Share

Bab 71 - Penyiksaan Tiada Ampun

Satria belum pulang. Padahal ini sudah jam tujuh malam. Rania ingin sekalil menyusul ke rumah tetangganya, tapi urung setiap kali mendengar larangan Alfi.

“Udah, sayang, mungkin Satria lagi betah disana. Udah lama dia gak main sama Kenzo ‘kan?”

Rania tak menjawab. Ia hanya khawatir Satria tidak mau pulang karena takut pada papanya.

Alfi menghampiri Rania. Dipeluknya tubuh itu dari belakang, “Kita udah lama gak—“

Rania membalikkan badan, “Jangan malam ini.”

“Kenapa?’

Rania membuang mukanya.

Alfi mengelus perut rata istrinya, “Ini berapa minggu?”

Rania menepis lengan itu.

Alfi tersenyum. Matanya terus terpaku pada perut itu, “Apa kak Arbi harus ngelakuin itu berulang sampe harus menyimpan benihnya agar berhasil bertahan disana?”

“Apa maksud kamu?”

“Itu anak kak Arbi ‘kan?”

“Si-apa yang bilang?” tanya Rania terbata.

Alfi menyentuh pipi istrinya yang merah bekas tamparannya tadi, “Aku kenal kamu dengan baik, Rania Putri. Kamu bukan tipe perempuan nakal. Tapi gak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status