Share

BAB 74. Kejahatan tidak akan pernah menang.

🌸🌸🌸

“Jangan mimpi, Tan. Ayahku itu tidak pernah memberiku apa-apa. Harta yang diberi ayah padaku itu harta ibuku. Kasihan deh, Tante sudah jadi selingkuhan orang kere ditinggal untuk selamanya pula tanpa dibekali harta sepeser pun!” sahutku.

“Bukan kamu yang menentukan Al, tapi pengadilan,” jawab Tante Anin pede sekali.

“Jadi, Tante mau bawa masalah ini ke hukum?” tanyaku meyakinkan.

“Iya, dong! Kenapa, kamu takut, ya?” sahutnya lagi.

“Enggak. Sama sekali enggak takut. Silakan saja, tapi memangnya Tante punya duit untuk ngurus ini dan itunya. Ingat Tante Anin itu masih dalam pengawasan ketat polisi. Tante enggak lupa kan, kalau terlibat dalam pembakaran kamar tidur Aldi yang menewaskan Aldi?” kataku telak. Tante Anin kaget.

“Tidak! Aku tidak bersalah! Aku tidak mau dipenjara aku tidak mau melahirkan di penjara!” Histeris Tante Anin memegangi kepalanya lalu terduduk di lantai seraya menangis meraung-raung.

“Ada apa ini, kenapa tangis-tangisan sudah seperti ada kematian saja!” tegur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status