Kesialan

Benar saja, Peringan Ye Fan benar benar terjadi. dimana tempat itu bergetar dengan sangat hebat, bahkan terdengar jelas derap ribuan kaki yang entah berasal dari mana datang mendekat.

"Tempat ini tidak aman lagi bagi kita, ayo segera pergi" ucap Ye Fan yang dijawab dengan anggukan kepala Lu Han dan Xiao Ling.

Ye Fan berlari keluar dari gua itu, Lu Han dan Xiao Ling mengikuti kemana Ye Fan akan pergi. Mereka ingin kembali bergantung pada insting Ye Fan, sebab sebelumnya insting Ye Fan sudah menyelamatkan mereka berdua.

Ye Fan memasuki lorong gua lain yang tertutup bebatuan, meskipun sangat sempit, namun bisa mereka lewati dengan berjalan miring, dan celah itu jauh lebih sempit dari celah masuk gua sebelumnya.

Lu Han dan Xiao Ling kembali mengikuti Ye Fan, sebab tidak ada lagi tempat untuk mereka berlari, sebab sudah terlihat siluet mahluk yang berlari menuju kearah mereka bertiga.

ketiganya terus berjalan dengan pelan, bahkan lubang yang mereka masuki semakin menyempit, sampai pada akhirnya mereka tiba disebuah lorong yang sedikit lebih lebar, meskipun mereka hanya bisa berjalan satu satu.

"Senior, boleh aku meminta satu kayu yang senior bawa?" Tanya Ye Fan menatap kearah Lu Han yang berada dibelakangnya.

Lu Han mengangguk dan mengeluarkan satu kayu seperti yang diminta Ye Fan, seketika Ye Fan menyalakan api pada kayu tersebut, dan hal itu untuk menerangi jalan mereka yang sangat gelap.

Lorong itu jauh lebih gelap dibanding lorong sebelumnya, sebab lorong itu hanya memiliki lubang yang sangat kecil, dan mungkin saat siang hari, lorong itu akan tetap gelap gulita.

"Apa tidak masalah menyalakan api?" tanya Xiao Ling yang berjalan tepat dibelakang Ye Fan.

"Mau bagiamana lagi? kita tidak akan bisa melihat kondisi gua ini jika tidak membawa penerangan" jelas Ye Fan membuat Xiao Ling terdiam.

Sebab Ye Fan masih memikirkan kegelapan yang ada didepannya, tidak seperti sebelumnya, Ye Fan sama sekali tidak menghiraukan kegelapan yang ada didepannya.

Waktu demi waktu terus berlalu, dimana Ye Fan dan yang lain sudah masuk semakin dalam kedalam gua tersebut, dan lorong yang awalnya sangat sempit, kini menjadi jalan yang cukup luas untuk meteka bertiga.

Hingga tiba saat Ye Fan kembali terjatuh, namun kali ini bukan jalannya yang menurun seperti sebelumnya, melainkan ada lubang ditempat yang dia pijak, dan hal itu jelas membuat Lu Han dan Xiao Ling menjadi panik.

Aaarrrkh...

"Kenapa hidupku sial seperti ini" teriak Ye Fan yang masih belum mencapai dasar dari lubang tempat dia terjatuh.

Seketika Ye Fan menggunakan pedangnya untuk memperlambat tubuhnya yang terus melesat turun, sebab dia bisa mati jika lubang itu sangatlah dalam, sebab dia tidak akan bisa bertahan dari benturan yang kuat.

"Ye Fan" teriak Xiao Ling yang sangat menghawatirkan keadaan dari Ye Fan.

Sebab sudah dua kali Ye Fan terjatuh seperti ini, yang pertama karena jalannya yang memang menurun, dan kali ini justru Ye Fan terkena jebakan dari gua tersebut. Lu Han juga sangat menghawatirkan Ye Fan, sebab Ye Fan bukan kultivator sama seperti mereka berdua.

Namun tubuh Ye Fan masih belum berhenti, bahkan seolah lubang itu tidak pernah memiliki dasar. mungkin tidak ada harapan lagi baginya, meskipun kecepatan turunnya sudah melambat, namun tetap saja jika lubangnya sangat dalam, dia hanya akan mati didalam sana.

Cukup lama Ye Fan terus bertahan, mulutnya sampai tidak bisa mengeluarkan suara lagi, seolah suaranya sudah habis karena terus berteriak sepanjang tubuhnya yang terus turun kebawah.

Saat itu juga Ye Fan melepaskan pedangnya, dan saat itu juga Ye Fan terjatuh tepat disebuah tumpukan gulungan, disana Ye Fan sangat penasaran dimana dia berada saat ini.

Sampai saat dia menyalakan api kembali, dia bisa melihat sebuah ruangan yang sangat luas, bahkan tempat dia terjatuh adalah sebuah peti yang berisi semua gulungan yang tidak dia ketahui.

"Tempat apa ini?" tanya Ye. Fan sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Seketika tempat itu menjadi terang benderang, bahkan nyala api Ye Fan sendiri padam dengan sendirinya. disana mulut Ye Fan terbuka lebar, dia benar benar tidak menyangka akan ada tempat yang seperti itu, bahkan ada banyak harta ditempat itu.

"Sayang sekali aku tidak memiliki dentian, jadi semua harta ini tidak akan berarti bagiku" ucap Ye Fan debgan helaan nafas pasrah menerima takdir yang harus dia terima.

Meskipun semua harta itu tidak bisa digunakan Ye Fan, namun tetap saja dia akan kaya raya jika bisa membawa semua harta itu keluar, namun semua itu hanyalah angan angan belaka.

Sebab Ye Fan tidak akan bisa keluar dari sana, bahkan untuk mencapai lubang diatasnya, dia tidak akan bisa melakukannya. Sedangkan dinding gua itu tidak bisa dia panjat, dan sangat mustahil jika dia bisa melompat setinggi itu.

"Pedang apa itu?" batin Ye Fan saat melihat satu pedang yang tertancap didepan tengkorak yang menyandar dinding.

Ye Fan menghampiri pedang tersebut, dia merasa jika pedang dan semua harta itu adalah milik tengkorak itu, dan pasti sosok itu juga terjedak didalam lubang itu sampai mati.

Pedang tersebut memancarkan aura yang sangat kuat, namun pedang itu sudah sangat usang, bahkan bilah pedangnya juga sudah ditutupi dengan karat, dan beberapa bagian dari pedang itu juga sudah hilang karena dimakan usia.

Saat Ye Fan menyentuh pedang tersebut, tangannya tiba tiba tergores hingga darah Ye Fan menetes kepedang tersebut, saat itu juga Ye Fan menarik tangannya karena luka kecil yang terasa perih.

"Pedang jelek ini sungguh sangat tajam" gerutu Ye Fan mengusap darah yang keluar dari ujung jarinya.

Saat itu juga pedang dihadapan Ye Fan bergetar dengan hebat, bahkan kilau cahaya pedang menghantam tubuh Ye Fan, namun tidak ada yang terjadi pada Ye Fan sendiri.

Pedang yang ada dihadapannya juga telah berubah, dimana karat pada pedang tersebut mulai rontok, bahkan bagian yang hilang juga kembali muncul entah dari mana, dan hal itu jelas membuat Ye Fan tidak bisa berkata kata.

"Pedang ini berubah menjadi baru lagi" gumam Ye Fan yang tidak sadar dengan apa yang terjadi.

Ye Fan memegang gagang pedang tersebut, dan saat itu juga dia menarik pedang tersebut dari tanah. dia merasakan sebuah ikatan dengan pedang itu, namun Ye Fan jelas tidak tahu dari mana asal perasaan tersebut.

Seketika kesadaran Ye Fan ditarik kesebuah tempat, dimana ada sosok yang sudah menunggu kedatangannya, sosok tersebut duduk disebuah singgasana dan menatap kearah Ye Fan.

"Akhirnya kau datang juga anak muda, aku tidak menyangka yang datang adalah manusia dengan dentiannya yang sudah hancur" ucap sosok tersebut menatap kearah Ye Fan yang ada disana.