Share

BAB 73. Tante Anin tidak mau pergi.

Tidak tahu malu! Tidak punya iman. Otak mesum! Bisa-bisanya Vidio begitu dikirimkan pada cucunya sendiri tepat saat cucunya sedang sekolah.

Awas kamu opa! Habis kuhajar burungmu sampai loyo bila perlu kubasmi pakai jurus tendangan mautku.

Drrrrttttt!

Lagi pesan dari Nindi.

Pesan diteruskan.

[Bagaimana, Sayangnya Opa? Kamu pasti menikmatinya juga ‘kan. Opa rindu padamu.]

Brengs*k! Benar-benar aki-aki luknut! Pantas saja kelakuan ayah bejat ternyata menurun dari opa.

Astaghfirullah jadi ngomongin ayah yang sudah meninggal gara-gara opa.

[Blokir aja, Nind! Jangan kamu balas.] Kukirim balasan pada Nindi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadi Nindi. Pasti dia pun sekarang syok. Mana dia baru sembuh sakit.

[Berkali-kali aku blokir nomornya, tapi dia selalu kirim pakai nomor baru.]

[Matikan ponselmu, setelah ini kita ke kantor polisi!]

Tak kudapati lagi balasan dari Nindi. Semoga saja ponselnya langsung dinonaktifkan.

Pesan-pesan dari Nindi barusan langsung aku kirim ke nomor Om Ardi. C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status