti, seolah beruang tersebut memang menargetkan mereka.Sedangkan Ye Fan masih mencari keberadaan mereka berdua, sebab hutan kematian itu sangatlah luas. Luasnya hutan kematian membentang dari barat ke timur, bahkan seperempat hutan di pegunungan naga merupakan bagian dari hutan kematian.Sampai pada akhirnya beruang tersebut berhasil mencapai ruangan tempat Ye Yun dan Bai Yu berada, bahkan mereka berdua sangat ketakutan saat berhadapan langsung dengan beruang tersebut."Lewat sini" ajak Bai Yu saat melihat sebuah lorong keluar, dia menarik lengan Ye Yun kembali agar segera berlari."Kemana kita akan pergi senior?" tanya Ye Yun yang terus berlari mengikuti kemana Bai Yu membawanya."Aku tidak tahu, hanya saja aku berharap beruang itu tidak akan mengikuti kita" ucap Bai Yu yang seketika berhenti.Dia berhenti bukan tanpa alasan, dimana dia mendengar
Ye Yun sama sekali tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Bai Yi, sebab dia jauh lebih khawatir pada sang kakak, sebab dia mendengar jelas jika itu adalah suara dari kakaknya."Kakak, bertahanlah sebentar lagi" gumam Ye Yun dengan kesal karena tidak bisa melindungi sang kakak.Bai Yu hanya bisa diam dan terus mengejar Ye Yun, sebab masternya akan sangat marah jika dia kembali tanpa membawa Ye Yun, dan Ye Yun sendiri justru semakin dalam memasuki hutan kematian itu.Semakin lama Ye Yun berlari, semakin mencekam pula hutan yang dia masuki, bahkan Bai Yu sendiri merasa ketakutan saat merasakan aura mencekam tersebut."Junior Ye" teriak Bai Yu melesat dan segera menarik Ye Yun menghindar dari tempat dia berada saat ini.Booom...Sebuah cakar besar menghantam tanah, dan saat itu juga Ye Yun terperangah melihat sosok yang muncul dihadapan mereka.Sosok yang muncul dan menyerang mereka bukan sosok biasa, sebab sosok tersebut adalah beruang besar yang sangat kuat, bahkan beruang itu merupa
"Kau mempraktekkan tehnik sutra hati pedang, namun kau sama sekali tidak tahu jika tehnik itu belum sempurna bukan?" tanya sosok tersebut membuat Ye Fan terdiam.Ye Fan benar benar tidak mengerti mengapa sosok tersebut tiba tiba mengatakan hal itu, Ye Fan juga sangat terkejut saat sosok tersebut tahu jika dia menggunakan tehnik sutra hati pedang.Sosok pria paruh baya itu hanya bisa menghela nafas panjang saat Ye Fan tidak menjawab, namun dia tahu jika Ye Fan hanya diberikan tehnik itu tanpa diberitahu kenyataan tentang tehnik tersebut."Dengarkan aku baik baik, tehnik sutra hati pedang bukan sesuatu yang bisa begitu saja kau gunakan, meskipun saat ini kau sudah bisa berkultivasi, namun kultivasimu akan menghancurkan dirimu sendiri" ucap sosok tersebut melangkah masuk kedalam rumah."Senior Qian Long sama sekali tidak mengatakan hal itu padaku" ucap Ye Fan spontan saat terkejut mendengar tentang tehnik yang dia gunakan."Bahkan Qian Long mati karena tehnik itu, dan kau akan menjadi ko
Ye Fan melangkah kearah tengkorak Qian Long, dimana dia hendak menguburkan tengkorak milik sang kaisar pedang. "Aku akan mengambil ini senior, maafkan aku karena merampok mayat anda" ucap Ye Fan mengambil cincin penyimpanan milik tengkorak Qian Long. Setelahnya dia baru menguburkan tengkorak milik Qian Long, Ye Fan juga memberikan penghormatan untuk Qian Long yang sudah mewariskan banyak hal untuk dirinya. Ye Fan mencabut pedang milik Qian Long, namun tidak mudah menarik pedang yang tertancap pada batu tersebut, hal itu membuat Ye Fan harus mengerahkan seluruh kemampuannya. "Tercabut Lah" Teriak Ye Fan berusaha sekuat tenaga mencabut pedang tersebut, sampai pada akhirnya pedang itu mampu dicabut oleh Ye Fan. Seketika gua tersebut bergetar dengan hebat, hingga terbukalah sebuah jalan dari ruangan tersebut yang entah menuju kemana, dan bahkan Ye Fan sendiri menjadi heran dengan jalan tersebut. Seketika gua tersebut menjadi gelap gulita, bahkan Ye Fan tidak bisa melihat apa apa kem
"Tuan, siapakah anda?" tanya Ye Fan yang sangat penasaran dengan siapa yang sedang duduk disinggadana didepannya. "Aku adalah jiwa dari tengkorak yang ada didekat pedang yang kau ambil' ucap sosok tersebut membuat Ye Fan terdiam. "Dimana ini?" tanya Ye Fan menatap sosok tersebut dengab sabgat tenang. "Ini adalah kesadaranmu, bisa dibilang kesadaranku saat ini tinggal disini" ucap Ye Fan membuat Ye Fan memicingkan mata menatap sosok tersebut. "Sialan, aku tidak punya waktu untuk bermain main denganmu, sekarang kembalikan aku ketempat semula, aku ingin segera pulang" maki Ye Fan menunjuk kearah sosok yang benar benar kesal menatap Ye Fan. "Sialan, mengapa aku harus menjalin kontrak dengan bocah bodoh ini?" raung sosok tersebut yang juga sangat kesal dengan makian Ye Fan padanya. keduanya sama sama saling menatap dengan penuh kekesalan, dimana mereka sama kesalnya satu dengan yang lain, sebab Ye Fan masih belum menyadari apa yang terjadi padanya, sampai pada akhirnya sosok tersebut
Benar saja, Peringan Ye Fan benar benar terjadi. dimana tempat itu bergetar dengan sangat hebat, bahkan terdengar jelas derap ribuan kaki yang entah berasal dari mana datang mendekat. "Tempat ini tidak aman lagi bagi kita, ayo segera pergi" ucap Ye Fan yang dijawab dengan anggukan kepala Lu Han dan Xiao Ling. Ye Fan berlari keluar dari gua itu, Lu Han dan Xiao Ling mengikuti kemana Ye Fan akan pergi. Mereka ingin kembali bergantung pada insting Ye Fan, sebab sebelumnya insting Ye Fan sudah menyelamatkan mereka berdua. Ye Fan memasuki lorong gua lain yang tertutup bebatuan, meskipun sangat sempit, namun bisa mereka lewati dengan berjalan miring, dan celah itu jauh lebih sempit dari celah masuk gua sebelumnya. Lu Han dan Xiao Ling kembali mengikuti Ye Fan, sebab tidak ada lagi tempat untuk mereka berlari, sebab sudah terlihat siluet mahluk yang berlari menuju kearah mereka bertiga. ketiganya terus berjalan dengan pelan, bahkan lubang yang mereka masuki semakin menyempit, sampai pad
"Terus bergerak" ucap Ye Fan meminta agar keduanya tidak berhenti, sebab mahluk yang mengejar mereka sudah mengikuti sampai diluar lubang yang mereka masuki. Ketiganya terus bergerak, sampai saat Ye Fan terjatuh karena jalan yang dia lalui bukan lagi mendatar. jalan itu menurun kebawah, dan hal itu tidak diketahui oleh Xiao Ling dan Lu Han. Buuugh... aaarkh... Teriak Ye Fan saat Xiao Ling mendarat tepat di punggungnya, dia benar benar tidak menyangka akan ditimpa oleh Xiao Ling yang masih sangat ketakutan, bahkan Xiao Ling tidak sadar jika dia menduduki punggung Ye Fan. "Nona, bisakah anda turun dari punggungku?" pekik Ye Fan yang merasa punggungnya akan patah karena ditimpa oleh Xiao Ling. "Aku baik baik saja" jawab Xiao Ling yang membuat Lu Han menghela nafas lega, namu dia tersadar saat tidak mendapati Ye Fan ada disana. "Maafkan aku, aku tidak tahu" Xiao Ling yang seketika bangkit dan merasa sangat bersalah pada Ye Fan. "Nona muda, apa anda baik baik saja?" tanya Lu Han sa
"Saudara Ye, sudah diranah apa sebelum kultivasimu hancur?" tanya Lu Han menatap Ye Fan yang berjalan disampingnya. Ye Fan diam sejenak sebelum menoleh kearah Lu Han yang sedang bertanya padanya, Ye Fan teringat pada masa lalunya, dimana dia hampir menerobos ranah grand master sebelum dentiannya hancur. "Aku berada diranah master puncak, saat dentianku dihancurkan, aku sudah berada diujung trobosan keranah grand master" ucap Ye Fan membuat Lu Han terdiam. Dia benar benar tidak menyangka jika ranah kultivasi Ye Fan akan setinggi itu, bahkan dia sendiri yang sudah dua puluh tahun baru menvapai puncak ranah master. Sedangkan Ye Fan yang baru enam belas tahun hampir mencapai ranah grand master, dan hal itu jelas bukan sesuatu yang bisa dicapai bocah biasa, pastilah Ye Fan merupakan bocah yang sangat jenius. Ranah kultivasi dibagi menjadi dua belas tingkatan, dimulai dari penempaan tubuh, dimana itu adalah tingkat awal bagi seorang kultivator, setelahnya baru tingkatan kondensasi
Ye Fan diberikan sebuah tempat untuk beristirahat oleh Qin Tian, sebab Ye Fan harus memulihkan luka yang dia alami saat ini. "Apa kau tahu mengapa orang bodoh itu sangat menginginkan herbal itu?" tanya Qin Tian menatap Ye Fan yang baru duduk diatas tempat tidur. Ye Fan hanya menggeleng kepala dengan pelan, dia benar benar tidak tahu alasan tuan kota naga sangat mengharapkan herbal tersebut, bahkan dia rela meminjamkan kekuatan untuk membalas dendam pada keluarga Lin. "Semua itu demi kesembuhan istrinya, aku berharap kau tidak memaksakan dirimu untuk mencari semua herbal itu" ucap Qin Tian melangkah keluar dari kamar yang ditempati Ye Fan. Ye Fan hanya bisa terdiam, dia benar benar tidak menyangka jika sang tuan kota naga masih memikirkan istrinya, dan Ye Fan sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada istri dari tuan kota naga. "Setidaknya aku harus pulih dari luka yang kudapat dari pertarungan sebelumnya, sangat menyebalkan tidak memiliki kultivasi seperti ini" gerutu Ye Fan yang