Share

Bab 64 - Menunggu Pembuahan

Penulis: Rahmani Rima
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 11:16:07

Rania menjalani hari-hari seperti biasanya. Ia tak terlihat berubah sama sekali. Kegiatannya malah makin padat. Mengantarkan Satria sekolah, belanja, mengikuti seminar-seminar parenting dan kini menyibukkan diri merawat tanaman yang Fira banyak berikan padanya. Ia kini memiliki mobil sendiri. Akhirnya Alfi memberikan mobil baru untuknya.

Rania tak lagi acuh tak acuh pada Alfi. Ia terlihat lembut seperti dulu, membuat suaminya itu tenang dan merasa badai pernikahannya sudah usai.

“Sayang, paket kalungnya dateng hari ini. Kamu tunggu aja.”

Rania diam sejenak. Ia menghentikan kegiatannya menumis sayur untuk sarapan Satria, “Paket apa, mas?”

Alfi memeluknya dari belakang, “Kamu ‘kan mau kalung berlian. Kamu lupa ya?”

Rania tersenyum dipaksakan, “Makasih ya, mas. Padahal kamu gak perlu maksain. Aku gak mau tabungan buat sekolah Satria kepotong.”

“Enggak dong. Aku cari kerja sampingan dan untungnya bisa aku tabung. Ya... lumayan lah, sayang.”

Rania membalikkan badan, “Kamu ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 65 - Dukungan Fira

    Fira membalikkan tespek yang Rania berikan terbalik di ruang tamu. “Fir, kalo hasilnya negatif gimana?” Fira hanya menatap Rania tanpa bicara. Fira melihat hasil tespek dan kembali menatap sahabatnya, “Ran, hasilnya...” “Fir, aku gak siap kalo harus mengulang dosa itu lagi sama kak Arbi. Dia... dia sampe gak mau nemuin aku setelah kejadian itu karena malu. Fir, aku... aku nyesel pake cara ini. Sejak saat itu aku gak bisa tidur dengan tenang. Aku sering kebangun tengah malem dan...” “Ran, tenang ya. Gue belum kasih tahu hasilnya loh.” Rania menunduk menunggu hasil yang akan Fira berikan. Fira menyerahkan tespek itu secara terbuka, “Hasilnya...” Kepala Rania perlahan menatap area kotak kecil tempat dimana ia bisa melihat garisnya. Ia melotot tak percaya, “Fir!” Fira tersenyum. Mereka berpelukkan. “Fir, akhirnya... Fir, aku gak nyangka kalo... aku hamil anak kak Arbi sekarang. Ya ampun, aku berdosa banget. Gimana ini?” Fira melepaskan pelukkan Rania, “Lo tuh plin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 66 - Menginap di Rumah Ibu

    Rania, Alfi, dan Satria keluar dari mobil yang terparkir dipekarangan rumah ibu yang asri. Rumah sudah dihias sederhana oleh ayah. “Jiddy, jiddah.” teriak Satria sambil berlari. “Satria.” Ayah menerima pelukkan Satria dengan riang di teras. “Kamu masuk duluan aja, ini biar aku yang bawa.” “Iya, mas.” Rania berjalan perlahan menuju teras karena ada Arbi disana. Pipinya bersemu merah mengingat malam-malam panas yang mereka lakukan satu minggu berturut-turut demi menyimpan benih dalam perutnya. “Ran?” Arbi berusaha bersikap normal pada iparnya. “Hai, kak. Udah pulang dari kantor?” “Iya, sengaja. Ulang tahun ibu masa kakak gak pulang lebih cepet.” Rania manggut-manggut. “Ran,” ibu hati-hati memanggil anak mantunya dari dalam rumah. “Bu.” Rania mencium pipi kanan-kiri ibu, “Apa kabar? Maaf ya belum sempet kesini kemarin.” “Ibu baik. Kamu... udah gak marah sama—” “Bu, kita lupain semua masalah kemarin ya? Aku sama mas Alfi udah baik-baik aja kok.” “Syukurlah, ibu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 67 - Memilih Siapa?

    Satria berlari memasuki rumah. “Satria!” Rania berusaha mengejar Satria, tapi Alfi menahannya, “Apa, mas? Kamu bisa jelasin ke aku kenapa bisa Roland bilang itu sama Satria?” “Roland pasti gak sengaja.” “Gak sengaja apa? Dia keceplosan gitu? Dia tahu gak kelalaiannya bisa menghancurkan mental Satria?” “Sayang, udah lah jangan di besar-besarin. Aku yakin Roland gak sengaja kok.” “Apanya yang gak sengaja? Kalo dia keceplosan ngomong gitu waktu nemenin Satria waktu itu, omongan mana yang tiba-tiba nyambung kalo kamu pukul aku di rumah?” Alfi kehabisan kata. “Aku bersusah payah diem ya, mas, tapi—temen kesayangan kamu itu malah beberin semuanya sama Satria. Sekarang kamu mau apa? Kamu seneng anak kamu jadi tahu sifat asli papanya, hah?” “Sayang, aku mohon tenang dulu.” “Tenang? Kamu pikir aku bisa tenang, liat anakku, dimana aku besarin dia dengan sangat hati-hati, aku jaga mata dan pendengaran dia dari semua masalah yang kita punya, tapi dengan ringannya Roland bilang i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 68 - Berduaan Dengan Arbi

    Hati Rania terasa lega setelah mengatakan kalau ia tahu mengenai Alfi yang ternyata adalah seorang homo. Keberanian itu muncul begitu saja karena terlalu marah pada Roland. Ia janji akan menghadang kekasih suaminya itu. Acara ulang tahun ibu berjalan berantakkan. Setelah Alfi pergi, ibu masuk kamar bersama ayah. Sedangkan Satria tidak mau melepas pelukan mbok Yem. Ia pasti ketakutan melihat orang tuanya bertengkar hebat tadi. Semoga Satria tidak mendengar isi pertengkarannya. Rania duduk sendiri di kursi besi belakang rumah, menghadap kolam ikan berukuran kecil yang menenangkan. Ia tak menangis. Air matanya sudah habis. Arbi yang ia pikir pulang ke apartemennya ternyata masih disini. Ia duduk disampingnya. “Mas?” “Rencana selanjutnya apa? Kamu akhirnya bilang ke Alfi kalau kamu udah tahu hubungannya sama Roland.” “Aku gak tahu, mas. Aku... lega. Tapi aku takut Satria denger.” “Enggak. Tadi aku udah pastiin kalo mbok Yem bawa Satria kesini, jadi mereka gak tahu sama sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 69 - Ketahuan Hamil

    Rania dan Satria turun dari mobil ayah yang mengantarkannya pulang. Hari ini Satria tidak sekolah karena mendadak ada pemberitahuan rapat di sekolah. “Kita kapan lagi, ma, nginep di rumah jiddy sama jiddah?” tanya Satria menuntun Rania menuju pintu rumah. “Kamu betah ya disana?” “Iya, meskipun takut karena papa sama mama berantem.” Rania tersenyum, “Semua orang pasti pernah berantem. Maaf ya kalo kamu takut. Tapi mama sama papa udah baikkan kok.” Satria mengangguk. Rania membuka pintu rumah dan berdiri terpaku melihat Alfi sedang duduk dengan wajah yang menyeramkan di sofa ruang tamu. Satria yang masih memegangi tangan mamanya, semakin mengeratkan tangan dan tubuhnya karena ketakutan. “Sayang, kamu main dulu ke rumah tante Anis ya?” Satria mengangguk. Ia berlari kencang seperti tahu sebentar lagi ada bom waktu yang akan meledak. Rania memasuki dalam rumah. Ia menaruh koper dipinggir sofa. Ia berusaha tenang meski jantungnya berdegup kencang. Ia pikir suaminya tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 70 - Meminta Cerai (Lagi)

    Rania membuang nafasnya perlahan. Ia duduk di sofa berusaha menenangkan emosinya, “Aku tahu semuanya berat. Apa yang kamu alami bukan hal kecil.” Alfi menatap istrinya yang sudah mulai tenang. Ia menghampirinya di sofa, “Maafin aku, sayang. Aku janji akan putus dari Roland, dan kita akan melanjutkan kehidupan kita sama Satria.” “Hidup mana yang mau diterusin?” Rania bangkit menjauhi Alfi, “Hidup kita udah selesai sejak aku tahu dari Roland kalau kalian pacaran.” “Apa yang harus aku lakuin untuk memperbaiki semuanya?” Rania menatap suaminya dan tersenyum. Ia menunjuk tespek yang dihancurkan suaminya hingga hancur berantakkan, “Kamu bisa memperbaiki itu?” “Sayang, hidup kita gak kayak tespek itu.” “Hidup kita kayak tespek itu. Hati aku bukan hanya gelas yang bisa menampung. Hidup aku kayak tespek itu. Coba kamu benerin, kamu lem, atau apa terserah kamu. Apa tespek itu masih bisa nunjukkin hasil garis dua? Enggak ‘kan? Aku juga begitu, Satria juga.” “Satria—” “Satria tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 71 - Penyiksaan Tiada Ampun

    Satria belum pulang. Padahal ini sudah jam tujuh malam. Rania ingin sekalil menyusul ke rumah tetangganya, tapi urung setiap kali mendengar larangan Alfi. “Udah, sayang, mungkin Satria lagi betah disana. Udah lama dia gak main sama Kenzo ‘kan?” Rania tak menjawab. Ia hanya khawatir Satria tidak mau pulang karena takut pada papanya. Alfi menghampiri Rania. Dipeluknya tubuh itu dari belakang, “Kita udah lama gak—“ Rania membalikkan badan, “Jangan malam ini.” “Kenapa?’ Rania membuang mukanya. Alfi mengelus perut rata istrinya, “Ini berapa minggu?” Rania menepis lengan itu. Alfi tersenyum. Matanya terus terpaku pada perut itu, “Apa kak Arbi harus ngelakuin itu berulang sampe harus menyimpan benihnya agar berhasil bertahan disana?” “Apa maksud kamu?” “Itu anak kak Arbi ‘kan?” “Si-apa yang bilang?” tanya Rania terbata. Alfi menyentuh pipi istrinya yang merah bekas tamparannya tadi, “Aku kenal kamu dengan baik, Rania Putri. Kamu bukan tipe perempuan nakal. Tapi gak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 72 - Penyiksaan Tiada Ampun 2

    Suara Rania tak terdengar lagi. Ia hanya mampu menangis pelan menunggu suaminya puas. “Udah.” Alfi memakai lagi celana kolornya. Ia mengusap kepala Rania, “Makasih ya. Semuanya masih sama. Jadi, siapa pemenangnya? Aku atau kakak ipar selingkuhanmu itu? Hm?” Rania menutup matanya malu. Alfi meninggalkan kamar Satria, tapi tidak lama ia kembali dan membalikkan badan Rania yang memakai dress dengan rok yang terangkat dan mengekspos perutnya. Ia mengusap perut itu lembut. “Janin ini gak bersalah. Yang salah itu kamu dan kak Arbi. Tadinya aku berniat untuk mempertahankan bayi ini. Tapi sekarang aku berubah pikiran.” Rania berusaha bangkit dengan tubuhnya yang sakit, “Mas, jangan lakuin apapun. Kamu bisa bunuh aku.” Alfi keluar dari kamar. Saat itu Rania menggunakan kesempatannya untuk kabur. Dengan langkah pelan, ia menuruni tangga yang terasa panjang dari biasanya. Nahas, ia bertemu dengan Alfi di ujung tangga yang sedang tersenyum. “Aku bawain kamu minum. Kamu pasti haus.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03

Bab terbaru

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 89 - Kehidupan Impian

    “Kamu kuat gak jalannya? Mau aku pinjemin kursi roda aja?” Rania menggeleng, “Aku kuat ko, mas. Aku ‘kan kuat kayak Satria.” Arbi tertawa, “Satria paling kuat sedunia, disusul kamu, disusul sama calon adik Satria.” Ia mengelus perut yang sudah mulai membesar itu. Rania tersenyum, “Satria mana ya, mas? Kok lama banget.” “Aku susul deh, kamu duduk dulu.” “Ya udah, aku tunggu disini.” Sesaat sebelum Arbi membantu Rania duduk dikursi tunggu lobi rumah sakit, sepasang kaki yang berhenti didepan mereka. Rania dan Arbi sontak mendongak menatap siapa pemilik sepatu yang mereka kenal baik. Senyuman itu tidak berubah. Rania melihatnya senang. Kedua matanya mendadak panas, “Mas Alfi?” “Rania, apa kabar?” Bukan jawaban yang Rania berikan, tapi sebuah tangisan yang sudah lama ia pendam. Seluruh hatinya dipenuhi rindu untuk kekasih lamanya yang baru terlihat lagi. Arbi menelisik wajah istrinya. Ia takut sekali hatinya kembali memihak Alfi seperti dulu. “Mama, papa, maaf ya ak

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 88 - Kembali Kehilangan

    Enam bulan kemudian... PRANG! “Rania?” Fira yang baru sampai dan berniat akan mengantarkan Rania ke kampus karena ia juga ada urusan disana, menutup pintu mobil dengan kencang dan berlari menerobos rumah yang pintunya tertutup rapat. Ia berlari mencari sumber suara dimana mungkin Rania sedang membutuhkan bantuannya, “Ran? Ran, lo dimana?” “Fir, tolong.” Fira mendengar suara itu dibelakang rumah. Ia menemukan setumpuk piring pecah dan aliran darah dari bagian bawah sahabatnya, “Ran?” “Fir, aku—aku gak kuat. Ini sakit banget.” “Ya ampun, Ran, sini kita ke mobil pelan-pelan ya.” Di depan ruang Ponek, nafas Fira naik turun menunggu hasil pemeriksaan dokter. Wajahnya pucat, tubuhnya bergetar. Ia mengingat dengan jelas rumah sangat berantakkan tadi. Barang berterbangan, dan ada noda merah dibeberapa bagian sofa. Rania juga hanya sendiri di rumah. Seharusnya ada Arbi disana. Kemana ya dia? Satria jelas sedang sekolah. Tunggu, apakah Satria baik-baik saja? “Dengan wa

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 87 - Menikah

    Rania dan Arbi berkeliling mendatangi tamu. Acara akad dan resepsi berjalan lancar tanpa kendala. Acara yang disiapkan Fira begitu sempurna. Ia berharap sahabatnya itu akan segera menyusul menikah. Rania tak menemukan orang yang sedari tadi dicarinya. Dari pihak keluarga suaminya, ia tidak melihat Alfi. “Sayang, kamu capek ya?” “Hm?” “Kamu agak pucet. Kamu gak enak badan ya?” “Enggak kok, mas.” “Kamu duduk aja, nanti aku nyusul.” “Gak papa, mas.” Arbi mencolek hidung Rania, “Nanti malem kamu harus bugar loh. Jadi sekarang jangan terlalu capek. Gih, duduk dulu. Aku keliling sebentar. Ada beberapa temen yang baru dateng.” Rania mengangguk, “Aku duduk ya, mas.” Rania berjalan dengan langkah pelan menuju pelaminan. Ia berharap Alfi datang agar bisa melihat kondisi terbarunya. Ia ingin tahu apakah mantan suaminya itu sehat. Fira yang sedang berbincang dengan teman-teman kuliah melihat Rania duduk lemas. Ia menghampirinya, “Ran, lo haus? Gue ambilin minum ya?” Ra

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 86 - Menerima Cinta Arbi

    Papa dan mama sedang bicara santai di ayunan belakang rumah. Rania yang haus tengah malam, tidak sengaja diam lebih lama mendengar obrolan mereka di dapur. “Tabungan papa semakin tipis, ma. Kita harus bayar kuliah profesi Rian. Kita juga harus bayar uang pangkal SD nya Satria.” “Mama bisa kok jual semua perhiasan mama, pa.” “Jangan, ma. Kehidupan kita masih panjang.” “Ya terus papa mau apa? Papa gak mungkin kerja lagi.” “Kita jual aja mobil pertama kita.” “Papa yakin? Papa sayang banget loh sama mobil itu.” “Demi Satria. Mana Rania juga mau kuliah profesi. Kemarin biayanya lumayan ‘kan pas disebutin? Kasian kalau dia harus mengubur mimpinya lagi.” Mama membuang nafas pelan, “Andai aja Rania mau terima Arbi langsung, dia pasti bahagia. Arbi bilang dia bersedia menanggung semua biaya kuliah Rania, bayar uang pangkal SD Satria juga. Sayang, Rania masih mikirin si Alfi.” “Ma, kasih aja Rania waktu.” “Mama cuma takut dia gak mau nikah lagi, pa. Apalagi dia gak mencintai

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 85 - Kehidupan Setelah Bercerai

    Empat bulan kemudian... Rania menyirami bunga di halaman rumah mama. Ia tertawa melihat Satria bermain lempar bola dengan Agil. Sudah empat bulan ia dan Satria tinggal disini. Kehidupannya setelah bercerai terjadi baik dan lancar. Mama memintanya bergabung mengikuti organisasi pemberdayaan perempuan yang baru bercerai. Disana terdapat banyak kegiatan sehingga hal tersebut cocok sekali untuknya. “Mama, aku capek.” “Aku juga capek, tante.” “Ya udah kita istirahat dulu ya. Kalian tunggu aja di teras, mama bawain dulu minuman seger buat kalian.” “Yeee!” Satria dan Agil berteriak kegirangan. Rania menaruh poci siram dipinggir dan berjalan menaiki tangga. “Mau kemana? Minumannya udah mbak bikinin.” “Makasih ya, mbak.” “Iya. Minuman dataaaang.” Satria dan Agil berlari untuk mengambil jus tomat itu. “Abisin jusnya, biar mainnya makin semangat.” “Makasih ya, tante.” “Sama-sama, Satria.” Mereka duduk bersama di teras rumah mama yang asri. Mama dan papa ikut keluar

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 84 - Kehadiran Roland di Persidangan

    Rania melirik ke belakang untuk melihat ekspresi semua keluarganya. Mama dan Fira mengangguk untuk ia mengatakan ada alasan selain KDRT itu sehingga ia menggugat cerai suaminya. “Saya ulangi, di berkas perkara gugatan saudari pada suami adalah karena adanya hal lain. Kami ingin mendengar langsung apa yang terjadi selain KDRT itu? Silakan.” Rania menutup matanya. Ia memegangi mikrofon dengan tangan bergetar. Di belakang, mama dan Fira saling berpegangan tangan, berharap Rania tak bodoh seperti biasanya demi menjaga harkat dan martabat calon mantan suaminya. “Alasan saya meminta cerai dari suami saya selain KDRT itu, karena rahasia suami saya yang terbongkar, yang mulia.” “Rahasia apa itu?” “Suami saya—” Roland yang sedari pagi sibuk mengelilingi semua tempat untuk menemukan Alfi, akhirnya menemukan tempat ini setelah berpikir keras buah dari informasi singkat dari petugas resepsionis rumah sakit. Kini ia berdiri sejajar dengan tempat duduk mama dan yang lain, “Mohon izin

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 83 - Pembelaan Rania dan Alfi

    Jam sepuluh pagi sidang digelar. Rania dan Alfi duduk di kursi depan yang menghadap langsung dengan ketiga hakim yang akan memutuskan, apakah gugatan akan dikabulkan atau tidak. Sejauh ini semua berjalan lancar. Mereka bisa kooperatif menyampaikan apa yang terjadi sesuai perkataan saksi. “Untuk saudari Rania, apakah anda memberikan kesempatan untuk suami anda, saudara Alfi agar kalian bisa rujuk?” “Tidak, yang mulia.” “Kenapa anda memasukkan gugatan ini?” “Seperti yang sudah dikatakan oleh para saksi, para ahli forensik, dokter jiwa dan kandungan, saya mendapatkan penyiksaan verbal dan non verbal selama beberapa bulan terakhir ini.” “Apa saja yang saudari dapatkan dalam penyiksaan tersebut?” “Untuk verbal ada cacian, untuk non verbal, pelaku menampar, memukul, menjambak rambut saya, hingga menendang perut saya sampai bayi saya meninggal dalam kandungan, yang mulia.” Mama dan Fira menangis mendengar semua perkataan Rania di depan. Mereka sangat dekat dengan Rania tapi t

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 82 - Sidang Pertama

    Alfi berhasil kabur dari apartemen. Ia pulang ke rumah berharap Rania dan Satria ada disana. Ternyata rumahnya kosong. Bahkan semua barang pribadi mereka sudah tidak ada. Yang ada hanya tetangganya meliriknya sinis. Mereke berbisik-bisik tak menyangka, orang sebaik Alfi bisa menjadi pelaku KDRT. Padahal ia dikenal sebagai suami yang baik dan lemah lembut. “Apa aku harus ke rumah mama? Mungkin Rania sama Satria pindah ke sana.” Alfi langsung tancap gas ke Tangerang. Begitu sampai pagar, ia melihat asisten rumah tangga paruh waktu yang bekerja di rumah mertuanya kaget melihat dirinya. “Mas Alfi ada barang yang ketinggalan?” “Mbok, mama ada di dalem ‘kan?” “Loh. Ibu ‘kan sudah berapa hari ini nginep di Jakarta. Katanya ada urusan. Mbok pikir ibu nginep di rumah mas.” “Mama gak pulang-pulang?” “Cuma bapak yang pulang bawa baju kemarin. Ibu tuh sebenernya ada urusan apa, mas? Ada acara keluarga ya di Jakarta?” “Eum—” “Tumben ibu gak kasih tahu saya.” “Ya udah mbok ka

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 81 - Kabur dari Roland

    Alfi tertawa, “Bertahan sama kamu?” “Aku akan kasih semuaaa yang kamu mau. Setelah kalian bercerai, rumah itu biar aja jadi milik Rania. Aku akan ganti dengan rumah yang lebih besar. Kamu setuju?” Alfi tertawa miring, “Rumah yang lebih besar?” “Iya. Kita juga bisa pergi ke luar negeri buat rayain semuanya.” “Jangan harap itu akan terjadi.” Alfi mencekik Roland sekencangnya berharap ia mati seketika. “Uhuk, Alfi!” “Mati lo bajingan!” Roland berusaha melepaskan lengan Alfi dilehernya. “Gue terpaksa melayani lo karena uang. Gue hanya mencintai Rania. Gue hanya memanfaatkan lo selama ini.” Tubuh tinggi Roland yang melebihi Alfi akhirnya menjadi penolongnya dari cekikkan Alfi. Roland balas mencekik Alfi. “Aku gak akan sampe bunuh kamu. Aku seneng kejar Tikus kehausan kayak kamu.” “Lepas!” “Mau lepas?” Roland melepaskan kedua tangannya, tapi satu layangan tinju diberikan di sisi wajah Alfi, “Mampus lo! Lo pikir gampang kabur dari gue atau bunuh gue?!” Alfi memegang

DMCA.com Protection Status